Dampak Kualitas Software Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Di Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung

(1)

xviii LAMPIRAN

Lampiran Nama Lampiran

1 Biodata Penulis

2 Kuesioner

3 Surat Balasan dan Surat Keterangan Penelitian dari Perusahaan

4 Surat Keterangan Lulus Uji Program 5 Hasil Kuesioner X

6 Hasil Kuesioner Y

7 Jurnal


(2)

ii

ABSTRACT

Fingerfrint Attendance Software is the software used by LAPAN Bandung for evaluating and monitoring the presence of the employee in accordance with applicable regulations, in other words is to see the level of discipline the employee. And to provide as complete information on the leaders and the kekaryawanan related to discipline employees in the form of work absenteeism attendance. The purpose of this study is to determine the impact of Fingerfrint Attendance Software Employee Discipline Against the LAPAN Bandung.

The method used in this research is descriptive and verification with quantitative approach. To know the implementation of Attendance Software Fingerfrint that are currently running on LAPAN Bandung, it can be seen from the Flow Map, Context Diagram (DK) and Data Flow Diagrams (DFD). Data collection techniques using observation, interviews and questionnaires. Quantitative analysis using statistical analysis of Pearson Product Moment Correlation, Regression Test, coefficient of determination, and the Z test to test the hypothesis with the help of the application of SPSS 15.0 For Windows.

Results of research conducted by the researchers that the level of response categories for the respondents to the quality of Attendance Software Fingerfrint otherwise VERY GOOD and Responder of the discipline of work after the introduction of Attendance Software Fingerfrint categorized VERY GOOD, with a confidence level of 99% generated the level of correlation strength and direction as well as significant in improving the discipline of employees with the percentage impact produced by the Software Attendance Fingerfrint to discipline employees that is equal to 53.14% and the remaining 46.86% influenced by other factors is motivation, intensive employee and leadership style. In a hypothesis test conducted using the z test, a score of 6.228 and Ztabel Zhitung of 2.58 for = 1%, it can be seen that there is in the rejection of H0, H1 accepted or mean Attendance Software Fingerfrint impact on the Discipline of Employees in LAPAN Bandung. This suggests that the impact Fingerfrint Attendance Software Employee Discipline in LAPAN Bandung.


(3)

i

ABSTRAK

Software Absensi Fingerfrint adalah software yang digunakan oleh LAPAN Bandung untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin para karyawan. Serta memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan berupa absensi kehadiran kerja. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini

yaitu untuk mengetahui Dampak dari Software Absensi Fingerfrint Terhadap Disiplin

Kerja Karyawan pada LAPAN Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif

dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui implementasi dari Software

Absensi Fingerfrint yang kini sedang berjalan di LAPAN Bandung, maka dapat

dilihat dari Flow Map, Diagram Konteks (DK) dan Data Flow Diagram (DFD).

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif menggunakan statistik analisis Korelasi Pearson Product Moment, Uji Regresi, Koefisien Determinasi, dan Uji Z untuk

menguji hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS 15.0 For Windows.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu tingkat kategori untuk

tanggapan responden terhadap kualitas Software Absensi Fingerfrint dinyatakan

SANGAT BAIK dan Tanggapan responden mengenai disiplin kerja setelah adanya

Software Absensi Fingerfrint dikategorikan SANGAT BAIK, dengan tingkat

kepercayaan sebesar 99% dihasilkan tingkat korelasi Kuatdan searah serta signifikan

dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan dengan persentase dampak yang dihasilkan oleh Software Absensi Fingerfrint terhadap disiplin kerja karyawan yaitu

sebesar 53,14% dan sisanya 46,86% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yaitu

motivasi, intensif karyawan dan gaya kepemimpinan. Dalam uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji z, didapatkan nilai Zhitung sebesar 6,228 dan Ztabel sebesar

2,58 untuk = 1 %, maka dapat diketahui bahwa H0 ada pada daerah penolakan,

berarti H1 diterima atau Software Absensi Fingerfrint berdampak terhadap Disiplin

Kerja Karyawan di LAPAN Bandung. Ini menunjukkan bahwa Software Absensi

Fingerfrint berdampak terhadap Disiplin Kerja Karyawan di LAPAN Bandung.


(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu pesat, terutama dalam bidang Teknologi Informasi (TI) yang semakin maju seiring dengan kebutuhan pemakai (user) untuk memperoleh suatu karya atau inovasi maksimal serta memperoleh kemudahan dalam segala aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Perjalanan TI memang diakui sangat pesat di dunia ini, oleh karena itu kita dituntut untuk dapat mengikutinya karena TI dapat mendukung seluruh aktifitas hidup kita. Salah satu contohnya ialah teknologi komputer yang banyak membantu dalam pekerjaan manusia.

Penggunaan komputer dalam sistem informasi tidak lepas dari penyediaan sarana berupa software dan hardware yang memiliki kecepatan proses yang memadai sebanding dengan tingkat pekerjaan, serta penyediaan brainware, sehingga user yang menjalankan sistem tersebut mengalami peningkatan agar tidak menjadi sia-sia karena ketidakmampuan pengguna. Seyogyanya kelebihan yang ada dibidang TI sudah digunakan di seluruh aspek kehidupan mulai dari Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan.

Peranan teknologi informasi terhadap kemajuan suatu perusahaan sudah tidak diragukan lagi, dengan dukungan teknologi informasi yang baik maka


(5)

2

sebuah perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan menerapkan berbagai teknologi informasi yang berupa pengadaan sistem yang terkomputerisasi. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung adalah salah satu dari sekian banyak instansi pemerintahan atau perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan operasionalnya.

LAPAN adalah Lembaga Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Sebagaimana telah diputuskan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974 dan yang terakhir Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2004, yakni mengenai penyempurnaan organisasi. Dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh mentri yang bertanggungjawab di bidang riset dan teknologi, hal ini di karenakan LAPAN mempunyai kegiatan di bidang teknologi dan riset. Bagi perusahaan sebesar ini, untuk mengetahui dan mengontrol kedisiplinan para karyawannya, diperlukan suatu sistem yang dapat mengontrol kedisiplinan para karyawannya tersebut. Oleh karena itu, LAPAN telah menggunakan suatu sistem yang bertujuan untuk dapat mengontrol dan mengetahui kedisplinan para karyawannya.

Salah satu teknologi informasi yang diterapkan di LAPAN adalah software absensi menggunakan fingerprint. Fingerprint adalah mesin absensi yang menggunakan sidik jari, dimana sidik jari tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena itu dengan mesin tersebut otomatis tidak akan dapat dimanipulasi. Dan juga dikarenakan teknologi sidik jari jauh lebih mudah dalam penggunaannya


(6)

3

dibandingkan dengan teknologi lainnya. Software ini dibuat untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi bagi karyawan, serta dalam rangka pembinaan pegawai khususnya untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin para karyawan. Dan yang terpenting dengan adanya software absensi menggunakan fingerprint adalah menghindari kecurangan karyawan dalam hal absensi.

Tabel 1.1 perbandingan sebelum dan sesudah pemakaian Software Absensi fingerprint

Faktor Kelemahan Sebelum menggunakan

Software Absensi menggunakan

fingerprint

Setelah menggunakan

Software Absensi menggunakan

fingerprint

Ketidakjujuran

karyawan via

buddy punching (teman sekerja yang mencatatkan

kehadiran)

Seringkali terjadi. Kartu absensi digunakan bersama-sama

Tidak mungkin terjadi. Sidik jari tidak dapat digunakan oleh rekan sekerjanya yang lain.

Manipulasi atau hilangnya kartu absensi

Mungkin terjadi Kartu absensi dapat dipertukarkan antar rekan sekerja

Tidak mungkin terjadi Tidak menggunakan kartu absensi, sidik jari seseorang selalu unik (tidak

ada yang sama).Dapat

menggunakan lebih dari 1 jari sebagai identifikasi

Kesalahan/ ketidakakuratan pencatatan waktu kerja karyawan

Kurang akurat. Pencetak waktu dapat diset atau reset manual, sehingga mungkin dapat menjadi tidak akurat

Akurat Pencatatan waktu

menggunakan komputer, sangat akurat

sistem pelaporan Secara manual Hrs dilakukan secara manual, kemungkinan kesalahan penyalinan data dari kartu absensi cukup besar

Kemungkinan Kesalahan dalam pembuatan laporan sangatlah kecil.

Sumber Data : LAPAN

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat perbedaan yang signifikan dalam kedisiplinan karyawan. Secara besarannya, disiplin kerja dinilai kurang baik


(7)

4

dikarenakan karyawan belum memiliki suatu alat yang dapat mengatasi masalah yang terjadi. Dengan adanya Software Absensi menggunakan fingerprint tersebut, banyak masalah-masalah yang sebelumnya banyak terjadi dapat teratasi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh software tersebut. Oleh karena itu sudah semestinya kualitas disiplin kerja karyawan semakin meningkat dengan adanya aplikasi tersebut.

Disiplin kerja disini ialah disiplin dalam hal waktu kerja, dan disiplin dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan adanya kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan yang diwujudkan dalam disiplin kerja yang tinggi, maka suatu produktivitas kerja juga akan tercapai. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi bukan hal yang mudah utuk dilaksanakan. Faktor yang sangat penting untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para karyawan, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan kemajuan dalam mencapai tujuan perusahaan ( Hasibuan,2002: 189). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan,2002: 193). Tingginya disiplin kerja pegawai akan mampu mencapai efektivitas kerja yang maksimal, baik itu disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan dalam instansi tersebut.

Namun kekurangan dalam proses penggunaan Software Absensi fingerprint ini masih saja terjadi, yakni pada saat merekam jari, jari setiap karyawan harus benar-benar dalam keadaan bersih, kalau tidak bersih, maka sidik


(8)

5

jari akan sulit terekam. Selain itu masalah yang terjadi adalah didalam mesin fingerprint tidak tersedianya prosedur pembatasan jam absensi yang diijinkan. Selanjutnya masalah yang lainya adalah apabila ada pegawai yang tidak masuk kerja dihari tersebut, maka pada saat admin mengambil data dari databse lalu menampilkannya dalam format Microsoft Excel , maka nama pegawai yang tidak masuk kerja pada hari tersebut tidak akan tercantum didalam file tersebut. Semua masalah tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, mulai dari sumber daya manusia yang tidak siap menerima sistem yang berbasis komputer, sampai kepada kualitas aplikasi yang kurang mendukung prosedur-prosedur lapangan.

Dengan diterapkannya software Absensi menggunakan fingerprint diharapkan para karyawan akan lebih meningkatkan tingkat kedisiplinannya terhadap menggunakan jam kerja, dengan kata lain mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan supaya tujuan kantor dan intansi dapat berjalan lancar.

Berdasarkan Uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas software Absensi fingerprint terutama mengenai bagaimana dampaknya terhadap disiplin kerja karyawan dan bermaksud menuangkannya kedalam bentuk skripsi dengan judul :

Dampak Kualitas Software Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Kerja Karyawan di LAPAN Bandung .


(9)

6

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada sebagai berikut :

1. Fingerprint sulit membaca sidik jari yang tipis, kering, atau banyak luka. Jadi setiap pegawai yang akan melakukan absen harus memastikan bahwa jari mereka harus dalam keadaan bersih, kalau tidak bersih maka sidik jari akan sulit terekam.

2. Seringkali karyawan telat masuk kantor dan terlalu cepat pulang kantor, hal ini dikarenakan didalam mesin fingerprint tidak tersedianya prosedur pembatasan jam absensi yang diijinkan,.

3. Apabila ada pegawai yang tidak masuk kerja dihari tersebut, maka pada saat admin mengambil data dari databse lalu menampilkannya dalam format Microsoft Excel, maka nama pegawai yang tidak masuk kerja pada hari tersebut tidak akan tercantum didalam file tersebut.

Adapun penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana software Absesnsi yang sedang berjalan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung.


(10)

7

2. Bagaimana tanggapan responden atas kualitas software absensi pada LAPAN Bandung.

3. Bagaimana tingkat disiplin karyawan setelah menggunakan software absensi di LAPAN Bandung.

4. Seberapa besar dampak software absensi terhadap disiplin kerja karyawan di LAPAN Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan mengenai software absensi menggunakan fingerprint dan disiplin kerja, yang nantinya akan digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kualitas software absensi menggunakan fingerprint dampaknya terhadap disiplin kerja karyawan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui software absensi yang sedang berjalan di Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap implementasi software Absensi terhadap disiplin kerja karyawan di LAPAN Bandung 3. Untuk mengetahui tingkat disiplin setelah menggunakan software


(11)

8

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh software Absensi terhadap disiplin kerja karyawan di Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Semua informasi yang dihasilkan dikumpulkan melalui penelitian dan studi literatur ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis sendiri, LAPAN, maupun Pihak lain.

1.4.1. Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna serta sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam mengambil keputusan terkait dengan penerapan software Absensi..

2. Bagi Karyawan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi karyawan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan disiplin kerja yang selama ini dilaksanakan.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara akademis sebagai berikut :


(12)

9

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya arti suatu kedisiplinan dalam hal apapun, terutama mengenai dampak software Absensi fingerprint terhadap disiplin kerja.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi peneliti lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung mengenai software Absensi ataupun dalam hal pelaksanaan disiplin kerja.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan khususnya tentang penerapan software Absensi dan pelaksanaan disiplin kerja karyawan, serta membandingkan antara fakta dengan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan.

1.5. Batasan Masalah

Untuk mengkaji suatu permasalahan yang di hadapi oleh LAPAN Bandung tersebut, dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas, agar pembahasan dan penyusunan dapat di lakukan secara terarah dan tercapai dengan tujuan yang di hadapkan serta untuk menghindari luasnya masalah. Maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas yaitu:


(13)

10

1. Penelitian dilakukan pada karyawan di bagian Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim.

2. Dari Sebelas dimensi kualitas software yang dikemukankan para pakar hanya 5 yang penulis pergunakan untuk menguji kualitas Software Absensi menggunakan fingerprint dikarenakan tidak semua dimensi kualitas software yang ada dapat digunakan dan sesuai untuk menguji kualitas Software Absensi menggunakan fingerprint. Adapun 5 dimensi tersebut yaitu: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, dan Usability

1.6.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berdasarkan pemaparan diatas maka dibuatlah kerangka pemikiran dan hipotesis sebagai berikut :

1.6.1. Kerangka Pemikiran

Bidang Teknologi Informasi memang sedang di minati oleh seluruh perusahaan untuk kinerjanya yang sangat mendukung, dalam hal ini perusahaan berharap banyak ketika sebuah pekerjaan yang memakan waktu yang banyak dapat disingkat dengan baik agar efisiensi waktu dapat dilakukan. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang sudah terkomputerisasi yang diharapkan mampu membatu mempermudah pekerjaan karyawan didalam suatu perusahaan, sistem yang dimaksud berupa software.

Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.


(14)

11

Menurut Roger Pressman (2002:10) Software atau perangkat lunak merupakan perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan.

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).

Perangkat lunak (PL) atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :

1) Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan

2) Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

3) Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.

Saat ini penggunaan software sudah mencangkup dibeberapa bidang dalam perusahaan contohnya penggajian, persediaan, penjualan dll. Namun ada hal penting yang perlu dibuatkannya sistem terkomputerisasi yaitu Sistem Absensi. Sistem absensi yang baik sekarang ini ada yang disebut biometrics, yaitu sistem absensi menggunakan data dari tubuh manusia. Ada beberapa metode yang digunakan dalam metode biometric, diantaranya melalui sidik jari, tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Metoda yang sering digunakan ialah dengan menggunakan sidik jari, hal ini tentunya dengan berbagai keunggulan yang


(15)

12

dimilikinya dibandingkan dengan metode yang liannya. Dengan software absensi menggunakan fingerprint, maka setiap penggunanya akan dideteksi secara akurat sehingga tidak dapat absensi karyawan diwakilkan.

Software Absensi menurut Edi (2010) adalah :

Software yang menunjang untuk keperluan absensi, yang didalamnya mencangkup pemasukan, penyimpanan data jam masuk dan jam pulang, serta memproses data tersebut menjadi sebuah laporan yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan .

Tujuan dari penggunaan software ini adalah :

1. Melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin para karyawan.

2. Kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada karyawann dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kekaryawanan.

3. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja serta memberikan informasi loyalitas karyawan yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian karyawan.

Tidak dapat dipungkiri dengan adanya software ini, sangat mengambil manfaat lebih banyak dari sistem yang sudah ada sebelumnya. Dengan adanya software ini tentunya akan menyelesaikan masalah-masalah klasik pencatatan absensi, yaitu diantaranya buddy punching, kartu yang hilang, pencatatan


(16)

13

absensi yang kurang akurat, hingga keamanan informasi. Pada awalnya mungkin software absensi yang menggunakan Teknologi Informasi akan memakan banyak biaya namun demikian jika dilihat manfaat dan jangka waktu yang lama sistem yang terkomputerisasi dengan TI akan mendapatkan manfaat yang menguntungkan perusahaan.

Dalam rangka meningkatkan disiplin karyawan, maka upaya pengendalian dan pengawasan disiplin kerja karyawan perlu dilaksanakan secara terus menerus dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai alat pengawasan dan pengendalian adalah melihat tingkat kehadiran karyawan yang secara periodik dievaluasi.

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291). Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap para pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja. Sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah pengurangan yang dipaksakan oleh pimpinan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu (Gomes, 2000 : 232). Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh kejadian-kejadian


(17)

14

perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi.

Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.

Umumnya Disiplin Kerja dapat terlihat apabila pegawai datang ke kantor teratur dan tepat waktu, jika mereka berpakaian rapi ditempat kerja, jika mereka menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati, jika mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan mengikuti cara kerja yang telah ditentukan oleh kantor / Instansi dan jika mereka menyelesaikan pekerjaan dan semangat kerja. Disiplin Kerja pegawai kantor / Instansi dapat dikatakan baik (Leteiner & Levine, Terjemahan Soejono, 2003 : 67) apabila :

a. Adanya ketaatan pegawai terhadap peraturan jam kerja. b. Ketaatan pegawai terhadap pakaian kerja.

c. Menggunakan dan menjaga perlengkapan kantor. d. Kuantitas dan kualitas hasil kerja sesuai dengan standar.


(18)

15

e. Adanya semangat pegawai dalam bekerja.

Adapun kriteria yang dipakai dalam disiplin kerja tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga indikator yaitu diantaranya :

1. Ketepatan Waktu

Tepat diartikan bahwa tidak ada selisih sedikitpun, tidak kurang dan tidak lebih, persis. Sedangkan waktu adalah serangkaian saat yang telah lewat, sekarang dan yang akan datang. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan waktu adalah hal keadaan tepat tidak ada selisih sedikitpun bila waktu yang ditentukan tiba.

2. Kesetiaan / Patuh pada peraturan dan tata tertib yang ada

Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik, untuk itu dibutuhkan sikap setia dari pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti sikap taat dan patuh dalam mengenakan seragam, atau dalam melaksanakan komitmen yang telah disetujui bersama dan terhadap peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan.

3. Mempergunakan dan memelihara peralatan kantor

Peralatan adalah salah satu penunjang kegiatan, agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Dengan penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya dapat mengurangi resiko akan kerusakan peralatan yang kebih berat. Merawat dan


(19)

16

memelihara merupakan salah satu wujud tanggung jawab dari pegawai.

Setelah terdapatnya suatu software yang baik dan disiplin kerja yang handal dari karyawannya, diperlukan analisis dampak yang ditimbulkan dari variabel (X) terhadap variabel (Y).

Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall membagi faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :

1) Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).

2) Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision). 3) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru

(ProductTransition).

Dalam penelitian ini penulis membahas hanya dari satu dimensi saja yang mempengaruhi kualitas suatu piranti lunak. Faktor McCall yang berkaitan dengan penelitian dengan sifat operasional dari software yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Correctness sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan memenuhi sasaran misi pelanggan.

2. Reliability sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.


(20)

17

3. Efficiency banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.

4. Integrity sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.

Adapun teori penghubung yang menghubungkan variable X dan Y dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 1.1Teori Penghubung Variabel X dan Y

Berdasarkan uraian dan teori keterkaitan diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

The lack optimalization of existing absenteeism record system is the factor which causing the hardness in getting reliable information to be applied to employee s discipline. So, in order to discipline the workers, an adequate information technology is needed to achieve a well-form report.


(21)

18

Gambar 1.2 Skema Kerangka Pemiiran 1.6.2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas penulis memberikan hipotesis awal sebagai berikut :

Software Absensi Fingerprint Berdampak terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Lembaga Penerbangan dan Anrariksa Nasional (LAPAN) Bandung .

Var X

Software Absensi Fingerprint penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu

softwareyaitu: 1. Correctness

2. Reliability

3. Efficiency

4. Integrity

5. Usability

(Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977)

Var Y

Disiplin Kerja Karyawan

1. Ketepatan Waktu 2. Kesetiaan / patuh

pada peraturan yang ada.

3. Mempergunakan / memelihara peralatan kerja


(22)

19

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Dampak kualitas software absensi fingerprint terhadap disiplin kerja karyawan di Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, maka tempat dimana akan dilakukan penelitian adalah di Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yaitu di Jl. Dr. Djunjunan 133 Bandung. Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2Waktu Penelitian

Aktivitas

Waktu

No Agustus10 September 10 Oktober 10 November 10 Desember 10 Januari 11

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi

2. Interview

3. Kuisioner

4. Merubah Data, dari ordinal ke dalam interval

5. Proses Pengolahan Data

6. Kesimpulan


(23)

20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Software / Perangkat Lunak

Nama lain dari software disebut juga dengan perangkat lunak. Seperti nama lainnya itu, yaitu perangkat lunak, sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat

dan disentuh oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh

dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi kita bisa mengoperasikannya.

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software)

adalah:

Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).

Menurut Roger Pressman (2002:10) Software atau perangkat lunak

merupakan perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan. Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin untuk


(24)

21

perangkat lunak dalam sistem komputer merupakan hal yang penting. Perangkat lunak ini merupakan perintah-perintah yang disusun oleh programmer untuk dapat memberdayakan sumber daya yang dimiliki oleh komputer tersebut. Dalam

kegunaannya software berguna untuk menerjemahkan bahasa yang digunakan

manusia untuk dimengerti oleh bahasa mesin komputer yaitu true atau false. Dapat

disimpulkan bahwa perangkat keras atau hardware tidak dapat digunakan jika sistem

perangkat lunak tidak ada di dalam sistem komputer.

Perangkat lunak (PL) atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :

1) Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan

2) Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

3) Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi

secara proporsional

2.1.1. Karakteristik Software

Adapun karakteristik dari karakteristik software ini yaitu diantaranya:

1) Perangkat Lunak (software) merupakan suatu produk, sekaligus sarana

untuk membangun suatu produk

2) Perangkat Lunak (software) dibangun dan dikembangkan (engineered, not


(25)

22

Lunak (software) dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah

jadi dapat dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk Perangkat Lunak (software) dikonsentrasikan pada pengembangan.

3) Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun

memburuk (deteriorate). Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan pengembangan Perangkat Lunak (software) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali

Perangkat Lunak (software) rusak, maka tidak dapat diganti dengan

Perangkat Lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang

karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat Lunak (software) (berbeda

dengan hardware).

4) Sampai saat ini kebanyakan Perangkat Lunak (software) masih dibuat

menurut pesanan (custom built)

2.1.2. Klasifikasi Software

Perangkat lunak secara umum dapat di bagi 2 yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi.

1. Perangkat lunak aplikasi / application software

Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan


(26)

23

perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan

pemutar media. Contoh dari software aplikasi yaitu : Open Office, Google

Chrome web browser, GIMP, dll. (sumber : id.wikipedia.org).

2. Sistem Operasi

Sistem operasi adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web. Secara umum sistem operasi menempati urutan pertama pada memori komputer pada saat komputer mulai di hidupkan, setelah itu baru software-software lainnya mulai di jalankan. Contoh dari sistem operasi adalah Microsoft Windows, Linux, Solaris, Macintosh, dll. (sumber : id.wikipedia.org)

2.1.3. Kualitas Software

American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu . Sebagai atribut dari sesuatu, kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur-sesuatu yang dapat dibandingkan dengan standar yang sudah diketahui.


(27)

24

Menurut Roger Pressman (2002:10) Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang komplek dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya.

Software (perangkat lunak) dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan sempurna memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang

membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap User

requirement atau kebutuhan pengguna. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Faktor yang dapat secara langsung diukur.

2. Faktor yang tidak dapat secara langsung diukur.

Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall membagi faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :

1) Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).

2) Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision).

3) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru


(28)

25

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka McCall memberikan penjelasan mengenai kualitas software sebagai berikut :

1. Correctness sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan

mission objective dari users

2. Reliability sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.

3. Efficiency banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang

dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.

4. Integrity sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan,

menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.

6. Maintainbilitas usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program.

7. Fleksibilitasi usaha yang diperlukan untuk memodifikasi program operasional

8. Testabilitas usaha yang diperlukan untuk menguji sebuah program untuk memastikan apakah program melakukan fungsi-fungsi yang dimaksudkan.


(29)

26

9. Protabilitas usaha yang diperlukan untuk memindahkan program dari satu perangkat keras dan atau lingkungan system perangkat lunak ke yang lainnya

10. Reusabilitas tingkat dimana sebuah program dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain yang berhubungan dengan kemasan dan ruang lingkup dari fungsi yang dilakukan oleh program

11. Interoperabilitas Usaha yang diperlukan untuk merangkai satu system dengan system yang lainnya.

2.2. Software Absensi fingerprint

Software absensi adalah aplikasi yang dibuat oleh Datascrip Business Sollutions dan diterapkan di LAPAN Bandung untuk memenuhi kebutuhan karyawannya dalam melakukan pekerjaan dalam hal kehadiran terutama pada pendokumentasian dan memonitoring jam masuk dan jam keluar kerja.

Definisi Software absensi menurut (Edi :2010)

Software yang menunjang untuk keperluan absensi, yang didalamnya mencangkup pemasukan, penyimpanan data jam masuk dan jam pulang, serta memproses data tersebut menjadi sebuah laporan yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan .


(30)

27

Tujuan dari penggunaan software ini adalah :

1. Melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin para karyawan.

2. Kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada karyawann dan

dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kekaryawanan.

3. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan

bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian karyawan.

2.3. Disiplin Kerja

Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang bekerja dapat mematuhi tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan agar para

karyawan dapat melaksanakan sikap disiplin dalam bekerja sehingga

produktivitasnya pun meningkat. Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291).


(31)

28

Disiplin kerja dapat pula dikatakan sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. (Hasibuan, 2002 : 193) Berdasrkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja.

Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemahdan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa saja telah

menjadi norma, etika dan kaidah yang berlaku.

2. Adanya perilaku yang terkendali


(32)

29

Dengan demikian disiplin kerja dapat dilihat dari :

1. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang berlaku termasuk tepat

waktu dan tanggung jawabnya pada pekerjaan.

2. Bekerja sesuai dengan prosedur yang ada.

3. Memelihara perlengkapan kerja dengan baik.

Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para karyawan, bekerja sesuai dengan prosedur, dan sebagainya sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efesien serta dapat meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performansi kerjanya dibawah standar. Tindakan disiplin ini dapat berupa teguran-teguran (reprimands), penskoran (suspension), penurunan pangkat atau gaji (reductions in rank or pay) dan pemecatan (firing).

Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengurangan anggaran atau kurangnya kerja. Tindakan-tindakan disipliner ini disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi (Gomes, 2000 : 232).

Pelaksanaan disiplin berangkat dari asumsi bahwa sejumlah permasalahan lainnya sudah diatasi, seperti mengenai rancangan pekerjaan (job design), seleksi, orientasi, penilaian, performansi, pelatihan dan kompensasi.


(33)

30

2.3.1. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2008 : 208), disiplin kerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Disiplin Preventif

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong para karyawan agar secar sadar mentaati berbagai standart dan aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Lebih

utama dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan Self Dicipline pada

setiap karyawan tanpa kecuali. Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin preventif dimana berbagai standar diketahui dan dipahami. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja tanpa paksaan tersebut perlu kiranya standart itu sendiri bagi setiap

karyawan, dengan demikian dicegah kemungkinan-kemungkinan

timbulnya pelanggaranpelanggaran atau penyimpangan dari standart yang ditentukan.

2. Disiplin Korektif

Disiplin ini merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini dapat berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary action)


(34)

31

3. Disiplin Progresif

Disiplin ini berarti memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif juga memungkinkan manajemen untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan.

Disiplin dapat dibedakan berdasarkan tingkatannya, yaitu (Prijodarminto, 2004 : 25) :

1. Disiplin Pribadi

Disiplin pribadi sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari kepatuhan atas aturan-aturan yang mengatur perilaku individu.

2. Disiplin Kelompok

Disiplin kelompok sebagai perwujudan yang lahir dari sikap taat, patuh terhadap aturan-aturan (hukum) dan norma-norma yang berlaku pada kelompok atau bidang-bidang kehidupan manusia.

3. Disiplin Nasional

Disiplin nasional yakni wujud disiplin yang lahir dari sikap patuh yang ditunjukkan oleh seluruh lapisan masyarakat terhadap aturan-aturan, nilai yang belaku secara nasional.


(35)

32

Dalam setiap oragnisasi atau perusahaan yang diinginkan adalah jenis disiplin reventif yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan tetapi dalam kenyataan selalu mengatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar dan hak-hak karyawan sudah menjadi alat pengenalan yang tepat kepada disiplin karyawan, karena hak-hak karyawan seringkali merupakan masalah dalam kasus-kasus disiplin karyawan. Demikian juga dalam penelitian ini jenis-jenis disiplin kerja yang dikaji adalah disiplin preventif yang dilaksanakan untuk mendorong pegawai agar mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

2.3.2. Pendekatan Dalam Disiplin

Sistem disiplin karyawan dapat dipandang suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian beasr orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Adapun pendekatan-pendekatan dalam disiplin kerja karyawan (Mathis dkk, 2002: 314) adalah :

1. Pendekatan Disiplin Positif

Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruktif tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya


(36)

33

menggunakan hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Kekuatan pendekatan positif ini dalam disiplin adalah fokusnya pada pemecahan masalah. Juga, karena karyawan merupakan partisipan aktiv selama proses tersebut, maka perusahaan yang menggunakan pendekatan ini cenderung memenangkan tuntutan hukum jika karyawan mengajukan tuntutan. Kesulitan utam dengan pendekatan positif terhadap disiplin adalah jumlah waktu yang sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang diperlukan.

2. Pendekatan Disiplin Progresif

Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK. Dengan demikian, disiplin progresif menekankan bahwa tindakantindakan dalam memodifikasi perilaku akan bertambah berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap menunujukkan perilaku yang tidak layak.

2.3.3. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2001:293) tujuan utama mengadakan sanksi disiplin kerja bagi pegawai yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Sansi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Pada


(37)

34

umumnya sebagai pegangan menajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya :

a. Tingkat jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan / pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b. Pembebasab dari jabatan / pekerjaan untuk dijadikan sebagai pegawai

biasa bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri

pegawai yang bersangkutan.

d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai pegawai di

perusahaan.

2. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi Disiplin Sedang misalnya :

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancang

sebagaimana pegawai lainnya.

b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian, mingguan, atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi pegawai yang bersangkutan pada


(38)

35

3. Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi Disiplin Ringan misalnya :

a. Teguran lisan kepada pegawai yang bersangkutan

b. Teguran Tertulis


(39)

36

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan objek penelitian sangat penting dikarenakan untuk menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan

objek penelitian yaitu Dampak Kualitas Software Absensi Fingerprint terhadap

Disiplin Kerja Karyawan di LAPAN Bandung . Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel

bebas (X) dalam penelitian ini adalah Software Absensi Fingerprint sedangkan

variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Disiplin Kerja Karyawan Pada LAPAN Bandung.


(40)

37

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk panitia Astronautika ole Mentri pertama RI, Ir. Juanda (Selaku Ketua Dewan Kedirgantaraan RI) dan R.J. Salatun (Selaku Sekertaris Dewan Penerbangan RI).

Pada tanggal 22 September 1962, terbentuk Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telementrinya pada tahun 1964. Kemudian pada tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN), untuk melaksanakan penyelenggaraan program-program

pembangunan kedirgantaraan nasional.

Selanjutnya penyempurnaan organisasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah dilaksanakan melalui beberapa Keputusan Presiden (Keppres) yang terakhir dengan Keputusan Presiden (Keppres) Tahun 2004.

Penyempurnan Organisasi LAPAN

1. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974,


(41)

38

3. Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994,

4. Keppres Nomor 132 Tahun 1994,

5. Keppres Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapakali yang

terakhir dengan Keppres nomor 62 Tahun 2001,

6. Keppres Nomor 178 Tahun 2001 sebagaimana diubah beberapakali yang

terakhir dengan Keppres nomor 60 Tahun 2001,

7. Keppres Nomor 103 Tahun 2001

Adapun Lingkup Kegiatan LAPAN, meliputi :

a. Pengembangan teknologi dan pemanfaatan pengindraan jauh.

b. Pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa.

c. Pengembangan teknologi dirgantara.

d. Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.

Selain itu, LAPAN juga menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN

3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.


(42)

39

5. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan bidang pengindraan jauh,

serta pengembangan bank data pengindraan jauh nasional dan pelayanannya

Tugas Pokok

a. Melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan

kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

b. Melaksanakan tugas Sekertariat Dewan Penerbangan dan Antariksa

Nasional Republik Indonesia (DEPANRI), sesuai Keppres No. 99 Tahun 1993 tentang DEPANRI sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 132 Tahun 1988 tentang Perubahan atas Keppres No. 99 Tahun 1993.

DEPANRI adalah suatu badan nasional yang mengkoordinasikan program-program kedirgantaraan antar instansi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masalah-masalah kedirgantaraan.

Untuk menjalankan fungsinya, LAPAN mempunyai Kewenangan :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

2. Perumusan kebijakan dibidangya untuk mendukung pembangunan secara

makro.


(43)

40

4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

pemanfaatannya.

b. Pengindraan/pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi

perizinan orbit satelit.

Secara organisatoris Lembaga Penerbangan dan Antarisa Nasional berpusat di Jakarta, LAPAN sendiri terbagi atas tiga Kantor Deputi yakni Deputi Bidang Pengindraan Jarak Jauh yang berkantor di Jakarta, Deputi Bidang Pengkajian dan informasi Kedirgantaraan berkantor di Bandung dan Deputi Bidang teknologi Dirgantara yang berpusat di Jakarta.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Dalam suatu perusahaan atau lembaga pemerintah terdapat visi dan misi, pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional terdapat visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional adalah :

meningkatkan Peran IPTEK kedirgantaraan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan berkelanjutan.


(44)

41

1. Meningkatkan Penguasaan Teknologi Wahana Dirgantara dan

Sistem Antariksa untuk Mencapai Kemandirian dalam Rangka Mendukung Kesinambungan Pemanfaatan dan Pendayagunaan, Serta Menjaga Keutuhan NKRI.

2. Meningkatkan Partisipasi dalam Pembangunan Ekonomi melalui

Upaya Pemanfaatan Teknologi Dirgantara dalam Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan

3. Meningkatkan Penguasaan Sains Atmosfer dan Antariksa dalam

Rangka Menguasai pengetahuan tentang Sisitem Bumi dan Sistem

Matahari-Bumi untuk Pemanfaatannya di Indonesia dan

Kontribusinya pada Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

4. Meningkatkan Pengkajian Kebijakan dan Perundang-undangan

dalam Bidang Kedirgantaraan untuk Keperluan Pembangunan Kedirgantaraan Nasional dan Perlindungan kepentingan Indonesia

dalam Pendayagunaan Dirgantara, serta Komunikasi

Kedirgantaraan.

5. Meningkatkan Manajemen, Sumber Daya, dan Kinerja

Pelaksanaan Program LAPAN.

6. Meninhkatkan kerjasama penelitian, Hubungan Antar Lembaga,


(45)

42

3.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) adalah sebagai berikut :

PUSAT PEMANFAATAN SAINS ATMOSFER DAN IKLIM Inspektorat KEPALA LAPAN Biro Humas dan Kerjasama Biro Perencanaan dan organisasi Biro Umum DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI DIRGANTARA DEPUTI BIDANG PENGINDRAAN JAUH DEPUTI BIDANG SAINS, PENGKAJIAN DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN PUSAT PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNOLOGI PENGINDRAAN JAUH PUSAT PENGINDRAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN SAINS ANTARIKSA PUSAT TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DIRGANTARA PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN DIRGANTARA PUSAT TEKNOLOGI WAHANA DIRGANTARA PUSAT ANALIS DAN

INFORMASI KEDIRGANTARAAN


(46)

43

SUB BAGIAN TATA USAHA BIDANG PEMODELAN IKLIM PUSAT PEMANFAATAN SAINS ATMOSFER DAN IKLIM URUSAN PERLENGKAPAN DAN RUMAH TANGGA URUSAN KEPEGAWAIAN URUSAN KEUANGAN URUSAN TATA USAHA BIDANG APLIKASI KLIMATOLOGI DAN LINGKUNGAN BIDANG PENGKAJIAN

OZON DAN POLUSI UDARA UNIT KOMPUTASI IKLIM DAN ATMOSFER UNIT INSTRUMENSTASI POLUSI UDARA

Gambar 3.2 Struktur organisasi Pusfatsatklim LAPAN Bandung

Berdasarkan keputusan kepala LAPAN No. KEP/010/II/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional terdiri dari 3 Sekertariat utama dan 3 Deputi Teknis, LAPAN Bandung merupakan bagian dari Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan yang membawahi:

i. PUSAT PEMANFAATAN SAINS ATMOSFER DAN IKLIM


(47)

44

iii. PUSAT ANALIS DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian di bagian Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, yang membawahi:

I. Bidang Pemodelan Iklim:

1. Unit Komputasi Iklim dan Atmosfer

II. Bidang Pengkajian Ozon dan Poiusi Udara;

1. Unit Instrumentasi Polusi Udara.

III. Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan:

IV. Subbagian Tata Usaha:

1. Urusan Kepegawaian;

2. Urusan Keuangan;

3. Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga;

4. Urusan Tata Usaha.

3.1.4. Deskripsi Tugas

Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitan. pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer dan iklim, pemantauan lingkungan atmosfer dan pengembangan model iklim nasional serta pemasyarakatan dan pelayanannya bagi pengguna.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertiaan diatas, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim menyelenggarakan fungsi:


(48)

45

a. penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang pemodelan iklim

dan cuaca;

b. penelitian. pengembangan dan pemanfaatan di bidang ozon, dan polusi;

c. penelitian dan pengembangan di bidang aplikasi klimatologi dan sains lingkungan atmosfer;

d. pemantauan lingkungan atmosfer;

e. pembinaan fasilitas instalasi instalasi kerjasama dalam dan luar negeri;

f. pelayanan bagi pengguna hasil penelitian dan pengembangan di bidang

pemanfaatan sains atmosfer dan iklim;

g. evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan program.

Selanjutnya, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim membawahkan :

I. Bidang Pemodelan Iklim;

II. Bidang Pengkajian Ozon dan Poiusi Udara; III.Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan; IV.Subbagian Tata Usaha.

Bidang Pemodelan Iklim mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian. pengembangan dan pemanfaatan di bidang pemodelan dinamik dan statistik atmosfer dan iklim skala global, regional, national, dan lokal serta pelayanan data, informasi dan komputasi di bidang iklim dan atmosfer.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Bidang Pemodelan Iklim menyelenggarakan fungsi:


(49)

46

a. penelitian dan pengembangan model-model statistik dan model-model

dinamika iklim dan atmosfer serta antar-mukanya (interface) dengan

model-model ekosistem;

b. verifikasi dan validasi model iklim dan atmosfer;

c. penelitian dan pengembangan teknik-teknik pengamatan dan monitoring

parameter iklim;

d. pembuatan prediksi dan skenario iklim global, regional, Indonesia, dan daerah-daerah di Indonesia;

e. penentuan awal musim dan sifat musim Indonesia dan daerah-daerah di indonesia;

f. pengkajian dampak dan pengembangan sistem peringatan dini antisipasi

gejala ekstrim variabilitas. anomali dan perubahan iklim;

g. pelayanan dan pemasyarakatan informasi peringatan dini (antisipasi gejala

ekstrim) perubahan iklim dan musim (kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dsb.);

h. peneiitian fisika dan dinamika atmosfer serta interaksinya dengan lautan, daratan dan biosfer;

i. penelitian variabilitas dan anomali atmosfer termasuk El-Nino. La Nina, osilasi tahunan (AO) dan setengah tahunan (SAO), osilasi kuasi dua tahunan (QBO) dan monsun;


(50)

47

k. evaluasi dan penyusunan laporan hasil peleksanaan program penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang pemodeian iklim.

Bidang Pemodelan Iklim membawahkan Unit Komputasi Iklim dan Atmosfer. Dimana Unit Komputasi Iklim dan Atmosfer mempunyai tugas melakukan pelayanan pengolahan data dan komputasi dibidang sains iklim dan atmosfer serta pengoperasian dan pemeliharaan peralatan.

Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang ozon, polusi udara. gas telusur, aerosol, hujan asam, dan radiasi ultraviolet serta pelayanan data dan informasi di bidang pengkajian ozon dan polusi udara.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara menyelenggarakan fungsi:

a. penelitian dan pengembangan model-model polusi udara;

b. penelitian dan pengembangan teknik-teknik pengamatan dan monitoring

GRK, ozon, gas telusur, aerosol stratosfer, hujan asam dan radiasi

ultraviolet;

c. verifikasi dan validasi model polusi udara dan penyebarannva;

d. pembuatan skenario dan prediksi polusi udara dan penyebarannya serta peta polusi udara Indonesia dan daerah-daerah di Indonesia;


(51)

48

e. penelitian parameter, dinamika dan proses-proses kimia dan fisika ozon, GRK, gas telusur, polusi udara, aerosol, hujan asam dan radiasi ultraviolet;

f. penyiapan hasil-hasil pemantauan.penelitian dan pengembangan di bidang

ozon, GRK dan polusi udara untuk masukan bagi pemodelan iklim dan atmosfer;

g. penyediaan dan pelayanan data dan informasi di bidang ozon, GRK dan polusi Udara;

h. evaluasi dan penyusunan laporan basil pelaksanaan program penelitian, pengembangan, pemanfaatan di bidang pengkajian ozon dan polusi udara.

Bidang Ozon dan Polusi Udara membawahkan Unit Instrumentasi Polusi Udara. Dimana Unit Intrumentasi Polusi Udara memiliki tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan komputasi data ozon, polusi atmosfer, hujan asam dan radiasi ultra violet serta pengoperasian dan pemeliharaan peralatan.

Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pemanfaatan data dan informasi klimatologi dan lingkungan atmosfer serta penerapan model-model iklim dan atmosfer dalam bidang pertanian, perkebunan, kehutanan. kesehatan, perhubungan, tata ruang, hidrologi dan kelautan.


(52)

49

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Bidang Aplikasi Klimatologi dan lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. pengkajian, penerapan luaran model iklim untuk sistem prediksi produksi

pangan di daerah-daerah wilayah Indonesia;

b. pengkajian aplikasi model penyebaran polusi atmosfer untuk kebutuhan

tata ruang daerah/wilayah dan lingkungan hidup;

c. pengkajian dan antisipasi dampak polusi atmosfer terhadap lingkungan

hidup;

d. pengkajian dan pengembangan model-model aplikasi sektoral dan

kaitannya dengan luaran model iklim dan model polusi atmosfer;

e. penyediaan data dan informasi di bidang aplikasi klimatologi dan

lingkungan atmosfer;

f. evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan program di bidang

aplikasi klimatologi dan lingkungan atmosfer

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi kepada Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pengertian diatas, Subbagian Tata Usaha Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim menyelenggarakan fungsi:


(53)

50

a. penyiapan rencana kegiatan Subbagian Tata Usaha Pusat Pemanfaatan

Sains, Atmosfer dan Iklim;

b. pelaksanaan tata usaha umum di bidang surat-menyurat, tata naskah,

perencanaan dan organisasi serta hukum, hubungan masyarakat, dan kerjasama;

c. pelaksanaan urusan kepegawaian. keuangan, perlengkapan dan rumah

tangga;

d. pelaksanaan dan mengkoordinasikan keperluan dan kebutuhan tata usaha

yang ada di lingkungan Instalasi Deputi Bidang Sains, Pengkajian Dan Informasi Kedirgantaraan;

e. evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan Subbagian Tata Usaha

Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim.

(1) Subbagian Tata Usaha Pusat Pemanfaatan Sains, Atmofer dan Iklim terdiri dari:

I. Urusan Kepegawaian;

II. Urusan Keuangan;

III.Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga;

IV.Urusan Tata Usaha.

Urusan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan kegiatan urusan kepegawaian di lingkungan Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim.


(54)

51

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Urusan Kepegawaian melakukan :

a. pengumpulan bahan untuk penyiapan rencana kegiatan Urusan Kepegawaian;

b. pelaksanaan perencanaan kebutuhan, pengembangan dan peningkatan kemampuan pegawai;

c. pelaksanaan tata usaha dan mutasi pegawai;

d. pelaksanaan absensi dan kesejahteraan pegawai;

e. evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan

Urusan Kepegawaian.

Urusan Keuangan mempunyai tugas melakukan kegiatan administrasi keuangan di lingkungan Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Urusan Keuangan melakukan:

a. pengumpulan bahan untuk penyiapan rencana kegiatan Urusan Keuangan; b. pelaksanaan administrasi dengan KPKN dan instansi terkait lainnya; c. pelaksanaan penyediaan dan penyimpanan uang;

d. pelaksanaan verifikasi/pemeriksaan dokumen keuangan;

e. pelaksanaan penyediaan dan penyimpanan uang;

f. pelaksanaan verifikasi/pemeriksaan dokumen keuangan;

g. pelaksanaan penyimpanan dan pembayaran sesuai peraturan


(55)

52

h. pelaksanaan administrasi pembukuan keuangan;

i. pembayaran PNBP dan Pajak;

j. evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Urusan

Keuangan

Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan Kegiatan urusan rumah tangga di lingkungan Pusat Pemanfaatan Sains, Atmosfer dan Iklim. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 433. Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga rnelakukan :

a. pengumpulan bahan untuk perencanaan kegiataan Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga ;

b. pelaksanaan pengadaan perlengkapan/barang; c. pelaksanaan pendistribusian perlengkapan/barang;

d. pelaksanaan inventarisasi periengkapan /barang dan administrasinya;

e. pelaksanaan urusan sarana komunikasi;

f. pelaksanaan pemeliharaan peralatan gedung kantor dan kendaraan dinas;

g. pelaksanaan penghapusan perlengkapan/barang inventaris;

h. pelaksanaan pelaporan perlengkapan/barang inventaris sesuai kebutuhan

pimpinan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

i. pelaksanaan pengamanan kantor;


(56)

53

k. pelaksanaan acara perayaan dan peringatan hari-hari besar sesua kebutuhan dan peraturan yang berlaku;

l. pelaksanaan urusan kebersihan kantor;

m. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan hasil kegiatan Urusan

Perlengkapan dan Rumah Tangga.

Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan tata usaha umum di bidang surat-menyurat, tata naskah, perencanaan dan organisasi. hubungan masyarakat, kerjasama dan hukum di lingkungan Pusat Pemanfaatan Sains, Atmofer dan Iklim. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas, Urusan Tata Usaha melakukan:

a. penyiapan rencana kegiatan Urusan Tata Usaha:

b. pelaksanaan urusan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

c. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat;

d. pelaksanaan urusan kerjasama dan hukum baik di da!am maupun luar

negeri;

e. evaluasi dan pelaporan hasilpelaksanaan kegiatan Urusan Tata Usaha.

f. pelaksanaan urusan kerjasama dan hukum baik di dalam maupun luar

negjeri;

g. evaluasi dan pelaporan hasiJ pelaksanaan kegiatan Urusan Tata Usaha.


(57)

54

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan, memperoleh data, baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Adapun pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010 : 2) : Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan

metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Berikut merupakan pengertian dari metode Deskriptif,

Statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sugiyono (2009:147)

Metode pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8) yaitu:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel digunakan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,


(58)

55

analisa data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Mohamad Nazir (2003:84), desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian

Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Masalah.

Dimana dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasikan masalah sesuai fenomena-fenomena yang terdapat pada LAPAN Bandung terkait dengan Disiplin Kerja karyawannya


(59)

56

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah digunakan sebagai dasar pengajuan teori dan hipotesis, metode analisis dan penarikan kesimpulan. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan.

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara

(berhipotesis), maka diperlukan referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan dalam penelitian sebelumnya dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang terdapat di LAPAN Bandung.

3. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah Software Absensi Fingerprint

berdampak terhadap Disiplin Kerja Karyawan.

4. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten data yang dikehendaki.


(60)

57

Metode yang digunakan peneliti ialah metode deskriptif dan metode penelitian kuantitatif.

5. Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data dan instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner.

6. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terdapat di LAPAN Bandung.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan pengukuran. Variabel-variabel yang akan diukur dan diuji dalam penelitian ini merupakan variabel-variabel operasional, dimana terdapat dua variabel yang menggambarkan hubungan sebab akibat. Variabel yang satu memberi pengaruh atau dipengaruhi variabel lain dan hubungan tersebut terjadi dengan sendirinya.


(61)

58

Menurut Sugiyono (2009 : 38) pengertian Variabel Penelitian,

Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan.

variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya Variabel Terikat

(Dependent variable). Dalam kaitanya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel bebas (X) adalah Software Absensi fingerprint .

2. Variabel Terikat (Dependent variable)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam kaitanya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Disiplin Kerja Karyawan di LAPAN Bandung.


(1)

37 5 5 4 4 5 5 4 3 4 39

38 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38

39 3 5 4 3 3 3 4 3 3 31

40 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38

41 4 4 4 5 4 5 4 5 5 40

42 3 4 4 4 3 4 3 4 4 33

43 4 4 4 4 3 5 5 4 4 37

44 4 4 5 4 3 4 3 4 4 35

45 5 4 4 5 5 4 5 5 5 42

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

47 5 4 4 5 4 4 5 5 5 41

48 3 4 4 4 3 5 5 4 4 36

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

50 4 4 4 4 4 5 5 5 4 39

51 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

53 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

54 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

55 3 4 3 4 4 4 5 4 4 35

56 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

59 4 4 4 5 5 5 4 5 5 41

60 3 3 3 3 3 3 4 3 3 28

61 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

63 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37

64 4 5 4 4 4 4 5 4 4 38

65 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

66 4 4 4 3 3 3 4 3 3 31

67 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

68 5 4 5 4 4 4 5 4 4 39

69 4 4 3 3 4 3 5 3 4 33

70 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

71 5 5 4 4 5 4 4 5 5 41

72 5 4 3 5 5 5 4 4 5 40

73 5 5 4 5 4 5 3 4 4 39

74 4 4 3 5 3 5 4 3 3 34


(2)

HASIL SKOR KUESIONER VARIABEL DISIPLIN KERJA (Y)

VAR Y (DISIPLIN KERJA)

Jumlah

R/P y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8

1 5 3 3 4 5 4 4 3 31

2 4 4 4 5 3 3 4 3 30

3 4 5 3 5 5 5 5 4 36

4 4 4 3 5 5 4 4 4 33

5 4 4 4 4 4 5 5 4 34

6 4 4 3 4 4 4 5 4 32

7 5 5 4 5 5 5 4 5 38

8 4 4 3 4 4 5 5 4 33

9 4 5 4 4 4 5 5 4 35

10 4 4 3 4 3 4 5 3 30

11 5 5 5 5 5 5 5 5 40

12 4 4 4 4 4 5 4 4 33

13 4 4 4 4 4 4 4 4 32

14 4 4 4 4 4 4 4 4 32

15 5 5 4 5 5 4 5 5 38

16 4 4 5 4 4 4 4 4 33

17 5 5 5 5 5 5 5 5 40

18 4 4 5 4 4 5 4 4 34

19 4 4 4 4 4 4 4 4 32

20 5 5 4 5 4 4 4 4 35

21 5 5 4 5 5 4 4 5 37

22 5 5 5 5 5 5 5 5 40

23 5 5 5 5 5 4 4 5 38

24 4 4 4 4 4 4 4 4 32

25 5 4 3 3 4 3 4 4 30

26 4 4 4 4 4 4 4 5 33

27 4 4 4 4 4 4 3 5 32

28 4 5 5 3 5 5 5 5 37

29 5 4 4 4 5 4 5 5 36

30 4 3 5 3 3 3 3 4 28

31 5 4 4 4 4 4 4 4 33

32 4 5 5 5 5 5 5 5 39

33 4 5 4 4 4 4 4 4 33

34 4 5 4 5 4 4 4 4 34

35 5 4 4 4 4 4 4 4 33


(3)

37 5 4 4 5 4 4 4 4 34

38 4 4 5 4 4 5 4 4 34

39 4 4 3 4 3 3 3 3 27

40 4 4 4 5 4 4 4 4 33

41 4 5 5 4 5 5 5 5 38

42 5 4 4 4 4 4 4 4 33

43 5 4 4 4 4 4 4 4 33

44 3 4 4 4 4 4 4 4 31

45 4 5 4 4 5 4 5 5 36

46 5 4 4 4 4 4 4 4 33

47 4 5 5 4 5 5 5 5 38

48 4 4 5 4 4 5 4 4 34

49 4 4 4 4 4 4 4 4 32

50 3 5 4 4 4 4 4 4 32

51 4 5 5 4 5 5 5 5 38

52 4 5 5 4 5 5 5 5 38

53 3 5 5 4 5 5 5 5 37

54 4 4 4 4 4 4 4 4 32

55 5 4 3 4 4 3 4 4 31

56 4 4 4 4 4 4 4 4 32

57 4 4 4 5 4 4 4 4 33

58 4 5 5 5 5 5 5 5 39

59 5 4 4 4 5 4 5 5 36

60 4 3 3 4 3 3 3 3 26

61 5 4 4 4 4 4 4 4 33

62 4 5 5 4 5 5 5 5 38

63 4 5 4 4 4 4 4 4 33

64 4 5 4 4 4 4 4 4 33

65 5 4 4 4 4 4 4 4 33

66 5 4 4 4 3 4 3 3 30

67 5 4 4 4 4 4 4 4 33

68 4 4 5 4 4 5 4 4 34

69 4 4 3 4 4 4 3 3 29

70 4 4 4 4 4 4 4 4 32

71 4 5 4 4 5 5 4 5 36

72 5 4 3 5 5 5 5 4 36

73 5 5 4 5 4 5 5 4 37

74 3 4 3 4 3 4 5 3 29


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

DAMPAK KUALITAS SOFTWARE ABSENSI FINGERPRINT TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN DI LEMBAGA PENERBANGAN

DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) BANDUNG

ANDI SETIADI NIM. 1.05.06.089

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal: Mengetahui :

Pembimbing R. Fenny S.,S.Si, M.Stat.

NIP. 4127.34.02.016

Dekan Fakultas Ketua Jurusan Teknik dan Ilmu Komputer Sistem Informasi Dr.Arry Akhmad Arman Dadang Munandar,SE,. M.Si NIP. 4127.70.013 NIP. 4127.70.26.019


(5)

Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku minta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima. Y a A l l a h , a k u ber l i n d u n g k ep a d a -Mu

d a r i i l m u y a n g t i d a k bermanfaat, h a t i y a n g t i d a k k h u su , n a f su y a n g t i d a k p er n a h m er a sa p u a s, d a n d a r i doa yang tidak terkabulkan.

Keberhasilan diraih atas usaha dan doa. Barangsiapa dikaruniai doa, maka ia tidak akan terhalang dari dikabulkan.

Ridho kedua orang tua ridho Allah menyertai kita


(6)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ANDI SETIADI

NIM : 10506089

Judul Usulan Tugas Akhir/Skripsi : DAMPAK KUALITAS SOFTWARE

ABSENSI FINGERPRINT TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) BANDUNG

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan Programing yang tercantum sebagai bagian dari Skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan mencantumkan sumber secara jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, Februari 2011 Yang membuat pernyataan,

(ANDI SETIADI) NIM : 10506089