Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau Engineering Area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015

GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA
PT. KRAKATAU ENGINEERING AREA COOK OVER PLANT (COP)
PROYEK BLAST FURNACE PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO), Tbk
TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh:
SELLY TRI MINATI
1111101000069

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S-1) di Fakultas
kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Immu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2015

Selly Tri Minati

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Desember 2015
Selly Tri Minati, NIM : 1111101000069
Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau
Engineering Area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT.
Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.
xiii + 240 halaman, 8 Tabel, 13 gambar, 10 lampiran
ABSTRAK
Perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau
beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan kerja. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya perilaku tidak aman. Perilaku tidak aman banyak
ditemui pada pekerja industri konstruksi. Salah satunya juga ditemui pada pekerja
area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. Hasil studi
pendahuluan menunjukkan bahwa dari 30 pekerja, ditemukan sebanyak 27 orang
pekerja berperilaku tidak aman.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2015. Faktor yang diteliti adalah faktor
predisposisi yaitu motivasi, faktor pendukung yaitu ketersediaan APD, sedangkan
faktor penguat yaitu hukuman dan penghargaan serta pengawasan. Analisis yang
digunakan adalah content analysis untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang

diteliti. Pengambilan data dan penggalian informasi diperoleh melalui observasi,
wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian diketahui bahwa dari sebelas indikator perilaku tidak
aman, sebanyak sembilan perilaku tidak aman dilakukan oleh pekerja area COP
Proyek Blast Furnacebaik pada pekerja swakelola maupun subkontraktor. Faktor
predisposisi yang menyebabkan pekerja berperilaku tidak aman yaitu dikarenakan
sangat rendahnya motivasi untuk keselamatan diri bagi para pekerja, persepsi
terhadap bahaya yang buruk, kebiasaan, kenyamanan bekerja, target pekerjaan
selesai tepat waktu serta keengganan pekerja meluangkan waktunya untuk
melakukan peminjaman dan permintaan APD kepada pihak safety. Faktor
pendukung yaitu ketersediaan APD yang kurang memadai dan tidak sesuai
dengan jumlah pekerja serta sistem pendistribusian yang sulit. Selain itu faktor
penguat dikarenakan tidak adanya reward yang diberikan kepada pekerja dan
pemberian punishment yang kurang efektif serta pengawasan yang belum optimal
dilakukan.
Untuk meningkatkan pekerja berperilaku aman dalam bekerja adalah
dengan melakukan sosialisasi terkait SOP mempermudah sistem pendistribusian
APD, penambahan jumlah serta jenisnya, memberikan reward sanksi berupa
sanksi denda atau sanksi sosial dengan pemajangan foto pekerja yang berperilaku
tidak aman, dan memberikan surat peringatan kepada pihak subkontraktor ketika

terdapat pekerjanya yang berperilaku tidak aman serta membuat STOP Card
untuk meningkatkan pengawasan dan kesadaran akan keselamatan bagi para
pekerja.
Kata Kunci: perilaku tidak aman, faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor
penguat, subkontraktor.

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY CONCENTRATION
Undergraduated Thesis, Desember 2015
Name : Selly Tri Minati, NIM : 1111101000069
Unsafe Behavior Factors Description of PT. Krakatau Engineering Workers
in Cook Over Plant (COP) Area on Blast Furnace Project of PT. Krakatau
Steel (Persero), Tbk, in 2015.
xviii + 229 pages, 8tables, 13pictures, 10 attachments
ABSTRACT
Unsafe Behavior is an act or acts of someone or some workers that can
increase accidents. Many factors lead to unsafe behavior and commonly found in

the construction industry workers. Based on Preliminary study at COP Blast
Furnace Project of PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk showed that 27 of 30
workers unsafely behaved.
This study is a qualitative research method. This research was conducted
from May until October 2015. The observed factors were predisposing factors
such as motivation, supporting factor is the availability of PPE, while reinforcing
factors are penalties and rewards as well as supervision. The analysis used was
content analysis to describe the observed factors. Data collection and extracted
information obtained through observation , in-depth interview and document
review .
The research results revealed that of the eleven indicators of unsafe
behavior, as many as nine unsafe behaviors by workers Blast Furnace Project
COP area either on a self-managed workers and subcontractors. Predisposing
factors that cause employees to behave unsafe namely due to very low motivation
for personal safety for workers, the bad perception of the danger, habit,
convenience to work, the target of the work to be completed on time, and the
reluctance of workers to take the time to lend and demand for PPE from safety
officer.Supporting factoris the availability of inadequate PPE and not in
accordance with the number of workers as well as the distribution system is
difficult. Besides reinforcing factors due to the absence of reward given to

workers and the provision of punishment is less effective and supervision is not
optimaly conducted.
To improve worker’s safety behavior, the employer to conduct SOP
campaign more often, simplicing the PPE distribution system, provide proper
PPE, givingrewards and punishment, and giving warning statement to the
subcontractor who have unsafe behavior worker, as well as making STOP Card to
increase surveillance and awareness of safety for workers.
Keywords: unsafe behavior, predisposing, enabling factors, reinforcing factors,
subcontractor

iv

v

vi

RIWAYAT HIDUP
Identitas Personal
Nama


: Selly Tri Minati

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir

: Talu, 16 Mei 1993

Alamat Asal

: Jalan Pasar Usang, Nagari Talu, Kecamatan
Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi
Sumatera Barat.

No. Handphone

: 085364194692


Alamat Email

: selly.triminati@gmail.com

Program Studi

: Kesehatan Masyarakat (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)

Pendidikan Formal
TK

: TK Darmawanita Talu, Sumatera Barat

SD

: SD N 15 Talamau - Sumatera Barat

SMP


: SMP N 1 Talamau – Sumatera Barat

SMA

: SMA N 1 Talamau – Sumatera Barat

Prestasi
-

Juara 1 Khatam Al-qur’an MDA/ TPA Nurul Huda Kecamatan Talamau,
Kabupaten Pasaman Barat, Tahun 2004

-

Juara 2 Tenis Meja Wanita pada Pekan Olah Raga dan Seni Budaya se-

vii

Kecamatan Talamau Tahun 2005
-


Juara 1 Tilawah Wanita pada MTQ Tingkat Kecamatan Talamau Tahun
2005

-

Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan Talamau Tahun 2007

-

Juara 3 Tartil Wanita pada MTQ Tingkat Kecamatan Talamau Tahun 2008

-

Juara 3 Vocal Group Tingkat SMP se - Kabupaten Pasaman Barat Tahun
2007

-

Juara 1 Tari Tradisional Se-Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009


-

5 besar Uni Duta Wisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012

Pengalaman Organisasi
-

Anggota Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta – Sekarang

-

Staff Div. Public Relation (PR) FSK3 UIN Jakarta Tahun 2013

-

Staff Div. HRD FSK3 UIN Jakarta Tahun 2014

viii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi robbil „aalamiin, puji syukur selalu dilantunkan kepada
Allah SWT, Sang Pemilik Pengetahuan, yang dengan rahmat dan inayah-Nya
sehingga penulis mampu merampungkan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah berhasil membawa
peradaban umat manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 Kesehatan
Masyarakat dengan judul “Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman Pada
Pekerja PT. Krakatau Engineering Area Cook Over Plant (COP)ProyekBlast
Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.
Dalam

proses penyusunan

skripsi ini, penulis mendapat banyak

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Keluarga, Ibunda tercinta, mama Azfiani Aziz, wanita terhebat yang tiada
lelah memberi doa restu, perhatian, cinta, kasih, dan sayang yang tiada
putus dan selalu mengajarkan untuk terus berjuang meraih apa yang
diinginkan. Ayahanda Jasmai Rafdi yang selalu memberikan dukungan
doa dan semangat tiada henti, dan kedua kakanda, Shinta Fitria Dice, S.Pd
dan Ns. Dia Melisa Rafdi, S.Kep yang telah memberi dukungan, moril dan
materil sehingga penulis mampu mencapai pendidikan di jenjang
universitas.

ix

2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Iting Shofwati, ST, MKKK selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Dewi Utami Iriani, SKM, M.Kes. Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberi arahan dan masukan serta motivasi dan doa kepada penulis
agar senantiasa berupaya maksimal dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Meilani Anwar, M.Epid selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan serta motivasi
dan doa dalam penulisan skripsi ini.
6. Pak Nofite selaku manager SHE proyek Blast Furnace yang telah
memudahkan penulis dalam memperoleh informasi demi kelancaran
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh karyawan dan pekerja pada proyek Blast Furnace yang tidak bisa
disebutkan satu per satu yangtelah memudahkan penulis dalam
memperoleh informasi demi kelancaran penyusunan skripsi ini
8. Para Dosen Program Studi Kesehatan Masayarakat, atas semua ilmu yang
telah diberikan.
9. Sahabat-sahabat tersayang, Aisya “gridia” karima, Kartika “mini” sari
dewi, terimakasih banyak untuk semua doa dan dukungannya.

x

10. Para sister from another mom: adik Fitri Ayu Ningsih, dan Ainil Fitri
terimakasih banyak bantuan dan dukungannya dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
11. Sahabat seperjuangan selama penyusunan skripsi Farhana Iqbalia. P yang
selalu menjadi partner kemanapun dan dimanapun. Terimakasih sudah
berbagi keceriaan, kebahagiaan dan menemani penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman peminatan K3 2011.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis panjatkan doa dan harap,
semoga kebaikan mereka dicatat sebagai amal shaleh di hadapan Allah SWT dan
menjadi pemberat bagi timbangan kebaikan mereka kelak. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis

harapkan

agar

dapat

dijadikan masukan di

waktu

mendatang.Semoga skripsi ini dapat mendatangkan manfaat kepada penulis
khususnya, dan kepada seluruh pembaca secara keseluruhan.

Jakarta, November 2015

Selly Tri Minati

xi

DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................iv
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................7
C. Pertanyaan Penelitian.........................................................................................7

xii

D. Tujuan................................................................................................................8
1.

Tujuan Umum.......................................................................................8

2.

Tujuan Khusus......................................................................................8

E. Manfaat Penelitian.............................................................................................9
1.

Bagi PT. Krakatau Engineering............................................................9

2.

Bagi FKIK dan Mahasiswa...................................................................9

F. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11
A. Keselamatan Kerja...........................................................................................11
B. Kecelakaan Kerja.............................................................................................12
1.

Pengertian Kecelakaan Kerja..............................................................12

2.

Penyebab Kecelakaan Kerja................................................................13

C. Perilaku............................................................................................................15
1.

Konsep Perilaku...............................................................................15

2.

Definisi Perilaku...............................................................................16

3.

Batasan Perilaku................................................................................17

4.

Bentuk Perilaku.................................................................................18

5.

Determinan Perilaku.........................................................................20

6.

Perilaku Tidak Aman........................................................................21

7.

Teori Perubahan Perilaku..................................................................22
a. Teori Lawrence Green................................................................26
b. Teori Geller.................................................................................26

8. Faktor-Faktor Perilaku..............................................................................27
a. Faktor-Faktor Predisposisi..........................................................27
xiii

b. Faktor-Faktor Pendukung...........................................................37
c. Faktor-Faktor Penguat................................................................40
9. Pengukuran Perilaku.................................................................................42
D. Kerangka Teori.................................................................................................44
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH......................45
A. Kerangka Berpikir ...........................................................................................45
B. Definisi Istilah..................................................................................................48
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................51
A. Jenis Penelitian.................................................................................................51
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................51
C. Informan Penelitian.........................................................................................51
D. Kriteria Informan Utama..................................................................................57
E. Instrumen Penelitian.........................................................................................57
F. Sumber dan Pengumpulan Data.......................................................................58
G. Manajemen Data dan Analisis Data.................................................................59
H. Keabsahan Data................................................................................................60
I. Penyajian Data.................................................................................................60
BAB V HASIL......................................................................................................61
A. Gambaran Proyek Blast Furnace.....................................................................61
B. Hasil Penelitian................................................................................................62
1. Gambaran Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..........................................72
2. Gambaran Faktor Predisposisi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..........76

xiv

3. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada Pekerja............91
4. Gambaran Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada Pekerja............91
BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................102
A. Keterbatasan Penelitian...............................................................................102
B. Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................................................................102
C. Gambaran Faktor Predisposisi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..............121
D. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................127
E. Gambaran Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................136
1. Hukuman dan Penghargaan......................................................................136
2. Pengawasan..............................................................................................141
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN................................................................146
A. Simpulan........................................................................................................146
B. Saran..............................................................................................................149
1. Bagi PT. Krakatau Engineering...............................................................149
2. Bagi Pihak Subkontraktor........................................................................150
3. Bagi Pekerja Area COP Proyek Blast Furnace........................................151
4. Bagi Penelitian Selanjutnya.....................................................................152
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................153
LAMPIRAN........................................................................................................157

xv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Istilah........................................................................................49
Tabel 4.1indikator Perilaku Tidak Aman...............................................................55
Tabel 4.2 Triangulasi Metode dan Sumber............................................................58
Tabel 5.1 Karakteristik Informan Utama...............................................................64
Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pendukung........................................................66
Tabel 5.3 Perilaku Tidak Aman pada Pekerja Area COP......................................69
Tabel 5.4 Prosedur PT. Krakatau Engineering.......................................................74
Tabel 5.5 Prosedur APD PT. Krakatau Engineering..............................................89

xvi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Perilaku Geller .........................................................................26
Gambar 2.2 Kerangka Toeri...................................................................................46
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir..............................................................................48
Gambar 5.1Pekerja Tidak Menggunakan Safety Shoes dan Masker....................71
Gambar 5.2 Pekerja Tidak Menggunakan APD secara Benar...............................71
Gambar 5.3 Tidak Menempatkan Peralatan dengan Sesuai..................................72
Gambar 5.4 Bekerja Sambil Merokok...................................................................72
Gambar 5.5 Pekerja Subkontraktor Bekerja Tidak Menggunakan APD...............78
Gambar 5.6 Bekerja Tidak Menggunakan APD dengan Benar.............................78
Gambar 5.7APD Pekerja Swakelola.....................................................................85
Gambar 5.8 Tempat Khusus Penyimpanan Stock APD Pekerja Swakelola.........86
Gambar 5.9 APD Pekerja Subkontraktor...............................................................93
Gambar 5.10Tempat Penyimpanan APD Pekerja Subkontraktor.........................68

xvii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam.....................................................150
Lampiran 2 Matriks Wawancara Informan Utama..............................................155
Lampiran 3 Matriks Wawancara Informan Pendukung.......................................178
Lampiran 4 Matriks Wawancara Informan Kunci...............................................200
Lampiran 5 Hasil Observasi perilaku Tidak Aman..............................................205
Lampiran 6 Prosedur APD PT. KE......................................................................221
Lampiran 7 Form Perminntaan APD...................................................................223
Lampiran 8 Form Pelaporan Bahaya....................................................................224
Lampiran 9 Form Peminjaman APD....................................................................225
Lampiran 10 Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan PT KE..226

xviii

DAFTAR ISTILAH
PT.KE

: PT Krakatau Engineering

K3

: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3L

: Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan

SOP

: Standar Operasional

SHE

: Safety Health & Environment

Swakelola

: Pekerja Kuli Bangunan yang mengerjakan tahap

konstruksi
Subkontyraktor

: Pekerja yang mengerjakan bagian mechanical dan

elektrical
APD

: Alat Pelindung Diri

Berkelakar

: Bercanda

STOP

: Safety Training Observastion Program

xix

xx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri konstruksi mempunyai peran yang penting dalam proses
pembangunan dan perkembangan suatu negara, baik di negara berkembang
maupun di negara maju. Peran penting industri konstruksi dapat dilihat dari
semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana infrastruktur jalan dan
jembatan, sarana irigasi dan bendungan, perhotelan, perumahan dan sarana
prasarana lain (Pio, 2012).
Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia dapat dikatakan telah
mengalami

kemajuan

dan

mendapat

porsi

yang

seimbang

dengan

perkembangan sektor industri yang lain. Keseimbangan tersebut diindikasikan
oleh peran serta sektor konstruksi dalam aktivitas pembangunan di Indonesia.
Semakin berkembangnya industri konstruksi juga menunjukkan tantangan
yang semakin ketat dan kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi
memberikan kontribusi yang esensial terhadap proses pembangunan di
Indonesia (Shinta, 2009).
Pekerjaan konstruksi merupakan keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata
lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu
bangunan fisik lain (UU No 18/1999, Jasa Konstruksi).Pada proses pekerjaan
konstruksi banyak menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan taraf
hidup serta mengurangi pengangguran. Data dari Departemen Tenaga Kerja

1

dan Transmigrasi tahun 2013 menunjukkan kehadiran perusahaan layanan jasa
konstruksi semakin bertambah dan mampu menyerap sekitar 4,5 juta tenaga
kerja di Indonesia.
Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang paling berisiko
terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian,
perikanan dan pertambangan (Wirahadikusumah, 2007). Angka kecelakaan
kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan, berdasarkan data dari
jamsostek diketahui bahwa pada tahun 2010 terdapat sebanyak 98.711 KK,
2011 sebanyak 99.491 KK dan tahun 2012 terdapat 103.000 KK.
Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah
hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang
bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca,
waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang
tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih dan
ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah (Reini,
2005). Tenaga kerja di bidang konstruksi mencakup sekitar 7-8 persen atau
sekitar 4,5 juta orang dari jumlah tenaga kerja di seluruh sektor yang terdapat
di Indonesia. Sekitar 1,5 persen dari tenaga kerja di bidang konstruksi yang
kebanyakan belum pernah mendapatkan pendidikan formal dan sebagian
merupakan pekerja harian lepas atau borongan yang tidak memiliki kontrak
kerja secara formal terhadap perusahaan yang akan mempersulit penanganan
masalah K3 (Warta Ekonomi, 2006).
Mohamed (2002) menunjukkan bahwa industri konstruksi terkenal
dengan catatan keselamatan kerja yang buruk dibandingkan industri lain.

2

King and Hudson (1985) menyatakan bahwa proyek konstruksi di negaranegara berkembang, terdapat tiga kali lebih tinggi tingkat kematian
dibandingkan negara-negara maju dan Indonesia merupakan salah satu
tingkat kecelakaan kerja yang tertinggi di dunia. Cedera dalam industri
konstruksi lima puluh persen lebih tinggi dibandingkan dengan industri
lain. Industri konstruksi telah secara teratur menyumbang lebih dari seribu
seratus kematian per tahun atau hampir sama dengan dua puluh persen dari
semua kematian pekerja industri. Selain itu berdasarkan data Depnakertrans
tahun 2013 bahwa sektor konstruksi juga menempati urutan tertinggi dalam
kecelakaan kerja yakni sebesar tiga puluh dua persen.
Kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan
menjadi salah satu penyebab terganggu atau terhentinya produktivitas, jam
kerja hilang, kerusakan materil dan mesin, serta aspek kerugian lain yang
tidak terlihat jelas seperti kenyamanan pekerja dalam beraktivitas (Kartikasari,
2005). Dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerjapun tidak sedikit,
selain kerugian yang harus dialami korban berupa kecacatan atau meninggal,
perusahaan pun mengalami kerugian biaya sebagai kompensasi. Kecelakaan
ini mengakibatkan kerugian yang besar. Penelitian yang dilakukan oleh
Everett dan Frank (1996) menyimpulkan bahwa total biaya kecelakaan
konstruksi menyumbang 7,9-15,0% dari biaya total keseluruhan proyek.
Sebuah studi penelitian yang lebih baru oleh Coble dan Hinze (2000)
menunjukkan bahwa rata-rata kompensasi pekerja biaya asuransi dapat
secara konservatif diperkirakan 3,5% dari total biaya proyek.

3

Secara umum kecelakaan kerja dapat terjadi karena dua hal, yaitu kondisi
tidak aman (unsafe Condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act) (Reason,
1997).

Menurut

H.W

Heinrich

dalam

bukunya

the

Accident

Prevention,terungkap bahwa 88% penyebab suatu kecelakaan adalah faktor
manusia, yaitu tindakan tidak aman (unsafe act), sedangkan 10 %
lainnya disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe condition) dan 2%
sisanya adalah faktor lain yang tidak dapat diperhitungkan (act of GOD).
Hasil penelitian dari Dupont memperkuat hal tersebut, yaitu tindakan
tidak aman memberikan kontribusi hampir pada semua kecelakaan. Dari
penelitian ini ditemukan 96% kecelakaan yang menyebabkan hilangnya
waktu kerja disebabkan perilaku tidak aman dan hanya 4% kecelakaan
disebabkan oleh penyebab lainnya.
Perilaku tidak aman (Bird and Germain, 1990) adalah perilaku yang dapat
mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Sedangkan menurut
Heinrich (1980), perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari
seseorang atau beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan
terhadap pekerja. Dalam proses pembentukan prilaku dan perubahan perilaku
terdapat faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor dari dalam
(internal) seperti susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, dan
sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar (eksternal) seperti
lingkungan fisik/non fisik, iklim, manusia sosial dan ekonomi, budaya dan
sebagainya (Notoadmodjo, 2003). Menurut teori Lawrence Green, perilaku
dipengaruhi oleh faktor predisposisi, yaitu faktor demografi, tingkat
pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan sikap dll. Faktor pendukung yaitu

4

ketersediaan sarana dan prasarana dan fasilitas, serta faktor penguat seperti
pengawasan serta hukuman dan penghargaan.
PT. Krakatau Engineering merupakan salah satu anak perusahaan dari PT.
Krakatau Steel yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, dan
Construction. Proyek Blast Furnace merupakan salah satu proyek yang sedang
dikerjakan oleh PT. Krakatau Engineering. Proyek Blast Furnace merupakan
perluasan area dari PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk yang terdiri dari Blast
Furnace, Sintering Plant, Coke Over Plant, Pig Iron Caster, Stockyard dan
Material / Hot metal Handling yang memproduksi 1.200.000 metrik ton
pertahun berupa hot metal dan pig iron yang mampu disediakan bagi fasilitas
pembuatan

besi.

Proyek

ini

memiliki

beberapa

tahapan

yaitu

rancangan/rekayasa, pengadaan barang dan konstruksi. Pihak PT. Krakatau
Engineering merupakan main kontraktor yang mengerjakan pada tahap
konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek Blast Furnace ini,
PT. Krakatau Engineering selaku main kontraktor bekerjasama dengan
berbagai pihak, yaitu pekerja swakelola atau tenaga kerja harian lepas dan
juga dengan subkontraktor. Pekerja swakelola atau yang sering dikenal dengan
tenaga kerja harian lepas merupakan pekerja borongan yang mengerjakan
pekerjaan bagian civilsedangkan untuk pekerja subkontraktor mengerjakan
pekerjaan mechanicalyang tidak memiliki kontrak kerja secara formal
terhadap perusahaan. Pekerja lapangan ini memiliki tingkat risiko kecelakaan
lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja lainnya (Shinta, 2009). Faktor yang
melatarbelakanginya pun beraneka ragam, baik dari dalam diri pekerja

5

maupun faktor di luar pekerja seperti lingkungan, fasilitas dan organisasi.
Pekerjaan pada proyek konstruksi memiliki risiko dan bahaya yang bisa
membahayakan pekerja seperti jatuh dari ketinggian, tertimbun, tertimpa
material yang dapat membahayakan pekerja dan menyebabkan kecelakaan
kerja.
PT. Krakatau Engineering merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi dan merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel
yang sudah dikenal memiliki citra serta kinerja yang baik. Namun berdasarkan
studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada pekerja area Cook Over Plant
(COP) proyek Blast Furnace ini, masih banyak ditemukan pekerja yang
berperilaku tidak aman. Dari 30 orang pekerja, lebih dari setengahnya yaitu
sebanyak 76 % atau 23 orang berperilaku tidak aman. Semakin seringnya
perilaku tidak aman dilakukan maka akan memperbesar kemungkinan akan
terjadinya kecelakaan yang akan membahayakan pekerja kapan saja yang
dapat berupa kecacatan atau meninggal, dan juga tentu saja akan merugikan
perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau
Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau
Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.”

6

B. Rumusan Masalah
Perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau
beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan kerja.Semakin
seringnya perilaku tidak aman dilakukan maka akan memperbesar
kemungkinan akan terjadinya kecelakaan yang akan membahayakan pekerja
kapan saja yang dapat berupa kecacatan atau meninggal, dan juga tentu saja
akan merugikan perusahaan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan masih banyak ditemukan pekerja yang berperilaku tidak aman. Oleh
karena itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian mengenai “Gambaran
Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau Engineering area
COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.”

C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran perilaku tidak aman pada pekerja PT. Krakatau
Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT.
Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?
2. Bagaimana gambaran faktor predisposisi (motivasi) pada pekerja PT.
Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace
PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?
3. Bagaimana gambaran faktor pendukung (ketersediaan APD) pada pekerja
PT. Krakatau Engineering areaCook Over Plant(COP) Proyek Blast
Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?
4. Bagaimana gambaran faktor penguat (hukuman dan penghargaan,
pengawasan) pada pekerja PT. Krakatau Engineering areaCook Over

7

Plant(COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk
Tahun 2015?

D. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran faktor perilaku tidak aman pada pekerja PT.
Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace
PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran perilaku tidak aman pada pekerja PT. Krakatau
Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel
(Persero), Tbk Tahun 2015.
b. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (motivasi) pada pekerja PT.
Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau
Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.
c. Mengetahui gambaran faktor pendukung (ketersediaan APD) pada
pekerja PT. Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek
Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.
d. Mengetahui gambaran faktor penguat (hukuman dan penghargaan,
pengawasan) pada pekerja PT. Krakatau Engineering areaCook Over
Plant(COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk
Tahun 2015.

8

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi PT. Krakatau Engineering
a. Perusahaan akan mendapat informasi mengenai perilaku tidak aman
pada pekerja swakelola sehingga dapat ditangani dan dilakukan
tindakan perbaikan dan evaluasi agar tidak mengakibatkan kecelakaan
kerja yang bisa terjadi kapan saja serta menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.

2. Bagi FKIK dan Mahasiswa
a. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Sebagai

sarana

penerapan,

pengaplikasian

dan

pengembangan

keilmuan K3.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor perilaku tidak
aman pada pekerja PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace
PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015. Faktor-faktor yang akan
diteliti adalah pengetahuan, sikap, motivasi dan pengawasan. Kegiatan
penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Oktober2015 pada area COP proyek
Blast Furnace PT. Krakatau Steel. Informan pada penelitian ini adalah pekerja
swakelola dan subkontraktor area COP, safety officer dan safety man PT. KE
dan subkontraktor, sertamanager SHE proyek Blast Furnace. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Informan utama penelitian ini adalah pekerja

9

swakelola dan subkontraktor PT. Krakatau Engineering Data penelitian ini
diperoleh dengan cara pengambilan data primer yang dilakukan dengan
metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keselamatan Kerja
Menurut Colling (1990), kesehatan dan keselamatan kerja adalah
upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin,
dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic injury.
Menurut ILO/WHO (1980) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
promosi dan pemeliharaan terhadap faktor fisik, mental dan sosial pada
semua pekerja yang terdapat di semua tempat kerja, mencegah gangguan
kesehatan yang disebabkan kondisi kerja, melindungi pekerja dan semua
orang dari hasil risiko dan dari faktor yang dapat mengganggu kesehatan,
menempatkan dan menjaga pekerja pada lingkungan kerja yang
adaptif terhadap fisiologis dan psikologis dan dapat menyesuaikan
antara pekerjaan dengan manusia dan manusia lain sesuai jenis
pekerjaannya (Kondarus, 2006).
Dalam UU RI No. 1 Tahun 1970 dinyatakan bahwa setiap tenaga kerja
berhak

mendapatkan

perlindungan

atas

keselamatannya

dalam

melakukan pekerjaan dan perlu diadakan segala upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja. Berbagai upaya dilakukan oleh
perusahaan sebagai tempat bekerja untuk melindungi pekerjanya dari
bahaya kecelakaan kerja. Upaya-upaya itu antara lain pengendalian
rekayasa

(Engineering

pengendalian

perilaku.

control),

pengendalian

Menurut

Suma’mur

keselamatan kerja antara lain :

11

administratif,

(1996),

tujuan

dan
dari

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan

pekerjaan

untuk

kesejahteraan

hidup

dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja.
c. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman
dan efisien.

B. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Tak terduga; oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. tidak diharapkan,
oleh

karena

peristiwa kecelakaan disertai kerugian matrial ataupun

penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat (Suma’mur,
1996). Secara lebih rinci, kecelakaan kerja diuraikan sebagai berikut:
1. Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Bird (1990) kecelakaan merupakan suatu kejadian
yang tidak

diinginkan

dan

dapat

membahayakan

orang,

menyebabkan kerusakan pada property atau kerugian pada proses.
Selain itu, menurut Warsto dan Mamesah (2003), kecelakaan
adalah kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan
pekerjaan

yang

mengakibatkan cidera/kematian

terhadap

kerusakan harta benda atau terhentinya proses produksi.

12

orang,

2. Penyebab Kecelakaan Kerja
Teori

sequential kecelakaan kerja yang dikemukakan oleh

H.W.Heinrich dikenal dengan teori domino yang mengungkapkan
bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar adalah unsafe act atau
tindakan tidak aman 88%, 10% unsafe conditiondan atau kondisi tidak
aman 2% faktor yang tidak bisa dihindari (Heinrich, 1980).
Frank Bird Jr. dalam bukunya Management Guide to Loss
Controlmengemukakan tentang penyebab terjadinya kecelakaan yaitu
adanya kekurangan pada sistem pengawasan manajemen.
Teori lain yang memberi survei kecelakaan dengan sequential
model yang diperkenalkan

oleh

Ramsey

dalam

Industril

and

Organizational Psychology (Mc Cormick dan llsen, 1985), yaitu bahwa
kemampuan yang dimiliki oleh pekerja dapat menghindarkan pekerja
tersebut dari kecelakaan pada suatu potensial bahaya. Kemampuan
ini diawali dengan tahap munculnya persepsi terhadap risiko kerja,
pengetahuan hazard di tempat kerja, sikap terhadap hazard di
tempat kerja dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja untuk
menerima dan menghindari hazard di tempat kerjanya. Bila setiap
tahap pada diri

individu

tidak

dipenuhi

dengan

baik

akan

memperlihatkan tindakan tidak aman dan berdampak pada kecelakaan
kerja.
Reason (1997) membagi penyebab kecelakaan kerja menjadi dua,
yang pertama karena tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja
dan yang kedua disebabkan oleh

13

kondisi

tidak

aman

pada

lingkungan kerja. Reason (1997) menyatakan bahwa pendorong
utama timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
adalah faktor organisasi, yang selanjutnya mempengaruhi faktor
lingkungan kerja.
Faktor lingkungan kerja meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
proses kerja secara langsung, seperti tekanan yang berlebihan terhadap
jadwal pekerjaan, peralatan dan
yang diberikan pada
keselamatan

kerja

perlengkapan

keselamatan

kerja

pekerja, kurangnya pengawasan terhadap

pekerja.

Faktor

lingkungan

kerja

dapat

mendorong munculnya kesalahan dan pelanggaran oleh pihak pekerja.
Kesalahan dan pelanggaran tersebut dapat berupa tindakan tidak aman
dari pekerja, dan salah satuhasil dari tindakan tidak aman adalah
munculnya kecelakaan kerja pada pihak pekerja.
Faktor organisasi dan faktor lingkungan kerja juga dapat
menyebabkan munculnya kondisi tidak aman yang berupa kondisi
laten. Kondisi laten yaitu kondisi tidak aman yang muncul pada
lingkungan kerja jika berinteraksi dengan tindakan tidak aman dari
pihak pekerja, yang kemudian dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Salah satu contoh kondisi laten adalah kebijakan organisasi yang
tidak menyediakan perlengkapan keselamatan kerja pada pekerjanya
dengan melakukan pengawasan secara ketat terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan. Hal ini sangat berisiko karena bila suatu saat
pengawasan tidak dilakukan, dapat muncul berisiko terjadinya
kecelakaan kerja.

14

Oliver,et al (2002) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang
disebabkan oleh tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman dapat
terjadi karena adanya pengaruh dari faktor organisasi, kondisi lokal
tempat kerja,serta perilaku dan kesehatan pekerja kurang baik atau
tindakan tidak aman yang tidak disadari atau yang disadari oleh
pekerja, berupa pelanggaran.

C. Perilaku
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku
dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti
bahwa

bentuk perilaku

hanya

dapat

dilihat

dari

sikap

dan

tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk
pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Penjelasan lebih jelas mengenai
perilaku diuraikan sebagai berikut:
1. Konsep Perilaku
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan, baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia pada hakikatnya
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri yang meliputi aktivitas
eksternal seperti berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya,
serta aktivitas internal seperti berfikir, persepsi, emosi juga merupakan
perilaku manusia. (Noviani, 2001)

15

2. Definisi Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh
sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari
tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,
karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang
dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003)
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus dengan respon.
Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon dari
seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek. Rangsangan ini
berbentuk dua macam, yaitu: (Noviani 2001).
a. Bentuk pasif (tanpa tindakan) adalah respon internal yang
terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat
dilihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan atau
sikap batin dan pengetahuan. Bentuk perilaku ini masih
terselubung (covert behavior).

16

b. Bentuk aktif (dengan tindakan) adalah apabila perilaku itu
jelas dapat diobservasi secara langsung, misalnya tindakan
nyata dari seseorang terhadap stimulus yang datang, dimana
perilaku sudah tampak dalam tindakan nyata (overt
behavior).
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan
atau tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku
dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti
bahwa

bentuk perilaku

hanya

dapat

dilihat

dari

sikap

dan

tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk
pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Perilaku sebagai perefleksian
faktor-faktor

kejiwaan

seperti keinginan,

minat, kehendak,

pengetahuan, emosi, sikap, motivasi, reaksi, dan sebagainya, dan
faktor lain seperti pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio, dan
budaya (Notoatmodjo, 2003).

3. Batasan Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
suatu organisme atau makhluk hidup. Perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, membaca dan sebagainya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

17

aktivitas manusia , baik yang dapat diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoadmodjo, 2003)
Menurut Geller (2001) dalam Halimah (2010), perilaku sebagai
tingkah atau tindakan yang dapat diobservasi oleh orang lain. Tetapi
apa yang dilakukan atau dikatakan seseorang tidaklah selalu sama
dengan apa yang individu tersebut pikir, rasakan, dan yakini.
Menurut Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Dalam teori Skinner dibedakan adanya dua respon:
a. Respondent respons atau flexive, yakni responden yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Stimulus ini
disebut eleciting stimulation karena menimbulkan responrespon yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon.

4. Bentuk Perilaku
Jika

dilihat

dari

bentuk

respon

terhadap

stimulus

yang

dikemukakan oleh Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2003),
maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Perilaku tertutup/terselubung (covert behavior)

18

Respon seseorang terhadap stimulus masih dalam bentuk
terselubung atau tertutup. Repon dan reaksi
stimulus

terhadap

ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
dengan jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka/nyata tampak (overt behavior)
Respon terhadap stimulus telah diaplikasikan dalam tindakan
nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus tersebut

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dapat
mudah diamati dan dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo,
2003).
Menurut Ircham (2005) ada beberapa cara pembentukan perilaku,
diantaranya:
a. Kebiasaan (Condisioning)
Pembentukan perilaku dengan cara membiasakan diri dan sering
atau berkali-kali untuk berperilaku seperti yang diharapkan,
sehingga akan terbentuklah perilaku tersebut.
b. Pengertian (Insight)
Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau
insight. Cara ini berdasarkan teori belajar kognitif, yaitu belajar
dengan disertai adanya pengertian.
c. Menggunakan model

19

Pembentukan perilaku dengan menjadikan pemimpin sebagai mode
atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas social
learning theory atau Observasional Learning Theory yang
dikemukakan oleh Bandura (1977)

5. Determinan Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari yang
bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan
perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor
lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang
mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007)
benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo (2007),
membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain, yakni: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu:
pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan (Notoatmodjo, 2007)

20

6. Perilaku Tidak Aman
Perilaku pekerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu perilaku
aman yang berupa tindakan yang tidak beresiko menimbulkan
cedera baik pada pekerja lain maupun pekerja itu sendiri, dan
yang kedua adalah membentuk pe