Gambar 2.2: Contoh Bagan Siklus Gelap Siklus Calvin Kelebihan CO
2
dapat mengakibatkan dampak negatif bagi manusia seperti efek pemanasan global serta kekacuan iklim yang merugikan
kesehataan manusia dan sektor pertanian. Khusus pada manusia, kelebihan CO
2
dapat menimbulkan sesak nafas, tubuh lemah, telinga berdebar dan berdenging, serta menimbulkan efek narkotika ringan
mengantuk. Maka dari itu pohon Trembesi sangat efektif di tanam di daerah pekotaan
.
2.2 Dampak Polusi Udara bagi kesehatan
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan.
Selama ini orang hanya tahu, bahwa obesitas atau kegemukan umumnya disebabkan oleh faktor jumlah berulang kali makan
dan makanan yang tidak terkontrol.
7
Selain juga adanya aspek genetika. Baru-baru ini peneliti asal Denmark menemukan bahwa CO
2
atau karbondioksida di udara juga bisa menyebabkan kegemukan. Konsentrasi CO
2
dari atmosfer juga meningkat dalam korelasinya dengan kenaikan berat badan,
Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat CO
2
udara secara umum
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana CO
2
mencetuskan gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radanginflamasi pada paru, misalnya akibat PM
atau ozon. 2.
Terbentuknya radikal bebasstres oksidatif, misalnya PAH polyaromatic hydrocarbons.
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular
seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh. 4.
Komponen biologis yang menginduksi inflamasiperadangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan
endotoksin. 5.
Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun
terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEPdiesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan
memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal misal: dengan
menekan fungsalveolar makrofag pada paru-paru.
Gambar 2.3 Contoh pengaruh ketidakseimbangan udara bagi kesehatan
9
2.3 Peran Pohon Trembesi Dalam Menyeimbangkan Komposisi Udara
Pertumbuhan pesat di kota-kota besar tentunya harus dibarengi dengan penghijauan di sana-sini demi memberi ruang, bagi siklus alam.
Pohon Trembesi salah satunya yang merupakan pohon dengan kemampuan menyedot karbondioksida terbesar dan kemudian
mengubahnya menjadi oksigen.
Dikategorikan sebagai tumbuhan perindang karena postur tubuhnya yang menyerupai payung raksasa. Disebut juga Ki Hujan karena
aktivitasnya menyerap air dan mengeluarkan tetes-tetesnya melalui pucuk daun. Trembesi sangat cocok ditanam di daerah padat
penduduk. Ukurannya yang besar membuat pohon ini harus ditanam di lapangan yang luas sehingga tidak merusak bangunan di sekitarnya.
Batangnya yang tak mudah patah dan rupanya yang cantik membuat Trembesi menjadi bintang dalam kebanyakan usaha
penghijauan. Jalur antar kota Semarang dan Kudus, juga daerah Gunung Kidul di Yogyakarta, keduanya menikmati manfaat dari pohon yang bisa
mencapai tinggi hingga 60 meter ini.
Gambar 2.4 : Pohon Trembesi
10
Trembesi memiliki sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara. Pohon ini mampu
hidup dengan kandungan 78 nitrogen di udara, sehingga cocok hidup di lahan-lahan marjinal dan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu
bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. Selain itu, Trembesi tahan
terhadap kekeringan serta tahan terhadap genangan. Bisa dibayangkan jika tiap kota besar di Indonesia memiliki taman sebesar Central Park dan
kita tanami dengan Trembesi, tentunya masyarakat dapat bernafas lebih lega dan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan.
Pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondiokasida setiap tahunnya. Bandingkan dengan pohon biasa yang rata-rata mampu
menyerap 1 ton CO
2
dalam 20 tahun masa hidupnya. Mungkin karena kemampuan menyerap CO
2
inilah, maka pemerintah meluncurkan program “Penanaman 1 Miliar Pohon tahun 2010” dengan trembesi
sebagai pohon utama untuk ditanam.
Gambar : 2.5 : Aktivitas Masyarakat Menanam Trembesi
11
Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan.
Namun trambesi membutuhkan lahan yang cukup luas. Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang
luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi
pencemaran udara dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida CO
2
setiap tahunnya.
12
BAB III METODOLOGI PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Pencatatan Dokumen