Faktor Manusia, Ekonomi, Undang-Undang dan Peraturan di Sekitar Tapak

1.2 Faktor Manusia, Ekonomi, Undang-Undang dan Peraturan di Sekitar Tapak

Lahan dari proyek kasus C ini terletak di Kecamatan Medan Maimun dan terletak di dua kelurahan yang berbeda, yaitu Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur. Pada Kelurahan Hamdan tapak berada di Lingkungan X dan di Kelurahan Aur tapak berada di Lingkungan IX. Sehingga data survey yang didapat yang berasal dari dua sumber kantor kelurahan yang berbeda bisa dipersempit dengan hanya membahas tentang Kel. Hamdan Ling. X dan Kel. Aur Ling. IX. Dari hasil survey tentang masyarakat disekitar tapak di dua kelurahan ini bisa didapatkan kesimpulan sebagai berikut. Di Kelurahan Hamdan, Lingkungan X dengan jumlah penduduk ± 1769 orang dengan jumlah KK ± 467 kepala keluarga. Pada lingkungan ini lebih banyak terdapat masyarakat yang beragama Islam, diikuti dengan masyarakat beragama Kristen, Budha, dan Hindu. Fasilitas untuk beribadah hanya terdapat satu mesjid dan satu mushola. Etnis masyarakat di lingkungan ini didominasi dengan etnis Aceh. Sedangkan pada Kelurahan Aur, Lingkungan IX memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 758 orang dengan KK ± 170 kepala keluarga. Di daerah ini didominasi dengan masyarakat etnis Minang, dikuti oleh etnis Jawa, Melayu, dan Aceh. Dari hasil survey juga didapat bahwa jenis mata pencaharian penduduk sekitar cukup beragam, yaitu sebagai pegawai swasta, pedagang, buruh dan pegawai negri sipil PNS. Data masyarakat yang tinggal tepat di pinggiran sungai Deli, tidak didapatkan dengan jelas dari kantor Kelurahan karena masyarakat yang tinggal disini dianggap penghuni liar karena menurut peraturan yang ada sebenarnya ilegal untuk tinggal di pinggiran sungai. Keberadaan bangunan ini dinilai melanggar Peraturan Daerah Perda Universitas Sumatera Utara Nomor 10 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan IMB. Perda Nomor 102009 tersebut dijabarkan bahwa untuk membangun atau mendirikan bangunan di sekitar daerah aliran sungai DAS, minimal jaraknya 25 meter dari bibir sungai tertinggi sumber referensi Google . Tetapi dari hasil survey yang didapat dengan turun langsung kelapangan dan bertanya langsung pada masyarakat penghuni pinggiran sungai Deli, didapatkan data bahwa mata pencaharian masyarakat ini didominasi oleh kuli dan pedagang kecil. Untuk budaya dan perilaku sosial dari masyarakat disekitar site, didapat kesimpulan bahwa masyarakat disekitar site memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai Deli. Pada sore hari masyarakat yang tinggal di pinggir sungai sering berkumpul bersama di daerah depan rumah mereka. Mereka bersosialisasi bersama dengan tetangga sekitar dan anak-anak kecil bermain bersama di sekitaran sungai. Tetapi untuk masyarakat yang tinggal di Jl. Mangkubumi, tingkat sosialisasinya terasa kurang. Karena pada daerah jalan ini terdapat banyak ruko dan tempat perdagangan lainnya, hal tersebut membuat para penghuni yang tinggal disini menjadi kurang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan tetangga disekitarnya, seperti masyarakat di kota besar pada umumnya. Masyarakat disekitar lahan ini juga memiliki beberapa organisasi masyarakat seperti karang taruna dan IPK. Lahan ini terletak tepat di tengah kota yang memiliki banyak akses untuk menuju ke site ini. Hal ini seharusnya menjadikan tingkat ekonomi yang tinggi pada daerah ini. Tapi pada kenyataannya letak daerah yang di tengah kota tidak bisa menjadi titik ukur perekonomian masyarakatnya. Seharusnya pada daerah tengah kota seperti ini tidak terdapat lagi pemukiman kumuh atau pemukiman liar. Sedangkan pada kenyataannya pada pinggir sungai Deli masih terdapat cukup banyak bangunan liar dan kumuh. Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai Deli termasuk masyarakat menengah ke bawah dengan tingkat ekonomi yang rendah, karena kebanyakan penghuninya adalah pedagang Universitas Sumatera Utara kecil dan kuli bangunan. Tetapi masyarakat yang tinggal di Jl. Mangkubumi bisa termasuk ke dalam masyarakat menengah ke atas karena kebanyakan mata pencahariannya adalah pegawai swasta, PNS, dan pengusaha dengan tingkat perekonomian yang lebih baik dibandingkan masyarakat yang tinggal di pinggir sungai. Hal ini didukung juga dengan lokasi yang strategis berada di pusat kota, memiliki banyak akses dan dipenuhi oleh sarana publik. Sehingga untuk pembangunan sebuah apartemen kelas menengah keatas sangat mendukung di daerah ini. Lokasi site ini berbatasan langsung dengan beberapa jalan utama, yaitu Jl. Mangkubumi, Jl. Letjend Suprapto, dan Jl. Badur. Pada Jl. Badur bangunan didominasi oleh bangunan rumah tinggal satu sampai tiga lantai. Pada Jl. Mangkubumi didominasi oleh bangunan ruko dan perkantoran, seperti swalayan, kantor pajak dan Palang Merah Indonesia PMI. Pada Jl. Letjend Suprapto terdapat beberapa bangunan kantor yang berarsitektur kolonial seperti kantor PTPN IV dan kantor Polisi Militer PM. Berdasarkan ketentuan dari peraturan daerah dan RTRW, bahwa kawasan Medan Maimun merupakan pusat pelayanan kota. Kawasan ini diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan atau bisnis, pusat kegiatan jasa, kegiatan provinsi dan kota, pusat pelayanan ekonomi dan daerah komersil. Pada keadaan di lapangan hal ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada daerah ini terdapat banyak kantor-kantor, milik pemerintah dan juga milik swasta. Terdapat banyak toko-toko dengan skala kecil sampai besar sebagai tempat kegiatan perdagangan. Dan terdapat beberapa bank, seperti bank BNI, Mandiri, dan BCA sebagai pusat kegiatan ekonomi. Pembangunan ini juga harus mengikuti Peraturan Daerah Kota Medan No. 5 tahun 2012 tentang retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB. Universitas Sumatera Utara Karena lahan yang berada di antara sungai Deli, maka harus mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 tahun 2011 tentang sungai. Menurut pasal 9 untuk garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, yaitu : Paling sedikit berjarak 10 m sepuluh meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m tiga meter. Paling sedikit berjarak 15 m lima belas meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m tiga meter sampai dengan 20 m dua puluh meter. Paling sedikit berjarak 30 m tiga puluh meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m dua puluh meter. Pembangunan apartemen ini juga mengikuti peraturan lain yang telah ditentukan oleh pemerintah, seperti peraturan tentang koefisiensi dasar bangunan KDB, garis sempadan bangunan GSB, garis sempadan sungai GSS, koefisiensi lantai bangunan KLB, dan ketinggian bangunan yang dapat dibangun. Dari peraturan yang telah dijelaskan di atas tentang kawasan kota medan, hal tersebut sangat sesuai dengan kasus proyek yang akan dikerjakan yaitu pembangunan apartemen kelas menengah atas yang memiliki fasilitas pendukung seperti mall dan taman terbuka hijau umum agar masyarakat sekitar memiliki tempat untuk berkumpul bersama dan bisa berekreasi menikmati taman terbuka hijau dan sungai Deli. Bangunan seperti apartemen dan mall memang sudah seharusnya dibangun didaerah yang diperuntukkan untuk daerah komersil seperti daerah Universitas Sumatera Utara ini, agar tata ruang kota Medan bisa lebih tertata lagi dan mengikuti peraturan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara

BAB II LAPORAN PEMROGRAMAN