d. Unt uk wilayah monokult ur, maka Jarak
t anam yang digunakan sesuai st andar t eknis sedangkan unt uk daerah yang
t idak monokult ur disesuaikan dengan kondisi set empat .
2. Perluasan Perluasan t anaman dilakukan dengan :
a. menanam t anaman pada lahan kosong,
lahan bukaan baru yang sesuai unt uk pengembangan j ambu met e;
b. Unt uk wilayah monokult ur, maka Jarak
t anam yang digunakan sesuai st andar t eknis sedangkan unt uk daerah yang
t idak monokult ur disesuaikan dengan kondisi set empat .
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiat an peremaj aan dan perluasan t anaman j ambu
met e meliput i ident if ikasi, seleksi dan penet apan calon lokasi, calon lahan dan
calon kelompok t ani pet ani, pemberdayaan pet ani kelembagaannya, pengawalan dan
pendampingan, Monot oring, evaluasi dan pelaporan yang disusun secara spesif ik
lokasi.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
9
B. Pelaksana Kegiat an
Dengan pert imbangan t uj uan keberhasilannya, unt uk dapat
mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanj ut , pelaksana kegiat an pengembangan
j ambu met e
dilaksanakan Provinsi, Kabupat en berkoordinasi dengan Pusat ,
masing-masing sebagai berikut : 1. Kegiat an Pusat
a Menyiapkan Pedoman Teknis
Pelaksanaan Pengembangan Jambu met e.
b Melakukan Sosialisasi kegiat an
bersama Dinas Perkebunan Propinsi. c
Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiat an.
d Melakukan pemant auan, monit oring
dan pengendalian kegiat an sert a membant u mengat asi permasalahan
yang dihadapi di t ingkat lapangan.
e Menyusun laporan perkembangan hasil
pemant auan dan pengendalian sert a perkembangan kegiat an.
2. Kegiat an Provinsi
a Menet apkan Tim pembina Provinsi,
melalui surat Keput usan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
10
b Menj abarkan Pedoman Teknis
Pengembangan Tanaman Jambu met e Peremaj aan dan perluasan yang
dit uangkan dalam bent uk Pet unj uk Pelaksanaan j uklak sesuai kondisi
daerah.
c Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan
seleksi CP CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an
dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama
–sama
Dinas Kabupat en yang membidangi Perkebunan .
d Jika Kegiat an merupakan TP Propinsi:
maka penet apan calon pet ani dan calon lahan CP CL oleh Pemerint ah
Daerah Propinsi at au Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.
e Menyiapkan dan menyampaikan
laporan perkembangan kegiat an Pengembangan Tanaman Jambu met e
secara berkala t riwulan yang dit uj ukan kepada Direkt ur Jenderal
Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.
3. Kegiat an Kabupat en
a Menj abarkan Pedoman Teknis
Pedoman Pelaksanaan JUKLAK kedalam Pet unj uk Teknis Juknis.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
11
b Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan
seleksi CP CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an
dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi.
c Jika Kegiat an merupakan TP
Kabupat en : maka penet apan calon pet ani dan calon lahan CP CL oleh
Pemerint ah Daerah Kabupat en Kot a at au Dinas Kabupat en yang
membidangi perkebunan.
d Membuat dan melaporkan hasil
kegiat an perkembangan pelaksanaan kegiat an Pengembangan Jambu Met e
secara berkala t riwulan dan t ahunan sesuai f orm yang t elah
dit et apkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan
Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.
4. Kelompok Tani
a Persiapan lahan sepert i pembersihan
lahan dan penyiapan lubang t anam. b
Penet apan wakt u t anaman yang disesuaikan dengan keadaan masing-
masing daerah.
c Penanaman dan Pemeliharan
t anaman j ambu met e sert a melaporkan hal-hal yang yang
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
12
berhubungan dengan kegiat an peremaj aan
dan perluasan
yang dilakukan
kepada Dinas yang
membidangi Perkebunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Pengembangan t anaman j ambu met e
dilaksanakan pada areal pet ani, melalui kegiat an peremaj aan dan perluasan t ahun
2014 yang t ersebar
dibeberapa Provinsi Kabupat en sent ra pengembangan
j ambu met e secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
D. Simpul Krit is
1. Koordinasi ant ara Direkt orat Tanaman
Tahunan, pet ugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupat en, Puslit Balit Inst ansi t erkait ,
dan pet ugas lapang.
2. Pemilihan lokasi CPCL diusahakan lokasi
yang mudah dij angkau dan di monit or oleh pet ugas, sehingga memudahkan
pengadaan dan penyaluran
bahan t anaman dan sarana prasarana produksi
sert a evaluasi kegiat an ke daerah t ersebut .
3. Ket epat an
bahan t anaman yang disalurkan merupakan benih unggul,
dengan pert imbangan bahwa benih merupakan salah sat u f akt or kunci
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
13
keberhasilan kegiat an pengembangan t anaman;
4. Ket epat an wakt u pengadaan dan
penyaluran bahan t anaman sert a sarana dan prasarana produksi lainnya unt uk
pengembangan t anaman t ahunan, sehingga t idak menyebabkan
ket erlambat an.
5. Teknologi budidaya yang akan dit erapkan
harus sesuai dengan baku t eknis sert a kondisi di lapangan.
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran bant uan kegiat an pengembangan j ambu met e
dilakukan dengan ket ent uan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Keput usan Kepala Dinas
Provinsi TP. Provinsi at au Pemerint ah Daerah Kabupat en Kot a at au Kepala
Dinas Kabupat en TP. Kabupat en at au pej abat yang dit unj uk t ent ang Penet apan
Kelompok Sasaran,
dilakukan proses pengadaan benih unggul bermut u
bersert if ikat siap t anam sert a sarana dan prasarana.
2. Prosedur pengadaan dan penyaluran
mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya Perpres 70 Tahun
2012 sert a Pedoman Pengadaan dan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2014
14