Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba.

2.8.2 Faktor lingkungan Keinginan untuk menganut nilai – nilai yang sama dalam kelompok, diikuti solidaritas, dan tidak dapat menolak tekanan kelompok, merupakan hal yang mendorong penggunaan narkoba. Dorongan dari luar adalah adanya dorongan, ajakan, rayuan, paksaan terhadap individu untuk memakai narkoba, sementara individu tidak dapat menolak. 2.8.3 Zat – zat di dalam narkoba Ketika seseorang sudah mencoba narkoba, maka secara fisik dan psikis orang tersebut sudah tidak dapat lagi hidup normal tanpa zat tersebut. Kesakitan dan penderitaan dia anggap akan berhenti apabila zat – zat tersebut masuk kembali ke dalam dirinya. Zat – zat yang memberikan kenikmatan bagi pemakainya akan mendorong terjadinya pemakaian berulang.

2.9 Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba.

Adapun upaya penanggulangan yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahap, seperti tahap pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi pemulihan. 2.9.1 Pencegahan Pencegahan preventif, yaitu suatu usaha yang dilakukan agar mereka yang belum terlibat penyalahgunaan narkoba dapat terhindar dari hal tersebut, yakni dengan cara : a. Adanya peran aktif orang tua, guru, dan masyarakat dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak – anaknya. Universitas Sumatera Utara b. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. c. Pendampingan dari orang tua siswa dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran transaksi narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. e. Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. f. Mengajarkan kepada sisiwa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. g. Sering memberikan mereka bimbingan yang intensif agar mereka tidak sekedar tahu bahaya dan efek yang bisa ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba dan juga lebih penting adalah bagaimana agar mereka memahami alasan – alasan mengapa mereka perlu dan harus menolak narkoba. h. Membuat suatu ketetapan disiplin di sekolah. 2.9.2 Tahap pengobatan Tahap pengobatan adalah upaya yang utama dilakukan yakni menghilangkan atau membuang racun narkoba dari dalam tubuh korban penyalahgunaan narkoba. Pada dasarnya orang yang terjerat narkoba tidak dapat disembuhkan dengan cepat, tetapi harus menjalani pengobatan beberapa kali. Meskipun dari kebanyakan orang yang terjerat penyalahgunaan narkoba dan sudah menjalani pengobatan sering terjerat kembali. Universitas Sumatera Utara Hal ini dapat terjadi, karena jenis obat yang digunakan pecandu tidak hanya bersifat merangsang psikologi mental dan jiwa maka dari itulah rehabilitasi harus dilakukan dalam beberapa tahapan secara holistik, yakni pengobatan yang meliputi raga, mental, dan jiwa. Pada tahap pengobatan ini tubuh akan dibersihkan dari racun secara intensif dan terkontrol. Misalnya: ada seorang pecandu, tampak jelas putus obat, bahaya obat tersebut timbul 8 – 12 jam setelah pemakaian narkotika dan akan memuncak penderitaannya setelah 36 – 72 jam. Pada saat itu pecandu mengalami kegelisahan, sulit tidur, walaupun ia tampak menguap terus, air mata dan keringatpun terlihat deras dan kemudian disusul dengan otot kejang dan terjadi kejang – kejang, sulit dikontrol, disertai muntah, diare, detak jantung kian meningkat dan nafas kian cepat. Maka dari gejala di atas dapat ditangani dengan memberikan methadone yaitu salah satu dari narkotik sintetik atau obat penenang lainnya selama 3 hari sampai 5 hari untuk mengurangi gejala – gejala yang menyakitkan itu. Kemudian setelah lewat dari 10 sampai 2 minggu, tubuh pasien baru dapat dibersihkan dari sisa – sisa racun atau pengaruh dari narkotik yang telah dikonsumsinya. Demikianlah seterusnya dan untuk mencapai kesembuhan yang maksimum harus dilakukan penenangan rehabilitasi. 2.9.3 Tahap rehabilitasi apabila di dalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak terdapat komplikasi maka dalam tahap ini akan dibahas tahap pemulihan mental, spiritual, serta jati diri perilaku. Universitas Sumatera Utara Dalam tahap ini akan dilaukan pengobatan yang berlanjut mulai dari mental, perilaku, psikologis yang dapat sembuh secara berangsur – angsur yang dapat dilakukan dengan terapi sebagai berikut : 1. Terapi agama Menurut informasi dari berbagai kalangan yang berpengalaman mengobati pasien pecandu narkoba, alternatif lain selain pengobatan secara medik maka pengobatan terapi agama tidak kurang ampuhnya. Banyak rehabilitasi narkoba dipusatkan di pesantren atau sekolah agama. Disana korban narkoba dibina oleh para kiyai atau guru – guru dengan terapi keagamaan. Sebelum memasuki tahap rehabilitasi mereka kadang kala dibersihkan lebih dahulu guna menghilangkan racun yang ada dalam tubuhnya. Kepada para pasien ditanamkan dasar keimanan, dengan ceramah dan direalisasikan dengan pelaksanaan ibadah. Mereka yang sungguh – sungguh dengan niat yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam, akan meninggalkan kebiasaan menggunakan narkoba, maka mereka akan terlepas dari belenggu barang haram itu. Dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa mereka akan dapat melawan godaan – godaan yang senantiasa datang merayu. 2. Terapi seni Tidak kurang penting bahwa seni merupakan terapi yang boleh dikatakan sangat ampuh melawan godaan pengaruh narkoba. Apakah itu seni suara, seni tari, seni rupa, seni sastra, dan lain – lain, semuanya dapat menjadi tangkal bagi pecandu narkoba guna mengalihkan perhatiannya dari barang – barang haram itu. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian ahli – ahli terapi di Amerika banyak orang mengalihkan perahtiannya ke arah bidang kesenian sebagai upaya kompensasi melakukan penyalahgunaan narkoba. Dengan menekuni senar kalbu ini ia akan menyalurkan keinginannya ke arah yang positif. Pengguna narkoba dikatakan sembuh apabila sudah diperiksa secar mendik bahwa korban tidak lagi ada kelainan baik fisik, psikis, mental, jiwa dan sudah benar – benar menolak narkoba. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

4 74 104

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap Jerawat Tahun 2010.

6 67 73

EFEKTIFITAS KAMPANYE ANTI PENYALAHGUNAAN NARKOBA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AKAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

0 9 10

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Sikap Remaja Tentang Bahaya Narkoba Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 1 14

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Sikap Remaja Tentang Bahaya Narkoba Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA USIA PERTENGAHAN TENTANG BAHAYA MINUMAN KERAS Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Usia Pertengahan Tentang Bahaya Minuman Keras Dengan Perilaku Minum- Minuman Keras Di Desa Klumprit Sukoharjo.

1 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA USIA PERTENGAHAN TENTANG BAHAYA MINUMAN KERAS Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Usia Pertengahan Tentang Bahaya Minuman Keras Dengan Perilaku Minum- Minuman Keras Di Desa Klumprit Sukoharjo.

0 1 16

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri 1 Salapian Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

0 0 42

Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

0 1 13