Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

(1)

F

UNI

SKRIPSI

Oleh Afriani Purba

111101081

FAKULTAS KEPERAWATAN

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014/2015


(2)

(3)

(4)

Tahun : 2015

ABSTRAK

Kanker serviks menempati urutan ke-4 terbanyak dari seluruh kanker yang terjadi pada wanita dengan penyebab terbanyaknya adalah karena terinveksi virus HPV, merokok, melakukan seks pada usia dini dan berganti-ganti pasangan seksual. Remaja puteri merupakan fokus penting untuk dilakukan penelitian tentang kanker serviks karena masa remaja beresiko tinggi terkena kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel Accidental Samplig yaitu dengan jumlah responden 81 dari jumlah populasi 436 siswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks mayoritas baik sebanyak 46 responden (56,8%), sedangkan sikap remaja puteri tentang kanker serviks berada pada kategori positif yaitu sebanyak 79 responden (97,5%). Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kanker serviks, meskipun demikian diharapkan kepada sekolah agar bekerja sama dengan PIKRR (Pusat Konsultasi Reproduksi Remaja) untuk lebih aktif meningkatkan kegiatan sekolah seperti penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks untuk meningkatkan pengetahuan remaja puteri dan mencegah terjadinya angka kejadian kanker serviks.


(5)

Academic Year : 2015

ABSTRACT

Cervical cancer is in the fourth position of the most cancers experienced by women. The major causes are because they are infected by HPV, smoke, commit sexual intercourses at early ages and change mates. Research on cervical cancer to adolescent girls is important because they have the high risk to suffer from. The objective of this research is to identify the knowledge and attitude of adolescent girls toward cervical cancer in SMA Negeri 2, Pematangsiantar. This research uses a descriptive method and an accidental sampling method, namely 81 respondents out of 436 female students. The result of research shows 46 respondents (56.8%) have a good knowledge, 79 respondents (97.5%) have a positive attitude. From this result, it is found out that most adolescent girls have good knowledge and positive attitude about cervical cancer. However, it is expected that the school work together with PIKRR (Juvenile Reproduction Consultation Center), be more active to increase school activities, such as health counseling on cervical cancer to improve the adolescent girls’ knowledge and prevent from the rate of cervical cancer which occurs.


(6)

untuk segala berkat dan penyertaan yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2

Pematangsiantar” dengan baik. Skripsi ini merupakan kegiatan sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

2. Ibu Nur Asiah S.Kep, Ns, M.Biomed selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat kepada penulis terhadap proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku dosen penguji I dan Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.


(7)

dan guru-guru yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

6. Seluruh siswi di SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang telah bersedia menjadi responden dan membantu selama proses penelitian.

7. Kepada ayahanda penulis J.I.P Purba, Ibunda R. Saragih dan abangda Jimmy Purba yang selalu memberikan semangat, dorongan, dukungan, serta perhatian kepada penulis.

8. Kepada sahabat serta teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat, dorongan, dukungan, serta perhatian kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan baik dalam penulisan, serta isi pada skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan skripsi ini dimasa yang akan datang dapat lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Juli 2015


(8)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 4

1.3 Tujuan penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengetahuan ... 6

2.1.1 Pengertian pengetahuan ... 6

2.1.2 Jenis pengetahuan ... 6

2.1.3 Proses adopsi perilaku ... 7

2.1.4 Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif ... 8

2.1.5 Pengukuran tingkat pengetahuan ... 10

2.2 Sikap ... 11

2.2.1 Pengertian sikap ... 11

2.2.2 Komponen pokok sikap ... 11

2.2.3 Berbagai tingkatan sikap ... 12

2.3.4 Pengukuran sikap ... 13

2.3 Remaja ... 14


(9)

2.4.4 Deteksi dini kanker serviks ... 18

2.4.5 Stadium kanker serviks ... 19

2.4.6 Pencegahan kanker serviks ... 21

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN... 24

3.1 Kerangka penelitian ... 24

3.2 Defenisi Operasional ... 25

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

4.1 Desain penelitian ... 26

4.2 Populasi dan sampel ... 26

4.3 Tempat dan waktu penelitian ... 28

4.4 Pertimbangan etik ... 28

4.5 Instrument penelitian ... 29

4.6 Uji validitas dan uji reliabilitas ... 30

4.7 Pengumpulan data ... 31

4.8 Analisa data ... 32

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

5.1. Hasil penelitian ... 34

5.1.1. Karakterisik responden ... 34

5.1.2. Pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks 35 5.1.3. Sikap remaja puteri tentang kanker serviks ... 36

5.2. Pembahasan... 36

5.2.1. Pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks 36 5.2.2. Sikap remaja puteri tentang kanker serviks ... 39

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

6.1. Kesimpulan ... 42

6.2. Saran ... 42


(10)

Tabel 2.1. Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000 ... 20 Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala Ukur,

dan Hasil ukur ... 25 Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan proporsi remaja puteri SMA

Negeri 2 Pematangsiantar ... 28 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi Karakteristik Remaja Puteri tentang

Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar... 35 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang

Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar... 35 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Puteri tentang Kanker


(11)

Skema 3.1. Kerangka penelitian pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar ... 25


(12)

IARC :International Agency for Research on Cancer

SMA : Sekolah Menengah Atas

SEARO :South-East Asia Region

WHO :World Health Organization

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional AIDS :Acquired Immune Deficiency Syndrome

HIV :Human Immunodeficiency Virus

IVA : Inspeksi Visual Asam Asetat

DNA :Deoxyribo Nucleic Acid

FIGO :International Federation of Gynaecology and Obstetrics


(13)

Lampiran 2. Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian ... 50

Lampiran 3. Kuesioner penelitian ... 51

Lampiran 4. Lembar bukti bimbingan ... 56

Lampiran 5. Daftar Riwayat hidup ... 58

Lampiran 6. Jadwal tentatif penelitian ... 59

Lampiran 7. Taksasi dana ... 60

Lampiran 8. Tabel uji reliabilitas ... 61

Lampiran 9. Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 63

Lampiran 10. Distribusi frekuensi pengetahuan responden... 65

Lampiran 11. Distribusi frekuensi pengetahuan responden per item kuesioner ... 66

Lampiran 12. Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan responden .... 71

Lampiran 13. Distribusi frekuensi sikap responden... 72

Lampiran 14. Distribusi frekuensi sikap responden per item kuesioner... 73

Lampiran 15. Distribusi frekuensi jawaban sikap responden ... 77

Lampiran 16. Tabel Master Data ... 78

Lampiran 17. Lembar uji validitas ... 82

Lampiran 18. Surat etik penelitian ... 85

Lampiran 19. Surat izin uji reliabilitas... 86

Lampiran 20. Surat bukti uji reliabilitas ... 87

Lampiran 21. Surat izin pengambilan data ... 88

Lampiran 22. Surat bukti pengambilan data ... 89


(14)

Tahun : 2015

ABSTRAK

Kanker serviks menempati urutan ke-4 terbanyak dari seluruh kanker yang terjadi pada wanita dengan penyebab terbanyaknya adalah karena terinveksi virus HPV, merokok, melakukan seks pada usia dini dan berganti-ganti pasangan seksual. Remaja puteri merupakan fokus penting untuk dilakukan penelitian tentang kanker serviks karena masa remaja beresiko tinggi terkena kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel Accidental Samplig yaitu dengan jumlah responden 81 dari jumlah populasi 436 siswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks mayoritas baik sebanyak 46 responden (56,8%), sedangkan sikap remaja puteri tentang kanker serviks berada pada kategori positif yaitu sebanyak 79 responden (97,5%). Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kanker serviks, meskipun demikian diharapkan kepada sekolah agar bekerja sama dengan PIKRR (Pusat Konsultasi Reproduksi Remaja) untuk lebih aktif meningkatkan kegiatan sekolah seperti penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks untuk meningkatkan pengetahuan remaja puteri dan mencegah terjadinya angka kejadian kanker serviks.


(15)

Academic Year : 2015

ABSTRACT

Cervical cancer is in the fourth position of the most cancers experienced by women. The major causes are because they are infected by HPV, smoke, commit sexual intercourses at early ages and change mates. Research on cervical cancer to adolescent girls is important because they have the high risk to suffer from. The objective of this research is to identify the knowledge and attitude of adolescent girls toward cervical cancer in SMA Negeri 2, Pematangsiantar. This research uses a descriptive method and an accidental sampling method, namely 81 respondents out of 436 female students. The result of research shows 46 respondents (56.8%) have a good knowledge, 79 respondents (97.5%) have a positive attitude. From this result, it is found out that most adolescent girls have good knowledge and positive attitude about cervical cancer. However, it is expected that the school work together with PIKRR (Juvenile Reproduction Consultation Center), be more active to increase school activities, such as health counseling on cervical cancer to improve the adolescent girls’ knowledge and prevent from the rate of cervical cancer which occurs.


(16)

1.1. Latar Belakang

Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Defenisi

remaja (adolescent) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Erikson (dalam Kusmiran, 2011) berpendapat bahwa untuk menjadi dewasa, remaja akan melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identity).

Selama proses pencarian jati diri, remaja sering memanifestasikan perilaku yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya kasus yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku seksual (Maolinda, 2012). Masalah seksual pada remaja saat ini adalah kehamilan remaja, penyalahgunaan seksual, kehamilan diluar nikah, penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seksual (Pinem, 2009). Sahara (2006 dalam Maolinda, 2012) menyebutkan bahwa masalah kesehatan seksual pada remaja terjadi akibat minimnya pengetahuan dan bimbingan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja.

Remaja berusia sebelum 18 tahun yang telah berhubungan seksual akan berisiko terkena kanker serviks 5 kali lipat (Rasjidi, 2008). Diananda (2009) menegaskan bahwa remaja berusia dibawah 16 tahun yang sudah melakukan hubungan seksual bisa 10-12 kali lebih besar kemungkinan terserang kanker


(17)

terjadinya kanker serviks adalah karena terinveksi virus HPV, merokok, melakukan seks pada usia dini, berganti-ganti pasangan seksual, sistem kekebalannya terganggu, serta penggunaan pil KB juga merupakan penyebab terjadinya kanker serviks (Dewi, 2010).

WHO memperkirakan angka kematian akibat kanker serviks akan meningkat sampai 25% untuk 10 tahun kedepan. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut serta keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopologi dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita (Rasjidi dan Henri, 2007).

Menurut data dari Globocan dalamInternational Agency for Research on Cancer(IARC) tahun 2012, kanker serviks menempati urutan ke-4 terbanyak dari seluruh kanker yang terjadi pada wanita dengan angka kejadian di dunia sebanyak 528.000 kasus, angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 256.000 jiwa. Sementara di Asia Tenggara berdasarkan WHOSouth-East Asia Region(SEARO) terdapat angka kejadian kanker serviks sebanyak 175.000 kasus dengan angka kematian sebanyak 94.000 jiwa.

Berdasarkan data dari sistem informasi RS tahun 2010, jumlah pasien rawat inap akibat kanker serviks di seluruh RS di Indonesia menempati posisi kedua terbanyak setelah kanker payudara dengan presentasi sebanyak 12,8% atau 5.349 kasus (Kemenkes, 2014). Berdasarkan estimasi Globocan, IARC tahun 2012 juga menegaskan bahwa terdapat 17 per 100.000 wanita terkena kanker serviks (Kemenkes, 2014). Kota Medan sendiri data dari RSUP H. Adam Malik


(18)

Medan tahun 2011 terdapat pasien kanker serviks sebanyak 367 orang dengan paritas yang paling sering adalah 3-5 anak (Arief, 2013).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mutia Efrida tahun 2013

mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Minat Remaja Putri Dengan Pencegahan Kanker Serviks di Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Kabupaten Aceh Besar”, dengan besar sampel 70 responden, menggunakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan cross sectional didapati hasil untuk variabel pengetahuan tentang kanker serviks yaitu 41,4% remaja puteri memiliki pengetahuan baik, 8,6% pengetahuan cukup, sedangkan 50% remaja puteri memiliki pengetahuan kurang (Efrida, M., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh

Berlian dkk tahun 2012 mengenai “Sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV di kota Semarang”, dengan besar sampel 85 responden didapati hasil untuk variabel sikap tentang kanker serviks adalah 92,9% remaja puteri memiliki sikap keyakinan yang baik dan 7,1% memiliki sikap yang tidak yakin (Rachmani dkk, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas dan tingginya resiko terjadinya kanker serviks serta didapati keterangan dari bagian tata usaha diketahui bahwa disekolah SMA Negeri 2 Pematangsiantar sering diadakan penelitian, tetapi masih belum pernah dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap tentang kanker serviks, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan melihat bagaimana pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.


(19)

1.2. Rumusan masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA negeri 2 Pematangsiantar.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang

Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar”

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk: a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks di

SMA Negeri 2 Pematangsiantar

b. Untuk mengetahui sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk Pendidikan Keperawatan

Untuk menambah wawasan dan sebagai bahan referensi dalam bidang keperawatan khususnya tentang pengetahuan dan sikap tentang kanker serviks.

1.4.2. Untuk Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menambah pengetahuan dan perkembangan tentang pentingnya mengetahui pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang


(20)

kanker serviks. Sehingga dapat menjadi referensi bagi pihak pelayanan kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan kepada remaja puteri di sekolah-sekolah tentang kanker serviks.

1.4.3. Untuk Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.


(21)

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan sesorang (Notoatmodjo,2007).

2.1.2. Jenis Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat dalam konteks kesehatan beraneka ragam pemahamannya. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan di antaranya sebagai berikut.

a. Pengetahuan implisit.

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.


(22)

Contoh sederhana: seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.

b. Pengetahuan eksplisit.

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok (Budiman & Agus, 2013).

2.1.3. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.


(23)

e. Adoption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas (Notoatmodjo, 2007).

2.1.4. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat dintrepretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus memakan makanan yang bergizi.


(24)

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui


(25)

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (notoatmodjo, 2007).

2.1.5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut.

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis. c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan.

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.

b. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya≤ 50%. Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka persentasenya akan berbeda.


(26)

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya≤ 75% (Budiman & Agus, 2013).

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2. Komponen Pokok Sikap

Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok.

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penetuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,


(27)

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat mengimunisasikan anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa penyakit polio (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Berbagai tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding), yakni memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing), yakni mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible), yakni bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2007).


(28)

2.2.4. Pengukuran Sikap

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespons, Menghargai, Mengorganisasi, dan Menghayati. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek di antaranya menggunakan skala sikap.

Hasil pengukuran berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju (Budiman & Agus, 2013).

2.3. Remaja

Remaja atau “adolescent” (Inggris), berasal dari bahasa Latin “adolescere

yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes


(29)

RI adalah antara 10 sampai 19 tahun. Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, dkk, 2010)

Masa remaja, menurut perkembangannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu : a. Masa remaja awal (10-12 tahun) dengan ciri khas antara lain : ingin

bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktivitas seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam. c. Masa remaja akhir (16-19 tahun) dengan ciri khas antara lain : mampu

berpikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri (Pinem, 2009).

2.4. Kanker Serviks

2.4.1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks (Servical Cancer) atau kanker pada leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Diananda, 2009). Farid, Andrijono dan Abdul (2006) menambahkan bahwa penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks yang mengalami mutasi genetik. Keadaan yang


(30)

menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini.

2.4.2. Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Serviks

Penyebab kanker serviks antara lain adanya perubahan gen, terkena mikroba, radiasi, atau pencemaran oleh bahan kimia. Yang termasuk mikroba misalnya virus HPV, terutama nomor 16 dan 18. Sementara presentase akibat radiasi nilainya rendah sekali. Penyebab serius lainnya adalah sperma pria. Pasalnya, bagian kepala sperma mengandung protein dasar. Apabila menyatu dengan leher rahim, protein dasar ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan sel di serviks.

Penyebab dan faktor risiko kanker serviks kebanyakan adalah dari faktor luar, yaitu melakukan hubungan seksual pada usia muda (kurang dari 16 tahun), wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan (> 4orang), wanita yang mendapat atau menggunakan penekan kekebalan (immunosuppressive) dan penderita HIV, kebersihan genitalia eksternal yang buruk (seperti jarangnya membersihkan daerah organ intim, penggantian pembalut tidak tepat, jarangnya mengganti pakaian dalam, dll), wanita yang merokok (dapat merusak DNA sel epitel skuamosa), riwayat penyakit kelamin seperti herpes dan kutil genitalia, semakin tinggi resiko pada wanita dengan banyak anak apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu dekat serta trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun. Ada beberapa penilitian yang menyimpulkan bahwa dfesiensi asam folat


(31)

dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A) (Diananda, 2009).

2.4.3. Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks pada awalnya ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak lazim (abnormal). Sebelum menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium awal, kanker ini cenderung tidak terdeteksi. Pada tahap awal atau prakanker, tidak ada gejala khas. Jika pun ada gejala, hanya berupa keputihan, sekret vagina yang agak banyak dan kadang-kadang dengan bercak perdarahan, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Namun jika sudah menjadi invasif, gejala yang muncul berupa perdarahan spontan, perdarahan pasca senggama, keputihan dan rasa tidak nyaman saat berhubungan seks dan berlangsung lebih lama dan semakin banyak.

Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar ke luar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat di jumpai tanda lain seperti nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul, atau nervus skiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria, perdarahan rektum sampai sulit berkemih dan buang air besar.


(32)

Namun perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap Smear test

yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas seksual atau di antara masa menstruasi.

Dengan demikian, gejala-gejala dan tanda klinis terjadinya kanker leher rahim adalah :

a. keputihan yang makin lama makin berbau busuk

b. perdarahan setelah melakukan hubungan seksual yang lama-kelamaan dapat terjadi pendarahan spontan (walaupun tidak melakukan hubungan seksual)

c. mengalami berat badan yang terus turun menurun akibat banyaknya pendarahan yang keluar

d. setelah menopause timbul perdarahan, pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah

e. terjadi anemia (kurang darah) yang disebabkan karena perdarahan yang sering timbul

f. mengalami rasa nyeri di sekitar genitalia dan timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang pada panggul.

Pada stadium lanjut akan mengalami tanda gejala seperti badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi


(33)

kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh (Diananda, 2009)

2.4.4. Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi dini kanker serviks ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih lokal dan belum invasif seperti pada lesi prakanker dan kanker stadium awal. Menurut Rasjidi, 2008 megatakan bahwa ada beberapa cara deteksi dini kanker serviks, yaitu :

a. Tes Pap (Pap Smear), adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio. Diindikasikan pada wanita yang sudah melakukan seksual aktif,deteksi dini adanya keganasan pada servik, pemantauan setelah tindakan pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi kanker serviks.

b. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), merupakan metode inspeksi yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Pemeriksaan ini mendeteksi kanker serviks dengan cara menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan larytan iosium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim. IVA positif apabila ditemukan adanya area berwarna putih (acetowhite) dan


(34)

permukaannya meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi.

c. Pemeriksaan DNA HPV ini dilakukan berupa pengambilan sampel untuk mengetahui adanya infeksi HPV dengan menggunakan lidi kapas atau sikat.Tes HPV DNA lebih berguna bila dikombinasikan dengan pemeriksaan sitologi. Pasien dengan hasil tes positif sebainya dilakukan pemeriksaan koloskopi. Penderita dengan HPV positif dan tes pap menunjukkan adanya displasia termasuk kelompok risiko tinggi dan harus dilakukan pemeriksaan koloskopi dan bila perlu biopsi.

d. Kolposkopi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan alat koloskop yaitu alat mikroskop binokuler dengan sumber cahaya yang terang untuk memperbesar gambaran visual serviks. Sehingga dapat membantu mendiagnosa neoplasia serviks.

2.4.5. Stadium Kanker serviks

Stadium kanker serviks ditentukan melalui pemeriksaan klinik dan sebaiknya pemeriksaan dilakukan dibawah pengaruh anastesi umum (Farid, et al., 2006).


(35)

Stadium secara klinik menurut FIGO 2000 (Yatim, 2005) :

Tabel 2.1. Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000

0 I IA IA1 IA2 IB IB1 IB2

Sel Kanker masih di selaput lendir serviks (karsinoma insitu)

Kanker masih terbatas di dalam jaringan serviks dan belum menyebar ke badan rahim

Karsinoma yang idiagnosa baru hanya secara mikroskop dan belum menunjukkan kelainan/keluhan klinik.

Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam <3 mm, serta ukuran besar tumor <7 mm.

Kanker sudah menyebar lebih dalam (>3 mm–5 mm) dengan lebar 7 mm Ukuran kanker sudah > dari IA2

Ukuran tumor = 4 cm Ukuran tumor > 4 cm II

IIA IIB

Kanker sudah menyebar keluar jaringan serviks tetapi belum mengenai dinding rongga panggul. Meskipun sudah menyebar ke vagina tetapi masih terbatas pada 1/3 atas vagina

Tumor jelas belum menyebar ke sekitar uterus Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar uterus III

IIIA

Kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan sudah menyebar jaringan vagina lebih rendah dari 1/3 bawah. Bisa juga penderita sudah mengalami ginjal bengkak karena bendungan air seni (hidronephrosis) dan mengalami gangguan fungsi ginjal


(36)

IIIB Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal dan/atau hidronephrosis

IV

IVA IVB

Kanker sudah menyebar keluar rongga panggul, dan secara klinik sudah terlihat tanda-tanda infasi kanker ke selaput lendir kandung kencing dan/atau rektum

Sel kanker menyebar pada alat/organ yang dekat dengan serviks Kanker sudah menyebar pada alat/organ yang jauh dari serviks

2.4.6. Pencegahan Kanker Serviks 2.4.6.1. Pencegahan Primer

a. Menunda onset aktivitas seksual

Menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan secara monogami(tidak berganti-ganti pasangan) akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan.

b. Penggunaan kontrasepsi barier

Penggunaan kontrasepsi metode barier (kondom, diafragma, dan spermisida) yang berperan untuk proteksi terhadap agen virus saat berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit infeksi menular seperti Gonorrhoe, chlamydia, sipilis, dan HIV/AIDS.


(37)

c. Penggunaan vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV yang diberikan kepada pasien bisa mengurangi infeksi Human Papiloma virus, karena mempunyai kemampuan proteksi >90%.

d. Berhenti merokok

Menghindari merokok atau berhenti merokok dapat meningkatan derajat kesehatan secara umum, dan mencegah CIN (Cervical Intraepitelial Neoplasia = pertumbuhan sel epitel ke arah ganas), dan kanker serviks.

e. Konsumsi Vitamin A

Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berperan menghentikan atau mencegah perubahan keganasan sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan serviks.

f. Menjaga kebersihan daerah genitalia eksterna

Menjaga kebersihan daerah genitalia eksterna dapat mencegah terjadinya segala penyakit yang mungkin terjadi di daerah organ intim. Wanita diharuskan membersihkan daerah organ intim dengan bersih dan tidak membiarkan lembab karena dapat mengundang bakteri dan jamur, menggunakan pakain dalam yang kering dan mengganti pakain dalam minimal dua kali sehari, ganti pembalut 4-5 kali sehari disaat darah haid sedang banyak-banyaknya dan 3 kali sehari pada hari-hari haid terakhir (Pribakti, 2012).


(38)

2.4.6.2. Pencegahan Sekunder

Tes Pap adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio. Tes pap merupakan tes yang dipercaya sebagai pencegahan sekunder kanker serviks dan tidak mahal. Menurut Rasjidi, 2008 pencegahan sekunder terbagi atas dua, yaitu :

a. Pencegahan sekunder - Pasien dengan resiko sedang

Hasil test Pap yang negatif sebanyak tiga kali berturut-turut dengan selisih waktu antarpemeriksaan satu tahun dan atas petunjuk dokter sangat dianjurkan. Untuk pasien atau partner hubungan seksual yang level aktivitasnya tidak diketahui, dianjurkan untuk melakukan tes Pap tiap tahun.

b. Pencegahan Sekunder–Pasien dengan Resiko Tinggi

Pasien yang memulai hubungan seksual saat usia <18 tahun dan wanita yang mempunyai banyak partner (multipel partner) seharusnya melakukan tes Pap tiap tahun, dimulai dari onset seksualintercourse aktif. Interval sekarang ini dapat diturunkan menjadi setiap 6 bulan untuk pasien dengan resiko khusus, seperti mereka yang mempunyai riwayat penyakit seksual berulang.


(39)

3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variabel yang terdiri atas : pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar, meliputi pengertian kanker serviks, penyebab dan faktor risiko kanker serviks, tanda dan gejala kanker serviks, deteksi dini kanker serviks, stadium pada kanker serviks, pencegahan kanker serviks.

Skema 3.1. Kerangka penelitian pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar Kanker Serviks di SMA

Negeri 2 Pematangsiantar :

1. Pengertian

2. Penyebab dan faktor resiko

3. Tanda dan gejala 4. Deteksi dini 5. Stadium 6. Pencegahan

Pengetahuan Remaja Puteri:

• Baik

• Cukup

• Kurang

Sikap Remaja Puteri:

• Positif


(40)

3.2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala Ukur, dan Hasil ukur

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

1 Pengetahuan

remaja puteri tentang kanker serviks

Pengetahuan adalah

apa saja yang

diketahui dan

dimengerti remaja

puteri di SMA

Negeri 2

Pematangsiantar

tentang kanker

serviks, dimulai dari pengertian, etiologi dan faktor risiko, tanda dan gejala,

deteksi dini,

pencegahan kanker serviks

Kuesioner Ordinal Pengetahuan

Baik (21-30 ) Cukup (11-20) Kurang (1-10)

2 Sikap remaja puteri tentang kanker

serviks

Sikap adalah

tanggapan remaja

puteri di SMA

Negeri 2

Pematangsiantar terhadap masalah

kanker serviks

terkait pengertian, etiologi dan faktor risiko, tanda dan gejala, deteksi dini, stadium,

pencegahan kanker serviks

Kuesioner Ordinal Sikap

Negatif ( 1–10)

Positif ( 11-20)


(41)

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar (Nursalam, 2008).

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah para pelajar puteri di SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang berada di tempat pada saat penelitian dilakukan yaitu pelajar puteri yang duduk kelas X dan XI karena Kepala sekolah tidak mengijinkan untuk siswa/i kelas XII dijadikan responden karena siswa/I sedang persiapan untuk ujian akhir. Adapun populasi pelajar puteri berjumlah 436 orang, yang duduk di kelas X sebanyak 236 orang dan di kelas XI sebanyak 200 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling yaitu metode teknik dalam


(42)

peneliti dapat kebetulan ditem

Menur sampel lebih ke

n =

n =

n = 81.34 = Jadi jum Pematangsiant N : adalah jum n : besar sampe d : 0,1 (tingka

Pengam menggunakan r

n1 = Keterangan : n1 = Besar sam

1= Besar popul N = Besar popul n = Besar samp

pat digunakan sebagai sampel, bila dipanda n ditemui itu cocok sebagai sumber data.

nurut Setiadi dalam menentukan besarnya h kecil dari 1000 dengan menggunakan rumus

= = = 81.34

81.34 = 81

jumlah sampel sebanyak 81 responden di antar.

h jumlah populasi mpel

kat kepercayaan yang diinginkan)

ngambilan sampel dari setiap kelas ditent kan rumus :

x n n :

sampel yang harus diambil dari Kelas populasi dari Kelas

populasi mpel

ndang orang yang

a sampel dimana us

di SMA Negeri 2


(43)

Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan proporsi remaja puteri SMA Negeri 2 Pematangsiantar

Kelas Populasi Sampel

X 236 44

XI 200 37

Total 436 81

Berdasarkan perhitungan, maka jumlah sampel yang diambil dari kelas X 44 orang, kelas XI 37 orang, total 81 orang. Sampel dari tiap kelas diambil secara acak dengan teknik undian.

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pematangsiantar, jalan Patuan Anggi No.8 Pematangsiantar. Dengan pertimbangan lokasi ini merupakan daerah dengan jumlah remaja puteri yang cukup tinggi dibandingkan dengan jumlah remaja puteri di sekolah lain (jumlah sampel yang memadai untuk dilakukan penelitian dan pertimbangan efisiensi waktu dan jarak dari tempat tinggal peneliti). Selain itu, didaerah ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2015 dan pengolahan data pada bulan Mei sampai Juni 2015.

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian mengajukan


(44)

surat permohonan kepada kepala SMA Negeri 2 Pematangsiantar untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik. Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, resiko, dan hak-hak sebagai subjek penelitian. Bila responden bersedia, maka responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan tersebut. Bila responden tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-hak responden.

Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama jelas responden pada lembar penelitian melainkan hanya mencantumkan inisial dari responden. Dan kerahasiaan informasi mengenai responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan instrumen sebagai alat ukur sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner yang berisi data pengetahuan remaja puteri dan sikap remaja puteri.

Kuesioner pengetahuan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks. Pertanyaan yang disajikan adalah pertanyaan pilihan berganda 15 pertanyaan, pertanyaan dengan jawaban benar akan diberikan skor 2, pertanyaan dengan jawaban yang salah akan diberikan skor 1, dan jawaban C (jawaban tidak tahu) diberikan skor 0. Maka pengetahuan dikategorikan baik


(45)

jika skor jawaban 21-30, cukup jika skor jawaban 11-20, dan kurang jika skor jawaban 1-10.

Kuesioner sikap bertujuan untuk mengidentifikasi sikap remaja puteri tentang kanker serviks yang terdiri dari 10 pernyataan yang diukur dengan skala likert, masing-masing pernyataan dibuatkan skor 0-2. Untuk soal nomor 1-5 merupakan pernyataan positif dengan kategori penilainnya adalah apabila responden menjawab sangat setuju (SS) diberi skor 2, setuju (S) diberi skor 1, tidak setuju (TS) diberi skor 0 dan sebaliknya pada soal nomor 6-10 merupakan pernyataan negatif dengan kategori penilainnya adalah apabila responden menjawab sangat setuju (SS) diberi skor 0, setuju (S) diberi skor 1 dan tidak setuju (TS) diberikan skor 0. Maka sikap dikategorikan negatif jika jumlah skor yang diperoleh adalah 1-10 dan dikategorikan positif jika jumlah skor yang diperoleh adalah 11-20.

4.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006).


(46)

Uji validitas terhadap kuesioner pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar telah dilakukan oleh pakarnya yaitu dosen yang ahli dari bagian Departemen Keperawatan Maternitas dan Anak dan diperoleh hasil 0,97.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (setiadi, 2007).

Uji reliabilitas penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 April 2015 pada 30 responden remaja puteri di SMA Negeri 4 Pematangsiantar yang bukan merupakan bagian dari sampel penelitian.

Uji reliabilitas ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut reliabel, begitu sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha>0,70 (Polit dan Hungler, 1999). Dari hasil penelitian didapat hasil reliabilitas variabel pengetahuan adalah 0,80 dan hasil variabel sikap 0,78.

4.7. Pengumpulan Data

Peneliti telah mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi Keperawatan USU yang dilanjutkan dengan mengajukan permohonan izin penelitian di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Setelah mendapat izin dari kepala SMA Negeri 2 Pematangsiantar, pada bulan April 2015 peneliti datang ke SMA Negeri 2 Pematangsiantar untuk mengambil


(47)

data penelitian. Peneliti juga telah meminta izin kepada kepala sekolah dan guru untuk memakai jam belajar untuk melakukan penelitian dan menjelaskan isi kuesioner. Kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada responden, menjelaskan isi kuesioner dan meminta kepada responden untuk mengisi lembaran kuesioner selama 15-20 menit sesuai dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut, selama pengisian kuesioner responden boleh bertanya tentang apa yang tidak dimengerti dan bila sudah selesai responden mengembalikan kepada peneliti.

4.8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Peneliti melakukan pengecekan jawaban kuesioner tentang kelengkapan pengisian, terbaca dengan jelas, dan relevan dengan pertanyaan. Tahapediting ini dilakukan pada waktu dan tempat yang sama sehingga mempermudah melengkapi data bila ada kekurangan.

Tahap kedua adalah pemberian kode (coding) berupa angka pada setiap jawaban kuesioner. Pengkodean dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan keputusan yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

Tahap selanjutnya adalah memasukkan data (entry) yang telah dikode ke dalam komputer untuk dianalisis dengan menggunakan program statistik. Tahap terakhir dilakukan adalah cleaning yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.


(48)

Tehnik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu analisis univariat, dimana hasil data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks.


(49)

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015 dengan jumlah responden sebanyak 81 siswi.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menjabarkan deskripsi karakteristik responden, pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

5.1.1. Karakteritik Responden

Karakteristik responden mencakup usia responden terbanyak berada pada rentang 16 tahun yaitu sebanyak 38 responden (46,9%), pernah mendapatkan informasi 58 responden (71,6%), dan informasi yang pernah di dapat dari media (cetak, elektronik, internet) 42 responden (51,9%). Hasil penelitian mengenai karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.


(50)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Puteri tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

Karakteristik Responden Frekuensi %

Usia

15 tahun 32 39,5

16 tahun 38 46,9

17 tahun 11 13,6

Pernah mendapat informasi tentang kanker serviks

Ya 58 71,6

Tidak 23 28,4

Informasi yang didapat

Media 42 51,9

Guru 3 3,7

Teman 3 3,7

Keluarga 2 2,5

Keluarga, media 7 8,6

Guru, teman, keluarga, media 1 1,2

Tidak mendapat informasi 23 28,4

5.1.2. Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan responden tentang kanker serviks mayoritas baik yaitu sebanyak 46 responden (56,8%). Dapat dilihat pada tabel 5.2.

Table 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

No. Pengetahuan Remaja Puteri

Tentang Kanker Serviks

Frekuensi %

1 Baik 46 56,8

2 Cukup 25 30,9


(51)

5.1.3. Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks

Hasil penelitian ini menunjukkan sikap responden tentang kanker serviks mayoritas memiliki sikap positif yaitu sebanyak 79 responden (97,5%). Dapat dilihat pada tabel 5.3.

Table 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Puteri tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

No. Sikap Remaja Puteri

Tentang Kanker Serviks Frekuensi %

1 Positif 79 97,5

2 Negatif 2 2,5

5.2. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu menggambarkan pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

5.2.1. Pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja puteri tentang kanker serviks mayoritas adalah kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 46 responden (56,8%). Hal ini disebabkan karena mayoritas responden telah mendapat informasi tentang kanker serviks (71,6%).

Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Pengetahuan siswi baik dikarenakan mayoritas siswi telah mendapatkan


(52)

informasi tentang kanker serviks. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa sumber informasi mayoritas yang diperoleh siswi adalah media (elektronik, cetak, internet) karena sumber informasi berupa media massa adalah media informasi yang cukup berkembang dan mudah diakses sehingga dapat kita lihat bahwa hampir sebagian masyarakat menggunakan media (elektronik, cetak, internet) sebagai sumber informasi. Selain itu, guru, keluarga dan teman merupakan orang terdekat bagi individu untuk mendapatkan informasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Alfarisyi (2014) di SMA Negeri 2 Lubukpakam yang menyatakan bahwa pengetahuan siswi terhadap kanker serviks mayoritas berpengetahuan kurang 50 responden (50%). Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Alfarisyi (2014) mengatakan bahwa kurangnya tingkat pengetahuan tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu kurang pedulinya siswi terhadap kesehatan reproduksi walaupun sudah adanya sarana informasi baik dari media cetak dan elektronik serta penyuluhan.

Jika dilihat satu persatu, berdasarkan data dapat dilihat bahwa pada siswi yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 siswi pernah memperoleh informasi mengenai kanker serviks dan 10 siswi tidak pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks, pada siswi pengetahuan cukup sebanyak 19 siswi pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks dan 6 siswi tidak pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks, pada siswi pengetahuan kurang sebanyak 3 siswi pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks dan 7 siswi tidak pernah


(53)

mendapatkan informasi tentang kanker serviks. Hal ini dapat dimaklumi sebab proses belajar dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, informasi/ media massa, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia (Budiman & Agus, 2013). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih ada responden yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks (28,4%).

Pengetahuan sering diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain, pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk menampilkan sikap yang sesuai dengan pengetahuannya yang telah didapatkan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa mayoritas remaja puteri berpengetahuan baik (56,8%). Ini dapat dilihat dari pertanyaan pengetahuan yang mayoritas dijawab benar oleh responden dan hanya sedikit menjawab mayoritas salah atau tidak tahu diantaranya 37 responden (45,7%) menjawab salah tentang penyebab kanker serviks, 35 responden (43,2%) menjawab tidak tahu pada pertanyaan tentang penggunaan pembersih vagina yang mengandung antiseptic dalam mencegah kanker serviks, dan 37 responden (45,7%) menjawab tidak tahu pada pertanyaan tentang jangka waktu pemeriksaan pap smear dilakukan secara rutin. Hal ini disebabkan karena sudah bagusnya informasi yang diperoleh remaja puteri tentang kanker serviks. Beberapa pertanyaan yang masih mayoritas di jawab salah dan tidak tahu


(54)

dapat dimaklumi karena memang di dalam kurikulum sekolah tidak terdapat topik yang membahas tentang kanker serviks. Faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah faktor lingkungan dan pengalaman individu itu sendiri. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. 5.2.2. Sikap remaja puteri tentang kanker serviks

Dalam penelitian ini didapati hasil sikap terhadap kanker serviks adalah mayoritas positif (97,5%) dan hanya ada 2 responden yang menjawab negatif (2,5%). Penelitian yang dilakukan oleh Alfarisyi (2014) di SMA Negeri 2 Lubukpakam didapati hasil sikap responden terhadap kanker serviks adalah mayoritas cukup (88%), diikuti dengan kurang (9%) dan baik (3%). Hal ini sesuai dengan Purwanto (1999) yang menyatakan bahwa sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu. Sehingga berdasarkan hal ini sikap remaja puteri tentang kanker serviks berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil penelitian ini juga dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki sikap positif pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks sebanyak 57 siswi, dan yang tidak pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks sebanyak 22 siswi, dan siswi sikap negatif yang pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks sebanyak 1 siswi dan yang tidak pernah memperoleh informasi tentang kanker serviks sebanyak 1 orang.


(55)

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan terhadap kanker serviks tidak sama dengan sikap terhadap kanker serviks. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesediaan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu (Purwanto, 1999). Pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk menampilkan sikap yang sesuai dengan pengetahuannya yang telah didapatkan. Berdasarkan teori yang ada bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang, dengan pengetahuan yang baik maka akan terwujud sikap yang baik pula, demikian sebaliknya (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), menjelaskan bahwa dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Jika seseorang telah mendengar tentang kanker serviks, maka pengetahuan ini akan membawa seseorang tersebut untuk berpikir dan berusaha untuk mencegah agar tidak terkena kanker serviks. Hal ini sesuai dengan penelitian ini yang mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik (56,8%), dan mayoritas bersikap positif pula (97,5%). Tetapi fenomena yang terjadi, jika dilihat satu persatu hasil jawaban responden maka akan didapat beberapa responden yang memiliki pengetahuan cukup tetapi bersikap positif, memiliki pengetahuan kurang


(56)

tetapi bersikap positif, dan memiliki pengetahuan kurang dan bersikap negatif. Hal ini dapat terjadi karena pengetahuan saja tidak dapat secara mandiri mempengaruhi sikap seseorang. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu kepercayaan (keyakinan), kehidupan emosional (evaluasi terhadap suatu objek), dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Jadi, untuk membentuk sikap seseorang maka pengetahuan, keyakinan, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak harus membentuk satu kesatuan (Notoatmodjo, 2007).


(57)

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini didapati bahwa remaja puteri di SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada umumnya mayoritas telah memperoleh informasi tentang kanker serviks yaitu melalui media (cetak, elektronik, internet) sehingga sejalan dengan hasil yang diperoleh pengetahuan remaja puteri baik dan sikap remaja puteri positif terhadap kanker serviks.

6.2. Saran

6.2.1. Untuk Pelayanan Kesehatan

Pada penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang positif tentang kanker serviks, meskipun demikian diharapkan bagi praktik maternitas dapat tetap mengembangkan bentuk pendidikan kesehatan yang lebih efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang kanker serviks.

6.2.2. Untuk Sekolah

Disarankan bagi pihak sekolah agar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar terutama bagian Unit Kesehatan sekolah bekerjasama dengan PIKRR (Pusat Konsultasi Reproduksi Remaja) agar lebih aktif meningkatkan kegiatan sekolah terutama kegiatan berhubungan


(58)

dengan kesehatan seperti penyuluhan tentang kanker serviks untuk mencegah terjadinya angka kejadian tentang kanker serviks.

6.2.3. Keterbatasan Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan saat siswi kelas XII sudah tidak aktif di sekolah, dikarenakan siswi kelas XII telah menyelesaikan Ujian Nasional (UN) sehingga siswi kelas XII tidak menjadi sampel pada penelitian ini. Selain itu peneliti hanya mengambil sampel dari 6 kelas saja (terdiri dari 3 kelas dari kelas X, 3 kelas dari kelas XI) yang menjadikan hasil penelitian ini tidak representatif. Selain itu, penelitian ini juga masih menggunakan angket untuk pengukuran kategori sikap dimana seharusnya melakukan observasi agar lebih representatif. 6.2.4. Untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang kanker serviks dalam kaitannya dengan data demografi atau faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasil yang diperoleh lebih representatif.

6.2.3. Keterbatasan Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan saat siswi kelas XII sudah tidak aktif di sekolah, dikarenakan siswi kelas XII telah menyelesaikan Ujian Nasional (UN) sehingga siswi kelas XII tidak menjadi sampel pada penelitian ini. Selain itu peneliti hanya mengambil sampel dari 6 kelas saja (terdiri dari 3 kelas dari kelas X, 3 kelas dari kelas


(59)

XI) yang menjadikan hasil penelitian ini tidak representatif. Selain itu, penelitian ini juga masih menggunakan angket untuk pengukuran kategori sikap dimana seharusnya melakukan observasi agar lebih representatif.


(60)

Alfarisyi. (2014). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswi SMA Negeri 2 Lubukpakam Terhadap Kanker Serviks. Di akses 12 Juni 2015 http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/44578.

Arief, D. (2013). Pasien Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2011. Di akses 29 Oktober 2014

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/view/1353.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budiman & Agus R. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, R. (2010).Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta Barat: Permata Puri Media.

Diananda, R. (2009).Mengenal Seluk Beluk Kanker.Jogjakarta: Katahati

Efrida, M. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Minat Remaja Putri Dengan Pencegahan Kanker Serviks di Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Kabupaten Aceh Besar.Di akses 20 April 2015 http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/MUTIA_EFRIDA-jurnal_kti.pdf. Farid, Andrijono, & Abdul. (2006). Onkologi Ginekologi: Buku Acuan Nasional

Edisi 1.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

International Agency For Research on Cancer (IARC). (2012). Servical Cancer Estimated Insidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012.

Diunduh tanggal 17 Oktober 2014, dari

globocan.iarc.fr/pages/fact_sheets_cancer.aspx

Kemenkes. (2011). Gerakan perempuan Melawan Kanker Serviks. Diunduh

tanggal 16 Oktober 2014, dari

www.depkes.go.id/artikel/view/1668/gerakan-perempuan-melawan-kanker-servik-.html.


(61)

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Maolinda, N. (2012). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Margahayu. Di

akses 24 September 2014

https://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/609/663.

Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatandan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2 : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian.Jakarta: Salemba Medika

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasespsi. Jakarta : Trans Info Media.

Polit & Hungler. (1999). Nursing Research: Principles and methods. Philadelphia: Lippicott.

Pribakti. (2012).Tips dan Trik Merawat Organ Intim. Jakarta: CV Sagung Seto.

Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Rachmani, B., Zahroh & Kusyogo. (2012). Sikap Remaja Perempuan Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Melalui Vaksinasi HPV di kota Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11/ No. 1. Di akses 27

September 2014

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/6161/5214. Rasjidi, I. (2008).Manual Prakanker Serviks.Jakarta: CV Sagung Seto

Rasjidi, I., & Henri. (2007). Vaksin Human Pappiloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim.Jakarta: Sagung Seto.

Setiadi. (2007). Konsepdan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(62)

Widyastuti, Y., dkk. (2010).Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Yatim, F. (2005).Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker rahim/ leher dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya Edisi 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.


(63)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Saya Afriani Purba adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan perawat di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang

mengadakan penelitian berjudul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar”. Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja puteri terhadap penyakit kanker serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

Dalam penelitian ini Saudara akan diberikan kuesioner yang berisi pernyataan mengenai pengetahuan dan sikap tentang kanker serviks. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Semua informasi yang Saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila data Saudara dipublikasikan, kerahasiaannya tetap akan dijaga. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa tekanan.

Manfaat menjadi subjek penelitian ini adalah Saudara memperoleh informasi tentang kanker serviks dan mengetahui faktor penyebab, tanda dan gejala serta cara pencegahan kanker serviks.


(64)

Jika saudara bersedia, Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini selama penelitian berlangsung.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Saudara dalam penelitian ini, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,


(65)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, bersedia menjadi subjek

penelitian dalam penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar”.

Saya sudah membaca semua keterangan tentang tujuan, resiko, manfaat, dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian. Dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan diri saya sendiri. Identitas dan jawaban yang akan saya berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya diperlukan sebagai bahan penelitian.

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani secara sadar dan tanpa suatu paksaan.

Medan, Responden


(66)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN dan SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG KANKER SERVIKS di SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR

Kode :

Tanggal :

1. Karakteristik Responden

Inisial : Usia : Kelas :

2. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks?

Ya Tidak

3. Jika ya diperoleh darimana?

Guru Teman Keluarga

Media (cetak, elektronik, internet)


(67)

Bagian 1 : Kuesioner Pengetahuan

Berilah tanda silang (X) pada jawaban pertanyaan sesuai dengan pengetahuan anda tanpa melihat catatan atau bertanya pada responden lain.

1. Kanker serviks adalah :

a. Penyakit yang menyerang tanduk rahim b. Penyakit yang menyerang leher rahim c. Tidak tahu

2. Penyakit Kanker serviks disebabkan oleh : a. Bakteri pada kelamin

b. Infeksi virus HPV c. Tidak tahu

3. Apakah kanker serviks akan menular jika kita bersentuhan dengan penderita kanker serviks?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

4. Penyebab yang paling sering ditemukan terjadinya kanker serviks adalah a. Melakukan hubungan seksual pada usia <16 tahun dan berganti-ganti

pasangan

b. Melakukan hubungan seksual pada usia di atas 25 tahun dan tidak berganti-ganti pasangan

c. Tidak tahu

5. Berikut ini kebiasaan remaja yang merupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks adalah

a. Kebiasaan mengganti pembalut saat sudah penuh saja b. Kebiasaan mengganti pembalut minimal 3x sehari c. Tidak tahu

6. Apakah wanita yang merokok beresiko lebih besar untuk terkena kanker serviks?

a. Ya b. Tidak


(68)

c. Tidak tahu

7. Salah satu tanda dan gejala terjadinya kanker serviks adalah a. Tidak terjadi keputihan

b. Keputihan yang berbau amis c. Tidak tahu

8. Gejala dan tanda lain yang sering dijumpai pada pasien kanker serviks adalah a. Tidak terjadi perdarahan saat melakukan hubungan seksual

b. Terjadi perdarahan spontan dan nyeri saat melakukan hubungan seksual c. Tidak tahu

9. Berikut yang terjadi pada penderita kanker serviks adalah a. Rasa nyeri disekitar genitalia dan panggul

b. Rasa nyeri disekitar kaki dan tangan c. Tidak tahu

10. Pap smear adalah

a. Metode pemeriksaan untuk mencegah berkembangnya sel kanker serviks b. Metode pemeriksaan untuk memusnahkan sel kanker serviks

c. Tidak tahu

11. Test Pap Smear seharusnya dilakukan kepada:

a. Wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual b. Wanita yang sudah melakukan hubugan seksual secara aktif c. Tidak tahu

12. Agar pemeriksaan Pap Smear lebih tepat, maka sebaiknya wanita melakukan pemeriksaan pada saat

a. Sedang menstruasi b. Tidak sedang menstruasi c. Tidak tahu

13. Bentuk pencegahan yang dapat mengurangi resiko terjadinya kanker serviks adalah

a. Tidak berhubungan kontak terhadap penderita kanker serviks

b. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah sampai usia 20 tahun ke atas


(69)

c. Tidak tahu

14. Apakah penggunaan pembersih vagina yang mengandung antiseptic dapat mencegah kanker serviks?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

15. Kapan sebaiknya pemeriksaan pap smear dilakukan secara rutin? a. Setiap 1 tahun sekali

b. Setiap 3 tahun sekali c. Tidak tahu


(70)

Bagian II: Kuesioner Sikap

Berilah tanda checklist (√ ) pada bagian yang disediakan menurut jawaban Anda ! Keterangan:

1) SS = sangat setuju 2) S = setuju 3) TS = tidak setuju

No. Pernyataan SS S TS

1. Saya akan menghindari merokok untuk mengurangi resiko terjadinya kanker serviks

2 Saya tidak akan melakukan hubungan seksual sebelum saya menikah pada usia 20 tahun keatas

3 Saya akan menjaga pola makan saya jika saya terkena kanker serviks

4 Saya akan melakukan pemeriksaan dini segera jika saya mengalami keputihan berlebihan dan berbau

5 Saya tidak akan melakukan pergaulan bebas

6 Saya mengganti pembalut ketika terasa sudah penuh saja

7 Saya tidak perlu mengetahui tentang kanker serviks karena masih remaja

8 Saya dapat melakukan pemeriksaan pap smear sebelum saya menikah

9 Jika saya menderita kanker serviks saya pantas dikucilkan dari masyarakat

10 Saya tidak akan berhubungan dengan penderita kanker serviks karena takut tertular


(71)

(72)

(73)

Lampiran 5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Afriani Purba

Tempat tanggal lahir : Pematangsiantar, 26 April 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Kesatria Lor. 29 No. 10, Pematangsiantar

Email : afri_94@yahoo.co.id

Riwayat pendidikan :

1. Tk Santa Lusia–Pematangsiantar ( 1998–1999)

2. SD GKPS No. 2–Pematangsiantar (1999–2005)

3. SMP Negeri 7–Pematangsiantar (2005–2008)

4. SMA Negeri 2–Pematangsiantar (2008–2011)


(74)

Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Mengajukan judul Menetapkan judul Penyusunan proposal penelitian Menyerahkan proposal penelitian Mengajukan sidang proposal

Sidang proposal Revisi proposal Uji validitas Uji reliabilitas Pengumpulan data Pengolahan data dan analisa data Penyusunan laporan skripsi Pengajuan sidang skripsi

Sidang skripsi Revisi

Mengumpulkan skripsi


(75)

Lampiran 7 TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Penelurusan literatur dari internet Rp

100.000,-Pencetakan literatur dari internet Rp

50.000,-Fotokopi literatur dari buku Rp

150.000,-Pencetakan proposal Rp

50.000,-Penggandaan dan penjilidan proposal Rp

50.000,-2. Pengumpulan data

Administrasi surat survei awal Rp

20.000,-Transportasi Rp

200.000,-Biaya souvenir untuk responden Rp

120.000,-Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden Rp 100.000,-3. Analisa data dan penyusunan laporan

Pencetakan skripsi Rp

100.000,-Penggandaan dan penjilidian skripsi Rp

100.000,-CD Rp


(76)

1.050.00,-Lampiran 8

Tabel Uji Reliabilitas Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

Reliability Variabel Pengetahuan Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.808 15

Reliability Variabel Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0


(77)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(78)

Lampiran 9

Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

Statistics

usia responden kelas responden

pernah mendapat informasi tentang kanker serviks

informasi yang didapat

N Valid 81 81 81 81

Missing 0 0 0 0

Mean 1.74 1.44 1.28 2.77

Median 2.00 1.00 1.00 4.00

Mode 2 1 1 4

Std. Deviation .685 .500 .454 1.925

Minimum 1 1 1 0

Maximum 3 2 2 6

Sum 141 117 104 224

Frequency Table

usia responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15 32 39.5 39.5 39.5

16 38 46.9 46.9 86.4

17 11 13.6 13.6 100.0


(79)

kelas responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid X 45 55.6 55.6 55.6

XI 36 44.4 44.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

pernah mendapat informasi tentang kanker serviks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 58 71.6 71.6 71.6

tidak 23 28.4 28.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

informasi yang didapat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 23 28.4 28.4 28.4

guru 3 3.7 3.7 32.1

teman 3 3.7 3.7 35.8

keluarga 2 2.5 2.5 38.3

media 42 51.9 51.9 90.1

keluarga, media 7 8.6 8.6 98.8

guru, teman, keluarga,

media 1 1.2 1.2 100.0


(80)

Lampiran 10

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

Statistics

Pengetahuan

N Valid 81

Missing 0

Mean 2.44

Median 3.00

Mode 3

Std. Deviation .707

Minimum 1

Maximum 3

Sum 198

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pengetahuan Kurang 10 12.3 12.3 12.3

Pengetahuan Cukup 25 30.9 30.9 43.2

Pengetahuan Baik 46 56.8 56.8 100.0


(81)

Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Per Item Kuesioner

Frequency Table

soal1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 8.6 8.6 8.6

1 27 33.3 33.3 42.0

2 47 58.0 58.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics

soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15

N Valid 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.49 1.17 1.26 1.67 1.65 1.47 1.43 1.02 1.70 1.22 1.01 1.05 1.42 .89 .93

Median 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00

Mode 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0

Std.

Deviation .654 .721 .877 .725 .727 .823 .879 .948 .715 .962 .859 .879 .788 .866 .919

Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Maximum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(82)

soal2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18.5 18.5 18.5

1 37 45.7 45.7 64.2

2 29 35.8 35.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 23 28.4 28.4 28.4

1 14 17.3 17.3 45.7

2 44 54.3 54.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 14.8 14.8 14.8

1 3 3.7 3.7 18.5

2 66 81.5 81.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 14.8 14.8 14.8


(83)

2 65 80.2 80.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 21.0 21.0 21.0

1 9 11.1 11.1 32.1

2 55 67.9 67.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 25.9 25.9 25.9

1 4 4.9 4.9 30.9

2 56 69.1 69.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 35 43.2 43.2 43.2

1 9 11.1 11.1 54.3

2 37 45.7 45.7 100.0


(84)

soal9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 14.8 14.8 14.8

2 69 85.2 85.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 30 37.0 37.0 37.0

1 3 3.7 3.7 40.7

2 48 59.3 59.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 35.8 35.8 35.8

1 22 27.2 27.2 63.0

2 30 37.0 37.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 35.8 35.8 35.8

1 19 23.5 23.5 59.3

2 33 40.7 40.7 100.0


(85)

soal13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18.5 18.5 18.5

1 17 21.0 21.0 39.5

2 49 60.5 60.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 35 43.2 43.2 43.2

1 20 24.7 24.7 67.9

2 26 32.1 32.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

soal15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 37 45.7 45.7 45.7

1 13 16.0 16.0 61.7

2 31 38.3 38.3 100.0


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)