Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Layur Berdasarkan Pengaruh Suhu dan Klorofil di Perairan Jayanti Kabupaten Cianjur.

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN LAYUR
BERDASARKAN PENGARUH SUHU DAN KLOROFIL
DI PERAIRAN JAYANTI KABUPATEN CIANJUR

RICHAN ADE FADLI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Daerah
Penangkapan Ikan Layur Berdasarkan Pengaruh Suhu Dan Klorofil di Perairan
Jayanti Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2015
Richan Ade Fadli
NIM C44100022

ABSTRAK
RICHAN ADE FADLI. Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Layur Berdasarkan
Pengaruh Suhu dan Klorofil di Perairan Jayanti Kabupaten Cianjur. Dibimbing
oleh MUSTARUDDIN dan DOMU SIMBOLON.
Informasi mengenai daerah penangkapan ikan potensial sangat penting dalam
kesuksesan operasi penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor oseanografi yaitu suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil. Suhu
permukaan laut di PPI Jayanti berdasarkan hasil pengukuran satelit dan hasil
tangkapan ikan layur di PPI Jayanti digunakan untuk menduga daerah
penangkapan ikan yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kisaran suhu dan mengetahui konsentrasi klorofil-a di Perairan PPI Jayanti. Hasil
analisis suhu dan klorofil-a tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan
daerah penangkapan ikan layur. Kisaran suhu permukaan laut dari bulan MaretApril 2014 yaitu 24oC-28,5oC dengan rata-rata 26oC. Konsentrasi klorofil-a pada
bulan Maret-April 2014 adalah 0,2 mg/m3-0,65 mg/m3 dengan rata-rata 0,45 mg/m3.
Daerah penangkapan ikan layur yang potensial pada bulan Maret 2014 menyebar
di empat lokasi yaitu di DPI 1 (7,57o LS 107,41o BT), DPI 3 (7,76o LS 107,47o

BT), DPI 4 (7,60o LS 107,19o BT), dan DPI 6 (7,75o LS 107,17o BT). DPI layur
pada bulan April 2014 ada di satu lokasi yaitu di DPI 1 (7,57o LS 107,41o BT).
Kata kunci : Cianjur, daerah penangkapan, klorofil-a, layur, SPL, PPI Jayanti

ABSTRACT
RICHAN ADE FADLI. Determination of Beltfish Fishing Ground Under the
Influence Temperature and Chlorophyll in Cianjur district Jayanti. Supervised by
MUSTARUDDIN dan DOMU SIMBOLON.
The information about potential fishing ground are very important for fishing
effectivity. Fishing ground was influence by oceanography factors such as sea
surface temperature (SST) and chlorophyll. The sea surface temperature on PPI
Jayanti based on result from satelite data and catch result of beltfish on PPI
Jayanti is used to predict the potential fishing ground. This Research aim to
knowing Temperature and chlorophyll-a in PPI Jayanti. The result of Temperature
and chlorophyll-a analysis will used to determine the fishing ground of beltfish.
The range of sea surface temperature from March-April 2014 is 24oC-28.5oC with
average is 26oC. Clorophyll-a concentration from Maret-April 2014 is 0.2 mg/m30.65 mg/m3 with average is 0.45 mg/m3. The potential beltfish fishing ground on
March 2014 is spreading on four locations FG 1 (7.57o S 107.41o E), FG 3 (7.76o
S 107.47o E), FG 4 (7.60o S 107.19o E), and FG 6 (7.75o S 107.17o E). FG of
beltfish on April 2014 there is one location that is on FG 1 (7.57o S 107.41o E) .

Keyword : Cianjur, fishing ground, chlorophyll-a, beltfish, SST, PPI Jayanti

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN LAYUR
BERDASARKAN PENGARUH SUHU DAN KLOROFIL
DI PERAIRAN JAYANTI KABUPATEN CIANJUR

RICHAN ADE FADLI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun guna melengkapi
sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana melalui penelitian. Skripsi ini
juga menjadi prasyarat untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan tugas
akhir perkuliahan.
Penelitian ini dipilih atas dasar dorongan hati penulis bersama dosen
pembimbing untuk menganalisis mengenai penentuan daerah penangkapan ikan
layur berdasarkan pengaruh suhu dan klorofil di Perairan Jayanti Kabupaten
Cianjur. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr Mustaruddin, STP, selaku
pembimbing I, Prof Dr Ir Domu Simbolon, MSi, selaku pembimbing II, Dr Ir
Zulkarnaen, MSi selaku penguji, dan Dr Iin Solihin, SPi, MSi sebagai Komisi
Pendidikan, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan yang
tulus baik secara moril maupun materil dan selalu mendoakan untuk keberhasilan
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaannya.
Kritikan dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya. Penulis

juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pelaksanaan penelitian
nantinya serta bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Bogor, April 2015
Richan Ade Fadli

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN


viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat
Metode Pengumpulan Data
Analisis Data
Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a
Daerah Penangkapan Ikan Layur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Tangkapan Ikan Layur
Penyebaran Suhu Permukaan Laut
Konsentrasi Klorofil-a
Hubungan SPL dengan Jumlah Hasil Tangkapan

Hubungan Klorofil-a dengan Jumlah Hasil Tangkapan
Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
4
5
5

7
8
10
11
12
15
15
15

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

17

RIWAYAT HIDUP

32


DAFTAR TABEL
1
2
3

Penilaian DPI melalui indikator klorofil-a
Penilaian DPI layur pada bulan Maret 2014
Penilaian DPI layur pada bulan April 2014

5
13
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10

11
12
13

Peta lokasi penelitian
Hasil tangkapan ikan layur per bulan dari tahun 2010 sampai 2013
Hasil tangkapan ikan layur harian dari bulan Maret 2014 sampai bulan
April 2014
Sebaran suhu rata-rata bulanan pada tahun 2010 sampai tahun 2013
Sebaran suhu rata-rata harian pada bulan Maret 2014 sampai bulan
April 2014
Konsentrasi klorofil-a bulanan di Perairan PPI Jayanti pada bulan
Januari 2010 sampai bulan Desember 2013
Konsentrasi klorofil-a harian di Perairan PPI Jayanti pada bulan Maret

2014 sampai bulan April 2014
Diagram pencar SPL dengan jumlah hasil tangkapan bulanan pada
tahun 2010 sampai tahun 2013
Diagram pencar SPL dengan jumlah hasil tangkapan harian pada bulan
Maret 2014 sampai bulan April 2014
Diagram pencar klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan layur di
Perairan PPI Jayanti dari Januari tahun 2010 sampai Desember tahun
2013
Diagram pencar klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan layur di
Perairan PPI Jayanti pada bulan Maret 2014 sampai April 2014
Peta DPI layur di Perairan PPI Jayanti bulan Maret 2014
Peta DPI layur di Perairan PPI Jayanti bulan April 2014

3
6
7
7
8
9
9
10
11

11
12
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Hasil tangkapan per tahun di PPI Jayanti dari tahun 2010 sampai tahun
2013
Data hasil tangkapan ikan di PPI Jayanti dari tahun 2007 sampai tahun
2013
Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2010 sampai bulan
Agustus 2010
Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2010 sampai
bulan April 2011
Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2011 sampai bulan
Desember 2011

17
17
19
20
21

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2012 sampai bulan
Agustus 2012
Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2012 sampai
bulan April 2013
Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2013 sampai bulan
Desember 2013
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2010 sampai
bulan Agustus 2010
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2010
sampai bulan April 2011
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2011 sampai
bulan Desember 2011
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2012 sampai
bulan Agustus 2012
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2012
sampai bulan April 2013
Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2013 sampai
bulan Desember 2013
Hasil tangkapan ikan layur serta nilai SPL dan klorofil-a di PPI Jayanti

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan sektor yang sangat diandalkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan saat ini. Salah satu upaya pemerintah untuk mendistribusikan
pangan dari sektor perikanan tersebut yaitu mendirikan pangkalan pendaratan ikan.
Sebuah pangkalan pendaratan ikan yang dinamakan Pangkalan Pendaratan Ikan
Jayanti disingkat dengan PPI Jayanti telah didirikan di Kabupaten Cianjur.
Pangkalan Pendaratan Ikan Jayanti terletak di Kecamatan Cidaun,
Kabupaten Cianjur yang merupakan wilayah yang terletak di pesisir pantai selatan
Jawa Barat, secara geografis terletak pada 07⁰29'40" Lintang Selatan dan
107⁰21'20" Bujur Timur. Secara umum perairan Selatan Jawa mempunya potensi
perikanan yang cukup besar terutama untuk jenis ikan-ikan pelagis dan demersal
seperti ikan layur (Trichiurus savala), ikan cucut, dan ikan kakap merah. Produksi
ikan layur (Trichiurus savala) yang didaratkan di PPI Jayanti memberikan
kontribusi yang cukup besar.
Ikan layur (Trichiurus savala) termasuk ikan buas, mangsanya terdiri dari
ikan-ikan kecil, udang-udangan (crustacea) dan berbagai jenis cumi-cumi. Ikan
ini umumnya berenang dengan posisi vertikal dengan kepalanya berada disebelah
atas. Layur (Trichiurus savala) umumnya hidup pada perairan pantai yang dalam
dengan dasar berlumpur. Walaupun digolongkan pada jenis ikan demersal, jenis
ikan ini biasanya muncul ke permukaan pada waktu senja (Farida, 2006).
Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa para nelayan masih belum
optimal dalam melakukan operasi penangkapan ikan tersebut. Pola kehidupan ikan
tidak dapat dipisahkan dari parameter oseanografi yang meliputi suhu, salinitas,
arus, dan kandungan klorofil. Parameter oseanografi yang dikaji dalam penelitian
ini terdiri dari suhu permukaan laut dan klorofil, karena kedua parameter ini dapat
dijadikan pedoman dalam menentukan daerah penangkapan ikan yang potensial.
Pengukuran suhu dan klorofil dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung (in-situ) dan tidak langsung melalui teknologi penginderaan jauh (ekssitu). Pengamatan terhadap perairan Indonesia yang luas lebih efektif dan efisien
dilakukan secara eks-situ karena pengamatan in-situ akan membutuhkan biaya
yang sangat tinggi, waktu yang lama, dan energi yang cukup banyak.
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh suhu dan
klorofil dalam menentukan daerah penangkapan ikan dengan sistem penginderaan
jauh yaitu menggunakan data satelit. Data tersebut diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih representatif mengenai penyebaran suhu permukaan laut dan
klorofil di perairan Jayanti Kabupaten Cianjur.

Perumusan Masalah
Permasalahan yang tengah dihadapi oleh para nelayan di Kabupaten Cianjur
adalah sulitnya dalam menentukan daerah penangkapan ikan yang potensial,
hingga saat ini para nelayan di Kabupaten Cianjur masih menggunakan cara
tradisional dalam mencari daerah penangkapan ikan tersebut. Para nelayan masih
menggunakan insting berburu dan berita dari mulut ke mulut mengenai informasi

2
daerah penangkapan ikan. Pada sisi lain, nelayan juga belum memahami adanya
keterkaitan antara tingkah laku ikan dengan penyebaran suhu dan klorofil-a dalam
proses terbentuknya daerah penangkapan ikan layur. Oleh karena itu, penelitian
ini diharapkan dapat membantu para nelayan dalam memprediksi daerah
penangkapan ikan layur yang potensial.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran suhu dan mengetahui
konsentrasi klorofil-a di perairan PPI Jayanti. Hasil analisis suhu dan klorofil-a
tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan daerah penangkapan ikan layur.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1) Membantu nelayan dalam menentukan daerah penangkapan ikan layur yang
potensial;
2) Menambah khasanah keilmuan dalam bidang daerah penangkapan ikan; dan
3) Menjadi rujukan bagi penelitian sejenis di bidang pemanfaatan sumberdaya
perikanan.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei tahun 2014 dan
bertempat di peraian Jayanti Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur. Lokasi
penelitian disajikan pada Gambar 1.
Alat
Alat yang digunakan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
1) Perangkat komputer yang dilengkapi dengan software Microsoft Excel 2010
dan aplikasi SeaDAS versi 6.4 pada Mac OS X 10.8 digunakan untuk
menghitung analisis korelasi, menentukan suhu permukaan laut dan klorofil
pada tiap titik;
2) Aplikasi ArcView GIS versi 3.3 untuk membuat peta sebaran ikan layur;
3) Kuisioner untuk mempermudah memperoleh data primer, dan peta perairan
pangkalan pendaratan ikan di Jayanti.
4) Kamera digunakan untuk dokumentasi penelitian;
5) Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil wawancara nelayan serta data hasil
tangkapan;
6) Aplikasi Golden Software Surfer versi 10 untuk meperoleh peta sebaran suhu
permukaan laut dan klorofil serta garis konturnya; dan
7) Microsoft Excel untuk membuat grafik suhu dan klorofil serta hasil tangkapan
ikan layur.

3

Gambar 1 Peta lokasi penelitian
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa data primer dan
data sekunder. Data primer terdiri dari data posisi daerah penangkapan ikan yang
diperoleh dengan cara memberikan tanda pada peta wilayah perairan Jayanti.
Selanjutnya adalah waktu penangkapan diperoleh dari wawancara bersama
nelayan, ukuran kapal diperoleh dari wawancara dengan ketua Himpunan Nelayan
Seluruh Indonesia (HNSI). Sampel nelayan ditentukan secara purposive sampling
(secara sengaja) dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi
dengan baik dalam wawancara, selanjutnya sampel dipilih berdasarkan nelayan
yang melakukan operasi penangkapan di lokasi penelitian dengan alat tangkap
rawai layur yaitu nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan Jayanti Kecamatan
Ciadaun Kabupaten Cianjur.
Data sekunder terdiri dari data satelit yaitu suhu permukaan laut (SPL) dan
klorofil-a pada bulan Januari tahun 2010 sampai bulan Desember tahun 2013.
Data ini diperoleh dari website http://oceancolor.gsfc.nasa.gov pada bagian Data
Access Level 3 Browser. Data tersebut kemudian diolah menggunakan aplikasi
SeaDAS.

Analisis Data
Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a
Analisis suhu permukaan laut dan klorofil-a merupakan proses pengolahan
data suhu permukaan laut dan klorofil dengan menggunakan aplikasi SeaDAS.
Data suhu permukaan laut dan klorofil diperoleh dengan mengunduh dari situs

4
http://oceancolor.gsfc.nasa.gov. Data tersebut selanjutnya diolah untuk
memperoleh nilai dan gambaran sebaran suhu permukaan laut dan klorofil di
perairan Jayanti.
Proses awal yang dilakukan adalah mengunduh data level 3 composite data
bulanan dengan resolusi spasial 9 km. Data yang dipilih dengan format HDF
(Hierarchical Data Format) merupakan data yang tampilannya sudah datar (flat).
Data hasil unduhan diekstrak terlebih dahulu sehingga data tersebut dapat diolah
lebih lanjut.
Langkah pertama adalah croping atau pemotongan citra melalui program
display yang terdapat pada menu aplikasi SeaDAS. Tahap croping dilakukan pada
lokasi penelitian yaitu perairan Jayanti. Pengaturan untuk ukuran pixel and line
sample rate dirubah menjadi 1. Setelah itu load data suhu permukaan laut yang
sudah dipotong. Terdapat tiga output dari hasil pengolahan aplikasi SeaDAS yaitu
output gambar dengan ekstensi PNG (*.PNG), ASCII, dan binary. Pengolahan
data menggunakan aplikasi SeaDAS yang dipilih adalah output ekstensi ASCII.
Output dalam bentuk ASCII tersebut selanjutnya digunakan untuk mengetahui
sebaran suhu permukaan laut yang ada pada lokasi penelitian.
Penentuan nilai suhu permukaan laut dan klorofil diperoleh dari data ASCII
hasil pengolahan aplikasi SeaDAS. Selanjutnya, data tersebut diproses di aplikasi
Microsoft Excel 2010. Data tersebut diimpor dan disimpan ulang dalam ekstensi
xls (*.xls) ataupun dalam ekstensi yang lain untuk mempermudah pada proses
selanjutnya.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan peta sebaran suhu permukaan laut dan
klorofil. Tahap ini membutuhkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan
aplikasi Microsoft Excel 2010. Data tersebut diolah menggunakan aplikasi surfer
versi 10 untuk memperoleh peta sebaran suhu permukaan laut dan klorofil serta
garis konturnya.
Nilai dominan dari suhu permukaan laut dan klorofil pada daerah penelitian
disajikan dalam bentuk grafik. Selanjutnya, dianalisis sebarannya menurut waktu
operasi penangkapan. Di samping itu pada analisis ini juga dilihat pergerakan
suhu permukaan laut dan klorofil secara spasial dengan melihat sebaran harian
dari suhu permukaan laut dan klorofil tersebut pada perairan Jayanti.
Daerah Penangkapan Ikan Layur
Analisi deskripsi merupakan penjabaran mengenai peta daerah penangkapan
ikan layur yang telah disusun berdasarkan overlay dari data suhu dan klorofil-a
serta jumlah hasil tangkapan ikan layur. Peta daerah penangkapan ikan tersebut
mencantumkan beberapa tanda pada daerah-daerah yang diduga sebagai daerah
penangkapan ikan layur. Daerah penangkapan ikan layur tersebut dibagi dua
klasifikasi yaitu DPI potensial dan DPI tidak potensial. Indikator yang digunakan
untuk menentukan DPI potensial dan DPI tidak potensial adalah jumlah hasil
tangkapan, suhu, dan klorofil.
1. Jumlah hasil tangkapan
Jika jumlah hasil tangkapan ikan layur ≥ rata-rata, maka DPI tersebut
dikategorikan sebagai DPI potensial dan diberi bobot 1. Sebaliknya jika jumlah
hasil tangkapan ikan layur < rata-rata, maka DPI tersebut dikategorikan sebagai
DPI tidak potensial dan diberi bobot 0.
2. Suhu permukaan laut

5
Jika kisaran suhu dimana tangkapan banyak, maka dapat dikategorikan
sebagai DPI potensial dan diberi bobot 1. Sebaliknya kisaran suhu dimana jumlah
hasil tangkapan sedikit, maka dapat dikategorikan sebagai DPI tidak potensial
diberi bobot 0.
3. Klorofil-a
Klorofil-a digunakan sebagai indikator penilaian daerah penangkapan ikan.
Kategori daerah penangkapan ikan dibagi menjadi dua berdasarkan kandungan
klorofi-a nya. Jika suatu perairan dengan kandungan klorofil-a lebih besar dari 0,2
mg/m3, maka daerah penangkapan tersebut dikategorikan potensial. Jika suatu
perairan dengan kandungan klorofil-a lebih kecil atau sama dengan 0,2 mg/m3,
maka daerah penangkapan tersebut dikategorikan tidak potensial (Tabel 1)
(Widodo 1999).
Tabel 1 Penilaian DPI melalui indikator klorofil-a
Kategori kandungan
No
Kriteria
klorofil-a
1
Banyak
Klorofil-a > 0,2 mg/m3
2
Sedikit
Klorofil-a ≤ 0,2 mg/m3

Kategori DPI
Potensial
Tidak Potensial

Pengelompokan tersebut (Tabel 1) didasarkan pada pertimbangan bahwa
konsentrasi klorofil-a diatas 0,2 mg/m3 menunjukkan bahwa di suatu perairan
terdapat
kehidupan
fitoplankton
sehingga
dapat
mempertahankan
keberlangsungan perkembangan perikanan (Widodo 1999).
Peta daerah penangkapan ikan perlu dibuat agar dapat mengetahui
penyebaran daerah penangkapan ikan layur yang potensial secara spasial.
Sehingga para nelayan atau pun peneliti dapat menentukan fishing ground yang
tepat untuk melakukan operasi penangkapan ikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Tangkapan Ikan Layur
Ikan layur tergolong ikan demersal yaitu ikan yang hidup di dasar atau dekat
dengan dasar perairan (Widiyanto, 2008). Ikan layur umumnya hidup pada
perairan yang dalam dengan dasar berlumpur. Meskipun demikian, ikan layur
biasanya akan muncul ke permukaan menjelang senja untuk mencari makan. Ikan
layur dari famili Gempylidae juga biasanya ditemukan pada kedalaman lebih dari
150 m dan ikan layur dari famili Trichiuridae dapat ditemukan sampai kedalaman
2000 m (Nakamura dan Parin, 1993).
Nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan Jayanti menggunakan alat tangkap
pancing layur dan menggunakan kapal jukung ukuran 2-3 GT (gross tonnase).
Adapun waktu pengoperasiannya adalah pada siang hari yaitu dari pukul 08.00
WIB sampai pukul 13.00 WIB. Para nelayan tersebut melakukan penangkapan
dengan beberapa tahapan yaitu nelayan berangkat dari fishing base menuju fishing
ground pertama lalu fishing ground kedua dan fishing ground berikutnya sampai
menemukan daerah penangkapan ikan layur yang potensial dan mendapatkan hasil

6
tangkapan yang cukup, setelah itu mereka kembali ke fishing base. Berikut adalah
hasil tangkapan yang berhasil didaratkan oleh nelayan di PPI Jayanti dari tahun
2010 sampai 2013 (Gambar 2).

Gambar 2 Hasil tangkapan ikan layur per bulan dari tahun 2010 sampai 2013
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa hasil tangkapan ikan layur di
Perairan PPI Jayanti cenderung fluktuatif. Peningkatan yang signifikan terhadap
hasil tangkapan terjadi pada bulan September dan Oktober. Pada bulan-bulan
tersebut hasil tangkapan ikan layur cukup tinggi. Tinggi rendahnya hasil
tangkapan ikan dipengaruhi oleh angin musim timur dan angin musim barat. Pada
saat musim timur (Juni-September) keadaan laut cenderung tenang, sedangkan
pada musim barat (Desember-Februari) keadaan laut cukup berbahaya karena
gelombangnya besar dan angin yang berhembus kuat (Astuti, 2008). Menurut
Purba et al. (1994) dalam Nugraha (2006), terjadinya musim puncak ikan pada
musim timur masih terlihat pengaruhnya sampai bulan September-November. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan
layur terbesar terjadi pada bulan September tahun 2012.
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah hasil tangkapan ikan
layur di Perairan PPI Jayanti cenderung fluktuatif. Hasil tangkapan tertinggi
didapatkan pada tanggal 3 Maret 2014 sedangkan hasil tangkapan terendah yaitu
pada tanggal 22 Maret 2014. Adapun rata-rata jumlah hasil tangkapan pada bulan
Maret-April 2014 yaitu sebesar 3,5 ton.

7

Gambar 3 Hasil tangkapan ikan layur harian dari bulan Maret 2014 sampai bulan
April 2014
Penyebaran Suhu Permukaan Laut
Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang
terkandung dalam suatu benda. Suhu di laut merupakan faktor yang penting bagi
kehidupan organisme di lautan. Perubahan suhu akan mempengaruhi
metabolisma, reproduksi dan distribusi ikan di laut (Nibakken, 1988). Sebaran
suhu permukaan laut di Perairan PPI Jayanti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Sebaran suhu rata-rata bulanan pada tahun 2010 sampai tahun 2013

8
Berdasarkan Gambar 4 suhu permukaan laut mengalami peningkatan yang
signifikan dari bulan September 2011 sampai bulan Desember 2011. Suhu yang
tertinggi terdapat pada bulan Desember tahun 2011. Menurut Laevastu dan Hela
(1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti
pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan
renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan
paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau
memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus
selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang
menentukan kekuatan keturunan dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan
yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan
(spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah
di daerah lain daripada di daerah tersebut.

Gambar 5 Sebaran suhu rata-rata harian pada bulan Maret 2014 sampai bulan
April 2014
Berdasarkan Gambar 5 sebaran suhu harian mengalami peningkatan pada
tanggal 17 Maret 2014 sampai tanggal 22 Maret 2014. Suhu paling tinggi berada
pada tanggal 22 Maret 2014. Suhu terendah terjadi pada tanggal 24 Maret 2014
dengan nilai 24oC. Adapun nilai suhu rata-rata yaitu 26oC. Perubahan suhu
tersebut tidak terlepas dari peran sinar matahari. Menurut Handoko et al. (2008)
bahwa suhu permukaan laut dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari. Jadi,
kemungkinan terjadinya fluktuasi suhu permukaan laut pasti terjadi.
Konsentrasi Klorofil-a
Klorofil-a merupakan salah satu indikator kesuburan suatu perairan.
Perairan yang subur tentunya mengandung klorofil-a dengan konsentrasi tinggi.
Perairan PPI Jayanti merupakan perairan yang cukup subur. Perairan ini memiliki
banyak terumbu karang, yang diduga berpengaruh terhadapkandungan klorofil-a.

9
Romimohtarto dan Juwana (2001) menjelaskan bahwa ekosistem terumbu karang
merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas tertinggi dari seluruh
ekosistem alamiah karena memiliki banyak persediaan nitrogen yang penting bagi
fitoplankton untuk proses fotosintesis.
Hal ini terlihat dari rata-rata konsentrasi klorofil-a yang ada di Perairan PPI
Jayanti selama empat tahun terakhir (Januari 2010 – Desember 2013). Tampilan
citra klorofil-a hasil deteksi MODIS dapat dilihat pada Lampiran 11-17.

Gambar 6 Konsentrasi klorofil-a bulanan di Perairan PPI Jayanti pada bulan
Januari 2010 sampai bulan Desember 2013
Berdasarkan Gambar 6 konsentrasi klorofil-a di Perairan PPI jayanti
fluktuatif setiap bulannya. Bila diamati setiap bulannya, pada tahun-tahun yang
berbeda, klorofil-a cenderung mengalami peningkatan berturut-turut dari bulan
September 2013 sampai bulan November 2013.

Gambar 7 Konsentrasi klorofil-a harian di Perairan PPI Jayanti pada bulan Maret
2014 sampai bulan April 2014

10
Berdasarkan Gambar 7 konsentrasi klorofil-a di Perairan PPI Jayanti
cenderung fluktuatif setiap harinya. Klorofil-a cenderung tinggi pada tanggal 3
Maret 2014 dan cenderung rendah pada tanggal 13 Maret 2014. Adapun nilai ratarata klorofil-a harian adalah 0,45 mg/m3.
Fitoplankton merupakan makhluk hidup yang pergerakannya sangat
dipengaruhi oleh arus. Oleh karena itu, konsentrasi klorofil-a di perairan juga
sangat dipengaruh oleh arus.
Hubungan SPL dengan Jumlah Hasil Tangkapan
Hubungan SPL dengan jumlah hasil tangkapan bulanan disajikan pada
Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8 konsentrasi suhu permukaan laut dan jumlah
hasil tangkapan cenderung fluktuatif.
Fluktuasi hasil tangkapan selain
dipengaruhi oleh suhu permukaan laut juga diduga disebabkan oleh produktivitas
primer. Seperti halnya pendapat Ati dan Kepel (2006), bahwa fitoplankton
merupakan tumbuhan akuatik penyumbang energi terbesar walaupun fitoplankton
menghuni suatu lapisan permukaan yang tipis dimana terdapat cukup cahaya
matahari (16% dari intensitas cahaya permukaan).

Gambar 8 Diagram pencar SPL dengan jumlah hasil tangkapan bulanan pada
tahun 2010 sampai tahun 2013
Pada Gambar 8, terlihat bahwa ikan layur tertangkap pada suhu 24-31oC.
Tangkapan terbanyak ditemukan pada kisaran suhu 24,5-29,5oC. Berdasarkan data
SPL dan tangkapan harian (Gambar 9) ikan layur tertangkap pada kisaran suhu
24-28,5oC. Tangkapan terbanyak ditemukan pada kisaran suhu 24-27oC. Hal ini
berarti bahwa suhu optimum untuk penangkapan ikan layur pada bulan MaretApril 2014 diperkirakan pada suhu 24-27oC.

11

Gambar 9 Diagram pencar SPL dengan jumlah hasil tangkapan harian pada bulan
Maret 2014 sampai bulan April 2014
Hubungan Klorofil-a dengan Jumlah Hasil Tangkapan
Ikan layur merupakan ikan demersal yang hidupnya di dasar perairan yang
berlumpur. Namun, ikan layur sering muncul ke permukaan pada sore hari untuk
mencari makanan yang berupa ikan pelagis kecil. Ikan pelagis kecil merupakan
ikan yang tingkat trofik levelnya tidak jauh dari produsen primer yaitu
fitoplankton. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan adanya hubungan yang

erat antara ikan layur dengan keberadaan fitoplankton.
Gambar 10 Diagram pencar klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan layur
di Perairan PPI Jayanti dari Januari tahun 2010 sampai Desember
tahun 2013

12
Pada Gambar 10 terlihat bahwa ikan layur tertangkap pada kisaran klorofil-a
0,05-1 mg/m3. Hasil tangkapan terbanyak terdapat pada kisaran 0,2-0,5 mg/m3.
Berdasarkan data harian (Gambar 11), ikan layur tertangkap pada kisaran klorofila 0,2-0,65 mg/m3. Tangkapan terbanyak terdapat pada kisaran klorofil-a 0,3-0,65
mg/m3.
Ikan layur adalah ikan karnivora dengan ikan sebagai makanan
kesukaannya, tetapi kadang mereka kanibalistik. Adakalanya mereka cenderung
menjadi pemakan yang rakus. Secara umum, semua ikan layur adalah piscivorous
semasa hidupnya (Bal dan Rao, 1990). Jika dilihat dari spesies ikan layur yang
ada (Trichiurus lepturus, Lepturacanthus savala dan Gempylus serpens), terdapat
persamaan jenis makanan yang dimakannya. Trichiurus lepturus memakan
Euphausiidae, crustacea kecil seperti Paracalanus, Acartia, Oncaea dan ikan-ikan
kecil pada saat belum dewasa. Adapun makanan Trichiurus lepturus saat dewasa
umumnya adalah ikan seperti Myctophids, Sardinella, Carangidae, mackerel, dan
terkadang memakan cumi- cumi dan crustacea. L. savala memakan ikan-ikan kecil
dan crustacea dalam variasi yang luas (terutama udang-udangan dan spesies dari
Setipinna, Anchoviella, Harpodon, Trichiurus dan lain-lain pada daerah estuaria)
(Nakamura dan Parin, 1993). Selain itu, Lepturacanthus savala juga memakan
ikan (Stolephorus, Sardinella, Dussumieria dan Carnax), udang-udangan
(Penaeus dan Metapenaeus), Acetes, Squilla, Lucifer, dan Sepia (Bal dan Rao,
1990). Gempylus serpens memakan cumi-cumi dan crustacea.

Gambar 11 Diagram pencar klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan layur
di Perairan PPI Jayanti pada bulan Maret 2014 sampai April 2014
Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan merupakan tempat dimana nelayan dapat
mengoperasikan alat tangkap untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan.

13
Daerah penangkapan ikan layur diduga berdasarkan tiga indikator, yaitu jumlah
hasil tangkapan, konsentrasi klorofil-a, dan nilai suhu permukaan laut. Berikut ini
adalah hasil penilaian daerah penangkapan ikan layur di Peraiaran PPI Jayanti
pada bulan Maret 2014 (Tabel 2) dan pada bulan April 2014 (Tabel 3).
Tabel 2 Penilaian DPI layur pada bulan Maret 2014
DPI
Maret

Posisi Penangkapan

Tangkapan

Klorofil-a

SPL

Total
Skor

Kategori

1

3

Potensial

25

1

2

Tidak
Potensial

1

24,5

1

3

Potensial

0,5

1

24,5

1

3

Potensial

0

0,4

1

25

1

2

Tidak
Potensial

6

1

0,3

1

26

1

3

Potensial

107.10

2

0

0,35

1

29

0

1

107.02

4

1

0,5

1

29

0

2

Lintang

Bujur

Jumlah
(ton)

Skor

Konsentrasi
(mg/m3)

Skor

Besar
(OC)

Skor

I

7.57

107.41

4

1

0,5

1

26

II

7.71

107.36

2

0

0,6

1

III

7.76

107.47

4

1

0,65

IV

7.60

107.19

5

1

V

7.63

107.10

2

VI

7.75

107.17

VII

7.76

VIII

7.72

Tidak
Potensial
Tidak
Potensial

Gambar 12 Peta DPI layur di Perairan PPI Jayanti bulan Maret 2014
Berdasarkan Gambar 12 dapat disimpulkan bahwa daerah penangkapan ikan
layur potensial menyebar, tidak hanya di perairan yang dekat dengan PPI Jayanti
atau fishingbase, tetapi juga berada di perairan yang cukup jauh dari fishingbase.

14
Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan terhadap unit penangkapan yang
melakukan penangkapan ikan layur di PPI Jayanti.
Tabel 3 Penilaian DPI layur pada bulan April 2014
Posisi Penangkapan

Tangkapan
Jumlah
Skor
(ton)
4
1

Klorofil-a
Konsentrasi
Skor
(mg/m3)
0,5
1

SPL
Besar
Skor
(OC)
26
1

DPI
April

Lintang

Bujur

Total
Skor

I

7.57

107.41

II

7.71

107.36

2

0

0,6

1

25

1

2

III

7.76

107.47

4

1

0,65

1

28

0

2

IV

7.60

107.19

2

0

0,5

1

24

1

2

V

7.63

107.10

2

0

0,4

1

25

1

2

VI

7.75

107.17

2

0

0,3

1

26

1

2

VII

7.76

107.10

2

0

0,35

1

27

1

2

VIII

7.72

107.02

5

1

0,5

1

28

0

2

3

Kategori
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial
Tidak
Potensial

Gambar 13 Peta DPI layur di Perairan PPI Jayanti bulan April 2014
Jika dibandingkan dengan bulan Maret, daerah penangkapan ikan layur pada
bulan April (Gambar 13) cenderung sedikit yang potensial yaitu hanya terdapat
satu lokasi. Sisanya adalah daerah penangkapan ikan layur yang tidak potensial.
.

15

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Kisaran suhu permukaan laut dari bulan Maret-April 2014 berkisar 24oC28,5oC dengan rata-rata 26oC
2) Konsentrasi klorofil-a pada bulan Maret-April 2014 adalah 0,2 mg/m3-0,65
mg/m3 dengan rata-rata 0,45 mg/m3.
3) Daerah penangkapan ikan layur yang potensial pada bulan Maret 2014
menyebar di empat lokasi yaitu di DPI 1 (7,57o LS 107,41o BT), DPI 3 (7,76o
LS 107,47o BT), DPI 4 (7,60o LS 107,19o BT), dan DPI 6 (7,75o LS 107,17o
BT). DPI layur pada bulan April 2014 ada di satu lokasi yaitu di DPI 1 (7,57o
LS 107,41o BT).
Saran
1) Perlunya penelitian mengenai keragaman ikan layur yang tertangkap di
Perairan Jayanti.
2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang karakteristik oseanografi yang
lain, yang mempengaruhi sebaran daerah penangkapan ikan di perairan
Jayanti.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti W. 2008. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan layur di Perairan
Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi
Manajeman Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Ati RNA, Kepel T. 2006. Hubungan Struktur Komunitas Fitoplankton dengan
Parameter Kualitas Air di Perairan Pesisir Pulau Bonerate dan Pulau Kalao
Bagian Timur. Jurnal Segara. 2(1):1-9.
Bal, D. V. dan K.V. Rao. 1990. Marine Fisheries. Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited. New Delhi. 243-256 hal.
Farida A N. 2006. Perikanan Layur di Pangkalan Pendaratan Ikan Jayanti
Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Hal 1.
Handoko, Yon S, Yusman S. 2008. Keterkaitan perubahan iklim dan produksi
pangan strategis. Bogor (ID) Seameo Biotrop.
Hela I dan T. Laevastu. 1970. Fisheries Oceanography. New Ocean Enveromental
Service. England: Fishing New Books Ltd..
Nakamura, I. and N.V. Parin 1993 FAO Species Catalogue. Vol. 15. Snake
mackerels and cutlassfishes of the world (families Gempylidae and
Trichiuridae). An annotated and illustrated catalogue of the snake mackerels,
snoeks, escolars, gemfishes, sackfishes, domine, oilfish, FAO Fish. Rome:
FAO.
Nibakken, J. W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta (ID):
Gramedia.

16
Nugraha GA. 2007. Estimasi Biomassa Ikan Pelagis di Teluk Pelabuhan Ratu
dengan Menggunakan System Akustik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Romimohtarto K dan S Juwana. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Penerbit Djambatan. 540 hal.
Widiyanto I N. 2008. Kajian Pola Pertumbuhan dan Ciri Morfometrik-Meristik
Beberapa Spesies Ikan Layur (Superfamili Trichiuroidea) di Perairan
Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID) : Program Studi
Manajeman Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.

17
Lampiran 1 Hasil tangkapan per tahun di PPI Jayanti dari tahun 2010 sampai
tahun 2013
Tahun
No

Nama Umum

Nama Ilmiah

Jumlah
2010

1

Layur

Trichiurus sp.

2

Tenggiri

Scomberomorus sp.

3

Tongkol

Euthynnus sp.

4

Kakap

5

2011

2012

2013

33.218,00

53.643,90

90.429,00

23.325,20

200.616,10

3.398,00

981,00

1.302,50

1.906,25

7.587,75

16.970,00

642,00

606,50

2.194,15

20.412,65

Lutjanus sp.

5.758,00

864,00

2.093,00

1.083,61

9.798,61

Cucut

Rhincodon sp.

7.870,00

2.873,00

945,50

1.101,06

12.789,56

6

Kerapu

Epinenphelus sp.

2.864,00

60,00

88,00

492,10

3.504,10

7

Banjar

Rastrelliger sp.

16.582,00

1.612,00

9.446,65

9.565,94

37.206,59

8

Tuna

Thunnus sp.

0,00

102,00

76,00

0,00

178,00

9

Pari

Manta sp.

5.420,00

23,00

297,00

1.827,85

7.567,85

10

Jambal

Plicopollis sp.

3.302,00

30,00

207,00

1.264,10

4.803,10

11

Udang

Penaeus sp.

0,00

2.236,35

1.261,95

146,13

3.644,43

12

Bawal Putih

Pampus sp.

3.200,00

25,00

12,60

411,15

3.648,75

13

Bawal

Pampus sp.

4.986,00

30,00

89,00

745,00

5.850,00

14

Remang

Congresox sp.

1.350,00

15,00

55,00

2.184,09

3.604,09

15

Kakap Merah

Lutjanus sp.

2.675,00

13,00

17,30

1.106,47

3.811,77

16

Kakap Batu

Lutjanus sp.

3.525,00

10,50

35,00

1.259,85

4.830,35

17

Jangilus

Istiophorus sp.

2.854,00

60,00

22,00

425,05

3.361,05

18

Swanggi

Priacanthus sp.

0,00

0,00

14,00

112,30

126,30

19

Karokod

Lates sp.

195,00

0,00

27,00

565,15

787,15

20

Lalendra/Sebelah

Psettodes sp.

0,00

0,00

13,00

566,75

579,75

21

Serepet

Charanx sp.

996,00

0,00

0,00

186,75

1.182,75

22

Jaer

Abalistes sp.

1.654,00

80,00

30,00

325,40

2.089,40

23

Pisang-pisang

Cirosentrus sp.

2.350,00

53,00

21,70

670,50

3.095,20

24

Ayam-ayam

Abalistes sp.

389,00

0,00

0,00

340,80

729,80

25

Gelang Badak

Littorina sp.

906,00

0,00

0,00

41,10

947,10

26

Keong/Siput Laut

Littorina sp.

0,00

0,00

0,00

2.209,00

2.209,00

27

Kakacangan

Decapterus sp.

2.890,00

12,00

23,90

581,00

3.506,90

28

Kuniran

Upenenus sp.

976,00

0,00

12,00

29,00

1.017,00

124.328,00

63.365,75

107.125,60

54.665,75

349.485,10

Jumlah

LAMPIRAN

LAMPIRAN

18
Lampiran 2 Data hasil tangkapan ikan di PPI Jayanti dari tahun 2007 sampai
tahun 2013
No

Produksi Tahun (kg)

Uraian
2007

1

Januari

2

Februari

3

2008

2009

2010

2011

2012

2013

804,50

0,00

0,00

2.598,00

2.512,50

1.988,80

3.775,00

6.318,00

4.962,50

0,00

3.220,50

212,40

8.404,15

5.144,00

Maret

147,00

2.061,50

0,00

4.568,00

6.299,00

1.529,00

2.217,50

4

April

857,00

1.030,50

641,50

5.110,50

969,50

1.889,00

3.616,90

5

Mei

986,50

0,00

4.228,50

1.391,50

673,00

536,50

5.239,72

6

Juni

1.584,00

25.860,00

0,00

1.866,50

1.270,50

479,50

5.654,54

7

Juli

2.289,00

25.541,50

8.151,20

1.434,00

4.062,00

1.729,00

2.643,88

8

Agustus

7.771,70

64.697,50

59.491,00

3.302,50

3.240,00

4.369,50

2.426,49

9

September

25.915,00

5.683,50

28.093,40

3.486,50

12.269,50

56.273,00

5.155,72

10

Oktober

27.048,00

1.766,50

8.832,50

2.414,00

25.196,50

18.076,15

9.330,50

11

November

8.544,00

4.293,50

0,00

1.567,00

3.393,50

3.759,00

6.420,00

12

Desember

10.332,00

0,00

0,00

2.358,00

3.267,50

8.358,00

3.041,50

92.596,70

135.897,00

109.438,10

33.317,00

63.365,90

107.391,60

54.665,75

Jumlah

19
Lampiran 3 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2010 sampai
bulan Agustus 2010

Citra Suhu Januari 2010

Citra Suhu Februari 2010

Citra Suhu Maret 2010

Citra Suhu April 2010

Citra Suhu Mei 2010

Citra Suhu Juni 2010

Citra Suhu Juli 2010

Citra Suhu Agustus 2010

20
Lampiran 4 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2010 sampai
bulan April 2011

Citra Suhu September 2010

Citra Suhu Oktober 2010

Citra Suhu Nopember 2010

Citra Suhu Desember 2010

Citra Suhu Januari 2011

Citra Suhu Februari 2011

Citra Suhu Maret 2011

Citra Suhu April 2011

21
Lampiran 5 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2011 sampai bulan
Desember 2011

Citra Suhu Mei 2011

Citra Suhu Juni 2011

Citra Suhu Juli 2011

Citra Suhu Agustus 2011

Citra Suhu September 2011

Citra Suhu Oktober 2011

Citra Suhu Nopember 2011

Citra Suhu Desember 2011

22
Lampiran 6 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2012 sampai
bulan Agustus 2012

Citra Suhu Januari 2012

Citra Suhu Februari 2012

Citra Suhu Maret 2012

Citra Suhu April 2012

Citra Suhu Mei 2012

Citra Suhu Juni 2012

Citra Suhu Juli 2012

Citra Suhu Agustus 2012

23
Lampiran 7 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2012 sampai
bulan April 2013

Citra Suhu September 2012

Citra Suhu Oktober 2012

Citra Suhu November 2012

Suhu Desember 2012

Citra Suhu Januari 2013

Citra Suhu Februari 2013

Citra Suhu Maret 2013

Citra Suhu April 2013

24
Lampiran 8 Citra Suhu di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2013 sampai bulan
Desember 2013

Citra Suhu Mei 2013

Citra Suhu Juni 2013

Citra Suhu Juli 2013

Citra Suhu Agustus 2013

Citra Suhu September 2013

Citra Suhu Oktober 2013

Citra Suhu Nopember 2013

Citra Suhu Desember 2013

25
Lampiran 9 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2010
sampai bulan Agustus 2010

Citra klorofil-a Januari 2010

Citra klorofil-a Februari 2010

Citra klorofil-a Maret 2010

Citra klorofil-a April 2010

Citra klorofil-a Mei 2010

Citra klorofil-a Juni 2010

Citra klorofil-a Juli 2010`

Citra klorofil-a Agustus 2010

26
Lampiran 10 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2010
sampai bulan April 2011

Citra klorofil-a September 2010

Citra klorofil-a Oktober 2010

Citra klorofil-a Nopember 2010

Citra klorofil-a Desember 2010

Citra klorofil-a Januari 2011

Citra klorofil-a Februari 2011

Citra klorofil-a Maret 2011

Citra klorofil-a April 2011

27
Lampiran 11 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2011 sampai
bulan Desember 2011

Citra klorofil-a Mei 2011

Citra klorofil-a Juni 2011

Citra klorofil-a Juli 2011

Citra klorofil-a Agustus 2011

Citra klorofil-a September 2011

Citra klorofil-a Oktober 2011

Citra klorofil-a Nopember 2011

Citra klorofil-a Desember 2011

28
Lampiran 12 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Januari 2012
sampai bulan Agustus 2012

Citra klorofil-a Januari 2012

Citra klorofil-a Februari 2012

Citra klorofil-a Maret 2012

Citra klorofil-a April 2012

Citra klorofil-a Mei 2012

Citra klorofil-a Juni 2012

Citra klorofil-a Juli 2012

Citra klorofil-a Agustus 2012

29
Lampiran 13 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan September 2012
sampai bulan April 2013

Citra klorofil-a September 2012

Citra klorofil-a Oktober 2012

Citra klorofil-a November 2012

Citra klorofil-a Desember 2012

Citra klorofil-a Januari 2013

Citra klorofil-a Februari 2013

Citra klorofil-a Maret 2013

Citra klorofil-a April 2013

30
Lampiran 14 Citra Klorofil-a di Perairan PPI Jayanti dari bulan Mei 2013 sampai
bulan Desember 2013

Citra klorofil-a Mei 2013

Citra klorofil-a Juni 2013

Citra klorofil-a Juli 2013

Citra klorofil-a Agustus 2013

Citra klorofil-a September 2013

Citra klorofil-a Oktober 2013

Citra klorofil-a November 2013

Citra klorofil-a Desember 2013

31
Lampiran 15 Hasil tangkapan ikan layur serta nilai SPL dan klorofil-a di PPI
Jayanti
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Bulan
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April 2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September 2010
Oktober 2010
November 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
Juli 2011
Agustus 2011
September 2011
Oktober 2011
November 2011
Desember 2011
Januari 2012
Februari 2012
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juli 2012
Agustus 2012
September 2012
Oktober 2012
November 2012
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September 2013
Oktober 2013
November 2013
Desember 2013

Hasil tangkapan (ton)
2.60
3.22
4.57
5.11
1.39
1.87
1.43
3.30
3.49
2.41
1.57
2.36
2.51
0.21
6.30
0.97
0.67
1.27
4.06
3.24
12.27
25.20
3.39
3.27
1.99
8.40
1.53
1.89
0.54
0.48
1.73
4.37
56.27
18.08
3.76
8.36
3.78
5.14
2.22
3.62
5.24
5.65
2.64
2.43
5.16
9.33
6.42
3.04

Suhu
29.5
30.5
31
30
30.5
29.5
28.5
29
29.5
29.5
29
29
28
29
29.5
29
29
28
27
24.5
24
26
27.5
31
29
29.5
29
29.5
28.5
28.5
25.5
24.5
25
26.5
28
29
24
29
29
28.5
29.5
29.5
26
26
26
27
29
29.5

Klorofil-a
0.25
0.3
0.25
0.2
0.2
0.3
0.15
0.2
0.2
0.12
0.15
0.5
0.25
0.5
0.28
0.24
0.4
0.5
0.4
0.5
1
0.6
0.22
0.16
0.1
0.35
0.2
0.15
0.15
0.3
1
1
1
0.55
0.05
0.04
0.2
0.8
0.2
0.5
0.3
0.35
0.25
0.2
0.8
0.9
1
0.5

32

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Cianjur pada tanggal 19 Februari 1991 sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Ade Fadli dan Ibu Hj. Dedeh Rohmanah.
Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Sindangbarang tahun
2003, kemudian menamatkan pendidikan tingkat menengah pertama di SMPN 2
Karang Tengah, Cianjur tahun 2006. Selanjutnya, pada tahun 2010 penulis
menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di MAN Cianjur. Pada tahun
yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama
mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti organisasi yaitu Himpunan
Profesi Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Himafarin) pada periode
2011/2012. Di samping itu penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah
Eksploratori Penangkapan Ikan tahun 2013/2014.