Model Bisnis Velva Buah

MODEL BISNIS VELVA BUAH

LUQMANUL ‘ALIM

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsiberjudul Model Bisnis Velva
Buah adalah benar karya saya dengan arahandari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014

Luqmanul ‘Alim
NIM F34090117

ABSTRAK
LUQMANUL ‘ALIM. Model Bisnis Velva Buah. Dibimbing oleh MEIKA
SYAHBANA RUSLI.
Konsumsi buah-buahanmasyarakat Indonesia sebesar 40.1 kg per kapita
per tahun,cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia(FAO) yaitu 65.7
kg/kapita/tahun.Salah satu upaya meningkatkan konsumsi buah-buahan adalah
dengan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah yang menarik, salah
satunya yaitu velva buah.Velva buah adalah makanan penutup yang sifatnya beku
terbuat dari campuran bubur buah, gula, dan bahan penstabil yang
dibekukan.Tujuan penelitian ini untukmendesain model bisnis velva buah. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah customer development dengan
menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitian
ditemukan masalah yaitu target segmen remaja dan dewasa jarang mengonsumsi
buah-buahan karena malas mengupas dan menyajikan. Pada pengujian solusi
ditawarkan velva buah sebagai camilan buah yang praktisdan sebagai alternatif
mengonsumsi buah.Hasilnya target pelanggan menyukai solusi yang ditawarkan
dan menginginkan velva buah dibuat secara alamidan dijual melalui outlet. Model

bisnis velva buah yang berubah setelah pengujian masalah dan pengujian solusi
yaitu pada elemen proposisi nilai berubah menjadi produk alami danpraktis
membantu mengonsumsibuah-buahandan pada elemen saluran penjualanberubah
menjadioutlet.
Kata kunci:model bisnis, velva buah

ABSTRACT
LUQMANUL ‘ALIM.Velva Fruit Business
SYAHBANA RUSLI.

Model.Supervised byMEIKA

Fruitsconsumption of Indonesianis 40.1 kg/capita/year,it’s far enough
from therecommendation of FAO,65.7 kg/capita/year. One of a effort to increase
fruits consumption is turn fruits into a value-added interesting product like velva
fruit. Velva fruit is one of a kind frozen dessert that made from mixture of fruit
puree, sugar,and stabilizer. The purpose of this research is to design velva fruit
businessmodel. The method used in this research iscustomer development using
primary data that obtained through questionnaires. The research found problems
that target segments teenager and adult rarely consume fruits due to lazy to peel

and serve. On testing solution, velva fruit is offered as snack fruitsand as an
alternativefruits consumption. The result showed target customers like the
solutions offered and wanted velva fruit made naturally and sold through outlet.
Velva fruit business model that changed after testing problems and testing
solutions is on value propositionchange to natural and practical productto help
consume fruitsand onchannelschange to outlet.

Keywords:business model, velvafruit

MODEL BISNIS VELVA BUAH

LUQMANUL ‘ALIM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi :Model Bisnis Velva Buah
Nama
:Luqmanul ‘Alim
NIM
:F34090117

Disetujui oleh

Dr Ir Meika Syahbana Rusli Msc Agr
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen


Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini berjudul Model Bisnis Velva
Buah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Meika Syahbana Rusli,
Msc Agrselaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Aji Hermawan, MMdan Dr Eng
Taufik Djatna STP Msiyang telah banyak memberi saran dalam penyelesaian
skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga dan teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014
Luqmanul ‘Alim

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 2
METODE ................................................................................................................ 3
Ukuran Pasar ....................................................................................................... 3
Pembuatan Prototipe Produk ............................................................................... 3
Pencarian Pelanggan............................................................................................ 4
Validasi Pelanggan .............................................................................................. 5
Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7
Ukuran Pasar ....................................................................................................... 7
Prototipe Velva Buah .......................................................................................... 8
Hipotesis Kanvas Model Bisnis .......................................................................... 9
Pencarian Pelanggan.......................................................................................... 15
Posisi Produk ..................................................................................................... 25
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 27
Simpulan ............................................................................................................ 27

Saran .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
LAMPIRAN .......................................................................................................... 29
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 36

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Biaya investasi bisnis velva buah
Biaya produksi velva buah per bulan
Harga jual velva buah
Solusi yang ditawarkan terkait masalah konsumsi buah

14
14
15
19


DAFTAR GAMBAR
1 Tahapan penelitian model bisnis velva buah
2 a Persentase buah favorit responden
b Persentase kemasan pilihan responden
3 Prototipe velva buah stroberi
4 Hipotesis kanvas model bisnis velva buah
5 aPersentase alasan responden jarang mengonsumsi buah
b Persentase responden yang ingin produk alternatif konsumsi buah
6 a Perubahan elemen proposisi nilai kanvas model bisnis
b Kanvas model bisnis 1
7 aPersentasetujuan responden mengonsumsi buah
b Persentase responden yang menginginkan produk alami
8 Persentase jumlah responden yang menyukai velva buah
9 Persentase fitur velva buah yang dipilih pelanggan
10 Persentase saluran penjualan pilihan responden
11 a Perubahan elemen saluran penjualan kanvas mkodel bisnis
b Kanvas model bisnis 2
12 Distribusi responden menurut kemampuan membeli velva buah


6
8
8
9
10
16
16
16
17
18
18
18
19
20
21
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1

2
3
4
5
6
7
8
9

Panduan kuesioner pengujian masalah
Panduan kuesioner pengujian solusi
Diagram alir proses pembuatan velva stroberi
Desain kemasan velva buah
Perhitungan pendapatan dan laba bersih per bulan
Daftar responden pengujian masalah
Daftar responden pengujian solusi
Desain outlet velva buah
Spesifikasi peralatan bisnis velva buah

29

29
30
30
31
31
32
34
34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam lima tahun terakhir tahun 2008-2012, produksi buah–buahan
Indonesia mengalami tren kenaikan. Kenaikan jumlah produksi buah–buahan
tersebut terjadi hampir pada seluruh jenis buah–buahan antara lain alpukat,
belimbing, duku, jambu biji, jambu air, nangka, salak, mangga, pepaya, pisang,
nanas, durian, manggis, sawo, markisa, sukun, dan melinjo.Sedangkan penurunan
produksi hanya terjadi pada buah jeruk siam/keprok dan rambutan (BPS 2012).
Produksi buah terbesar pada tahun 2012 adalah tanaman pisang. Total
produksi untuk tanaman pisang mencapai 6.189 juta ton pada tahun 2012
dibandingkan tahun 2008 sebesar 6 juta ton (BPS 2012). Pada tahun 2012 total
produksi mangga sebesar 2.3 juta ton dibandingkan tahun 2008sebesar 2.1 juta ton
(BPS 2012). Tanaman nanas dengan produksi mencapai 1.7 juta ton berada di
urutan ketiga produksi tanaman buah–buahan tahunan terbesar (BPS 2012).
Kenaikan produksi buah tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi
masyarakat Indonesia terhadap buah-buahan yangmasih rendah. Menurut data dari
Riskesdas(2008) sebanyak 93.7% penduduk Indonesia berusia diatas 10 tahun
masuk dalam kategori kurang mengonsumsi buah dan sayur. Menurut hasil survey
BPS tahun 2009, konsumsi buah di Indonesia masih rendah yaitu sebesar
60.4 %masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi satu porsi buah atau bahkan
kurang dalam satu hari. Selain itu, konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia
hanya 40.1 kg/kapita/tahun, masih cukup jauh dari rekomendasi Organisasi
Pangan Dunia (FAO)yaitu 65.7 kg/kapita/tahun. Konsumsi buah dan sayur sangat
berkaitan dengan masalah kesehatan. Sekitar 2.7 juta warga dunia meninggal
dunia setiap tahunnya disebabkan tidak cukupnya konsumsi buah-buahan dan
sayuran. Rendahnya konsumsi kedua sumber serat tersebut termasuk ke dalam 10
besar faktor penyebab kematian di dunia (Parhati 2011).
Buah mengandung banyak vitaminserta mineral yang merupakan
komponen gizi penting bagi tubuh manusia. Selain itu buah merupakan sumber
serat yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Oleh
karena itu, buah merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi
kesehatan tubuh (Parhati 2011).
Rendahnya konsumsi buah di Indonesia dapat mengakibatkan buahbuahan terbuang sia-sia karena buah memiliki sifat mudah rusak
(perishable).Sehingga buah-buahantersebut diolah menjadi produk pangan lain
yang tidak mudah rusak dan memiliki umur simpan lebih lama diantaranya
manisan buah, sari buah, buah kaleng, selai dan sirup. Terdapat velva buah
sebagai salah satu produk olahan buah yangmasih jarang ditemukan dipasaran dan
berpotensi untuk meningkatkan konsumsi buah masyarakat Indonesia. Velva buah
dibuat dari campuran bubur buah, gula dan penstabil yang kemudian dibekukan
dan dihancurkan hingga terbentuk kristal–kristal es halus (Aini 2010).Velva buah
termasuk ke dalam jenis makanan penutup yang sifatnya beku (frozen dessert),
penampilannya mirip es krim tetapi bertekstur kasar, mirip butiran kristal es serut
dengan cita rasa yang cenderung asam segar.

2
Jenis makanan penutup yang sifatnya beku (frozen dessert) yang sudah
populer di Indonesia sejak lama adalah es krim. Meningkatnya taraf hidup
masyarakat Indonesia dan perubahan gaya hidup, mengubah persepsi es krim di
mata masyarakat bukan hanya sebagai makanan yang mahal, tetapi sudah seperti
makanan selingan. Pangsa pasar es krim yang luas menjadikan es krim kini
disukai oleh berbagai macam kalangan usia, mulai dari anak-anak sampai orang
tua. Konsumsi es krim per kapita di Indonesia meningkat dari 0.3 liter menjadi 0.5
liter pada tahun 2004 (Fitrahdi et al 2010).
Konsumsi es krim di Indonesia mencapai 0.5 liter per kapita dengan
jumlah penduduk 220 juta jiwa bila dibandingkan dengan konsumsi negara lain,
Indonesia masih tertinggal jauh karena di Eropa sebagai contoh, konsumsi es krim
mencapai 10 liter per kapita. Meskipun begitu, diambil dari kabarbisnis.com
pertumbuhan pangsa pasar es krim di Indonesia setiap tahunnya mengalami
kenaikan sekitar 5-10%.
Semakin bertambahnya permintaan es krim dan tingkat konsumsi buah di
Indonesia yang rendah menjadi peluang bagi produk velva buah yang merupakan
perpaduan antara es krim dan buah-buahan tersebut menjadi produk alternatif
konsumsi buah.Perlu dilakukan kajian pengembangan produk velva buah dan
selain pengembangan produk, komersialisasi juga perlu dilakukan agar hasil
penelitian ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Strategi komersialisasi
velva buah dilakukan adalah dengan membuat model bisnis.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis velva
buahdenganmetode customer development sehingga diketahui segmen pelanggan,
proposisi nilai, dan saluran penjualan yang tepat untuk memudahkan start-up
mengomersialisasikan velva buah dengan sukses.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu pada metode pengembangan pelanggan
(customer development).Customer development terdiri dari empat tahap yaitu
pencarian pelanggan, validasi pelanggan, kreasi pelanggan, dan pendirian
perusahaan (Blank dan Dorf 2012).
Pencarian pelanggan (customer discovery)merupakan tahap awal dari
proses pengembangan pelanggan di mana visi produk perusahaan dituangkan
dalam bentuk hipotesis yang kemudian akan diuji untuk menghasilkan kanvas
model bisnis terverifikasi. Dalam tahap pencarian pelanggan terdapat empat tahap
yaitu pembuatan hipotesis awal, pengujian masalah, pengujian solusi, dan
verifikasi kanvas model bisnis.Verifikasikanvas model bisnis bertujuanuntuk
mengetahui kelayakan model bisnis yang dibuat.
Penelitian dilanjutkan pada tahap validasi pelanggan (customer
validation).Tahap ini digunakan untuk memastikan model bisnis yang dibuat
dapat diperbesar kapasitasnya dan dapat dijalankan.Tahap ini terdiridari empat
tahap yaitu persiapan penjualan, penjualan produk, posisi produk, dan validasi
model bisnis.Pada penelitian ini hanya dilakukan dua tahap dalam tahap
pengembangan pelanggan yaitu pencarian pelanggan (customer discovery) dan

3
satu tahap yang termasuk didalam tahap validasi pelanggan (customer validation)
yaitu tahap posisi produk (positioning product). Hal ini dilakukan karena tahaptahapyang laintelah masuk ke dalam tahap eksekusi bisnis, sedangkan penelitian
ini berada dalam tingkat riset.

METODE
Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana
organisasi/perusahaan menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Model
bisnis dituangkan dalam kanvas model bisnis yang terdiri dari sembilan blok
bangunan dasar (Osterwalder dan Pigneur 2010). Kanvas model bisnis
selengkapnya dijelaskan padasubbab hipotesis kanvas model bisnis.
Penelitian ini menggunakan metode customer development.Menurut Blank
(2006), customer development adalah suatu kerangka kerja empat langkah
(pencarian pelanggan, validasi pelanggan, kreasi pelanggan, dan pendirian
perusahaan) yang berfungsi untuk menemukan dan memvalidasi pasar untuk
produk yang diciptakan, membangun fitur produk yang tepat untuk mengatasi
kebutuhan pelanggan, menguji metode yang benar untuk memperoleh dan
mengonversi pelanggan, dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk
memperbesar skala bisnis.
Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif.Untuk itu,
analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan (Miles dan Huberman 1992).Reduksi data adalah pemilihan data dari
data kasar di lapangan dan memfokuskan pada topik yang diambil.Penyajian data
adalah penyusunan informasi sehingga memungkinkan dilakukan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.Kemudian penarikan kesimpulan dilakukan
secara terus menerus selama berada dilapangan sampai didapatkan kesimpulan
akhir.Teknik reduksi mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benarbenar dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka
inginkan.Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Ukuran Pasar
Ukuran pasar bertujuan mengukur jumlah volume pasar produk velva
buah.Dalam penelitian ini pengukuran pasardilakukan menggunakan metode
bottom-up.Aulet (2013) menerangkan metode bottom-up merupakan metode
terbaik untuk menghitung jumlah pasar keseluruhan yang menjadi target produk.
Biasanya metode ini disebut dengan istilah “menghitung hidung/counting nose”.
Metode bottom-upmenunjukkan dari hasil pencarian pasar, banyaknya pelanggan
yang sesuai dengan profil segmen target pelanggan pengguna akhir produk.
Daftarpelanggan, asosiasi perdagangan di pasar, dan lain-lainnyadigunakandalam
metode
bottom-upuntuk
membantu
mengidentifikasiberapa
banyak
pelangganyang ada,sertaberapa banyakpengguna akhir produk.
Pembuatan Prototipe Produk
Prototipe yang dibuat adalah velva buah stroberi.Pembuatan prototipe
digunakan dalam pengujian solusi sebagai presentasi/sampel produk. Selain itu

4
prototipe berguna untuk mendapatkan gambaran data kebutuhan bahan baku,
peralatan, dan waktu produksi. Data tersebut berguna untuk penyusunan struktur
biaya dan proyeksi pendapatan.
Prototipe velva buah yang dibuat menggunakan bahan baku utama buah
stroberi. Buah stroberi dipilih karena merupakan salah satu buah favorit
pilihantarget pelanggan untuk dijadikan velva buah, selengkapnya dibahas pada
subbab prototipe velva buah. Bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi
prototipe yaitu :bubur buah stroberi, gula pasir, penstabil, dan air. Alat yang
digunakan untuk produksi prototipe yaitu : kompor gas, blender, panci, timbangan,
dan freezer.
Proses produksi velva buah dibuat dari bubur buah, gula dan penstabil
yang dicampurdan diaduk sampai homogen kemudian campuran velva buah
tersebut dibekukan didalam freezer dan dihancurkan dengan blender hingga
terbentuk kristal–kristal es halusdan diperoleh tekstur menyerupai es krim(Aini
2010).Selain pembuatan prototipe, pemilihan kemasan, desain kemasan, dan
penentuan nama merek juga dilakukan.
Pencarian Pelanggan
Pencarian pelanggan (customer discovery) merupakan penentuan visi dan
misi bisnis yang dituangkan dalam hipotesis.Hipotesis ini kemudian diuji ke
lapangan untuk menghasilkan model bisnis yang terverifikasi.Terdapat empat
langkah dalam pencarian pelanggan yaitu penyusunan hipotesis awal, pengujian
masalah, pengujian solusi, dan verifikasi model bisnis.Proses iterasi dilakukan
apabila hasil pengujian belum menjawab masalah pelanggan dan kanvas model
bisnis belum layak. Iterasi merupakan pengulangan tahap customer discoverydari
awal.Tahap ini menghasilkan model bisnis yang terverifikasi (Blank dan Dorf
2012).
Penyusunan kanvas model bisnis nol
Penyusunan kanvas model bisnis nol ini merupakan penyusunan hipotesis
ke dalam kanvas model bisnis yang akan diuji. Osterwalder dan Pigneur (2010)
mendesain kanvas model bisnis yangterdiri dari sembilan elemen model bisnis
yaitu segmen pelanggan (customer segment), proposisi nilai (value proposition),
saluran penjualan (channel), hubungan pelanggan (customer relationship), arus
pendapatan (revenue stream), sumberdaya utama (key resource), aktifitas utama
(key activities), mitra utama (key partner), dan struktur biaya (cost structure).
Pembuatan hipotesis ini dilakukan berdasarkan analisisukuran pasar dan studi
literatur. Analisis ukuran pasar (market size) dilakukan terlebih dahulu sebelum
kanvas model bisnis disusun.
Pembuatan kanvas model bisnis
Bagian ini merupakan tahap pendefinisian model bisnis secara singkat
melalui hipotesis-hipotesis yang dituangkan dalam kanvas model bisnis. Hipotesis
yang dibuat mengikuti sembilan elemen model bisnisdalam kanvas model bisnis.

5
Pengujian masalah
Pengujian masalah berguna untuk memahami masalah yang dihadapi
pelanggan.Pengumpulan data yang digunakan dalam pengujian masalah adalah
melalui kuesioner.Pada pengujian masalah, kuesioner diajukan kepada
responden/target pelanggan berdasarkan hipotesis kanvas model bisnis awal.
Responden berjumlah 50 orang dengan rentangusia 15-55 tahun, daftar responden
pengujian masalah disajikan di Lampiran 6. Pertanyaan yang diajukan pada
pengujian masalah digunakan untuk mengetahui permasalahan atau kebutuhan
pelanggan serta solusinya.Tahapan pengujian masalah difokuskan untuk menguji
elemen proposisi nilai, segmen pelanggan, dan saluran penjualan dalam kanvas
model bisnis.Panduan pengujian masalah dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengujian solusi
Tahap pengujian solusi ini bertujuan untuk mengujisolusi.Solusi
yangditawarkan berupa prototipe velva buah stroberi yang kemudian diujicobakan
ke responden/target pelanggan.Responden diminta memberi masukan untuk
prototipe velva buah yang ditawarkan.Metode pengujian solusi dilakukan dengan
ujicoba prototipe velva buah dan memberikan kuesioner.Jumlah responden pada
pengujian solusi sebanyak 50 orang yang berasal dari responden pengujian
masalah dan responden baru. Responden baru menggantikan responden lama
dikarenakan perbedaan lokasi pengujian, sehingga responden lama berjumlah 4
orang yang tinggal di kota Padang dan kota Magetan digantikan responden baru
berjumlah 4 orang yang tinggal di kota Bogor dan kota Jakarta.Daftar
respondenpengujian solusi disajikan di Lampiran 7.Tahap pengujian solusi
menguji elemen proposisi nilai, segmen pelanggan, saluran penjualan, dan arus
pendapatan dalam kanvas model bisnis.Panduan pengujian solusi disajikan pada
Lampiran 2.
Verifikasi kanvas model bisnis
Tahap verifikasi kanvas model bisnis dilakukan untuk mengetahui
kelayakan model bisnis yang dibuat dengan membandingkan hasil pengujian
masalah dan pengujian solusi dengan hipotesis awal kanvas model bisnis dan
mengevaluasi apakah solusi yang ditawarkan membantu masalah
pelanggan.Perbaikan ulang kanvas model bisnis dilakukan bila terdapat elemen
yang tidak sesuai antara hasil pengujian dan respon pelanggansehingga setelah
diverifikasi didapatkan model bisnis yang layak.
Validasi Pelanggan
Validasi pelanggan (customer validation) bertujuan untuk memastikan
model bisnis yang dibuat dapat diperbesar kapasitasnya dan dapat
dijalankan.Validasi pelanggan terdiri dari empat tahap yaitu persiapan penjualan,
penjualan produk, posisi produk, dan validasi model bisnis (Blank dan Dorf
2012).Pada tahap ini hanya dilakukan tahap posisi produk, karena tahap-tahap
berikutnya telah masuk ke dalam tahap eksekusi bisnis, dan penelitian ini berada
dalam tingkat riset.

6
Posisi produk (positioning produk)
Posisi produk bertujuan untuk membangun persepsi pelanggan tehadap
produk. Selain itu, posisi produk membantu memperjelas fitur dan manfaat
produk bagi pelanggan terhadap produk kompetitor lain.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
bulan
September
2013–
Januari
2014.Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner.Pembuatan produk dilakukan
di Laboratorium Pengawasan Mutu Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian IPB.Instrumen penelitian terdiri atas prototipe produk velva
buah, kanvas model bisnis, dan kuesioner.
Pembuatan hipotesis kanvas model
bisnis

Mulai

Ukuran pasar

Prototipe velva buah

-

Pengujian masalah
Desain pengujian
Kuesioner
Memahami permasalahan
Mendapatkan gambaran target pasar

-

Pengujian solusi
Desain pengujian
Pengujian prototipe velva buah
Kuesioner
Revisi kanvas model bisnis
Verifikasi kanvas model bisnis

Apakah model
bisnis sudah
layak ?

Ya
Posisi produk

Kanvas model bisnis

Gambar 1Tahapan penelitian model bisnis velva buah

Tidak

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran Pasar
Penyusunan kanvas model bisnis velva buah mengacu pada ukuran pasar
dari velva buah. Blank dan Dorf (2012) menyebutkanukuran pasar yang
ditentukan adalah total pasar yang dituju (total addressable market), pasar yang
sudah terlayani (served available market), dan target pasar yang mau dilayani
(target market). Analisis ukuran pasar velva buah dilakukan dalam pasar
Indonesia, khususnya kota Bogor, kecamatan Bogor Barat, provinsi Jawa Barat.
Setelah dilakukan analisis ukuran pasar, dilakukan penyusunan kanvas model
bisnis velva buah.
Total addressable market (TAM)
TAM menunjukkan jumlah dari pendapatan tahunan yang didapatkan jika
pangsa pasar velva buah mencapai 100%(Aulet 2013) di pasar frozen
dessert.TAM ditentukan dengan menghitung perkiraan pendapatan berdasarkan
jumlah uang yang dihabiskan oleh target pelanggan dan berapa nilai yang
diberikan oleh velva buah. Target pasar velva buah adalah segmen remaja dan
dewasa kelas ekonomi menengah.Menurut data BKKBN jumlah segmen remaja
dan segmen dewasa di Indonesia adalah sebesar 222 juta jiwa
penduduk.Sementara itu laporan Bank Duniamenghitung, sebanyak 57% dari
penduduk Indonesia termasuk kelas menengah dengan penggunaan uang sebesar
2-20 dolar AS per hari untuk beragam barang. Dengan harga jual produk velva
buah Rp 6 000 per kemasan cup ukuran 4 oz, nilai TAM velva buah per tahun
diperkirakan sebesar759 miliar rupiah.
Served available market (SAM)
Served available market merupakan jumlah pasar yang dijangkau oleh
produk velva buah.Produk velva buah akan dipasarkan di kota Bogor. Dari jumlah
penduduk keluarga kelas menengah di kota Bogor, jumlah penduduk remaja
dengan rentang umur 15–24 tahun adalah sebanyak 178 678 jiwa sedangkan
jumlah penduduk dewasa dengan rentang umur 25–55 tahun sebanyak 451 158
jiwa(BPS 2013a).Total SAM velva buah dengan segmen remaja dan dewasa yang
tinggal di kota Bogor adalah sebesar 629836 jiwa setara dengan 3.7 miliarrupiah
per tahun.
Target market (TM)
Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar
menjadi pengguna dari produk perusahaan.Target pasarproduk velva buah yaitu
masyarakat segmen remaja dan dewasa yang tinggal di kecamatan Bogor
Barat.Kecamatan Bogor Barat merupakan daerah berkembang dan akan menjadi
koridor bisnis baru di kota Bogor. Hal tersebut ditandai dengan dibangunnya jalan
tol lingkar luar Bogor yang memungkinkan kawasan-kawasan di Bogor Barat
menjadi lebih terbuka dan menarik mobilisasi pengunjung dan warga untuk
melakukan transaksi ekonomi.

8
Laporan BPS (2013b), menunjukkan penduduk kecamatan Bogor Barat
didominasi oleh penduduk muda dengan usia produktif. Hal ini sesuai dengan
target market velva buah yang juga membidik segmen remaja. Selain itu produk
velva buah juga membidiksegmen kelas menengah di kecamatan Bogor
Barat.Mencari kelas menengah dilakukan dengan mencari data keluarga yang
tinggal di rumah yang layak huni. Dari 55 298 bangunan terdapat 660 yang tidak
layak huni,1042 rumah tinggal di bantaran sungai, dan 338 rumah termasuk
pemukiman kumuh. Dengan asumsi tiap rumah tangga diisiempat anggota
keluarga(bapak, ibu, dan dua orang anak) dan setidaknya terdapat 1 anggota
keluarga menjadi target potensial velva buah.Jumlah target pasar velva
buahadalah sekitar 53 ribu jiwa setara dengan 318 jutarupiah per tahun.

Prototipe Velva Buah
Velva buah yang dibuat sebagai prototipe adalah velva buah
stroberi.Diagram alir proses pembuatan velva stroberi disajikan dalam Lampiran 3.
Berdasarkan hasil survei kepada responden target pelanggan melalui kuesioner,
didapatkan buah stroberi adalah buah yang paling disukai untuk dijadikan velva
buah dengan persentase yang memilih sebanyak 48% dari 50 responden diikuti
buah mangga 29% dan buah jeruk 23% lihat Gambar 2a.
Proses pembuatan prototipe memerlukan takaran bahan baku yang tepat
agar diperoleh produk akhir yang baik. Mengacu pada penelitian (Wibowo 1992)
takaran bahan baku bubur buah(air : buah) yang dibuat adalah 1:1, gula 25% dan
penstabil 0.25%.Fitur produk velva buah berwujud seperti es krim, memiliki
tekstur butiran-butiran kristal es halus menyerupai es krim, dingin dan segar
ketika dikonsumsi. Kemasan sebagai wadah untuk mengonsumsi velva buah yang
digunakan adalah kemasan primer jenis cup dengan ukuran 4 oz atau setara 118
ml. Hasil survei kemasan dapat dilihat di Gambar 2b.

(a)

(b)

Gambar 2aPersentase buah favorit responden, 2b Persentase kemasan
pilihan responden
Kemasan cup dipilih karena hasil survei kepada 50 responden target
pelanggan, sebanyak 59% dari total responden tersebut memilih cup sebagai
wadah/kemasan untuk menikmati velva buah dan sebanyak 21%responden
memilih cone, sebanyak 20% memilih stik untuk mengonsumsi velva
buah.Kemasan cup dipilih karena praktis untuk dibawa dan mudah dikonsumsi

9
dengan bantuan sendok. Dalam satu sajian cup, berisi dua kali scoop velva buah
atau setara 120 ml velva buah.
Warna
kemasan
dibuat
warna
putih.Diadaptasi
dari
entrepreneur.combahwa warna putih terasosiasi dengan kesederhanaan,
kebersihan, dan kemurnian.Mata manusia cenderung memandang warna ini
sebagai warna yang brilian, dampaknya warna ini sangat menarik perhatian
mata.Untukdesain merek dibuat menggunakan font jenishandwritten supaya
mudah dibaca dan memberikan kesan tulisan tangan.Warna merek velva buah
menggunakan variasi dua warna, warna ungu dan pink tua.Warna ungu yang
merupakan campuran warna merah dan biru ini menggambarkan
kemegahan.Sedangkan warna pink tua berasosiasi dengan energi, kalangan muda
dan kegembiraan.Pink tua dapat juga digunakan untuk produk trendi atau tidak
mahal.Desain kemasan dapat dilihat di Lampiran 4.
Variasi buah sementara yang dibuat untuk velva buah adalah buah stroberi.
Buah yang akan dikembangkan selanjutnya adalah buah mangga dan jeruk.
Gambar 3dibawah ini
menunjukkan prototipe
velva buah stroberi.

Gambar 3 Prototipe velva buah stroberi

Hipotesis Kanvas Model Bisnis
Kanvas model bisnis adalah sebuah alat yang dirancang untuk membangun
dan menggali ide bisnis. Kanvas model bisnis juga merupakan alat visual yang
memungkinkan pemula(start-up) untuk tetap fokus pada penciptaan nilai dan
tidak membuang-buanguang dan waktu. Kanvas model bisnis memungkinkan
start-upuntuk mendokumentasikan 9 area dalam model bisnis.Sembilan area
model bisnis tersebut antara lain segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran
distribusi, hubungan pelanggan, arus pendapatan, sumberdaya utama, aktivitas
utama, mitra utama, dan struktur biaya. Dalam 9 area tersebut dituangkan
hipotesis-hipotesiskonsep awal bisnisvelva buah secara ringkas. Gambar 4
menampilkan kanvas model bisnis awal termasuk hipotesis-hipotesisnya.
Segmen pelanggan
Segmen pelanggan velva buah ditentukan melalui pendekatan geografis,
psikografis dan demografis.Secara geografis segmen pelanggan yang dipilih yaitu

10
masyarakat yang tinggal di kota. Secara psikografis, segmen pelanggan yang
dituju ialah segmen masyarakat kelas menengah. Secara demografis, segmen
pelanggan yang dipilih adalah remaja dengan usia 15-24 tahun, dan segmen
dewasa/ibu rumah tangga dengan usia 25-55 tahun.
Segmen ibu rumah tangga dipilih karena ibu rumah tangga memegang
peran penting penentu pembelian dalam keluarga.Ibu rumah tangga menguasai
85% pembelian produk dan layanan untuk keluarganya dan menguasai 93%
pembelian makanan keluarga (Yuswohady 2012).
Segmen remajadipilih karena menurut hasil survei Top Brand for Teens,
pasar remaja adalah pasar yang diisi oleh konsumen yang variety seeker.Mereka
ingin mencoba merek yang baru, relatif cepat bosan, dan berani mengambil risiko
untuk sebuah merek yang tidak dikenal.Hal tersebut dapat mempermudah produk
velva buah yang merupakan produk yang baru untukmasuk ke pasar tanpa perlu
menghabiskan banyak uang dan waktuuntuk promosi.Selain itu dalam psikologi
ekonomi dan konsumen, segmen remaja merupakan kelompok konsumtif yang
paling besar bahkan melebihi dari orang yang sudah berpenghasilan.Hal ini
disebabkan oleh adanya perasaan optimis dalam kehidupan finansial mereka dan
oleh sikap permisif dari orang tua terhadap anak-anaknya untuk mengonsumsi
atau menggunakan barang-barang yang belum wajib digunakan pada usia mereka.

• pemasok/su
pplier
bahan baku
• café/resto/f
oodcourt
• minimarket

• pengadaan





bahan baku
produksi
dekorasi
pemasaran
pengembang
an produk

• bahan baku
• peralatan
produksi
• modal
• karyawan

-Biaya produksi
bahan baku langsung
biaya tenaga kerja langsung
overhead
-Biaya non produksi
administrasi, pemasaran

• camilan
buah-buahan
• praktis
• rendah
lemak

• promosi




media
sosial,
brosur,
baliho
hadiah
potonga
n harga

• outlet
• booth/kios
kecil
• minimarket

• penjualan produk

• remaja
• dewasa
ekonomi
menengah

11
Gambar 4 Hipotesis kanvas model bisnis velva buah
Proposisi nilai
Proposisi nilai berisi gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani
kebutuhan segmen pelanggan spesifik.Dalam hal ini, proposisi nilai merupakan
kesatuan, atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggan. Proposisi nilai mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang
sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan (Osterwalder dan Pigneur
2010).
Proposisi nilai yang ditawarkan adalah produk makanan penutup yang
sifatnya beku sebagai camilan buah-buahan. Nilai tambah dari produk ini antara
lain, bahan utama buah-buahan, mengandung vitamin C yang tinggi, rendah
lemak, dan praktis. Buah–buahan sangat baik dikonsumsi, sebagai salah satu
upaya untuk mencegah obesitas. Selain sayur, buah juga mengandung serat larut
yang akan membantu penyerapan gula lebih lambat, mencegah munculnya
penyakit degeneratif dan menjaga peningkatan kadar gula agar tidak berlebihan
dan juga tidak menurun drastis. Produkvelva buah diharapkan dapat membantu
konsumsi buah masyarakat.
Saluran penjualan
Saluran penjualanmerupakan sarana perusahaan untuk berkomunikasi
dengan segmen pelanggan dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi
nilai (Osterwalder dan Pigneur 2010). Pada hipotesis model bisnis awal yang
dibuat, saluran penjualanyang dipilih antara lain berupa penjualan langsung lewat
outlet dan boothdan penjualan tidak langsung lewat minimarket. Pemilihan
saluran penjualan langsung di outlet didasarkan atas tren kumpul bersama atau
nongkrong di café atau restoran siap saji dan sejenisnya setelah selesai sekolah,
kuliah, atau pulang kerjayang sekarang menjadi sebuah gaya hidup. Dalam
kompas.com juga dituliskan bahwa disekolah-sekolah usai jam pelajaran, di
kampus-kampus diantara jam kuliah, bahkan dikantor-kantor sepulang jam kerja,
akan mudah dijumpai kelompok-kelompok remaja dan orang dewasa dudukduduk di café atau resto.
Sedangkan saluran penjualan lewat minimarket dipilih karena banyaknya
minimarket hampir di setiap persimpangan atau sepanjang jalan yang menjadi
tempat belanja kebutuhan masyarakat menjadi peluang untuk menjual velva
buah.Apipudin (2013) memaparkan pertumbuhan minimarket tahun 2007-2012
terus meningkat, jumlah gerai minimarket di Indonesia mengalami pertumbuhan
rata-rata 17.57% per tahun yaitu meningkat dari 10 365 gerai menjadi 18 152
gerai pada tahun 2012.
Hubungan pelanggan
Hubungan pelanggan menggambarkantindakan perusahaan dalam menjalin
hubungan baik dengan pelanggannya.Menurut Blank dan Dorf (2012) ada tiga
prinsip penting dalam membangun hubungan pelanggan yaitu get, keep, dan grow.
Get adalah upaya mengarahkan pelanggan pada saluran penjualan produk
perusahaan sehingga tercipta permintaan. Keepyaitu upaya menjaga pelanggan
yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa
yang ditawarkan perusahaan. Growyaitu upaya memperbanyak pelanggan untuk
meningkatkan penjualan.

12
Strategi getdilakukan dengan mengenalkan produk velva buah ke
pelanggan dan menarik perhatian pelanggan, sehingga membuat pelanggan
membeli velva buah. Caranya dengan promosi menggunakan brosur yang
disebarkan disekitar lokasi penjualan, memasang baliho, dan promosi online
melalui media sosial.Pelanggan zaman abad 21 sekarang, mulai mencari tahu
referensi produk-produk secara online (Blank 2006).
Strategi keeppelanggan velva buah dilakukan dengan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Caranya dengan memberikan
pelayanan yang ramah, memberikan hadiah souvenir kepada pelanggan setia,
menambah dan memperbarui produk velva buah, survei kepuasan pelanggan dan
menyediakan saluran keluhan pelanggan.
Strategi growadalah meningkatkan pendapatan dengan metode bump &
upsell, metode ini menghasilkan nilai transaksi yang lebih besar setiap kali
pelanggan membeli produk perusahaan (Suhud 2009). Fokus strategi ini
untukmendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dari kedatangan
pelanggan.Strategi ini dilakukan dengan memberikan penawaran produk lain
(smoothies, cone, dan waffle) ke setiap pelanggan yang baru saja melakukan
pembelian produkvelva buah atau menawarkan diskon 50% untuk semua
pembelian produk velva buah setelah pelanggan membelanjakan minimal Rp 100
000.
Arus pendapatan
Arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan
dari masing–masing segmen pelanggan (Osterwalder dan Pigneur 2010). Dalam
hipotesis model bisnis awal yang dibuat, arus pendapatan perusahaan diperoleh
dari penjualan produk kepada pelanggan. Penentuan harga jual produk didasarkan
pada harga-harga makanan penutup yang sifatnya beku di outlet-outlet es krim,
toko kelontong dan toko swalayanserta melalui perhitungan biaya dengan metode
full costing dan margin profit sebesar 50%.Harga jual produk yang ditawarkan
adalah Rp 6000 per kemasan cup kertasukuran 4oz.Kapasitas produksi mencapai
5000 cup per bulan dan pendapatan yang diterima setiap bulan sebesar 30.7 juta
rupiah. Perhitungan pendapatan dan laba bersih disajikan pada Lampiran 5.
Sumberdaya utama
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) sumberdaya memungkinkan
perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan.
Sumberdaya yang dibutuhkandiantaranya adalah sumberdaya bahan baku,
peralatan produksi, finansial dan manusia.
Bahan baku yang digunakan adalah buah stroberi,bahan penstabil, gula
dan air. Kebutuhan bahan baku per bulan setiap1 jenis buah dari 4 jenis buahpada
produk velva buah yaitu 50 L bubur buah, 50 L air, 3.75 kg gula, 64.5 gr bahan
penstabil. Peralatan produksi yang digunakan yaitu mesin softice
cream.Sumberdaya finansial yang dibutuhkanadalah modal untuk menjalankan
bisnis sebesar 124 juta rupiah.Sumberdaya manusia yang dibutuhkan sebanyak 3
orang untuk produksi dan penjualan.

13
Aktivitas utama
Aktivitas utama adalah hal-hal terpenting yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja atau tindakan–tindakan terpenting
yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses (Osterwalder
dan Pigneur 2010).Pada bisnis velva buah ini aktivitas utamayang harus dilakukan
adalah pemasaran, karena pengenalan produk menjadi aktifitas penting yang harus
dilakukan. Aktivitas lainnya antara lain pengadaan bahan baku untuk menjaga
kelangsungan produksi, produksi velva buahbertujuan untuk menciptakan
proposisi nilai kepada pelanggan, dekorasi saluran penjualan bertujuan untuk
menarik pelanggan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan, dan terakhir
aktivitas utama bisnis velva buahyaitu pengembangan produk velva buah untuk
menciptakan ragam produk velva buah yang lebih enak dan menarik.
Mitra utama
Mitra utama adalah jaringan pemasok (supplier) atau mitra lainyang
membantu membuat model bisnis dapat bekerja serta membantu untuk
mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko atau memperoleh sumberdaya
mereka (Osterwalder dan Pigneur 2010) tanpa menjadi bagian dari perusahaan
tersebut. Mitra utama yang perlu dijalin dalam bisnis velva buah antara lain
pemasok bubur buah dari CV. PROMINDO UTAMA Cirebon, Jawa Barat.
Pemasok bahan penstabil dari Toko Setia Guna Bogor, Jawa Barat. Pemasok gula
dari toko grosir guladi pasar terdekat. Pemasok kemasan dan peralatan produksi
dari Toko Resto Mesin Bekasi.Kemitraan juga dijalin dengan pemilik ruko atau
foodcourtdan pengelola minimarket sebagai mitra untuk saluran penjualan.
Struktur biaya
Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2010). Struktur biaya
yang efisien menjadi kunci besarnya laba perusahaan (PPM Manajemen 2012).
Pada model bisnis velva buah ini, analisis biaya menggunakan metode full costing
untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian
bisnis.Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi
(production cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya produksi
terdiri atas biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga kerja
langsung (direct labor) dan biaya overhead.Biaya non produksi terdiri atas biaya
pemasaran dan administrasi.
Pada pembuatan kanvas model bisnis velva buah pertama, bisnis velva
buah dilakukan dengan menjual jual langsung velva buah dengan pilihan enam
jenis velva buah yang ditawarkan kepada pelanggan lewat outlet velva buah.
Rincian biaya investasi bisnis velva buah disajikan pada Tabel 1. Jumlah harga
yang tercantum adalah harga yang akurat yang diperoleh dari pemasok resmi dan
toko resmi yang menjual alat dan bahan terkait. Kapasitas produksi velva buah
direncanakan 500 L per bulan setara dengan 5000 cup velva buah. Spefisifikasi
lengkap peralatan yang tercantum dalam biaya investasi disajikan di Lampiran12.

Tabel 1 Biaya investasi bisnis velva buah

14
Uraian

Unit

Meja
Kursi
Kompor
Mesin es krim
Hand blender
Plastik ware
Timbangan digital
Panci
Lampu gantung
Tabung gas 3 kg
Freezer
Freezer topping
Sendok topping
Total biaya

3
9
1
2
2
4
1
2
3
1
1
1
12

Harga /
unit(Rp)

Total(Rp)

360000
280000
300000
35000000
900000
2540000
1600000
16000
100000
150000
2200000
34660000
5000

1080000
2520000
300000
70000000
1800000
10160000
1600000
32000
300000
150000
2200000
34660000
60000
124862000

Umur
ekonomi
(thn)
5
3
3
10
5
3
5
2
2
2
10
10
1

Penyusutan /
tahun (Rp)
216000
840000
100000
7000000
360000
3386666
320000
16000
150000
75000
220000
3466000
60000
16 209 666

Tabel 2 Biaya produksivelva buah / bulan
Uraian
Biaya produksi
Puree stroberi
Puree manga
Puree nanas
Puree jeruk
Air
Topping stroberi
Topping cokelat
Topping blueberry
Topping caramel
Mocca
Bubble gum
Kiwi
Mangga iris
Gula
Penstabil
Kemasan (cup)
Sendok
Tabung gas
Biaya tenaga kerja
Karyawan
Sewa tempat

Harga / Unit
(Rp)

Total (Rp)

Satuan

Unit

L
L
L
L
L
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
gr
pcs
pcs
pcs

50
50
50
50
300
4
4
4
4
4
4
4
4
15
250
5000
5000
2

30000
25000
25000
25000
800
40 000
40 000
40 000
40 000
40 000
40 000
50 000
50 000
12000
300
400
50
20000

1500000
1250000
1250000
1250000
240000
160 000
160 000
160 000
160 000
160 000
160 000
200 000
200 000
180000
75000
2000000
250000
40000

3

1 500 000
1 000 000

4 500 000
1 000 000

15
Overhead
Listrik
Pemeliharaan alat
Pemeliharaan outlet
Penyusutan alat
Biaya non produksi
Pemasaran
Administrasi
Total

500000
1 000 000
1 000 000
1 350 805
1 500 000
500 000
20745 805

Tabel 3 Harga jual velva buah
Uraian
Biaya produksi / unit
Margin 50 %
Total

Harga (Rp)
4149.0
2074.5
6223.5

Pencarian Pelanggan
Pengujian masalah
Pengujian masalah dilakukan pada responden segmen remaja dan dewasa
(pria dan wanita)sebanyak 50 responden dengan rincian 69% wanita dan 31% pria.
Beberapa masalah yang kemungkinan dihadapi responden diujikan kepada
responden.Masalah yang diuji yaitu masalah rendahnya konsumsi buah-buahan.
Setelah dilakukan pengujiankepada responden tersebut, dapat diketahui
para responden pria maupun wanitasebagian besar kurang atau jarang sekali
mengonsumsi buah.Umumnya disebabkan karenaresponden malas mengupas
buah dan menyajikan buah hingga siap dikonsumsi.Persentase masalah responden
tersebut disajikan dalam Gambar 5a, sebanyak 50% dari responden jarang
mengonsumsi buah karena malas mengupas dan menyajikan.Sedangkan 36%
karena responden tidak punya waktu untuk membelidan sebanyak 14% karena
harga buah-buahan yang mahal.
Hasil pengujian masalah tersebut sesuai dengan kondisi masyarakat
sekarang. Ahli gizi dr. Samuel Oetoro, Ms, Sp GK menyatakan konsumsi buah
masyarakat Indonesia memang masih rendah disebabkan masih terdapatnya
paradigma buah hanya sebatas tambahan untuk vitamin dan mineral. Selain itu
juga banyak masyarakat enggan mengonsumsi buah karena merasa repot, malas
dan tidak sempat. Menurut data Riskesdas(2008), prevalensi nasional kurang
makan buah dan sayur pada penduduk berusia di atas 10 tahun adalah
93.6%.Berarti hanya sekitar 6.4% masyarakat Indonesia yang sudah cukup
mengonsumsi sayur dan buah.

16

(a)

(b)

Gambar 5a Persentase alasan responden jarang makan buah, 5b Persentase
responden yang menginginkan produk alternatif konsumsi buah
Para respondenmenyatakan mereka memerlukan produk alternatif
konsumsi buah-buahan untuk membantu mereka dalam mengonsumsi buah.Hal
tersebut ditegaskan pada hasil pengujian kuesioner pada Gambar 5b, sebanyak
74% responden menginginkan adanya produk alternatif untuk konsumsi buah.
Para responden sadar dan mengakui jika mereka kurang/jarang sekali
mengonsumsi buah untuk itu mereka mengharapkan adanya produk untuk
konsumsi buah yang praktis tanpa harus repot mengupas dan menyajikan.
Setelah pengujian permasalahan kepada responden terjadi perubahan
model bisnis pada elemen proposisi nilai dari yang awalnya produk velva buah
diposisikan sebagai produk camilan buah-buahansaja setelah pengujian masalah
berubah menjadi velva buah diposisikan sebagai produk camilan sekaligus
alternatif konsumsi buah untukmemenuhi asupan buah harian.Perubahan model
bisnis elemen proposisi nilai dapat dilihat pada Gambar 6a dan 6b.
.
Proposisi nilai
Proposisi nilai
camilan buah
praktis
rendah lemak

alternatif konsumsi buah
menjaga asupan buah harian
untuk kesehatan
praktis
rendah lemak
alami tanpa bahan tambahan
pangan berbahaya

Gambar 6a Perubahan elemen proposisi nilai kanvas model bisnis
Perubahan kanvas model bisnis juga dilakukan karenapada hasil pengujian
masalah 59% dari 50 responden mengonsumsi buah-buahan untuk menjaga
kesehatankemudian sebanyak29% dari 50 responden yang menyatakan buahbuahandikonsumsi sebagai camilan saja,responden sisanya mengonsumsi buah
untuk menjaga berat badan dan vegetarian.Hasil pengujian permasalahan

17
konsumen dapat dilihat pada Gambar 7a dan 7b.Sebanyak 57% responden
menginginkan produk yang alami tanpa bahan tambahan pangan berbahaya.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sudah semakin sadar
terhadap kesehatan.Hasil pengujian masalah ini didukung oleh riset dari lembaga
riset AC Nielsen yang menyatakan penetrasi penjualan obat yang bisa dibeli bebas
(over the counter/OCT) segmen vitamin mencapai 34% pada konsumen perkotaan
Indonesia.Pada kelas menengah terjadi peningkatan, baik pada frekuensi
pembelian (meningkat 0.7%) maupun pada nilai pembelanjaan (meningkat 14.1%)
untuk vitamin. Tren tersebut bisa mengindikasikan bahwa konsumen terutama
kelas menengah semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Mereka lebih sadar
untuk mencegah datangnya penyakit daripada mengobatinya.

• pengadaan

• pemasok/su
pplier(baha
n baku &
peralatan)
• café/resto/f
oodcourt
• minimarket






bahan baku
produksi
dekorasi
pemasaran
pengembang
an produk

• bahan baku
• peralatan
produksi
• modal
• karyawan

-Biaya produksi
Bahan baku langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Overhead
-Biaya non produksi
Administrasi, pemasaran

• alternatif
konsumsi
buah
• menjaga
asupan buah
harian untuk
kesehatan
• alami tanpa
bahan
tambahan
pangan
berbahaya
• praktis
• rendah
lemak

• promosi




media
sosial,
brosur,
baliho
hadiah
potongan
harga

• outlet
• booth
• minimarket

• penjualan produk

Gambar 6b Kanvas model bisnis 1

• remaja
• dewasa
ekonomi
menengah

18

(b)

(a)

Gambar 7a Persentase tujuan responden mengonsumsi buah, 7b Persentase
responden yang menginginkan produk alami
Pengujian solusi
Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden campuran
antara responden lama dan responden baru pada pengujian masalah.Responden
baru menggantikan responden lama karena perbedaan tempat tinggal.Responden
baru berjumlah 4 orang menggantikan responden yang tinggal di kota Padang dan
kota Magetan.
Pada pengujian solusi ini peneliti mengembangkan prototipe produk velva
buah yang memiliki teksturmenyerupai es krimdengan bahan baku buah stroberi.
Produk ini dipilih sebagai solusi karena mewakili produk camilan yang dapat
menjadi alternatif konsumsi buah untuk menjaga kesehatan dan membantu
memberikan asupan buah harian.Pengujian solusi dimaksudkan untuk menjawab
permasalahan responden berdasarkan pengujian masalah.Tabel 4 menunjukkan
daftar masalah konsumsi
buah serta solusi yang
ditawarkan.
5%
Ya
Tidak
95%

Gambar 8 Persentase jumlah responden yang menyukai velva buah
Hasil pengujian solusi menunjukkan hasil yang positif, solusi yang
ditawarkan dalam bentuk velva buah disukai dan diterima oleh para
responden/target pelanggan.Para responden setuju jika produk velva buah tersebut
membantu mengonsumsi buah lebih praktis dan cocok sebagai camilan maupun
sebagai alternatif untuk konsumsi buah. Hal tersebut ditegaskan dari hasil
pengujian solusi yang tersaji pada Gambar 8 diatas, bahwa sebanyak 95%
responden menyukai velva buah yang ditawarkan.

19

Tabel 4 Solusi yang ditawarkan terkait masalah konsumsi buah
Masalah pelanggan
- Kurang mengonsumsi buah karena malas
mengupas dan meyajikan
- Menginginkan alternatif konsumsi buah
- Menginginkan konsumsi buah dalam bentukyang
praktis, sehat, alami tanpa bahan tambahan
pangan berbahaya

Solusi yang ditawarkan
- Produk pangan segar bahan baku
utama buah–buahan
- Praktis dikonsumsi dalam cup
- Baik untuk kesehatan pencernaan
dan mencegah