padatan yang terdapat dalam air, baik senyawa organik maupun anorganik. Penentuan TSS dapat dilakukan menggunnakan parameter kekeruhan.
D. Pengolahan Limbah Cair
Berbagai proses pengolahan limbah telah banyak dikembangkan untuk memisahkan suatu kontaminan dari air limbah sampai batas yang dikehendaki.
Karena limbah yang akan dibuang ke suatu lingkungan hendaknya harus memenuhi standar baku mutu air limbah.
Menyadari banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh limbah cair, berbagai metode pengolahan limbah cair telah dikembangkan dan secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi metode biologis, metode fisika dan metode kimia. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan, karena unjuk kerja
dari setiap metode sangat dipengaruhi oleh karakteristik limbah cair yang akan diolah.
1. Pengolahan Limbah Cair secara Biologis
Pengolahan limbah secara biologis, biasanya dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa organik yang ada dalam
limbah cair. Menurut Mahida 1989, proses biologis mampu membusukkan zat- zat organik dan secara efektif menstabilkannya sehingga setelah proses tersebut,
zat-zat organik tidak mampu menyerap oksigen di dalam limbah secara cepat dan kandungan oksigennya semakin menipis. Tetapi metode pengolahan limbah
secara biologis ini mempunyai kelemahan yaitu prosesnya berlangsung relatif
lambat karena sangat bergantung pada populasi dari mikroorganisme yang ada dalam limbah yang berperan dalam penguraian senyawa-senyawa organik. Selain
itu, metode ini hanya efektif untuk limbah yang mempunyai COD antara 500- 2000mgL, sedangkan untuk limbah dengan COD lebih kecil, metode pengolahan
yang paling efektif adalah secara koagulasi Oliveria, et al., 2001.
2. Pengolahan Limbah Cair secara Fisika
Pengolahan limbah secara fisika dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara filtrasi dan sedimentasi pengendapan. Kedua metode ini adalah proses yang
paling umum dilakukan untuk memisahkan padatan terendapkan dari limbah industri atau limbah rumah tangga. Menurut Kagaya et al. 1999, pengolahan
limbah secara sedimentasi merupakan proses pengendapan senyawa organik dalam limbah tanpa adanya perlakuan bantuan. Namun pengolahan sedimentasi
tidak efisien untuk digunakan, sebab prosesnya berlangsung lambat, apalagi jika limbah berada dalam jumlah yang cukup besar meskipun biayanya relatif murah.
Pengolahan secara filtrasi merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan membran untuk menghilangkan warna yang ditimbulkan oleh kandungan
senyawa-senyawa organik Grose et al., 1998 serta menghilangkan sebagian mikroorganisme yang bersifat patogen Carrol et al., 2000. Jika dibandingkan
dengan pengolahan sedimentasi, filtrasi memerlukan biaya yang relatif mahal. Selain itu juga efektivitas dari membran cepat menurun karena pori-porinya
kemungkinan akan tertutup oleh partikulat-partikulat organik.
3. Pengolahan Limbah Cair secara Kimia