Jelaskan apa yang dimasud dengan standar akuntansi keuangan adalah hasil dari proses politis?
dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
bagi sejumlah konstituennya
Pendekatan Pasar Bebas Kelebihan Regulasi
Kelemahan Regulasi
1. Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai
dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang
bersipat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.
2. Pengungkapan informasi yang optimal sebanding dengan harga yang optimal dari
informasi tersebut 1. Pendekatan ini lebih cenderung
diakibatkan karena adanya kegagalan pasar, kegagalan pasar bisanya terjadi
karena adanay alokasi informasi yang belum optimal dan dapat disebabkan oleh:
Keenggangan
perusahaan mengungkapkan informasi,
Adanya penyelewengan informasi
Penyajian informasi akuntansi secara
tidak semestinya.
10. Jelaskan apa yang dimasud dengan standar akuntansi keuangan adalah hasil dari proses politis?
Proses pembentukan standar akuntansi sering disebut dengan standar setting process. Pembuatan standar akuntansi tidak lepas dari proses politik. Dalam penyusunan sebuah
standar, terkait banyak pihak dengan berbagai latar belakang, motivasi, dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda baik itu dari pemerintah, swasta, ataupun profesi akuntan
itu sendiri terhadap pembuatan standar akuntansi. Dengan begitu unsur politik dapat berperan dalam penyusunan suatu stanadar. Menurut Zaff 2002 dalam jurnal Helmy,
“yang dinamakan sebagai proses politik adalah pembelaan atau pertimbangan self- interested dari pembuatan standar mengenai aspek yang mungkin diasosiasikan dalam
istilah economic consequess. Dalam bukunya yang berjudul “the rise of Economic Consequences” Zaff mengartiakan konsekuensi ekonomi sebagai “... the impact of
accounting report on the decision making behavior of business, goverment, unions, investor, and creditor”.
Selain itu Scroeder Clark 1995: 13 juga menjelaskan dalam jurnal Helmy: “Akuntansi sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dari perkembangan berbagai
entitas ekonomi yang ada, sehingga pembentukan standar akuntansi bukanlah suatu proses yang berjalan serta-merta, namun sangat memperhatikan aspek konsekuensi ekonomi
yang diakibatkannya. Oleh karenanya apabila proses penyusunan standar penuh dengan 11
tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan, bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena adanya aspek economic consequences”
Proses penyusunan standar bukanlah suatu proses yang berjalan serta-merta, dan standar- standar akuntansi tidaklah murni dari teori, tetapi proses penyusunan akuntansi dibentuk
dengan memperhatikan aspek konsekuensi ekonomi. Pembuatan ekonomi yanhg melaui proses politik bisa beraakibat kepada pandangan masyarakat terhadap standar akuntansi
sebagai permainan politik saja dengan kepentingan masing-masning didalamnya. Sehingga perlu kehati-hatian dalam proses pembuatannya agar tidak berdampak negatif di
pandangan masyarakat. Misalnya dalam pembuata standar oleh FASB, pihak-pihak yang mempengaruhi FASB dalam penyusunan standar akuntansi yaitu:
FASB
Business entitis, yaitu perusahaan yang menyusun laporan keuangan
CPAs and accounting firms
Preparers, misalanya Financial Executives Institute
AICPA American Institute of Certified Publlic Accountants, AcSec Accounting
Standards Executive Committe
Investing public
Academicians
Industry association
Goverment, seperti SEC Securities Exchange Commission, IRS Internal Revenue Service dan instansi pemerintahan lainnya
Financial community analysts, banker, etc
Menurut Helmy Adam dalam jurnalnya menuliskan, “Dalam standar akuntansi proses politik diidentifikasikan sebagai usaha untuk memasukan self-interest dalam penyusunan
standar akuntansiZeff, 2002 atau dalam upaya untuk memaksimalisasi transfer kekayaan Watt, 1997. Proses politik ini dilakukan dalam skala contituents lobbying. Konstituen ini
terbagi dalam berbagai pihak, misalnya riset McLeay et, al 2000 di Jerman membagi dalam 3 kategori yaitu kalang industri, auditor, dan akademis. Dengan dasar economic
consequences, pihak-pihak yang terkena dapak ekonomi atas praktek standar akuntansi disebut sebagai kostituen. Beberapa kostituen ini akan membentuk grup kelompok yang
12
melakukan lobi-lobi ke dewan standar, atau bahkan melalui media pemerintah atau pengadilan untuk melakukan klaim atas penerapan regulasi. Kalau dianalisis dari 3
hipotesis teori akuntansi positif Watt Zimmerman, 1986, maka akan ada tiga pihak terkait yaitu pemegang saham bonus plan hypotheses, kreditur dept convenant,
pemerintah political cost. Ketiga pihak ini akan menjadi sasaran prilaku manajemen, sehingga mereka melakukan klaim untuk menjaga agar kepentingan tetap aman. Beberapa
intervensi klaim atas perlakuan akuntansi juga dilakukan melalui perusahaan, terbukti dengan adanya klaim implisit stakeholders dalam memilih metode akuntansi Bowen at,al,
1995 Riset Bowen et, al 1995 menunjukan pentingnya pemahaman dewan standar atas motivasi manajemne yang bergantung pada klaim stakeholders. Apabila sudah tebukti
oleh berbagai riset klasik tentang dampak laporan akuntansi terhadap perubahan harga atau return saham sebagai poxy kelakuan investor lihat Chow, 1983”
Perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu melakukan lobi pemerintah untuk membuat standar sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam situasi tertentu hubungan personal
perusahaan dapat menghindari prosedur birokratis yang panjang dan mahal. Dengan negara yang politik, hukum, dan ekonomi yang lemah, informasi-informasi yang
dibutuhkan perusahaan untuk membantu pencapaian tujuan akan sangat sulit. Dengan seperti ini perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses lobi. Proses lobi
tidaklah lepas dalam proses politik. Karena dalam proses politik, pihak-pihak tertetu yang memiliki kepentingan tersendiri melakukan lobi untuk membuat standar yang nanatinya
membantu perusahaan mencapai tujuannya.
11. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar, padahal sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi perusahaan.
Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG Good Corporate Government yang saudara fahami.
Corporate Social Responsibility CSR sekarang semakin banyak mendapatkan perhatian. CSR sangat penting dalam penerapan GCG, hal ini terjadikarena dalam tata
kelola perusahaan, perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadappara pemangku kepentingan baik itu karyawan dan keluarganya, komunitas lokal danmasyarakat luas.
Selain itu perusahaan perlu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang meningkatkan 13
kesejahteraan masyarakat diluar kegiatan-kegiatan ekonomi yang memang menjadi tujuan perusahaan. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para
pelaku bisnis, yaitu Transprency Keterbukaan Informasi, AccountabilityAkuntabilitas, Responsibility Pertanggungjawaban, Indepadency
Kemandirian, Fairness Kesetaraan dan Kewajiban. Prinsip Responsibilty Pertanggungjawaban merupakan prinsip yang mempunyai hubungan paling dekat
dengan CSR. Dalam prinsipini, penekanan yang signifikan diberikan kepada stakeholders perusahaan. Melalui penerapan prinsip ini diharapkan perusahaan
dapat menyadari bahwa kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung olehstakeholders. Oleh karena itu, wajar bila perusahaan
juga memperhatikan kepentingan dannilai tambah bagi stakholders-nya. Penerapan prinsip Good Corporate Governance GCG di berbagai perusahaan di Indonesia
menunjukkan perkembangan menggembirakan. Timbulnya kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance itu tidak terlepas dari tuntutan
perekonomian modern yang mengharuskan setiap perusahaan dikelola secara baik dan bertanggung jawab dengan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing,
meliputi pemegang saham, direksi, dewan komisaris serta pihak-pihak lain. Sebagai salah satu komponen kritikal dalam perekonomian, perusahaan-perusahaan diIndonesia,
swasta maupun BUMN, sebagai pemegang memiliki peran penting untukmemacu pertumbahan pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi
masyarakat. Hal inisejalan dengan penerapan prinsip GCG yang menghendaki terakomodasinya kepentingan stakeholders dalam pengelolaan bisnis.
Aktivitas ekonomi yang dijalankan perusahaan sebagaimana prinsip etika bisnisdiharapkan bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi
juga bagi masyarakat. Penerapan etika bisnis tersebut merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial-moral suatu institusi bisnis dan para pelaku dunia usaha terhadap
masyarakatdan lingkungannya. Menerapkan Penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
CorporateSocial Responsibility CSR secara benar berarti juga memenuhi prinsip responsibilitasyang diusung GCG. Penerapan CSR secara konsisten merupakan
bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR merupakan komitmen perusahaan berperilaku etisdan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas hidup karyawan beserta keluarganya, komunitaslokal dan masyarakat luas. Jadi, salah satu
14
implementasi GCG di perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility CSR.