Faktor pembatas Nannochloropsis sp.

merubah hasil akhir menjadi substrat. Umumnya fitoplankton dan zooplankton dapat tumbuh baik pada kisaran pH optimum 8,0-8,5. 2.4 Salinitas Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton. Menurut Supriya dkk 1997 salinitas yang baik untuk pertumbuhan fitoplankton yaitu pada salinitas 25-35.

3. Komponen Pembentukan gel Pasta

pembentukan gel adalah suatu fenomena penggabungan atau pengikatan silang rantai-rantai polimer, sehingga terbentuk suatu jala tiga dimensi bersambungan. Jala tersebut dapat menangkap atau mengimobilisasikan air di dalamnya dan membentuk struktur yang kuat dan kaku. Sifat pembentukan gel ini beragam dari satu jenis hidrokoloid dan gel mempunyai sifat seperti padatan, khususnya sifat elastis dan kekakuan Fardiaz, 1989. Ada tiga teori pembentukan gel yang didukung oleh para ahli kimia koloid yaitu pembentukan jaringan tiga dimensi, adsorpsi pelarut, dan orientasi partikel. Teori orientasi menjelaskan bahwa dalam beberapa sistem ada kecenderungan untuk terjadinya orientasi partikel pelarut dan zat terlarut dalam konfigurasi ruang tertentu dengan adanya pengaruh gaya dalam jangka panjang Meyer, 1978. Heyne 1987 menyatakan peristiwa terbentuknya gel disebabkan oleh suatu bahan karbohidrat yang memiliki kemampuan mengikat dengan air menjadi massa yang padat. Bentuk gel dapat bertahan pada waktu 1-2 hari dan berubah menjadi lembek dalam waktu yang lama karena keluarnya kandungan air di dalam gel. Reaksi kimia pembentukan selulosa dengan NaOH seperti berikut ini : R cell OH + NaOH R cell OH.NaOH R cell ONa + H 2 R cell ONa + ClCH 2 COONa R cell OCH 2 COONa + NaCl NaOH + ClCH 2 COONa HOCH 2 COONa + NaCl Pembentukan gel merupakan fenomena yang menarik dan sangat komplek, sehingga mekanismenya belum diketahui dengan baik. Menurut Glicsman 1982 pembentukan gel merupakan pengabungan yang terjadi antara ikatan silang rantai polimer yang membentuk rantai tiga dimensi yang dapat menghentikan air sehingga membentuk struktur yang kaku, dan kokoh terhadap aliran dibawah tekanan. Terbentuknya pasta atau padatan dalam bentuk gel dari Nannochloropsis sp disebabkan oleh reaksi dari dinding sel yang tersusun atas selulosa dan NaOH pada pH tinggi mencapai 10 Anidiastuti dkk, 2000. Selulosa merupakan bentuk polisakarida struktur rantai terdiri dari unit-unit anhidroglukosa yang terikat satu sama lain dengan ikatan 1,4 Ɓ-D-glukopiranosa yang menyebabkan struktur selulosa linear. NaOH Natrium Hidroksida adalah salah satu bahan yang dipakai dalam membuat gel, sifat NaOH korosif dan bisa menghasilkan panas apabila diberi air. Hasil pencampuran air dan NaOH bisa mencapai suhu 90°C, larutan NaOH pada air akan membentuk ion sehingga membentuk larutan elektrolit Hamazaro, 2009. Basa merupakan senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa ditunjukkan untuk unsur atau senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Basa dapat dibagi menjadi dua yaitu basa kuat dan basa lemah. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut Anonim B, 2014. H 2 O NaOH Na + + OH - Natrium hidroksida mempunyai rumus molekul NaOH, masa molar 40 grammol, titik didih 1390 °c dan titik leleh 318°c Anonim C, 2014. Menurut Anindiastuti dkk, 2000 manfaat pasta yaitu sebagai 1. Pakan Rotifer dan jenis zooplankton lainnya Pasta dapat digunakan sebagai pakan Rotifer dan green water dalam media pemeliharaan larva. 2. Plankton ditumbuhkan dalam media pemeliharaan dan dibuat pasta dapat digunakan sebagai bibit dengan cara melarutkan natant dengan air laut dan dapat disebarkan ke media kultur ketika larut dan terjadi pengumpalan sel

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut BBPBL Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

B. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuarium volume 100 liter, selang plastik diameter 2 cm dan 0,5 cm, mikroskop, pipet tetes, DO meter, pH meter, refractometer, thermometer, tabung reaksi, timbangan digital , selang, cover glass, haemocytometer, sendok plastik, kain satin, dan kamera digital untuk dokumentasi. Uji kualitas air yang dilakukan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut BBPBL Lampung.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media conwy PA, conwy teknis, vitamin B12, pupuk urea, ZA, TSP, dan bibit Nannochloropsis sp. dari kultur skala labolatorium, air laut steril, air tawar steril, aquadest, aqubidest, alkohol 70, asam sitrat 5 dan NaOH.

C. Rancangan percobaan

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL, menggunakan bibit Nannochloropsis sp. dari hasil kultur skala labolatorium dengan kepadatan awal 5 juta sel dan dikultur dengan 4 perlakukan, masing- masing perlakuan terdiri dari 4 kali pengulangan. P1 = Dosis NaOH 100 ppm sebagai kontrol. P2 = Dosis NaOH 125 ppm P3 = Dosis NaOH 150 ppm P4 = Dosis NaOH 175 ppm

D. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian mengenai pembuatan pasta Nannachloropsis sp. dengan dosis NaOH yang berbeda dilaksanakan dengan beberapa tahap yang dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan penelitian 1. Persiapan penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dimulai dari persiapan bahan, alat, dan pelaksanaan penelitian. Mensterilisasi alat dan persiapan media uji Mengukur Kualitas air Kultur Nannochloropsis sp.

Dokumen yang terkait

PEMBESARAN COBIA (Rachycentron canadum) DENGAN PEMBERIAN KONSENTRASI TAURIN YANG BERBEDA DI KERAMBA JARING APUNG BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

5 45 47

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN IKAN RUCAH DAN PELLET TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

3 21 74

PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

0 9 8

Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Buatan Terhadap Respon Pertumbuhan Cobia (Rachycentron canadum) Di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

2 24 59

IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN BADUT (Amphiprion percula) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

5 52 33

PERBEDAAN SALINITAS DENGAN PAKAN ALAMI KOMBINASI TERHADAP PERTUMBUHAN Diaphanosoma sp. DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG

1 21 45

Pertumbuhan dan Kandungan Gizi Nannochloropsis sp. yang Diisolasi dari Lampung Mangrove Center dengan Pemberian Dosis Urea Berbeda pada Kultur Skala Laboratorium

2 31 77

APLIKASI PEMBERIAN ALGA PASTA Nannochloropsis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA Brachionus rotundiformis SKALA LABORATORIUM

3 6 5

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG)

0 1 7

APLIKASI PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

0 1 15