2.6 Eclipse
Dalam pengembangan aplikasi Android biasanya para pengembang developer Android
menggunakan Eclipse sebagai Integrated Development Environment IDE [12]. IDE merupakan program komputer yang memiliki beberapa fasilitas yang
diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak. Eclipse tersedia secara bebas untuk merancang dan mengembangkan aplikasi Android. Eclipse merupakan IDE terpopuler
di kalangan developer Android, karena Eclipse memiliki Android plug-in lengkap yang tersedia untuk mengembangkan aplikasi Android. Selain itu, Eclipse juga
mendapat dukungan langsung dari Google untuk menjadi IDE pengembangan Android
, membuat project Android di mana source software langsung dari situs resminya Google. Selain Eclipse, dapat pula menggunakan IDE Netbeans untuk
pengembangan aplikasi Android. Sampai saat ini Eclipse memiliki 5 versi package, yaitu: Indigo Package, Helios
Package , Galileo Package, Ganymade Package dan Europa Package. Dari total
download pada situs resmi Eclipse yaitu http:www.eclipse.org sebanyak 988,945
pengunduh Eclipse Classic Indigo pertanggal 20 Agustus 2011. Aplikasi Android dapat dikembangkan pada sistem operasi, diantaranya:
• Windows XP, Vista dan 7 • Mac OS X atau lebih baru
• Linux
2.7 Waterfall Model
Waterfall Model adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970
[10]. Waterfall Model merupakan model yang paling banyak digunakan dalam pembuatan program. Model ini disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui
harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Terdapat beberapa tahapan pada model Waterfall. Berikut adalah penjelasan
dari tahap-tahap yang di lakukan di dalam model ini: a
Communication
Universitas Sumatera Utara
Pemodelan ini diawali dengan komunikasi dengan konsumen untuk mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk
software . Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi
dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. b
Planning Setelah proses communication, kita menetapkan rencana untuk pengerjaan
software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko yang mungkin terjadi, sumber-sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan
jadwal pengerjaan. c
Modeling Pada proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface,
dan detail algoritma prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.
d Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer
akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software,
artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah
dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
e Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi
akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Pressman, Roger S.[10] Model ini menjadi terkenal karena pengaplikasian yang mudah, dan ketika
semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka pembuatan program dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah.
Akan tetapi karena model ini melakukan pendekatan secara terurut maka ketika ada suatu tahap yang terhambat maka tahap berikutnya akan ikut terhambat juga.
2.8 Penelitian Terdahulu