67 UMKM usaha kecil adalah identitas usaha yang memiliki asset lebih dari 50 juta
rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak 1 milyar rupiah. Sentra agroindustri keripik terdiri dari
pertama, industri Tunas yang diketuai oleh Bapak Bambang, salah seorang produsen keripik pisang yang telah 8 tahun menjalani usaha ini. Ke dua, industri
Arjuna yang diketuai Bapak Sutoyo yang telah 16 tahun menjalani usaha. Ke tiga, industri Metrosnack yang diketuai oleh Bapak Joko yang telah 4 tahun
menjalani usaha keripik. Ke empat, industri Berkah Jaya yang diketuai oleh Ibu Suratmi yang telah 12 tahun menjalani usaha ini. Profil agroindustri keripik
pisang dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Profil agroindustri keripik pisang di Kota Metro Keterangan
Tunas Arjuna
Metro Snack Berkah Jaya
Varietas Kepok
Kepok Cavendish
Kepok Badan Usaha
Perseorangan Perseorangan Perseorangan
Perseorangan Pendidikan
SMA SMP
SMA SMP
Jumlah tenaga kerja 16
9 12
11 Tahun memulai usaha
2006 1998
2010 2002
Modal awal rata-rata Rp
500rb 300rb
1,5jt 400rb
Omset rata-rata per hari Rp
4 jt 2.7 jt
3.3jt 3.3jt
Modal pembelian alat produksi Rp
40 - 60 jt 10 - 30 jt
30 - 50 jt 25 - 45 jt
Jumlah lama kerja a. waktu kerja rata-
rata perhari jam 8
8 6
7 b. Hari kerja rata-rata
per minggu hari 6
6 5
4 Lokasi pembelian
bahan baku Lampung
Tengah, Lampung
Timur Lampung
Timur Lampung
tengah, Lampung
Timur Lampung
Timur
68 Pada Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja masing-masing produsen
berjumlah 9-16 orang. Pedagang keripik pisang di Kota Metro berpendidikan formal SMU dan SMP. Outlet Tunas dan Arjuna selain menjual keripik pisang,
outlet tersebut menjual berbagai produk olahan tempe dan singkong. Pelaku usaha Tunas dan Metro Snack memulai usaha sejak tahun 2006 dan 2010 dimana pada
saat itu keripik pisang mulai dikenal. Namun pelaku usaha Arjuna sudah memulai usaha jauh sebelum industri keripik pisang yang lain terkenal yaitu tahun 1998.
Pelaku usaha Metro Snack memulai usaha tahun 2009.
Modal awal investasi pelaku usaha untuk memulai usaha berbeda-beda mulai dari Rp20.000.000 – Rp40.000.000. Pelaku usaha Arjuna memulai usaha pada
tahun 1998 dengan mengeluarkan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan pelaku usaha lainnya yang memulai usaha pada tahun 2002 dan 2006. Hal
tersebut disebabkan pada Tahun 1998 keripik pisang belum terkenal dan peminat keripik pisang hanya dari golongan tertentu saja. Berbeda pada Tahun 2006 –
2009 peminat keripik pisang bertambah dan keripik pisang dijadikan sebagai oleh- oleh khas Lampung karena bentuk yang unik dan harga yang terjangkau.
Peningkatan omset biasa terjadi menjelang hari raya di mana permintaan keripik pisang akan meningkat berdasarkan hasil wawancara.
Pada umumnya produsen keripik pisang tidak membatasi waktu dan hari kerja pekerja karena usaha tempat mereka berdagang adalah di rumah. Hari kerja
mereka rata-rata hampir setiap hari. Namun pada produsen Metro Snack hari kerja pekerja sesuai pada ketersediaan produk, jika jumlah produk yang
dipasarkan semakin sedikit, maka para pekerja akan dipanggil lagi untuk bekerja.
69 Produsen keripik pisang Tunas dan Berkah Jaya membeli bahan baku pisang di
Lampung Tengah dan Lampung Timur, namun berbeda dengan produsen Metro Snack dan Arjuna yang membeli bahan baku pisang di Lampung Timur.
Jenis keripik yang diproduksi di sentra agroindustri keripik ini berasal dari pisang kepok, ambon dan cavendish. Keripik yang telah digoreng selanjutnya diolah
dengan beberapa variasi rasa. Pembuatan keripik pisang masih menggunakan cara yang tradisional. Penjual menjual keripik pisang pada konsumen dengan harga
Rp40.000kg. Pada keripik pisang Metro Snack , harga yang ditawarkan pada konsumen Rp40.000kg. keripik pisang Tunas, Arjuna dan Berkah Jaya membuat
keripik yang berbentuk sarang tawon. Keripik pisang Metro Snack membuat keripik yang berbentuk pipih panjang. Masing-masing para pengusaha memiliki
badan usaha perseorangan dan memiliki jumlah tenaga kerja masing-masing pedagang berjumlah 11-16 orang.
122
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penilaian responden terhadap perilaku konsumen dan bauran pemasaran 4P produk, harga, tempat dan promosi keripik pisang di Kota Metro
didapat dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa lima skor rata-rata tertinggi berada pada indikator
gaya hidup 3,29, keluarga 3,29, kebiasaan mengkonsumsi 3,27, keamanan kemasan 3,27, daya beli konsumen 3,27 dari skor maksimal
4 dan penilaian responden terendah berada pada variabel indikator tempat tinggal dengan skor rata-rata 2,40.
2. Faktor dominan dalam keputusan pembelian keripik pisang di Kota Metro adalah gaya hidup, harga terjangkau, bentuk dan variasi rasa. Faktor harga
terjangkau merupakan faktor dominan tertinggi dengan faktor loading 0.924, ke dua adalah faktor bentuk dengan faktor loading 0.778, dan ke
tiga adalah faktor gaya hidup dengan faktor loading 0.689 dan ke empat faktor variasi rasa dengan faktor loading 0.686.
123 3. Strategi pemasaran berdasarkan perilaku pembelian adalah:
a. Memanfaatkan harga produk yang terjangkau untuk menciptakan citra
produk yang baik di mata konsumen. b.
Meningkatkan skill dan penguasaa teknologi untuk meningkatkan citra produk.
c. Memperluas wilayah pemasaran produk ke wilayah yang potensial
dan belum pernah dijangkau oleh pesaing. d.
Memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah untuk mendapatkan peluang pasar yang besar.
e. Meningkatkan daya dukung dana yang rendah dengan memanfaatkan
daya dukung dari Pemerintah Kota Metro.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah :
1. Bagi Pemerintah Kota Metro yaitu memberikan pembinaan, pelatihan dan modal dalam proses produksi guna meningkatkan skill dan
penguasaan teknologi agar mampu bersaing dengan pesaing industri sejenis.
2. Bagi pelaku usaha yaitu meningkatkan kegiatan promosi dan memanfaatkan peluang pasar dengan meningkatkan variasi bentuk dan
variasi rasa produk untuk menarik konsumen baru.
124 3. Untuk peneliti lain, agar dapat mengembangkan strategi pemasaran
keripik pisang menggunakan analisis SWOT berdasarkan 7P produk, price, promotion, place, people, process, physical evidence.
4. Peran para penyuluh setempat agar dapat membantu meningkatkan skill dan keterampilan bagi para pelaku dengan memberikan pembinaan
secara terus menerus tentang cara teknis pengolahan hasil. Selain itu para penyuluh perlu meningkatkan kerjasama dengan dinas terkait
sebagai bentuk dukungan bagi perkembangan industri keripik pisang di Kota Metro.
125
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto,T. Budidaya Pisang. 2008. Penebar Swadaya. Depok. Apriyani. 2012. Strategi Pengembangan Skenario Usaha Keripik Pisang di Bandar
Lampung. Tesis. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
Arnould, E., L. Price, and Z. George. 2003. Consumers. McGraw-Hill. New York Austin, J. E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. London The Jhon Hopkins.
University Press. London. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kota Metro.
2014. Programa Kecamatan Metro Timur 2013. Metro. Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik No. 6308Th. XVII 5 Agustus 2014.
BPS. Jakarta. ------------------------ . 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kota Metro 2012. BPS.
Metro. Bank Indonesia. 2013. Ringkasan Eksekutif Penelitian Pengembangan
KomoditasProdukJenis usaha Unggulan UMKM 2012 Provinsi Lampung. PT. Primakelola Agribisnis Agroindustri. Jakarta.
Cravens, D.W. 2000. Strategic Marketing. Mc-Graw Hill. New York. Darmawan. 2008. Prospek Pemasaran dan Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan
Mikro. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. David, F.R. 2007. Strategic Management : Concept and Cases Ed 11. Pearson Education
Inc. Upper Saddle River. New Jersey. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. 2013. Data Industri Kimia, Agro, dan
Bahan Bangunan Tahun 2012. Metro. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Pemerintah Metro. 2013. Pertanian Dalam
Angka Edisi 2012. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Metro.
126 Dinas Kesehatan. 2013. Kandungan Gizi Buah pisang. Dinas Kesehatan. Metro
Djarwanto, PS., Subagyo, P. 1996. Statistik Induktif. BPFE Yogyakarta. Engel, J.F., Blackwell, R.D. dan Miniard, P.W. 1994. Perilaku Konsumen
Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta. Griffin, H. 1995. Customer Loyalty, How to Earn it How to Keep it. Books An
Imprint of The Free Press. Loxington. Gunawan,A. 2008. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Keripik
Pisang “Kenali” Pada PD Asa Wira Perkasa Di BandarLampung. Jurnal Bisnis dan Manajemen 4 2. BandarLampung.
Hasan, A. 2013. Marketing dan Kasus-kasus Pilihan. PT. Buku Seru. Jakarta. Hasyim, A. I. 2013. Tatataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Herlambang E,S. 2009. Kajian Perilaku Konsumen Terhadap Strategi Pemasaran Teh Herbal Di Kota Bogor. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hunger, D.J., and Wheelen,T.L. 2000. Strategic Management. Prentice Hall. --------------------------------------. 2004. Strategic Management and Business Policy. Nine
Edition. Prentice Hall. Jansen A. 2012. Pengaruh Atribut Mutu Produk Terhadap Minat Beli Ulang Keripik
Maicih. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 26. Universitas Indonesia. Jakarta. Johnson, R.A. and Wichern, D.W. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis.
Fifth edition Prentice Hall International. Inc, New Jersey. Kementrian Perindustrian. 2012. Produk Domestik Bruto PDB Nasional.
http:kemenperin.go.id. Diakses tanggal 3 Februari 2013. Jakarta. Khristianto, W. 2012. Computer Usage Readiness, E-Commerce Readiness dan E-
Business Readiness Pada Industri Kreatif Subsektor Agribisnis Studi Pada Usaha Kecil Menengah Keripik Pisang di BandarLampung. Jurnal Administrasi
Bisnis, 2 4 . Jurusan Administrasi Bisnis. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Kinnear T.C. and J.R. Taylor. 1991. Marketing Research an Applied Approach. Fourth Edition. New York : Mc Graw Hill.
Kuncoro, M. 2002. Metode Kuantitatif Edisi Kedua. AMP ykpn. Yogyakarta. Kotler, P. 2000. Marketing Management. The Millennium Edition. Prentice Hall
International Edition. New Jersey.