Perancangan Model E-Commerce Keripik Pisang Tunas Metro

ABSTRAK
PERANCANGAN MODEL E-COMMERCE KERIPIK PISANG TUNAS METRO

OLEH
HERLIAWAN DIMAS AJI

Teknologi web berperan sangat penting, salah satu yang dapat digunakan adalah e-commerce,
yaitu memungkinkan organisasi ataupun perusahaan memasuki pasar dengan cara mudah, murah,
dan tanpa batasan geografis, yang dikenal dengan nama ruang maya (cyberspace). Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk merancang desain E-Commerce Keripik Pisang Tunas Metro.
Penelitian diakukan dengan metode terstruktur dengan model SDLC (System Development Life
Cycle. Hasil penelitian menunjukan Keripik Pisang Tunas Metro belum mempunyai blog untuk
melakukan promosi dan transaksi jual beli.Sistem e-commerce dapat menghemat biaya, terutama
dalam biaya promosi seperti pembuatan brosur dan lain lain.Sistem e-commerce dapat
meningkatkan persaingan antar perusahaan dengan media internet. Dengan menggunakan ecommerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan
citra perusahaan menjadi baik. Dengan menggunakan e-commerce menemukan partner bisnis
baru. Model e-commerce yang telah dibuat memiliki fitur yang dapat mempermudah konsumen
melakukan proses jual beli dalam blog.E-commerce dapat meningkatkan strategi pada
perusahaan.
Kata Kunci : E-commerce, Keripik pisang


ABSTRACT
DESIGN OF E-COMMERCE MODEL TUNAS METRO BANANA CHIPS

by
HERLIAWAN DIMAS AJI

Web Technology plays an important roles, one of them is e-commerce, it allows organizations
and companies to enter the market in a way easily, inexpensively, and without geographical
restrictions, namely virtual space (cyberspace). The aim to design E-commerce Tunas Metro
banana chips. Transactions was carried out research with a structured method with SDLC models
(System Development Life Cycle). The results showed Tunas Metro Banana chips does not have
a blog to promote and sell transactions. E-commerce system can reduce costs, especially in
promotional costs such as creating brochures and other. E-commerce system can increase
competition among companies. Using e-commerce can obtain several advantages which include
customer service and be a good corporate image. Model of e-commerce that have been made
have features that can simplify the process of buying and selling customers in blog.

Keyword: E-commerce, banana chips

1


I.

1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan
yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan
salah satu dari sekian banyak pelaku penunjang kegiatan di negeri ini, semakin
dipacu untuk menggunakan teknologi yang sebagai upaya untuk tetap survive dan
memenangkan persaingan. Teknologi web di internet berperan sangat penting,
salah satu yang dapat digunakan adalah e-commerce, yaitu memungkinkan
organisasi ataupun perusahaan memasuki pasar dengan cara mudah, murah, dan
tanpa batasan geografis, yang dikenal dengan nama ruang maya (cyberspace).
Hal ini menyebabkan organisasi atau perusahaan akan bersaing dengan pelaku
bisnis yang lain di dunia maya (virtual world) (Nugroho, 2006).
Seiring berjalannya waktu pengguna internet di Indonesia yang selalu bertambah,

membuat e-commerce semakin didukung oleh keberadaan pengguna internet.
Sehingga banyak perusahaan-perusahaan yang akan menerapkan teknologi
e-commerce untuk terus mengembangkan kegiatan bisnisnya. Mempelajari
e-commerce sebenarnya cukup mudah, karena tidak jauh berbeda dengan
memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan. Yang
membedakannya adalah dilibatkannya teknologi komputer dan telekomunikasi
secara intensif sebagai sarana (Sutrisno,2011)

2

Perkembangan teknologi informasi menjadikan internet sebagai alat pertukaran
data dan informasi yang utama. Aplikasinya meluas pada berbagai bidang,
terutama yang membutuhkan pertukaran data atau barang dengan cepat di lokasi
yang berbeda. Internet banyak mempengaruhi bisnis, seperti perusahaan yang
sukses menjual produk dan jasa yang menggunakan bantuan internet. Internet
menghadikan tantangan baru bagi mereka yang sudah ada dan juga memberikan
tantangan kepada siapa saja yang ingin menciptakan merek baru.
Electronic Commerce (e-commerce) merupakan konsep baru yang biasa
digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web
Internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui

jaringan informasi termasuk internet (Suyanto,2003). Penggunaan e-commerce di
Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey awal masih relatif sedikit
perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana untuk kepentingan
bisnis (Luciana, 2013). Tidak mudah dalam mengimplementasikan e-commerce
dikarenakan banyaknya faktor yang terkait dan teknologi yang harus dikuasai.
Propinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan
agroindustri, terutama untuk agroindustri dengan orientasi pasar antar daerah
maupun ekspor. Hal ini didukung beberapa faktor yaitu,Propinsi Lampung
memliki potensi lahan pertanian yang cukup luas untuk kebutuhan bahan baku
agroindustri, sehingga memungkinkan pengembangan agroindustri dengan skala
usaha yang optimal. Salah satu usaha kecil sektor agroindustri yang memiliki
prospek sangat potensial untuk dikembangkan di Propinsi Lampung adalah usaha
industri keripik pisang.

3

Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Lampung (2008), daerah
sentra produksi keripik pisang di Lampung terletak di Bandar Lampung. Keripik
pisang merupakan komoditas utama yang menjadi andalan ekspor propinsi
Lampung selain pisang buah dan tepung pisang. Namun kota Metro perlahan

memasuki pangsa pasar keripik pisang di Lampung, sehingga nama Metro
terutama keripik pisang tunas metro mulai dikenal dan dicari oleh konsumen,
dengan ciri khas potongan keripik yang bergerigi dan cukup unik, serta rasanya
yang tidak kalah dengan keripik keripik yang sudah terkenal mulai menarik para
minat konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi keripik pisang tersebut.
Ekspor keripik pisang yang dilakukan tersebut dapat mengangkat citra Propinsi
Lampung sebagai produsen keripik pisang nasional. Selain itu, keripik pisang
merupakan salah satu ciri khas dari Propinsi Lampung yang sudah dikenal di
berbagai daerah.
Di Metro terdapat beberapa produsen keripik pisang baik industri besar maupun
industri rumah tangga. Keripik pisang Tunas Metro yang menjadi keripik yang
dicari jika berkunjung ke daerah Metro, dikarenakan nama keripik pisang Tunas
Metro yang sudah terkenal di daerah Metro. Potensi keripik pisang Tunas Metro
yang tinggi tentunya dapat dikembangkan dengan pemasaran yang tidak hanya
terbatas di wilayah Metro saja, namun ke kota, propinsi bahkan ke pulau lain
sehingga tingkat keuntungan akan semakin besar. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi internet yaitu e-commerce, sehingga perlu dilakukan
perancangan model e-commerce untuk produsen keripik pisang Tunas Metro.

4


1.2

Kerangka Pemikiran

Wilayah pemasaran produk yang dipilih oleh industri keripik pisang Tunas Metro
adalah wilayah Metro dan sekitarnya. Hal ini disebabkan perusahaan tidak dapat
menanggung peningkatan biaya pemasaran yang berdampak pada harga jual
produk yang akan menjadi terlalu mahal. Sistem penjualan yang dilakukan
industri keripik pisang di Metro yaitu melalui perantara swalayan dan toko oleholeh. Seiring bertambahnya jumlah industri pengolahan keripik pisang yang ada
di Metro, maka persaingan menjadi semakin kompetitif. Tentunya untuk menjadi
pemimpin pasar dalam industri keripik pisang, maka perusahaan harus melakukan
langkah-langkah strategi pemasaran yang terarah dan terencana dengan baik.
Morissan (2010), mengatakan bahwa promosi merupakan elemen atau bagian dari
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan
konsumennya. Promosi mencakup seluruh unsur dari promotional mix. Namun
banyak praktisi pemasaran yang menggunakan istilah promosi mengacu pada
promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau
insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan
dapat meningkatkan penjualan.

Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa industri keripik pisang
yang ada di Metro baik dalam skala besar maupun skala kecil belum bisa
mempromosikan produknya dengan baik. Industri-industri tersebut hanya
mempromosikan produk yang mereka hasilkan dengan memasang papan nama
ataupun spanduk pada tempat penjualan. Apabila industri-industri tersebut hanya
mempublikasikan produknya hanya pada tempat mereka menjual, produk hanya

5

akan dapat dilihat oleh masyarakat yang berada di kawasan itu saja ataupun
masyarakat yang pernah melewati kawasan itu saja. Oleh sebab itu perlu adanya
media publikasi sebagai sarana promosi produk keripik pisang. Salah satu
caranya adalah dengan membuat e-commerce.
Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap
dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam
kompetitif tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan
teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis adalah dengan menggunakan
electronic commerce (e-commerce) yaitu untuk memasarkan berbagai macam
produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital (Indrajit, 2001)
Dengan adanya layanan electronic commerce (e-commerce) ini maka pelanggan

dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya
era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses
e-commerce tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota
besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas
akses internet hanya dengan menggunakan laptop dengan menggunakan teknologi
wi-fi. Maka dari itu saat ini sangat diperlukan dan diminati perusahaan-perusahaan
yang menerapkan layanan e-commerce.
E-commerce juga akan membuat operasional usaha menjadi efisien, sesuai dengan
pendapat Purbo (2001) menjelaskan bahwa transaksi e-commerce menyebabkan
pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan
dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan
pengefisienan biaya.

6

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merancang model E-commerce

Keripik Pisang Tunas Metro

1.4

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Memudahkan perusahaan dalam mempromosikan produk tersebut melalui
internet.
2. Perusahaan lebih mudah mendapat konsumen, dan tidak perlu
menyebarkan brosur atau spanduk.

7

II.

2.1

Tinjauan Pustaka


Definisi Informasi

Informasi yaitu data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas
sebuah saluran komunikasi dan sebagainya. Ada beberapa pandangan mengenai
informasi, yaitu informasi dapat memperkaya penyajian, mempunyai nilai
kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimaannya tidak diketahui atau tidak
disangka, informasi dapat mengurangi keraguan dan pilihan. Informasi mengubah
kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan dalam sebuah situasi
keputusan karena itu mempunyai nilai dalam proses keputusan (Wahyuno, 2004).
Menurut Davis (1999), menyebutkan informasi sebagai data yang telah diolah
menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang
dapat dipahami dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Sedangkan
menurut Cushing (2004), mengatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang
menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna bagi orang
yang menerimanya. Authony dan Dearden (2001), menambahkan informasi
sebagai suatu kenyataan, data item yang menambah pengetahuan bagi
penggunanya.


8

2.2

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Menurut Alter dalam Kadir (2003) perkembangan teknologi informasi yang
meningkat dengan cepat, menimbulkan beberapa kecenderungan teknologi yang
berkaitan dengan sistem informasi yaitu:
1) Ketersediaan informasi dalam bentuk digital semakin banyak.
2) Konektivitas meningkat.
3) Peningkatan dan kecepatan dan kapasitas komponen-komponen elektronika
4) Kemudahaan pemakaian meningkat.
5) Probabilitas peralatan-peralatan elektronik semakin meningkat.
Istilah teknologi informasi (information technology atau IT) mulai populer pada
akhir tahun 70-an. Menurut Lucas dan Kadir (2003),Teknologi Informasi adalah
segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan
informasi dalam bentuk elektronik. Mikrokomputer, komputer mainframe,
pembaca barcode, spreadsheet dan peralatan komunikasi dan jaringan yang
merupakan contoh dalam mendukung teknologi informasi ini.

2.3
2.3.1

E-commerce
Definisi e-commerce
Definisi e-commerce menurut Laudon (1998), e-commerce adalah suatu
proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh
konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai
perantara transaksi bisnis. Purbo dan Wahyudi (2001), mengatakan,
e-commerce menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas

9

tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan,
dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Dalam e-commerce,
internet memegang peranan penting dalam e-commerce baik dalam proses
jual beli maupun komunikasi antara penjual dan pembeli.
Definisi dari e-commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997), dapat
ditinjau dari 3 perspektif yaitu sebagai berikut :
1) Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi, atau bayaran melalui jaringan komputer atau
peralatan elektronik lainnya.
2) Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari
teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran
kerja.
3) Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk
memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas
barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4) Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui interner dan
sarana online lainnya.
Istilah e-commerce juga dapat didefinisikan berdasarkan 5 perspektif
(phan, 1998) sehingga pada hakikatnya dalam lingkup yang luas ecommerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan e-business.

10

Tabel 1. Definisi istilah e-commerce berdasarkan 5 perspektif
Perspektif
On-Line Purchasing
Perspective

Definsi E-commerce
Sistem yang memungkinkan
pembelian dan penjualan
produk dan informasi
melalui internet dan jasa
online lainnya

Fokus
Transaksi online

Digital Communication
Perspective

Sistem yang memungkinkan
pengiriman informasi digital
produk, jasa, dan
pembayaran online

Komunikasi secara
elektronis

Service Perspective

Sistem yang memungkinkan
upaya menekan biaya,
menyempurnakan kualitas
produk dan informasi instan
terkini, dan meningkatkan
kecepatan penyampaian jasa

Efisiensi dan layanan
pelanggan

Business Process
Perspective

Sistem yang memungkinkan
otomatisasi transaksi bisnis
dan aliran kerja
Sistem yang memungkinkan
proses “costumatization”
produk dan jasa untuk
diadaptasi pada kebutuhan
dan keinginan setiap
pelanggan secara efisien

Otomatisasi proses
bisnis

Market of one
Perspective

Proses
costumatization

Sumber : Phan (1998)
2.3.2

Jenis-jenis e-commerce
Berdasarkan karakteristiknya e-commerce dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu :
1) Business to business (B2B), mempunyai karakteristik :
-

Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara
mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.

-

Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala
dengan format data yang telah disepakati bersama.

11

-

Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya
untuk mengirimkan data

-

Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana
processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku
bisnis.

2) Business to costumer (B2C), mempunyai karakteristik :
-

Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara
umum pula.

-

Pelayanan yang digunakan bersifat umum, sehingga dapat
digunakan oleh orang banyak.

-

Pelayanan yang diberikan berdasarkan permintaan (on demand)
maka produsen mempersiapkan responnya sesuai dengan
prmohonan tersebut.

-

Sering dilakukan sistem pendekatan client-server, yaitu diambil
asumsi client(consumer) menggunakan sistem yang minimal
(berbasis web) dan processing (business procedure) diletakan di
sisi server.

3) Consumer to consumer (C2C): e-commerce antara individu dan
individu secara langsung. Dengan semakin banyaknya individu yang
terhubung pada internet maka pasar C2C semakin potensial.
4) Consumer to business (C2B), mempunyai karakteristik :
-

E-commerce antara individu dan perusahaan secara langsung.

12

-

Dengan semakin banyak individu yang menawarkan produk dan
jasa melalui internet makan pasar C2B semakin potensial.

-

Perusahaan mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa
yang ditawarkan oleh individu.

2.3.3

Model bisnis e-commerce
Menurut Rappa (2010), terdapat delapan model bisnis dalam e-commerce,
yaitu :
1) Brokerage model
-

Membawa pembeli dan penjual pada satu tempat yang sama dan
menjadi fasilitator transaksi.

-

Model penghasilan utamanya terutama dari biaya persen per
transaksi yang terjadi

2) Advertising model
-

Merupakan pengembangan dari model broadcasting (penyiaran)
tradisional.

-

Dalam hal ini yang menjadi broadcaster (penyiar) adalah situs
web yang menyediakan content (isi) dan service (layanan) yang
dikombinasikan dengan advertising message (iklan) yang terletak
pada banner.

-

Model ini penghasilan utamanya dari biaya pemasangan banner.

-

Model ini hanya bisa berjalan apabila traffic dari situs web
broadcaster (penyiar) cukup besar/sering dikunjungi.

13

3) Infomeditary model
-

Data yang mengenai pembeli dan kebiasaan membeli mereka
sangat penting, data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan
analisis.

-

Hasil analisis tersebut dijual ke pihak ketiga yang memerlukan.

4) Merchant model
-

Model bisnis ini merupakan bentuk elektronik dari penjualan
barang secara grosis maupun eceran (retail)

-

Penjualan bisa melalui harga yang ada maupun melalui lelang

5) Manufacture model
-

Perusahaan brick and mortar, yang sudah mempunyai basis
industri sendiri, membuat web untuk beberapa tujuan, yakni:
a) Memperpendek rantai distribusi produk dengan akses
langusng ke pemakai
b) Meningkatkan pelayanan dan mengetahui kebutuhan
pelanggan secara langsung

6) Affiliate model
-

Model bisnis yang memungkinkan afiliasi antar situs web
e-commerce untuk melakukan promosi penjualan internet

7) Community model
-

Berbasiskan pada kepuasan pengunjung situs, pada beberapa
kasus pengunjung merupakan penyumbang isi dan pendapatan
dari situs web tersebut

14

8) Subscription model
-

Berbasiskan kepada kepuasan pengunjung situs, pada beberapa
kasus pengunjung merupakan penyumbang isi dan pendapatan
dari situs isi web tersebut.

-

Pengunjung membayarkan sejumlah uang pada saat akan
mengakses situs tersebut. Isi dari situs tersebut merupakan
informasi yang bernilai tinggi

-

Pengunjung dikenakan biaya berdasarkan dengan banyaknya
fasilitas yang diakses pada situs web tersebut. Umumnya model
ini merupakan situs web untuk payment gateway untuk kartu
kredit

Pada sebuah strategi, situs web terkadang menggunakan kombinasi
antar beberapa model bisnis untuk menghasilkan keuntungan bagi
organisasi.
2.3.4

Manfaat e-commerce
Purbo (2001) menyebutkan bahwa manfaat dalam menggunakan
e-commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah :
1) Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar)
Transaksi online yang membuat orang di seluruh dunia dapat memesan
dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media
computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
2) Menurunkan biaya oprasional (operating cost)
Transaksi e-commerce adalah transaksi yang sebagian besar
oprasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya

15

seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dna lain lain tidak perlu
terjadi.
3) Melebarkan jarak jangkauan (global reach)
Transaksi online yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak
terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya
hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
4) Meningkatkan costumer loyalty
Sistem transaksi e-commerce menyediakan informasi secara lengkap
dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu, selain itu dalam hal
pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat
memilih sendiri produk yang dia inginkan.
5) Meningkatkan supply management
Transaksi e-commerce menyebabkan pengefisienan biaya oprasional
pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok
barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan
pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang
baik harus ditingkatkan.
6) Memperpendek waktu produksi
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah
distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang
akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu
karena online serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya
secara langsung terprogram dalam komputer.

16

Mannisto (1999) menambahkan bahwa :
1) Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses
ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh
pembeli,penjual dan distributor.
2) Globalisasi produksi, distribusi dan layanan konsumen: jarak dan
waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan
dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat.
Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani
konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan
yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses
informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya
tinggi.
3) Mengurangi biaya transaksi dengan adanya sistem order, pembayaran
dan logistik secara online dan otomatis.
2.3.5

Kelemahan menggunakan e-commerce
Ancaman merupakan kemungkinan munculnya kejadian yang dapat
membahayakan aset aset yang berharga. Ada beberapa bentuk ancaman
yang mungkin terjadi :
1) System penetration
Orang orang yang tidak boleh berhak melakukan akses ke sistem
komputer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai
dengan keinginannya.

17

2) Authorization violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki
seseorang yang berhak mengakses sebuah sistem.
3) Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sistem yang dianggap legal tetapi belum
tentu legal di masa yang akan datang.
4) Communication monitoring
Seseorang dapat memantau semua infomasi rahasia dengan
melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada
jaringan komunikasi.
5) Communication tempering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang
tanpa melakukan penetrasi, seperti merubah informasi transaksi di
tengah jalan atau membuat sistem server palsu dan dapat menipu
banyak orang untuk memberikan informasi rahasia secara sukarela.
6) Repudition
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuh komunikasi
baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
2.3.6

Peranan desain web dalam e-commerce
Mendesain web berarti merancang bentuk fisik maupun isi website yang
sesuai dengan tujuan bisnis di internet. Desain meliputi desain artistik,
jumlah halaman, penentuan warna, pembuatan link-link yang efektif.
Website terdiri dari halaman-halaman yang dihubungkan satu dengan
lainnya menggunakan hypertext (link). Dengan menggunakan hypertext,

18

kita dapat berpindah–pindah dari satu halaman ke halaman lain baik secara
berurutan maupun secara acak. Hal ini dimungkinkan karena hypertext
dapat menghubungkan bagian-bagian halaman web lain atau bahkan URL
(Universal Resource Locator) lainnya.
Peranan penting website dalam e-commerce menurut Sarwoni dan
Prihartono (2012) adalah :
1) Mewakili kehadiran perusahaan di internet secara visual.
2) Sebagai sarana menawarkan produk.atau jasa kepada para calon
pembeli/pengguna.
3) Sebagai sarana komunikasi dan membangun hubungan dengan
pelanggan/konsumen.
4) Sebagai media perusahaan untuk menjaga kesetiaan
pelanggan/konsumen.
5) Sebagai sarana mengalahkan kompetitor di internet.
6) Sebagai sarana menjangkau dan memperoleh konsumen/pelanggan
dari berbagai negara di seluruh dunia.
7) Sebagai sarana promosi secara online.
8) Sebagai saran transaksi pembelian produk/jasa yang ditawarkan.
9) Sebagai sarana transaksi finansial antar perusahaan dan pembeli.
Pada masa awal perkembangan e-commerce, desain website berfokus pada
masalah isi, namun kini desain website berfokus kepada sistematika dan
rancangan secara lebih terstruktur. Wen dalam Sarwono dan Prihartono
(2012), mengusulkan desain web dari dua sisi yaitu strategi komunikasi
informasi dan strategi transaksi secara online.

19

2.4

Data Flow Diagram (DFD)

Diagram arus data (Data Flow Diagram) atau DFD adalah suatu gambaran grafis
suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk
menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling
berkaitan. DFD mungkin cara paling alamiah untuk mendokumentasi proses
(Mcleod dan Schell, 2004).
Diagram alir data atau DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan diagram alir
data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang
komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).
2.4.1 Diagram konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
level tinggi dari DFD, yang menggambarkan keseluruhan input ke sistem
atau keseluruhan output dari sistem. Diagram konteks akan memberikan
gambaran keseluruhan sistem. Suatu sistem dibatasi oleh boundary (dapat
digambarkan dengan garis putus-putus). Dalam diagram konteks hanya
terdapat satu proses dan tidak boleh terdapat store dalam diagram konteks.
2.4.2 Diagram nol atau zero
Diagram nol (overview diagram) adalah diagram yang menggambarkan
proses dari DFD. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh
tentang sistem yang dijalani, yang menunjukan tentang fungsi-fungsi
utama atau proses yang terdapat pada aliran data dan external entitiy. Pada

20

level ini, sudah dimungkinkan adanya atau digambarkan store yang
digunakan. Keseimbangan (balancing) input dan output, antar diagram
nol dengan diagram konteks harus terpelihara.
2.4.3 Diagram rinci
Diagram rinci atau diagram level adalah diagram yang menguraikan
proses apa saja yang ada di dalam diagram nol atau diagram level
diatasnya (Ladjamudin, 2005)
2.4.4 Entity Relationship Diagram(ERD)
Dalam pengertian lain, Entity Relationship Diagram(ERD) adalah
mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasikan jenis
entitas dan hubungan (Mcleod dan Schell, 2004). Simbol-simbol ERD
dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel 2, elemen-elemen diagram hubungan entitas atau ERD adalah :
1) Entitas
Pada ERD, entitas diagran dengan sebuah bentuk persegi panjang
adalah sesuatu yang terdapat di dalam sistem, nyata maupun abstrak
dalam penyimpanan data. Entitas diberi nama dengen kata benda dan
dapat dikelompokan dalam empat jenis nama, yaitu benda, lokasi dan
kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya)
2) Relationship
Pada ERD, relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah
ketupat, relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara
entitas. Pada umumnya relationship diberi dengan kata kerja,

21

sehingga memudahkan untuk membaca relasinya (bisa dengan kalimat
aktif ataupun pasif). Penggambaran hubungan yang terjadi adalah
sebuah belah ketupat dihubungkan dengan empat persegi panjang.
3) Relationship degree
Relationship degree (derajat) adalah sejumlah entitas yang
berpartisipasi dalam suatu relationship, yang terdiri dari Unary
relationship, binary relationship dan ternary relationship.
4) Atribut
Secara umum, atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas
maupun dari setiap relationship.
5) Kardinalitas
Merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang
satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya, terdapat tiga
macam kardinalitas, yaitu :
- One to many relationship (1-M)
- One to one relationship (1-1)
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu ke satu.

File A

1

1

File B

Gambar 1. One to one relationship (Ladjamudin, 2005)

22

File A

1

M

File B

Gambar 2. One to many relationship (1-M)

File A

M

N

File B

Gambar 3. Many to many relationship (M-N)
Tabel 2. Simbol-simbol ERD (Ladjamudin, 2005)
Nomor

Gambar

1

Keterangan
Entitas

2

Relasi

3

Atribut

4

Penghubung

Tabel 3. Simbol simbol DFD (Ladjamudin, 2005)
Nama Simbol

Simbol DFD (versi
Yourdan dan De Marco)

Simbol DFD (versi
Gane dan Sarson)

Arus data
Penyimpanan data

Entitas luar
Arus material
Penyimpanan data yang
ditujukan berulang kali
pada suatu diagram
Simpan luar yang
ditujukan berulang kali
pada suatu diagram

.

23

6) Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.
Flowchart merupakan cara penyajian dari satu alogaritma (ladjamudin,
2005).
Flowchart disusun atau alur yang digunakan untuk menghubungkan
antara simbol yang satu dengan yang lain. Simbol ini disebut juga
connecting line, yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Simbol penghubung alur (Ladjamudin, 2005)
Nama simbol
Simbol arus (flow)

Simbol connector

Simbol offline connector

Simbol

Kegunaan
Untuk menyatakan
jalannya arus suatu
proses.
Untuk menyatakan
sambungan dari suatu
proses ke proses
lainnya, dalam halaman
atau lembar yang sama.
Untuk menyatakan
sambungan dari suatu
proses ke proses
lainnya, dalam halaman
atau leambar yang
berbeda

24

Tabel 5. Simbol proses (Ladjamudin, 2005)
Nama simbol
Simbol proses

Simbol manual

Simbol decision atau
logika

Simbol prefefined proses

Simbol terminal

Simbol keying operation

Simbol offline storage

Simbol manual input

Simbol

Kegunaan
Untuk menyatakan
sambungan dari satu
proses ke proses
lainnya, dalam halaman
atau lembar yang
berbeda
Untuk menyatakan
suatu tindakan (proses),
yang tidak dilakukan
oleh komputer
(manual)
Untuk menunjukan
suatu kondisi tertentu,
yang akan
menghasilkan dua
kemungkinan jawaban,
ya atau tidak
Untuk menyatakan
penyediaan tempat
penyimpanan suatu
pengolahan, untuk
memberi harga awal
Untuk menyatakan
permulaan atau akhir
suatu program
Untuk menyatakan
berbagai macam
operasi, yang diproses
dengan menggunakan
suatu mesin yang
memepunyai keyboard
Untuk menunjukan
data dalam simbol ini
bukan disimpan ke
suatu media
Untuk memasukan data
secara manual, dengan
menggunakan online
keyboard

25

Tabel 6. Simbol masukan dan keluaran (Ladjamudin, 2005)
Nama simbol
Simbol input-output

Simbol

Simbul punched card

Simbol magnetic tape unit

Simbol disk storage

Simbol document
Simbol display

2.5

Kegunaan
Untuk menyatakan
proses input dan
output, tanpa
tergantung dengan jenis
peralatannya
Untuk menyatakan
input yang berasal dari
kartu, atau output yang
ditulis ke dalam kartu
Untuk menyatakan
input berasal dari disk
atau output disimpan
ke pita magnetic
Untuk menyatakan
input berasal dari disk
atau output disimpan
ke dalam disk
Untuk mencetak
laporan ke printer
Untuk menyatakan
peralatan output yang
digunakan, berupa
layar (video atau
komputer)

Keripik Pisang

Keripik pisang adalah makanan olahan dari buah pisang yang diiris tipis
kemudian digoreng menggunakan minyak hingga buah pisang berubah warna dan
teksturnya menjadi renyah. Menurut SNI 01-4315-1996, keripik pisang adalah
produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, dengan atau
tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan.
Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Lampung (2008), daerah
sentra produksi keripik pisang di Lampung hingga tahun 2007 adalah di Bandar
Lampung. Keripik pisang merupakan komoditas utama yang menjadi andalan

26

ekspor Propinsi Lampung selain pisang buah dan tepung pisang. Ekspor keripik
pisang yang dilakukan tersebut dapat mengangkat citra Propinsi Lampung sebagai
produsen keripik pisang nasional. Selain itu, keripik pisang merupakan salah satu
ciri khas dari Propinsi Lampung yang sudah dikenal di berbagai daerah.
Di Bandar Lampung terdapat beberapa produsen keripik pisang baik industri besar
maupun industri rumah tangga. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Propinsi Lampung (2008), terdapat 10 produsen keripik pisang dalam skala besar.
Industri keripik pisang tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 2 ton atau
lebih sedangkan untuk industri rumah tangga banyak dijumpai di sentra produksi
keripik pisang yang terdapat di Bandar Lampung.
Keripik pisang memiliki rasa yang gurih dan renyah serta aroma yang khas,
sehingga keripik pisang menjadi salah satu makanan ringan yang digemari
masyarakat. Keripik pisang Lampung yang terkenal di skala nasional menjadikan
sentra industri rumah tangga keripik pisang Bandar Lampung sebagai tujuan
utama para pengunjung untuk mencari oleh-oleh makanan ringan, atau bagi para
penduduk Lampung keripik pisang merupakan oleh-oleh yang sering dibawa
apabila berkunjung ke propinsi lain.

2.6

Proses Produksi Keripik Pisang

2.6.1 Bahan baku
Bahan baku keripik pisang adalah buah pisang. Buah pisang yang akan
dibuat menjadi keripik dipilih yang sudah tua dan masih mentah agar
mudah diiris, khususnya jenis pisang olahan seperti pisang kepok, tanduk,

27

nangka, kapas, dan jenis pisang olahan lainnya. Keripik pisang dapat
dibuat menjadi beberapa rasa tergantung bumbu (seasoning)yang
ditambahkan. Bahan tambahan yang diperlukan sebagai penambah rasa
antara lain garam halus untuk rasa asin; gula pasir, gula merah, dan gula
semut untuk rasa manis; cabai bubuk untuk rasa pedas; dan bumbu untuk
keripik dengan rasa khas (Suyanti, 2008). Menurut Haryanto(2013),
persiapan bahan baku juga meliputi bahan baku penolong dan bahan baku
tambahan seperti air dan minyak goreng.
2.6.2 Proses pengolahan
Keripik adalah produk yang dihasilkan melalui tahapan pengupasan,
pengirisan, dan penggorengan. Keripik banyak menyerap minyak selama
penggorengan. Banyak sedikitnya minyak yang diserap akan
mempengaruhi rasa, tekstur, serta penampakan keripik (Matz, 1984 dalam
Rahman, 2001). Biasanya proses yang dilakukan pada industri pangan
umumnya menggunakan deep fat frying. Tujuan pengolahan pisang
menjadi kripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan/memperpanjang kemanfaatan buah pisang.
Proses pengolahan keripik pisang secara umum yang banyak dilakukan
adalah cara konvensional dan cara vakum (vacuum frying). Pengolahan
dengan cara konvensional yaitu dengan mengunakan kuali penggoreng
dimana kondisi bahan pangan yang digoreng terbuka dengan udara.
Umumnya alat yang digunakan berupa wajan yang berisi minyak goreng,
lalu dipanaskan dengan kompor atau tungku pemanas. Sedangkan
pengolahan dengan cara vacuum frying merupakan penggorengan yang

28

dilakukan di dalam kondisi ruang tertutup dan dengan tekanan rendah,
kondisi yang baik untuk menggoreng buah secara vakum adalah pada suhu
90ºC sampai 100ºC, tekanan vakum 70 cmHg dengan lama penggorengan
60 sampai 90 menit (Lastriyanto, 1997 dalam Gultom, 2006).

Pisang

Pengupasan dan Pengirisan

Perendaman

Penggorengan

Penirisan Minyak

Pemberian Bumbu

Pendinginan

Keripik Pisang

Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Keripik Pisang (Haryanto, 2013)

29

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Komputer Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Maret 2014 – Mei 2014.

3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain software bprogram mozilla firefox, satu
perangkat komputer terdiri dari monitor, CPU, mouse dan keyboard, satu buah
modem dan alat alat tulis.

3.3 Metode Penelitian
Penelitian diakukan dengan metode terstruktur dengan model SDLC (System
Development Life Cycle) (Ladjamudin, 2005 dalam Iyas, 2011). Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder. Pada data hasil pengamatan dan hasil uji
disajikan dan dianalisis secara deskriptif.

30

3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder, yaitu semua
data dan informasi, fakta, petunjuk, indikasi yang didapat dari hasil penyelidikan
secara tidak langsung. Data diperoleh dari lokasi penelitian, penelusuran pustaka,
instansi, dinas, dan lembaga yang berkaitan dengan penelitian.
3.4.1

Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan melakukan pencarian terhadap buku-buku
yang berhubungan dengan penelitian, karya-karya ilmiah maupun jurnal,
artikerl, baik yang terdapat di perpustakaan maupun yang terdapat di
Internet. Data-data yang berasal dari buku-buku dan internet, yang
dijadikan referensi dalam penyusunan skripsi ini antara lain : yang
berkaitan dengan pengenalan sistem informasi, beberapa hal yang
berkaitan dengan e-commerce, konsep pemasaran dan penjualan online.

3.4.2

Metode pengembangan sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem untuk perancangan
sistem e-commerce berbasis web ini adalah metode terstruktur dengan
model SDLC (System Development Life Cycle) yang secara garis besar
terbagi dalam dua kegiatan utama (Ladjamudin, 2005) , yaitu :
1) Analisis
Pada tahapan ini dilakukan analisis sistem yang berjalan di perusahaan
keripik pisang yang ada di Metro diantaranya adalah :

31

Analisis

Analisa kebutuhan sistem

Mensortir kebutuhan sistem

Memilih sistem yang baik

Gambar 5. Diagram Alir Analisis SDLC
a.

Analsisa Kebutuhan Sistem.
Setelah didapat data sekunder yang berasal dari studi pustaka,
maka didapat data ataupun informasi yang dapat diolah untuk
kebutuhan analisa sistem ini dengan menjelaskan sistem yang
berjalan di perusahaan keripik pisang di Metro dan sistem yang
diusulkan dengan menggambarkan proses bisnis menggunakan
flowchart.

b.

Mensortir kebutuhan sistem.
Setelah melakukan analisa kebutuhan sistem, sistem sistem yang
diperlukan dan alternatif-alternatif yang ada disortir dan memilih
sistem yang terbaik.

32

c.

Memilih sistem yang terbaik.
Setelah melakukan pilihan akan kebutuhan sistem, maka secara
otomatis telah melakukan sistem yang baik, yang akan digunakan
dalam perancangan sistem e-commerce ini.

2) Desain
Tahap desain (perancangan) sistem e-commerce ini, dengan merancang
dan menggambarkan proses-proses sistem yang baru ini dengan
menggunakan DFD (Data Flow Diagram). Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap perancangan ini meliputi :

Perancangan desain

Perancangan keluaran

Perancangan masukan

Perancangan file

Desain

Gambar 6. Diagram Alir Perancangan Desain

a.

Perancangan Keluaran.
Perancangan output dari sistem e-commerce ini yaitu dengan
menentukan output yang akan digunakan oleh sistem, yang

33

berupa tampilan layar dan juga format laporan-laporan yang
diperlukan.
b.

Perancangan Masukan.
Perancangan input dari sistem e-commerce ini yaitu dengan
menentukan data-data masukan yang akan digunakan untuk
mengoprasikan sistem seperti formulir-formulir.

c.

Perancangan File.
Perancangan file dari sistem e-commerce ini yaitu membuat
perancangan basis data dengan merancang diagram hubungan antar
entitas

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakaukan dapat diambil kesimpulan yaitu :
1) Keripik Pisang Tunas Metro belum mempunyai blog untuk melakukan
promosi dan transaksi jual beli.
2) Sistem e-commerce dapat menghemat biaya, terutama dalam biaya promosi
seperti pembuatan brosur dan lain lain.
3) Sistem e-commerce dapat meningkatkan persaingan antar perusahaan dengan
media internet.
4) Dengan menggunakan e-commerce kita dapat memperoleh beberapa
keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi
baik.
5) Dengan menggunakan e-commercemenemukan partner bisnis baru.
6) Model e-commerce yang telah dibuat memiliki fitur yang dapat
mempermudah konsumen melakukan proses jual beli dalam blog.
7)

E-commerce dapat meningkatkan strategi pada perusahaan.
Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu dengan
mengimplementasikan blog e-commerce secara langsung ke perusahaan
sehingga dapat dilihat dampak dari manfaat sistem e-commerce tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

APJII. 2009. Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Pemakai Internet di Indonesia
[online]. http:// www.apjii.or.id
Authony, N., Robert, dan Dearden,John. 2001. Management Control System.
Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 01-4852-1998. Sistem Analisa Bahaya
dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta Pedoman Penerapannya.
BSN. Jakarta
Chusing, E. danBarry. 2004. Accounting information system and business
Davis, B. Gordon. 1999. Manajemen information system. Inggris
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Lampung.2008. Data Penyebaran
Industri Kecil dan Menengah Propinsi Lampung Tahun 2007. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Lampung. Bandar Lampung
Eid, Riyad dan M. Trueman, 2002. “The Internet: New International Marketing
Issues,” Management Research News, 25 (12):5-67.
Haryanto, D.2013. Penyusunan Draft Standard Operating Procedure (Sop)
Pengolahan Keripik Pisang (Studi Kasus Di Suatu Industri Rumah
TanggaKeripik Pisang Bandar Lampung).Universitas Lampung.
Lampung
Indrajit, R. 2001. E-commerce kiat dan strategi di dunia maya. PT. Elex Media
Komputerindo. Jakarta
Iyas, 2001. Implementasi sistem penjualan online berbasis e-commerce pada
usaha perumahan griya unik wanita (skripsi). Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
Jogiyanto, HM.2002.Analisis & Desain Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.
Kadir, A. 2003. Pengenalan sistem informasi. Yogyakarta :andi
Kalakota, Ravi, Whinston, B. Andrew B. 1997. Elekronic commerce : A
manager’s

Ladjamudin, A. 2005. Analisis dan desain sistem informasi. Geraha Ilmu
Yogyakarta
Laudon, J., dan Laudon, K. C. 1998. Essential of management information system.
Prentice Hall.New jersey
Luciana, S.A. 2013. Penerapan E-commerce Sebagai Upaya Meningkatkan
Persaingan Bisnis Perusahaan. STIE Perbanas Surabaya. Surabaya
Nugroho, A. 2006. E-commerce memahami perdagangan modern di dunia maya.
Bandung : informatika
Morissan. A. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Pearce, J. dan Robinson, R. 1997. Manajemen Stratejik Jilid I. Binarupa
Aksara Jakarta.

Phan, M. 1998. Element of marketing. European commision, UNSW
Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk melalui Media Periklanan.
NIRMANA Vol. 5, No. 1, Januari 2003: 96 – 109
Purba, O.W., dan Wahyudi, A. A. 2001. Mengenal e-commerce. Jakarta : elex
media
Rappa, M. 2001. Business models on the web. Retrivied from
http://digitalenterprise.org/models/models.html
Sarwono, J., danPrihartono, A. H. 2010. Perdagangan online : cara bisnis di
internet. Jakarta : elex media
SEVOCAB: Software and Systems Engineering Vocabulary. 2008. Term: Flow
chart. Retrieved 31 July
Supradono, B. 2014. Strategi Pemasaran Lewat Internet (cybermarketing).
http://jurnal.unimus.ac.id
Sutejo, S.B. 2006. Internet Marketing: Konsep Dan Persoalan Baru Dunia
Pemasaran. Jurnal Manajemen Vol 6. No.1
Sutrisno, J. 2011. Strategi Pengembangan Teknologi E-commerce dengan
Metode Swot : Studi Kasus: PT. Chingmix Berhan Sejahtera. Jurnal
Telematika MKOM, Vol.3 No.2
Wen, H. J., dan Hwang, H. G. 2001. E-commerce website design : strategis and
models. Information management & computer security. MCB University
Press