32
Direktorat Pembinaan SMK 2013
33
Direktorat Pembinaan SMK 2013
TEKNIK TIMING
A. Ruang Lingkup Pembelajaran
UNIT PEMBELAJARAN 2
Teknik Timing dalam Pemeranan
Teknik Timing Individu
Teknik Timing Kelompok
Teknik Timing Karakter
Teknik Timing Emosi
Teknik Timing Situasi
Teknik Timing
34
Direktorat Pembinaan SMK 2013
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit pembelajaran 2 peserta didik mampu: 1. Menjelaskan teknik timing dalam pemeranan
2. Melakukan teknik timing individu 3. Melakukan teknik timing kelompok
4. Melakukan teknik timing dan karakter 5. Melakukan teknik timing dan emosi
6. Melakukan teknik timing dan situasi
Selama 24 Jam Pelajaran 6 minggu x 4 JP
C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati a. Mengamati penggunaan teknik timing dalam pementasan teater
b. Menyerap informasi berbagai sumber belajar mengenai teknik timing dalam pemeranan
2. Menanya a. Menanya fungsi teknik timing dalam pemeranan
b. Menanya penggunaan teknik timing yang tepat c. Mendiskusikan bentuk pelatihan teknik timing dalam adegan
3. Mengeksplorasi a. Melatihkan berbagai macam teknik timing individu maupun kelompok
dalam karakter berbeda b. Melatihkan berbagai macam teknik timing individu maupun kelompok
dalam emosi berbeda c. Melatihkan berbagai macam teknik timing individu maupun kelompok
dalam situasi berbeda d. Melatihkan berbagai macam teknik timing individu maupun kelompok
dalam karakter, emosi, dan situasi berbeda 4. Mengasosiasi
a. Membedakan teknik timing sesuai karakter b. Membedakan teknik timing sesuai emosi
c. Membedakan teknik timing sesuai situasi
35
Direktorat Pembinaan SMK 2013
5. Mengomunikasi a. Menyajikan data ragam teknik timing terkait karakter, situasi, dan
emosi dalam pemeranan b. Memperagakan ragam teknik timing individu dan dalam kelompok
sesuai karakter, emosi dan situasi dalam adegan yang berbeda
D. Materi 1. Teknik Timing dalam Pemeranan
Timing dalam pemeranan tidak terkait dengan kecepatan seperti halnya dalam olah raga, melainkan ketepatan. Teknik timing adalah teknik
ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang diucapkan Santosa, 2008: 340.
Dalam konteks hubungan antara gerak dan ucapan ada tiga macam timing. Pertama, gerakan dilakukan sebelum ucapan. Ke dua, gerakan
dilakukan sambil mengatakan ucapan. Ke tiga, gerakan dilakukan setelah ucapan Rendra, 2013: 43.
Rendra menjelaskan bahwa timing semacam itu mempunyai akibat yang khusus. Ia bisa dipakai untuk memberikan tekanan atau menghilangkan
tekanan. Ada dua akibat yang bisa ditimbulkan dari fungsi ini. Pertama, apabila gerakan itu erat sekali berhubungan dengan kata yang
diucapkan, tetapi dengan jarak antara seketika, maka efeknya akan lebih memberikan tekanan kepada kata yang diucapkan. Ke dua, apabila
gerakan dilakukan sementara kata diucapkan, maka pemain yang melakukan hal itu akan lebih banyak mendapatkan tekanan pada emosi,
dan juga ia akan lebih menonjol diantara pemain lain di atas pangung, tetapi kata-kata yang ia ucapkan kurang mendapat tekanan atau dalam
banyak hal menjadi tidak penting lagi artinya. Selain itu, timing bisa pula dipakai untuk menjelaskan alasan suatu perbuatan, apabila satu gerakan
dilakukan sebelum atau sesudah kata-kata diucapkan Rendra, 1985: 35.