Area terdekat. Area terdekat adalah area panggung yang paling dekat dengan Area tengah.

70 Direktorat Pembinaan SMK 2013

c. Area yang lebih terang.

Penerangan atau tata lampu di panggung sangat membantu kejelasan posisi pemeran. Area yang lebih terang akan lebih mudah menarik perhatian penonton dibandingkan dengan area yang gelap atau bercahaya redup Grote, 1997:79. Gambar 19. Pemeran di area terang lebih menonjol Penonjolan dapat dilakukan dengan memanfaatkan tata panggung atau dekorasi yang ada. Tata panggung dapat memberikan variasi bentuk penonjolan fisik pemeran. Pada pertunjukan teater tradisional, tata panggung hanya merupakan dekorasi yang memberikan gambaran tempat dan waktu kejadian peristiwa. Oleh karena itu gambar atau lukisan latar belakang dianggap mampu mewakili hal tersebut. Pemanfaatan tata panggung untuk kepentingan penonjolan sering diabaikan. Padahal secara kasat mata, tata panggung dapat membantu pemeran dalam penonjolan dengan memanfaatkan level tinggi rendah atau podium dan bingkai atau kerangka yang ada dan disusun Grote, 1997: 80-81. Pemeran tidak perlu susah beraksi, cukup berdiri di podium atau di antara bingkai, maka ia akan nampak menonjol dibandingkan dengan yang lain. Dengan memahami prinsip dan teknik penonjolan, pemeran akan lebih mudah menyerap instruksi sutradara terkait posisi di atas panggung. Selain posisi, gerak atau lintasan pemeran perlu mendapatkan perhatian. Sering dalam sebuah pertunjukan teater hal ini kurang diperhatikan. Pemeran hanya masuk dan keluar dari panggung tanpa mempertimbangkan teknik penonjolan. Lintasan atau arah jalan pemeran dapat memberikan arti tersendiri bagi karakter dan situasi adegan yang 71 Direktorat Pembinaan SMK 2013 sedang dimainkan. Secara mendasar lintasan pemeran di atas pentas dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu, vertikal, horisontal, dan diagonal Grote, 1997:83. Lintasan atau langkah pemeran secara vertikal dari area panggung atas menuju panggung bawah sangat kuat. Secara fisik, penampakan pemeran akan semakin jelas dari jarak jauh kemudian mendekat. Penonton akan semakin jelas melihat wajah pemeran sehingga gambaran karakter yang ditampilkan mudah dipahami. Untuk menonjolkan karakter tokoh peran yang akan ditampilkan, arah gerak i dapat dimanfaatkan. Namun demikian, arah gerak vertikal dari panggung atas ke bawah realtif tergantung persepsi dan jarak kursi penonton dengan panggung. Penonton yang duduk di kursi belakang kurang bisa melihat signifikansi perbedaan ini, kecuali dibantu dengan teknik pencahayaan yang bagus. Lintasan atau langkah pemeran secara vertikal dari area panggung bawah menuju ke atas, terkesan lemah. Secara fisik penampakan pemeran akan semakin kabur dan tak tampak oleh penonton. Selain itu posisi tubuh pemeran juga membelakangi penonton. Untuk itu, arah gerak ini jarang digunakan kecuali memang untuk menonjolkan kelemahan karakter tokoh yang diperankan. Biasanya, untuk mengurangi sisi lemah dari arah gerak ini digunakan pintu atau bingkai sebagai arah keluar sehingga pemeran tidak perlu menuju ke area panggung atas. Lintasan atau langkah pemeran secara horisontal dari area panggung kanan ke kiri atau sebaliknya juga menampakkan kesan lemah. Meskipun dengan lintasan ini, pemeran dapat terlihat jelas oleh penonton, namun hanya siisi kanan atau kiri pemeran saja yang terlihat, sehingga tampak datar. Untuk memberikan penonjolan, arah lintasan ini digunakan tidak secara penuh. Artinya, pemeran melintas horisontal menuju tiik tertentu kemudian mengubah posisi tubuh menjadi seperempat atau frontal depan baru kemudian melakukan aksi. Demikian pula ketika pemeran hendak keluar dari panggung. Ia melintas secara horisontal, sampai titik tertentu berhenti sebentar kemudian menghadapkan atau memalingkan wajah ke arah penonton kemudian melangkah keluar. Lintasan atau langkah pemeran secara diagonal memliki kesan yang lebih kuat karena secara fisik hampir semua bagian tubuh terutama wajah dapat dilihat penonton. Lintasan ini lebih sering digunakan ketika pemeran masuk ataupun keluar panggung. Ketika pemeran masuk