PEMBELAJARAN NOTASI BRAILLE PADA SISWA TUNANETRA ELSAVAN DALAM BIDANG STUDI VOKAL DI YAYASAN MUSIK GEREJAWI RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR.

PEMBELAJARAN NOTASI BRAILLE PADA SISWA
TUNANETRA ELSAVAN DALAM BIDANG STUDI
VOKAL DI YAYASAN MUSIK GEREJAWI
RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LIDIA NIATIRAMA
NIM. 2123140042

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK
LIDIA NIATIRAMA, NIM : 2123140042. Pembelajaran Notasi Braille Pada

Siswa Tunanetra Elsavan Dalam Bidang Studi Vokal Di Sekolah Musik
YAMUGER Rawamangun Jakarta Timur. Program Studi Pendidikan Musik.
Jurusan Pendidikan SENDRATASIK. Fakultas Bahasa Seni. Universitas Negeri
Medan 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran notasi braille pada
siswa tunanetra elsavan dalam bidang studi vokal Di Sekolah Musik YAMUGER
Rawamangun Jakarta Timur.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tuna netra Elsavan yang berjumlah 40
orang dengan mayor instrumen yang berbeda. Pengambilan sampel digunakan teknik
purposive sampel, sehingga yang menjadi sampel penelitian adalah siswa tunanetra
Elsavan dengan bidang studi vokal yang berjumlah 20 orang. Metode pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, studi literatur, dokumentasi. Analisis data
menggunakan teknik deskriptif analitif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Proses pembelajaran vokal pada siswa
tunanetra di SMY dengan pendekatan merasakan langsung dengan meletakkan tangan
pada bagian wajah dan rongga mulut untuk menghasilkan efek bunyi yang
diinginkan; 2) Rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra
Elsavan di SMY adalah pendekatan Bottom Up yang dilakukan dengan memulai
pembelajaran dari apa yang siswa ketahui, bukan memberi pelajaran dalam bentuk
penjelasan langsung atau yang dikenal dengan Top Down; 3) Pembelajaran notasi

braille dalam bidang studi vokal siswa tunanetra Elsavan di SMY dengan metode
transposing yang sangat efektif dilaksanakan; 4) metode yang digunakan dalam
belajar notasi braille untuk anak tunanetra Elsavan adalah metode tanya jawab,
ceramah, dan metode demonstrasi; 5) Hasil pembelajaran notasi braille pada siswa
tunanetra Elsavan dalam bidang studi vokal di SMY sangat baik. Hal ini terlihat
dengan hasil-hasil perolehan prestasi siswa dan dapat belajar secara mandiri.
Kata kunci : pembelajaran notasi braille, bidang studi vokal

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat dan kasihnya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dengan judul
“Pembelajaran Notasi Braille Pada Siswa Tunanetra Elsavan Dalam Bidang Studi
Vokal Di Yayasan Musik Gerejawi Rawamangun Jakarta Timur”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis juga memperoleh bantuan dari
berbagai pihak berupa waktu, fikiran dan bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi
ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa
Dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Pulumun Ginting, S.Sn., M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan Musik
Universitas Negeri Medan.
6. Dra. Theodora Sinaga, M,Pd, Dosen Pembimbing Skripsi I, yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi.
7. Wiflihani, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi II, yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan Skripsi.
8. Adina Sastra Sembiring, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
membimbing penulis selama perkuliahan.
9. Seluruh Dosen Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
Yang selama ini telah mendidik penulis dalam perkuliahan.

ii


10. Delima Simamora, A.Dipl. Mus.A, M.Pd, Kepala Sekolah Di Yayasan Musik
Gerejawi Rawamangun Jakarta Timur, dan seluruh siswa Tunanetra Elsafan yang
belajar di Yayasan Musik Gerejawi.
11. Orangtua yang sangat dibanggakan yaitu : Bapak Bs. Sihotang dan Ibu Betty
Simamora, yang telah banyak memberi dukungan, doa, bahakan materi yang tidak
terhitung jumlahnya.
12. Kepada abang, kakak, dan adik-adik, Patar Sihotang, Putri Sihotang, Psalamen
Sihotang, Dan Josua Sihotang, yang telah banyak memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
13. Para sahabatku dalam senang dan duka, Siyeanne Minen, Noralisa Aritonang,
Nurmala, Sholiha, Prima Sihombing, Desma Armida, Ruth Sinaga,. Dan Seluruh
Teman- Teman Pendidikan Musik stambuk 2012 Yang selalu senantiasa
memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih atas doa dan
dukungannya dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
siapapun yang membutuhkannya.

Medan, April 2017
Penulis


Lidia niatirama
NIM.2123140042

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .......................................................................................

ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................

iv


DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................

viii

DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................

1


B. Identifikasi Masalah ......................................................................................

6

C. Pembatasan Masalah .....................................................................................

7

D. Rumusan Masalah .........................................................................................

8

E. Tujuan Penelitian ..........................................................................................

9

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................

10


BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teori ..............................................................................................

12

1. Pengertian Pembelajaran ...................................................................

12

2. Metode Pembelajaran ........................................................................

14

3. Tunanetra...........................................................................................

16

4. Notasi Braille ....................................................................................


18

5. Pembelajaran Vokal Pada Tunanetra ................................................

27

iv

6. Pembelajaran Notasi Braille Dalam Bidang Studi Vokal .................

39

B. Kerangka Konseptual ....................................................................................

59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian..........................................................................................

61


B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................

62

C. Populasi dan sampel ......................................................................................

62

D. Pengumpulan Data ........................................................................................

63

E. Teknik Analisi Data ......................................................................................

66

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Rancangan Tahapan Pembelajaran Notasi Braille .......................................


68

B. Pembelajaran vokal pada Siswa Tunanetra Elsavan ....................................

74

C. Pembelajaran Notasi Braille Pada Siswa TunanNetra dalam Bidang
Studi Vokal ..................................................................................................

77

D. Metode yang Digunakan dalam belajar Notasi Braille ................................

80

E. Hasil Pembelajaran Notasi Braille ...............................................................

81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................

86

B. Saran ............................................................................................................

88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

90

LAMPIRAN .......................................................................................................

94

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Cetakan Abjad Valentine Hauy .....................................

20

Gambar 2.2 Contoh Huruf Braille ..................................................................

21

Gambar 2.3 Contoh Angka Braille ................................................................

21

Gambar 2.4 Huruf Braille (Baca) Abjad ........................................................

23

Gambar 2.5 Huruf Braille (Tulis) ..................................................................

24

Gambar 2.6 Tulisan timbul Valentine Hauy ..................................................

26

Gambar 2.7 Kode Sonografik Kapten Barbier ...............................................

26

Gambar 2.8 Kombinasi 6 Titik Braille ...........................................................

27

Gambar 2.9 Contoh Pernafasan Dada ............................................................

32

Gambar 2.10 Contoh Pernafasan Diafragma .................................................

33

Gambar 2.11 Bentuk Mulut Vokal A dan Posisi Lidah Vokal A ..................

35

Gambar 2.12 Bentuk Mulut Vokal E dan Posisi Lidah Vokal E ...................

35

Gambar 2.13 Bentuk Mulut Vokal I dan Posisi Lidah vokal I ......................

36

Gambar 2.14 Bentuk Mulut Vokal O dan Posisi Lidah Vokal O ..................

36

Gambar 2.15 Bentuk Mulut Vokal U dan Posisi Lidah Vokal U ..................

37

Gambar 2.16 Domino Braille .........................................................................

40

Gambar 2.17 Contoh Penulisan Tanda Mula dan Tanda Birama pada
Musik Awas ..............................................................................

42

Gambar 2.18 Contoh Penulisan Tanda Mula dan Tanda Birama pada
Musik Braille ............................................................................

42

Gambar 2.19 Contoh Tanda Birama ..............................................................

43

vi

Gambar 2.20 Contoh Perubahan Tanda Mula dan Tanda Birama .................

43

Gambar 2.21 Tanda Kunci .............................................................................

45

Gambar 2.22 Contoh Notasi Awas ................................................................

46

Gambar 2.23 Tanda Ritmik ............................................................................

46

Gambar 2.24 Contoh Pengelompokan Not ....................................................

47

Gambar 2.25 Pengelompokkan Not dalam Bentuk Normal...........................

47

Gambar 2.26 Not Berdasarkan Ketukan ........................................................

48

Gambar 2.27 Not Bertitik Pemanjang Suara ..................................................

49

Gambar 2.28 Contoh Dalam Birama 4/4 Spasi Sama dengan Garis Bar .......

49

Gambar 2.29 Contoh Diawali dengan Anakrus dalam Birama 4/4 ................

50

Gambar 2.30 Tanda Nilai Kecil dan Tanda Nilai Besar ................................

50

Gambar 2.31 Tanda Istirahat Penuh untuk Satu Birama Penuh .....................

51

Gambar 2.32 Tanda Oktaf ..............................................................................

52

Gambar 2.33 Contoh “Cologne Key” 1888 ...................................................

53

Gambar 2.34 Tanda Accidental......................................................................

53

Gambar 2.35 Penulisan Accidental ................................................................

54

Gambar 2.36 Tanda Slur ................................................................................

55

Gambar 2.37 Penulisan Slur...........................................................................

56

Gambar 2.38 Contoh Tie ................................................................................

56

Gambar 2.39 Tanda Tangkai Not atau Stem ..................................................

57

Gambar 2.40 Penulisan Not dalam Braille .....................................................

58

Gambar 4.1 Keberadaan Sekolah Musik Tunanetra Elsafan Yayasan Musik

vii

Gerejawi Rawamangun Jakarta Timur ....................................

70

Gambar 4.2 Sistem Baca Notasi Braille Setelah Penulisan ...........................

72

Gambar 4.3 Siswa Menulis Dikte Melodi dengan Reglet ..............................

74

Gambar 4.4 Siswa Belajar Bersama Menulis Notasi Braille .........................

75

Gambar 4.5 Situasi Pembelajaran Vokal .......................................................

76

Gambar 4.6 Urutan C Berdasarkan Oktaf Pada Piano ...................................

78

Gambar 4.7 Aria dari Oratorio Messiah Karya G.F. Händel .........................

80

Gambar 4.8 Notasi Braille Aria dari Oratorio Messiah Karya G.F. Händel ..

80

Gambar 4.9 Pembelajaran Notasi Braille dalam Bidang Studi Vokal ...........

81

Gambar 4.10 Bahan Tes Melodie Dictation dalam Notasi Balok ..................

83

Gambar 4.11 Jawaban Tes Melodie Dictation ...............................................

83

Gambar 4.12 Hasil Pembelajaran yang Signifikan .............................................

86

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kombinasi Titik Pada Domino .........................................

40

Tabel 3.1 Aspek Kriteria Penilaian ................................................................

66

Tabel 5.1 Hasil Tes Pembelajaran Notasi Braill ............................................

84

Tabel 5.2 Hasil Pembelajaran dari Bulan September-Januari ........................

85

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
dan Staff Pengajar ....................................................................

92

Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Siswa Tunanetra...........................

94

Lampiran III Dokumentasi ..........................................................................

95

x

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkkan dari kehidupan.

Pada dasarnya hakekat pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia, sebab
urusan utama pendidikan adalah manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna, tetapi tidak dapat dipungkiri Tuhan juga menciptakan
manusia dengan masing-masing perbedaan, baik fisik maupun mental.
Pendidikan berhak diperoleh oleh siapa saja, begitupun terhadap anak yang
mengalami cacat fisik atau mental yang disebut juga dengan “anak berkebutuhan
khusus”. Hal ini didukung oleh pendapat Groof and Gracienne (2003:182):
“The education act clearly states that everyone is entitled to an education. If
a school refuses to accept a child with special educational needs this will be
a breach of the principle that all children have equal right to education
regardless of their special educational need”.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa, tindakan pendidikan jelas menyatakan bahwa
setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Jika sekolah menolak untuk menerima
anak dengan pendidikan berkebutuhan khusus, ini akan menjadi pelanggaran prinsip
bahwa semua anak memiliki hak yang sama untuk pendidikan, terlepas dari
kebutuhan pendidikan khusus mereka.
Anak dengan berkebutuhan khusus dapat dikatagorikan pada beberapa
bagian, yaitu anak yang berkekurangan pada penglihatan (tunanetra), anak yang

1

2

berkekurangan pada pendengaran (tunarungu), anak dengan gangguan organ bicara
(tunawicara).
Penggunaan semua fungsi indera maupun fungsi motorik sebagai eksplorasi
terhadap lingkungan sekitar memiliki peranan yang sangat penting. Namun, diantara
panca indera yang dimiliki manusia, indera penglihatan memiliki peranan yang sangat
penting di samping fungsi organ fisik yang lain. Seseorang yang kekurangan indera
penglihatan biasanya pendengaran serta indera perabaannya menjadi sarana alternatif
yang digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran adalah sebagai suatu usaha untuk menciptakan sistem
lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar (Sugihartono, 2007:80). Kegiatan
untuk mempengaruhi manusia harus dilakukan secara menyeluruh, sehingga
diperlukan suatu konsep yang matang dalam perencanaan serta pengorganisasian
yang mantap dalam tata laksananya. Memberikan layanan dalam pendidikan,
terutama pendidikan bagi anak berkebutuhan pendidikan khusus juga harus
menyangkut berbagai komponen secara integral dan komprehensif, pengorganisasian
dan tata laksananya selalu berorientasi akademik dan berorientasi sosial, sehingga
para penyandang ketunaan dapat mandiri secara total.
Totalitas kemandirian yang diharapkan pada tunanetra menuntut adanya
program layanan yang komprehensif menyangkut aspek potensi dan aspek kehidupan.
Layanan berorientasi akademik dan berorientasi sosial merupakan program layanan
yang terpadu sehingga tunanetra dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

3

diharapkan.

Pelayanan

pendidikan

yang

dilakukan

harus

mengembangkan

kemampuan tunanetra sebagai individu (orientasi akademik) sekaligus peningkatan
sosialisasinya dalam berkelompok yang bermasyarakyat (orientasi sosial), melalui
pembelajaran di dalam sekolah dan di luar sekolah.
Tuna netra di Indonesia telah memiliki sekolah khusus dan seperti hal nya di
negara lain, tuna netra menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan
huruf atau abjad yang dikenal dengan penulisan braille. Dalam bidang musik juga
para tuna-netra belajar notasi khusus tuna-netra yang disebut juga notasi braille.
Pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra membuat siswa tunanetra lebih
mandiri dan mampu mengikuti pembelajaran musik seperti orang awas yang mengerti
musik pada umumnya.
Namun tuna netra di Indonesia hampir tidak tersentuh dengan pendidikan
musik yang formal dengan sistem tulisan atau media sesuai dengan kebutuhan
mereka. Kita sering melihat bahwa tuna netra memiliki kemampuan musik yang luar
biasa, namun pada akhirnya mereka hanya terbatas dengan permainan musik ataupun
menyanyi hanya dengan mencoba melalui pendengaran. Pada pembelajaran vokal
siswa tuna-netra biasanya menggunakan indera pendengaran mereka untuk mengikuti
lagu sesuai dengan apa yang mereka dengar, biasanya guru membacakan notasi dan
siswa tuna-netra mengikuti apa yang di nyanyikan oleh guru. Para penyandang tunanetra ketika bernyanyi jarang membaca notasi musik, mereka hanya mengikuti apa

4

yang mereka dengar, oleh karena itu dalam pembelajaran vokal sangat dibutuhkan
notasi musik khusus penyandang tuna-netra atau notasi braille.
Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa di kota Medan tidak terdapat
Yayasan musik yang mempelajari notasi braille, sehingga penulis memilih salah satu
lembaga sosial yang terdapat di Rawamangun Jakarta Timur yaitu Sekolah Musik
Yayasan Musik Gerejawi (YAMUGER). Yayasan Musik Gerejawi ini menangani
siswa Tunanetra Elsafan dimana pendidikan yang diberikan adalah pendidikan seni
musik. Yayasan Musik Gerejawi mengajarkan berbagai keterampilan dalam
bermusik, mulai dari vokal hingga bermain alat musik. Siswa tuna-netra Elsafan
merupakan siswa tuna netra yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.Siswasiswa tersebut tinggal dan belajar secara formal di Yayasan Tuna Netra Elsafan
sehingga siswa hanya dapat bertemu dengan orang tua maupun sanak keluarga hanya
pada saat liburan.
Pada awalnya siswa-siswi tersebut hanya belajar untuk memenuhi ekstra
kurikuler dari SLB-A Elsafan. Seluruh siswa yang dikirim belajar adalah sesuai
dengan pilihan ekstra kurikuler dari siswa itu sendiri, mayor instrumen yang dipegang
siswa berbeda-beda, di antaranya adalah piano, flute, keyboard, saxophone,
komposisi, vokal.
Mereka mempunyai kekurangan dalam penglihatan, namun mereka berusaha
mempelajari lagu dengan membaca notasi musiknya terlebih dahulu yaitu dengan
notasi braille, notasi khusus bagi para tunanetra. Membaca notasi musik bukanlah

5

merupakan hasil dari mendengar atau meniru maupun menghafalkan not yang
diberikan, melainkan membaca not tersebut dan menyanyikannya. Notasi braille
dapat membantu penyandang tunanetra dalam membaca sistem penulisan musik
sehingga nada dan irama yang spesifik bisa selaras. Selain itu juga menjelaskan
tentang nada, irama, tanda istirahat dan ketukan. Notasi musik dapat menunjukkan
nada-nada dengan penempatan naik atau turunnya simbol.
Keterbatasan yang dimiliki penyandang tuna-netra, membuat mereka
mengalami kesulitan dalam membaca notasi. Dengan demikian dalam mengajarkan
notasi untuk anak tunanetra akan dibutuhkan media khusus seperti notasi braille. Oleh
karena itu guru musik Di Yayasan Musik Gerejawi memiliki pengetahuan mengenai
notasi braille atau notasi musik khusus tunanetra.
Disamping itu materi tentang notasi musik braille masih sangat kurang
diperhatikan oleh pemerintah. Buku-buku notasi musik braille juga masih sangat
sedikit bahkan bisa dibilang untuk indonesia hanya satu buku yaitu Braille Music
Notation. Dengan kekurangan mereka tersebut, diharapkan kemampuan belajar notasi
braille dan vokalnya sama dengan orang awas. Oleh karena itu dibutuhkan teknikteknik yang tepat dalam pembelajaran vokal bagi para tunanetra.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap siswa tunanetra dan menuliskannya
dalam bentuk proposal penelitian dengan judul

6

“Pembelajaran Notasi Braille Pada Siswa Tunanetra Elsafan Dalam
Bidang Studi Vokal Di Yayasan Musik Gerejawi Rawamangun Jakarta Timur”.
B.

Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari

interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan dan
yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan. Tujuan dari
identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta
cakupan masalah tidak terlalu luas (Hadeli, 2010:23).
Untuk memperjelas masalah yang ingin diteliti serta sebagai pedoman
penulis dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan di Yayasan
Musik Gerejawi
2. Bagaimana rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra
Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi
3. Bagaimana pembelajaran vokal pada siswa tunanetra Elsafan di Yayasan Musik
Gerejawi
4. Bagaimana proses pembelajaran vokal pada siswa tunanetra Elsafan di Yayasan
Musik Gerejawi

7

5. Bagaimana pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan dalam
bidang studi vocal di Yayasan Musik Gerejawi ?
6. Bagaimana Metode yang digunakan dalam belajar notasi braille untuk anak
tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi
7. Bagaimana hasil pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan dalam
bidang studi vocal di Yayasan Musik Gerejawi

C.

Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang

akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan masalah, keterbatasan waktu dan
kemampuan teoritis maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang dihadapi
dalam penelitian ini. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batasanbatasan permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
faktor apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan. Dalam hal ini,
penulis memutuskan batasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, yakni
dengan pendapat Sugiono (2014:206) mengatakan bahwa “Pembatasan masalah
dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta
faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu.
Berdasarkan pendapat diatas mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan
luasnya cakupan permasalahan pada kajian pembelajaran notasi braille pada siswa
tunanetra, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:

8

1. Bagaimana rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra
Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi ?
2. Bagaimana proses pembelajaran vokal pada siswa tunanetra Elsafan di Yayasan
Musik Gerejawi ?
3. Bagaimana pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan dalam
bidang studi vokal di Yayasan Musik Gerejawi ?
4. Bagaimana Metode yang digunakan dalam belajar notasi braille untuk siswa
tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi
5. Bagaimana hasil pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan
dalam bidang studi vokal di Yayasan Musik Gerejawi

D.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian yang akan dikaji.

Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasanbatasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah
penelitian.
Rumusan masalah merupakan penjelasan tentang intisari dari permasalah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2010:209) “Rumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian”.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah adalah sebagai berikut :

9

1. Bagaimana rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa
tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi ?
2. Bagaimana proses pembelajaran vokal pada siswa tunanetra Elsafan di
Yayasan Musik Gerejawi ?
3. Bagaimana pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan dalam
bidang studi vokal di Yayasan Musik Gerejawi ?
4. Bagaimana Metode yang digunakan dalam belajar notasi braille untuk siswa
tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi ?
5. Bagaimana hasil pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan
dalam bidang studi vokal di Yayasan Musik Gerejawi ?

E.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai.

Tujuan penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain dapat
mengetahui dengan pasti apa tujuan penelitian itu sesungguhnya.
Menurut pendapat Sugiyono (2010:397) menyatakan bahwa “untuk
menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan”. Maka tujuan yang
diinginkan dalam sebuah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa
tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi ?.

10

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran vokal pada siswa tunanetra Elsafan
di Yayasan Musik Gerejawi ?.
3. Untuk mengetahui pembelajaran notasi braille dalam bidang studi vokal
siswa tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi ?.
4. Untuk mengetahui Metode yang digunakan dalam belajar notasi braille
untuk siswa tunanetra Elsafan di Yayasam Musik Gerejawi
5. Untuk mengetahui hasil pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra
Elsafan dalam bidang studi vokal di Yayasan Musik Gerejawi ?.
F.

Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditujukan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi

pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, uraian sub bab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang
akan diteliti. Adapun manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari
hasil penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nyoman Kutha Ratna
(2010:272) yang menyatakan bahwa penelitian atau karya ilmiah pada umumnya
betapapun sederhananya jelas bermanfaat, manfaat yang dimaksud disesuaikan
dengan tujuan penelitian. Manfaat yang hendak diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam mengadakan
penelitian dan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan

11

penelitian selanjutnya, khususnya mahasiswa jurusan SENDRATASIK
Program studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan.
2. Sebagai bahan informasi dan masukkan bagi penulis dan pembaca
tentang

penerapan

notasi

braille

untuk

meningkatkan

proses

pembelajaran vocal siswa tunanetra Elsafan di Yayasan Musik Gerejawi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentangpembelajaran notasi braille
dalam bidang studi vokal di Sekolah Musik Yayasan Musik Gerajawi dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.- Kesimpulan, I&
1. Proses pembelajaran vokal pada siswa tuna-netra Elsafan di Sekolah Musik
Yamuger dengan pendekatan merasakan langsung dengan meletakkan tangan
pada tempat-tempat pada bagian wajah dan rongga mulut untuk menghasilkan
efek bunyi yang diinginkan. Hal tersebut terlihat dengan dicapainya hasil
pembelajaran yang meningkat secara signifikan yaitu dari tidak dapat
menyanyi lagu klasik hingga mencapai prestasi mengikuti program kompetisi
vokal Intersnasional dengan lagu-lagu klasik.
2. Rancangan tahapan pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan
di Sekolah Musik Yamuger adalah dengan pendekatan Bottom Up.
Pendekatan ini dilakukan dengan memulai pembelajaran dari apa yang siswa
ketahui, bukan memberi pelajaran dalam bentuk penjelasan langsung atau
yang dikenal dengan (top down). Pendekaran dengan rancangan pembelajaran
ini sangat efektif dilaksanakan bagi siswa tuna-netra. Hal tersebut terlihat dari
perolehan hasil pembelajaran dimana siswa baru belajar 4 (empat) bulan

86 86

87

sudah dapat membaca notasi dengan lancar dan menulis dikte lagu yang
dilaksanakan dengan sempurna.
3. Pembelajaran notasi braille dalam bidang studi vokal siswa tuna-netra Elsafan
di Sekolah Musik Yamuger dengan metode transposing sangat efektif
dilaksanakan. Hal tersebut terlihat dari siswa yang menyanyikan lagu dengan
kesulitan besar dapat menyanyikan dengan tepat.
4. Metode yang digunakan dalam belajar notasi braille untuk anak tuna-netra
Elsafan adalah metode tanya-jawab, ceramah, dan metode demonstrasi. Ketiga
metode ini sangat efektif dilaksanakan. Hal tersebut terlihat dari perolehan
hasil pembelajaran dimana siswa lebih cepat mengerti dan dapat menulis dan
membaca notasi dari tesmelodiedictation (dikte melodi) yang selalu dilakukan
guru setiap pembelajaran.
5. Hasil pembelajaran notasi braille pada siswa tunanetra Elsafan dalam bidang
studi vokal di Sekolah Musik Yamuger sangat baik. Hal tersebut terlihat
dengan hasil-hasil perolehan prestasi siswa dan dapat belajar secara mandiri
dan akurat.

88

B. Saran

1. Penggunaan notasi braille bagi siswa vokal sangat efektif digunakan.
Hendaknya

keadaan

seperti

ini

dipertahankan

bahkan

kalau

bisa

ditingkatkan.Untuk menciptakan hal tersebut guru-guru musik perlu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang notasi braille, baik atas
inisiatif sendiri maupun prakarsa kepala sekolah atau pihak-pihak lain yang
terkait.
2. Bagi kepala sekolah, penilik dan pengawas bidang pendidikan musik, perlu
diberikan pengetahuan notasi braillebagi calon pendidik musik. Akan lebih
baik lagi apabila dilakukan pelatihan-pelatihan khusus sehubungan dengan
notasi braille agar tidak menutup kesempatan bagi siswa tuna-netra yang
ingin belajar musik lebih lanjut.
3. Disadari bahwa penggunaan notasi braille sangat membantu siswa dalam
belajar musik khususnya vokal, maka diharapkan lembaga pendidikan yang
bertugas mempersiapkan calon guru yang kualitatif merupakan salah satu
faktor eksternal yang turut serta membentuk keberhasilan belajar siswa.Untuk
itu perlu dilakukan suatu studi lanjut dalam penggunaan notasi braille
agarsiswa-siswa tuna-netra dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
yang memiliki program studi musik.
4. Untuk menciptakan pemusik-pemusik yang handal bukan hanya dari kalangan
yang awas dalam melihat, tetapi juga dapat dilahirkan dari penyandang tuna-

89

netra, maka dibutuhkan pendidikan musik khusus (Music for Special
Education). Dengan demikian akan terjadi pendidikan merata sesuai dengan
undang-undang pendidikan dimana setiap warga berhak mendapatkan
pendidikan yang layak.
5. Lembaga-lembaga musik formal maupun non formal yang memiliki siswa
tuna-netra hendaknya bekerjasama dengan lembaga musik yang memiliki
tenaga ahli dibidang notasi braille.

90

DAFTAR PUSTAKA
Adji Esa, Poetra. 2006. 1001 Jurus Mudah Menyanyi. Jakarta : Dar Mizan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Daniel P Hallahan. 2009. Exceptional Learner An Introduction to Special Education.
United States of America: PEARSON
Didi, Tarsidi. 2008. Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. UPI Bandung
George L. Raverat. 1951. Braille Music Notation. America: American Printing House
De Groof, Jan, Gracienne Lauvers, dan Germain Dondelinger. 2003. Globalization
and Competetion in Education. Nijmegen, The Netherlands. Wolf Legal
Publishers.
Hadi, Purwaka. 2005. Kemandirian Tunanetra. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Hadeli. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Padang : Quantum Teaching.
Joseph, Wagiman. 2004. Teori Musik II. Semarang : Sendratasik, FBS, UNNES.
Kolb dalam Sims, Ronald. R, “Human Resource Development”: Today and
Tomorrow, Information Age Publishing, USA, 2006.
Linda, Asy. 2010. Belajar dan Mengajar Piano. Tangerang: Citralab.
Maki, Peggy.L.2010. “Assessing for Learning: Building a Sustainable Commitment
Across the Institution” Stylus Publishing.llc, Virginia, USA.
Mardiyati, Umi. 2015. Modul Guru Pembelajaran PLB Tunanetra. PPPPTK TK, PLB
Bandung.
Miller, H. 2010. Apresiasi Musik Terjemahan oleh Bramantyo. Yogyakarta : Yayasan
Lentera Budaya.
Nichols, 2010. Method of Writing Words, Music and Plain Song by Means of Dots
Purwoko, Hadi. 2007. Komunikasi Aktif Bagi Tunanetra. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.

91

Ratna, Ynoman Khuta. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sree, Kandi Jaya, Dr., “Methods Of Teaching Science”, Discovery Publishing House,
First Edition, New Delhi, 2004
Sugihartono,Dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & B. bandung :
Alfabeta
Syaiful. S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Simanukalit, N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
Theofilus, Sudarto. 2008. Cara Mudah Bermain Keyboard. Yogyakarta : Andi
http://desyandri.wordpress.com/2008/12/30/Pembelajaran-Pendidikan-Seni-MusikDisekolah-Dasar, diakses 12 April 2016.