KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman Araceae yang tinggi yaitu 30
marga yang terdiri dari 410 jenis. Beberapa jenis dari suku Araceae mempunyai nilai
ekonomi yang penting seperti bahan makanan, tanaman hias, dan tanaman obat. Selain
itu, kelompok tumbuhan ini juga sangat penting secara ekologi, karena menempati niche
(relung ekologi) dengan rentang yang luas pada hutan hujan tropis dan tipe vegetasi
lainnya serta menjadi indikator ekologi yang penting bagi kualitas hutan dan tipe
vegetasi (Yuzammi, 2000; Yuzammi dan Tim Flora, 2007).
Berdasarkan pengamatan di lapangan banyak daun Araceae yang terserang bercak yang
disebabkan oleh jamur. Jamur yang menyerang tanaman Araceae dapat menyebabkan
tanaman layu, menguning, dan kering. Secara umum tanaman yang sakit akibat serangan
jamur menunjukkan gejala nekrosis (kematian jaringan) pada sebagian atau seluruh
bagian tanaman dan seringkali jamur menghambat pertumbuhan organ tanaman tersebut
(Agrios, 1997).
Penelitian sebelumnya pada daun Araceae di Bogor teridentifikasi 6 jenis jamur
Cercospora (Karsim, 1973),43 jenis jamur pada daun Araceae di Indonesia (Semangun, 1992 dan Yulianty, 2002). Sampai saat ini belum banyak informasi tentang jenis jamur
(2)
dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jamur pada daun Araceae di Bandar
Lampung.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur
yang terdapat pada daun Araceae di Bandar Lampung.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
keanekaragaman jenis jamur pada daun Araceae dan dapat digunakan sebagai data dasar
untuk penelitian pengendalian jamur pada Araceae.
D. Kerangka Pikir
Araceae merupakan salah satu suku tumbuhan yang besar dan banyak diminati oleh
masyarakat karena selain dapat dijadikan sebagai tanaman hias, bagian umbi Araceae
juga dapat dijadikan sebagai obat antibakteri, antioksidan, dan antikanker, yaitu
Typhonium flagelliforme. Beberapa marga Araceae juga dapat dijadikan sebagai bahan pangan yaitu dari marga Colocasia, Xanthosoma, Alocasia, Amorphophallus, dan
Cyrtosperma. Araceae juga rentan terhadap serangan hama dan juga penyakit. Salah satu penyakit yang biasanya menyerang Araceae adalah jamur yang bisa menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan organ tanaman seperti tanaman menjadi kerdil dan dapat
(3)
Jamur merupakan makhluk hidupeukariotikheterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur memperbanyak diri
secara seksual dan aseksual. Jamur hidup menyerap zat organik dari lingkungannya.
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur mempunyai sifat sebagai saprofit dan
parasit. Jamur yang bersifat parasit pada tumbuhan biasanya akan menyerap nutrisi dari
inangnya sehingga menyebabkan inangnya layu atau bahkan mati.
Jenis-jenis jamur yang menyerang tanaman Araceae belum banyak diketahui. Penelitian
sebelumnya pada daun Araceae di Bogor teridentifikasi 6 jenis jamur Cercospora, serta ditemukan 43 jenis jamur pada daun Araceae di Indonesia. Sementara di Bandar
(4)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMUR
1. Struktur Jamur
Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang
mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan
benang-benang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium.
Miselium merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling
membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna
miseliumnya (Volk and Wheeler, 1993).
Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk tabung menyerupai
seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang bersekat. Hifa dapat
tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring, bentuk ini dinamakan
miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang
menegak. Biasanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang
disebut spora, sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien dari
substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa
vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung
terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 µm. Jenis jamur yang berbeda
memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan ukuran diameter itu dapat dipengaruhi
(5)
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler yang
mengelilingi membran plasma dan sitoplasma. Jamur sederhana berupa sel tunggal
atau benang-banang hifa saja. Jamur tingkat tinggi terdiri dari anyaman hifa yang
disebut prosenkim atau pseudoparenkim. Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor
dan pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam. Sering
terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi kondisi buruk yaitu
rhizomorf atau sklerotium. Ada pula yang disebut stroma yaitu jalinan hifa yang
padat dan berfungsi sabagai bantalan tempat tumbuhnya bermacam-macam bagian
lainnya (Sasmitamihardja, 1990).
Sebagian besar jamur membentuk dinding selnya dari kitin, yaitu suatu polisakarida
yang mengandung pigmen-pigmen yang kuat namun fleksibel (Kimball, 1999).
Gambar 1. Struktur tubuh jamur Rhizopus sp. (Sumber: Darliah, 2009)
(6)
Jamur terdiri dari empat kelas utama yaitu :
a. Chitridiomycetes
Sebagian besar Chitridiomycetes adalah organisme aquatik. Chitridomycetes
merupakan jamur yang berflagel. Cara penyerapan makanannya dengan cara
absorbsi, dinding selnya terbuat dari kitin. Sebagian besar Chitridiomycetes
membentuk hifa senositik dan spora berflagel tunggal atau disebut zoospora
(Campbell et al., 2003). b. Zygomycetes
Anggota Zygomycetes memiliki hifa yang tidak bersekat dan memiliki banyak
inti disebut hifa senositik. Kebanyakan kelompok ini saprofit. Berkembang
biak secara aseksual dengan spora, dan secara seksual dengan zigospora. Ketika
sporangium pecah, sporangiospora tersebar, dan jika jatuh pada medium yang
cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Hifa yang senositik akan
berkonjugasi dengan hifa lain membentuk zigospora (Moore-Landecker, 1982).
c. Ascomycetes
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung
yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang didalamnya terdapat
spora yang disebut askospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora.
Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium
(aseksual) dan stadium askus (seksual). Sebagian besar Ascomycetes bersifat
mikroskopis dan hanya sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki
tubuh buah (Moore-Landecker, 1982).
d. Basidiomycetes
Kebanyakan anggota Basidiomycetes adalah jamur payung dan cendawan.
(7)
pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium sedangkan fase
aseksualnya ditandai dengan pembentukan konidium. Konidium maupun
basidiospora pada kondisi yang sesuai dapat tumbuh dengan membentuk hifa
bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya, hifa akan
tumbuh membentuk miselium (Campbell et al., 2003).
Untuk jamur yang belum diketahui cara perkembangbiakan secara generatifnya
dikelompokkan ke dalam kelas khusus Deuteromycetes. Deuteromycetes
merupakan jamur yang hifanya bersekat dan menghasilkan konidia, namun
jamur ini belum diketahui cara perkembangbiakan secara generatifnya
(Dwidjoseputro, 1978). Deuteromycetes disebut juga jamur imperfecti (jamur
tidak sempurna). Penamaan atau pengelompokkan ini bersifat sementara karena
apabila telah diketahui cara reproduksi generatifnya (pembentukan askus) maka
dikelompokkan ke dalam kelas Ascomycetes. Deuteromycetes secara
filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi (Gandjar dkk., 2006).
3. Sifat-sifat Jamur
Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang dapat menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium untuk memperoleh makanannya,
dan kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Semua zat seperti
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya diperoleh dari
lingkungannya. Jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit
(Deacon, 1997).
(8)
Jamur jenis ini hanya dapat hidup pada inangnya dan tidak dapat hidup di luar
inangnya. Misalnya Pneumonia carinii merupakan khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS.
b. Parasit fakultatif
Jamur jenis ini dapat hidup di luar inangnya. Jamur jenis ini bersifat parasit jika
hidup pada inang yang sesuai dan bersifat saprofit jika hidup pada inang yang
tidak sesuai. Misalnya Pythium sp. yanghidup sebagai saprofit di tanah lembab dan dapat menyebabkan penyakit busuk pada kecambah tembakau.
c. Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit dan dapat melapukkan susunan zat organik seperti
pada kayu tumbang dan buah jatuh. Selain itu, hifa dapat juga menyerap secara
langsung bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh
inangnya. Misalnya marga Trichoderma yang dapat mendekomposisi limbah organik menjadi kompos.
4. Pertumbuhan dan Reproduksi Jamur
Faktor-faktor pertumbuhan jamur meliputi kelembaban yang tinggi, persediaan
oksigen, dan persediaan bahan organik. Jamur merupakan saprofit dan dapat hidup
dari bahan organik yang telah mati atau yang mengalami pembusukan (Peltczar et al., 1986).
Jamur dapat melakukan reproduksi secara seksual (generatif) maupun aseksual
(vegetatif). Jamur memperbanyak diri dengan cara memproduksi sejumlah besar
(9)
jamur akan mencari dan mengabsorbsi molekul-molekul organik. Melewati dinding
selnya, jamur dapat mengabsorbsi molekul-molekul kecil yang kemudian diabsorbsi
dan digunakan secara langsung atau disusun menjadi molekul organik dalam sel
(Campbell et al., 2003).
Spora jamur memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara
seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi
ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesialisasi. Ketika kondisi lingkungan memungkinkan pertumbuhan yang cepat,
jamur memperbanyak diri dengan menghasilkan banyak spora secara aseksual.
Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecambah jika berada pada
tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell et al., 2003).
Menurut Peltczar (1986), spora seksual dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada
beberapa spora seksual yaitu:
a. Askospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam pundi atau
kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
b. Basidiospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur
berbentuk gada yang dinamakan basidium.
c. Zigospora yang merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
d. Oospora merupakan spora yang terbentuk di dalam struktur betina khusus yang
disebut oogonium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk
(10)
B. Biologi Araceae
Araceae merupakan tanaman herba atau perdu, menahun, kerapkali dengan umbi atau
akar rimpang. Daun sangat bervariasi, kadang-kadang selama berbunga tidak terdapat
daun. Bunga terkumpul menjadi tongkol tidak bercabang, yang pangkalnya mempunyai
daun pelindung (spatha/ seludang). Bunga berjejal rapat pada sumbu tongkol,
berkelamin 2 atau 1 dan berumah 1, bunga jantan di atas bunga betina, kadang-kadang
terpisah oleh suatu ruang yang kosong atau suatu jalur bunga mandul. Tenda bunga ada
atau tidak ada. Bakal buah menumpang, beruang 1 hingga banyak ruang dengan 1 biji
atau banyak. Tangkai putik dan benang sari sangat berbeda. Buah buni kadang pecah
tidak beraturan (Steenis, 1978).
Berikut ini merupakan salah satu tanaman dari suku Araceae dengan bunga terkumpul
menjadi tongkol dan mempunyai spatha (daun pelindung).
Gambar 2. (a) Alocasia hypnosa, (b) bunga jantan dan betina (Sumber: Boyce. 2008)
Araceae adalah salah satu tanaman berbunga yang mempunyai variasi yang besar,
kebanyakan berbatang herbaceus dengan umbi atau akar semu. Beberapa jenis dari
bunga spatha
a b
Bunga betina Bunga jantan
(11)
Araceae mempunyai bagian yang berkayu. Araceae meliputi tumbuhan pemanjat dan
epifit (Chant, 1993).
Jenis-jenis Araceae dari berbagai marga seperti Colocasia, Xanthosoma, Alocasia,
Amorphophallus, Cyrtosperma bermanfaat sebagai bahan pangan. Umbi dari jenis-jenis tersebut memiliki nilai gizi karbohidrat yang tinggi, protein, dan sedikit lemak (Prana
dan Kuswara, 2002; Somantri, dkk., 2009). Sedangkan marga-marga lainnya dikenal
sebagai tanaman hias seperti Aglaonema, Alocasia, Anthurium, Homalomena,
Schismatoglottis, Epipremnum, Monstera, dan Philodendron. Jenis-jenis dari marga tersebut telah lama dibudidayakan secara komersial baik tanaman hias indoor maupun
outdoor. Beberapa tanaman Araceae juga berkhasiat sebagai obat antara lain adalah
Arisaema, Lasia, Homalomena, dan Typhonium (Yuzammi, 2000).
Gambar 3. Colocasia esculenta yang dapat dijadikan sebagai bahan pangan (Sumber: Kurniawan dan Asih, 2012)
(12)
Gambar 4. Schismatoglottis calyptrata yang dapat dijadikan sebagai tanaman hias
(Sumber: Kurniawan dan Asih, 2012)
Gambar 5. Typhonium flagelliforme yang umbinya dapat dijadikan sebagai obat
(Sumber: Kurniawan dan Asih, 2012)
Penyakit yang sering menyerang daun Araceae adalah jamur. Jamur akan menyebar
dengan cepat jika media tanam terlalu lembab. Secara umum tanaman yang sakit akibat
serangan jamur menunjukkan gejala nekrosis (kematian jaringan) pada sebagian atau
seluruh bagian tanaman dan seringkali jamur menghambat pertumbuhan organ tanaman
tersebut. Beberapa jamur menyebabkan pertumbuhan berlebih pada beberapa organ
tumbuhan seperti terjadi clubroot dimana akar menjadi panjang dan kurus sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Pada tanaman yang masih muda, serangan jamur bisa
(13)
Di Indonesia banyak jenis Araceae yang daunnya terserang jamur sehingga terbentuk
bercak nekrotik yang dapat mempengaruhi produksi tanaman. Pada penelitian
sebelumnya jumlah keseluruhan jamur yang menyerang daun Araceae di Indonesia ada
42 jenis, diantaranya yaitu 2 jenis dari kelas Oomycetes, 1 jenis dari kelas Zygomycetes,
33 jenis dari kelas khusus Deuteromycetes (27 jenis dari kelompok Hypomycetes dan 6
jenis dari kelompok Coleomycetes), 5 jenis dari kelas Ascomycetes, dan 1 jenis dari
kelas Basidiomycetes (Karsim, 1973; Semangun, 1992; Yulianty 2002).
Berdasarkan Buku Indeks Tanaman Inang, jenis jamur pada Amorphophallus adalah
Cercospora amarphophalli dan Cercospora protensa. Jenis jamur pada Alocasia adalah
Cercospora alocasiae, Cercospora colocasiae, dan Mycosphaerella alocasiae. Jenis jamur pada Anthurium adalah Cercospora anthurii (Mycosphaerella anthuri),
Colletotrichum anthurii, dan Melanconium sp. Jenis jamur pada Caladium bicolor
adalah Sclerotium rolfsii. Jenis jamur pada Colocasia esculenta adalah Aschochyta colocasiae, Cercosporidium sp., Colletotrichum colocasiae, Cladosporium colocasiae, Phytopthora citricola, Sclerotium rolfsii, dan Uredo alocasiae (Semangun, 1992).
Gambar 6. Daun talas (Colocasia esculenta) yang terserang jamur (Sumber: Erwin and Olof, 1996)
(14)
Gambar 7. Konidia Phytophtora colocasiae
(Sumber: Erwin and Olof, 1996)
(15)
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012. Daun Araceae
dikumpulkan dari beberapa wilayah di Bandar Lampung dan diamati di Laboratorium
Botani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu koran, mikroskop binokuler,
mikrometer okuler, mikrometer objektif, gelas objek, gelas penutup, jarum pentul,
kamera, amplop untuk menyimpan spesimen yang telah di uji, dan buku catatan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Araceae yang terinfeksi
jamur, laktofenol, gliserin, alkohol, cat kuku, minyak imersi, dan buku identifikasi
(16)
C. Prosedur kerja
1. Pengoleksian daun Araceae
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan metode jelajah.
Pengumpulan daun Araceae yang diduga terinfeksi jamur dilakukan di beberapa
wilayah di Bandar Lampung yaitu di Rajabasa, Gunung Betung, Teluk Betung
Utara, Bukit Kemiling Permai, Panjang, dan Kedaton. Pengumpulan sampel tidak
dilakukan sekaligus, tetapi berulang-ulang karena diselingi dengan pemeriksaan di
laboratorium.
Daun Araceae yang terinfeksi jamur diambil dan dimasukkan ke dalam lipatan
koran. Setiap tumbuhan inang yang berbeda populasi atau daerah asalnya
dipisahkan, dan didalamnya diselipkan label yang menunjukkan lokasi dan nama
tumbuhan inang (Hawksworth, 1974). Di lapangan dilakukan pencatatan meliputi
nomor urut pengambilan daun, nama tumbuhan inang, tanggal, lokasi, dan gejala
serangan.
2. Pengawetan Daun Araceae
Daun Araceae yang tidak diamati pada hari itu dikeringkan secara alami. Selama
proses pengeringan, daun Araceae diperiksa dan koran diganti supaya daun Araceae
cepat kering dan timbulnya jamur saprofit dapat dicegah.
(17)
Pemeriksaan mikroskopis organ-organ jamur menggunakan mikroskop dilakukan
dengan membuat siapan mikroskop. Preparat dibuat dengan mencungkil sedikit
koloni jamur pada daun dengan menggunakan jarum pentul atau pinset runcing, lalu
koloni jamur dipindahkan pada gelas objek yang telah diberi sedikit laktofenol dan
gliserin, kemudian diamati di bawah mikroskop. Jika organ jamur yang diinginkan
sudah diperoleh, gelas objek dilewatkan di atas api lampu spritus tetapi dijaga agar
tidak mendidih dan ditutup dengan gelas penutup. Agar preparat bersifat cukup
permanen, pinggiran gelas penutup dipoles dengan cat kuku. Di bawah mikroskop
dilakukan pengamatan bentuk, warna, ukuran konidia, dan keadaan permukaan
organ jamur.
Organ jamur yang diperoleh pada pengamatan mikroskopis diukur panjang dan
lebarnya, serta di ambil fotonya. Kemudian dilakukan identifikasi dengan
menggunakan buku identifikasi dari Barnett and Hunter (1988), Booth (1971),
(18)
1
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada daun Araceae
ditemukan 23 jenis jamur yang termasuk kelas khusus Deuteromycetes yang
terdiri dari 21 jamur termasuk Hypomycetes yaitu Alternaria 1 jenis,
Beltrania 1 jenis, Cercospora 1 jenis, Cladosporium 2 jenis, Corynespora 1 jenis, Curvularia 5 jenis, Drechslera 5 jenis, Fusarium 1 jenis, Periconia 1 jenis, Pithomyces 2 jenis, dan Sporidesmium 1 jenis, dan 2 jamur lainnya termasuk Coelomycetes yaitu Ascochyta 1 jenisdan Lasiodiplodia 1 jenis.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis-jenis jamur
yang terdapat pada daun Araceae yang belum diamati supaya mempermudah
(19)
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG
Oleh Devi Eka Lestari
ABSTRAK
Araceae merupakan salah satu suku tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman hias, obat, dan bahan pangan. Berdasarkan pengamatan di lapangan banyak daun Araceae yang terserang bercak yang disebabkan oleh jamur. Jamur yang bersifat parasit pada tumbuhan biasanya akan menyerap nutrisi dari
inangnya sehingga menyebabkan inangnya layu atau bahkan mati. Jenis-jenis jamur yang menyerang daun Araceae belum banyak diketahui dan di Bandar Lampung belum banyak dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jamur pada daun Araceae.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamn jamur pada daun Araceae di Bandar Lampung sehingga dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2012. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan metode jelajah. Pengumpulan daun Araceae yang diduga terinfeksi jamur dilakukan di beberapa wilayah di Bandar Lampung dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh yaitu 13 marga yang terdiri dari 23 jenis jamur yang termasuk kelas khusus Deuteomycetes, yaitu Alternaria 1 jenis, Beltrania 1 jenis, Cercospora 1 jenis, Cladosporium 2 jenis, Corynespora 1 jenis, Curvularia 5 jenis, Drechslera 5 jenis, Fusarium 1 jenis, Periconia 1 jenis, Pithomyces 2 jenis, Sporidesmium 1 jenis, Ascochyta 1 jenis, dan Lasiodiplodia 1 jenis. Jamur-jamur tersebut terdapat pada daun Araceae jenis Aglaonema nitidum,
Aglaonema sp., Alocasia sp., Caladium sp., Colocasia esculenta, Colocasia gigantea, Dieffenbachia sequine, Epipremnum pinnatum, Homalomena occulata, Monstera sp., Philodendron bipinnatifidium, Philodendron erubescens,
Schismatoglottis sp., Syngonium podophillum, Xanthosoma robustum, dan
Zamioculcas zamifolia. Pada penelitian ini jamur yang paling banyak ditemukan adalah marga Curvularia dan Drechslera yaitu masing-masing sebanyak 5 jenis. Kata kunci : Araceae, Daun, dan Jamur
(20)
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
DEVI EKA LESTARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(21)
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh Devi Eka Lestari
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
(22)
Kupersembahkan karya kecilku ini :
Kepada orang tua ku tercinta untuk kasih sayang
dan berjuta pengorbanan yang tak mungkin
terbalaskan
Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan
senyuman semangat dan dukungan terbaik
Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing dan
membantuku selama ini
Sahabat-sahabat terbaikku yang telah
menemaniku dikala suka dan duka
Semua orang-orang yang telah memberikan
semangat dan motivasi
(23)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Keanekaragaman Jenis Jamur pada Daun Araceae di Bandar Lampung
Nama : Devi Eka Lestari
NPM : 0817021004
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Waktu Penelitian : Bulan Juni – Agustus 2012 Lokasi Penelitian : Laboratorium Botani
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Yulianty, M.Si Dra. Elyzarti, M.Sc. NIP. 196507131991032002 NIP. 194909231978122001
Ketua Jurusan Biologi
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. NIP. 196603051991032001
(24)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Yulianty, M. Si. ………...
Sekretaris : Dra. Ellyzarti, M. Sc. ………..
Penguji
Bukan Pembimbing: Dra. Martha Lulus Lande, M.P. ………..
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Suharso, Ph.D NIP 196905031995121001
(25)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wonodadi, Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu pada tanggal 20 Februari 1990, sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara. Penulis mulai menempuh
pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri 1
Wonodadi dan selesai pada tahun 2002, setelah itu
dilanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Gadingrejo
dan diselesaikan pada tahun 2005, dan dilanjutkan ke SMA N 1 Gadingrejo dan
diselesaikan pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung dengan jalur PKAB.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Organisasi Himpunan
Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Keilmuan
dan ROIS FMIPA sebagai anggota Bidang Kajian pada tahun 2009, kemudian
menjadi Sekretaris Bidang Kajian pada periode 2010. Pada tahun 2001 penulis
melakukan Kerja Praktek di di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu
Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Lampung. Penulis juga pernah menjadi
asisten praktikum untuk mata kuliah Biologi Umum, Struktur Perkembangan
(26)
ii
SANWACANA
Assalamualaikum Wr, Wb
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA
DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG” .
Dalam menyelesaikan skripsi ini,tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Suharso, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Ibu Dra. Yulianty, M.Si., selaku Pembimbing Satu yang telah
membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan ide, kritik, saran,
arahan dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh kesabaran selama
penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ellyzarti, M.Sc., selaku Pembimbing Dua yang telah memberikan
bimbingan , arahan serta nasihatnya selama proses penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Martha Lulus Lande M.P., Selaku pembahas yang telah banyak
(27)
iii
arahan dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh kesabaran selama
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Tugiyono Ph. D., selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingannya kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan
Biologi.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung , atas ilmu, bimbingan serta bantuan kepada penulis.
8. Seluruh staff dan laboran di jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung
atas bantuannya selama ini.
9. Orang tuaku tercinta dan tersayang, yang tidak ada hentinya mencurahkan
kasih sayang, doa, dan semangat kepada penulis.
10. Adik-adikku Desi dan Farhan tercinta yang selalu memberikan dorongan
semangat kepada penulis.
11. Sahabat ku tersayang, Melinda, Vimey, Bety, Rury atas kebersamaan,
perhatian, dan semangat kepada penulis.
12. Teman-temanku tercinta angkatan 2008, Sari, Dewi, Irke, Santi, Dina,
Uthe, Okta, Reni, Wiwid, Nephi serta teman-teman yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kebersamaan, saran,
kritikan, dan canda tawa kepada penulis.
13. Adik-adik tingkat angkatan 2009, 2010, 2011, 2012 serta kakak tingkat
2007, 2006, 2005 di Biologi terima kasih atas segala kebersamaan dan
(28)
iv
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan smoga Allah SWT memberikan keluasan ilmu dan
balasan pahala yang terbaik bagi semua pihak yang telah membantu penulis
selama ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, 27 November 2012
Penulis
(1)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Keanekaragaman Jenis Jamur pada Daun Araceae di Bandar Lampung
Nama : Devi Eka Lestari
NPM : 0817021004
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Waktu Penelitian : Bulan Juni – Agustus 2012
Lokasi Penelitian : Laboratorium Botani
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Yulianty, M.Si Dra. Elyzarti, M.Sc. NIP. 196507131991032002 NIP. 194909231978122001
Ketua Jurusan Biologi
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. NIP. 196603051991032001
(2)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Yulianty, M. Si. ………...
Sekretaris : Dra. Ellyzarti, M. Sc. ………..
Penguji
Bukan Pembimbing: Dra. Martha Lulus Lande, M.P. ………..
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Suharso, Ph.D NIP 196905031995121001
(3)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wonodadi, Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 20 Februari 1990, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis mulai menempuh pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri 1
Wonodadi dan selesai pada tahun 2002, setelah itu dilanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Gadingrejo dan diselesaikan pada tahun 2005, dan dilanjutkan ke SMA N 1 Gadingrejo dan diselesaikan pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dengan jalur PKAB.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Organisasi Himpunan
Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Keilmuan dan ROIS FMIPA sebagai anggota Bidang Kajian pada tahun 2009, kemudian menjadi Sekretaris Bidang Kajian pada periode 2010. Pada tahun 2001 penulis melakukan Kerja Praktek di di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Lampung. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Biologi Umum, Struktur Perkembangan Tumbuhan 1, Taksonomi Tumbuhan 1, Sains Dasar, dan Genetika.
(4)
ii
SANWACANA
Assalamualaikum Wr, Wb
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PADA
DAUN ARACEAE DI BANDAR LAMPUNG” .
Dalam menyelesaikan skripsi ini,tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Suharso, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Ibu Dra. Yulianty, M.Si., selaku Pembimbing Satu yang telah membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan ide, kritik, saran, arahan dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ellyzarti, M.Sc., selaku Pembimbing Dua yang telah memberikan bimbingan , arahan serta nasihatnya selama proses penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Martha Lulus Lande M.P., Selaku pembahas yang telah banyak
(5)
iii
arahan dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi ini.
6. Bapak Tugiyono Ph. D., selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingannya kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung , atas ilmu, bimbingan serta bantuan kepada penulis. 8. Seluruh staff dan laboran di jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung
atas bantuannya selama ini.
9. Orang tuaku tercinta dan tersayang, yang tidak ada hentinya mencurahkan kasih sayang, doa, dan semangat kepada penulis.
10. Adik-adikku Desi dan Farhan tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis.
11. Sahabat ku tersayang, Melinda, Vimey, Bety, Rury atas kebersamaan, perhatian, dan semangat kepada penulis.
12. Teman-temanku tercinta angkatan 2008, Sari, Dewi, Irke, Santi, Dina, Uthe, Okta, Reni, Wiwid, Nephi serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kebersamaan, saran, kritikan, dan canda tawa kepada penulis.
13. Adik-adik tingkat angkatan 2009, 2010, 2011, 2012 serta kakak tingkat 2007, 2006, 2005 di Biologi terima kasih atas segala kebersamaan dan motivasinya.
(6)
iv
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan smoga Allah SWT memberikan keluasan ilmu dan balasan pahala yang terbaik bagi semua pihak yang telah membantu penulis selama ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, 27 November 2012 Penulis