TWISTS TURNS Reminiscing Nature

BAB V TWISTS TURNS

Pendapat dan tanggapan terhadap desain sering kali, menurut perancang, sangat berpengaruh terhadap rancangan yang dibuat. Tanggapan yang muncul pun dirasa cukup, bahkan sangat membantu dalam menyempurnakan atau paling tidak memperbaiki desain atau rancangan yang dibuat. Melalui pendapat pula rancangan yang dibuat akan semakin baik dan mengarah pada rancangan yang lebih bisa diterima tidak semata-mata memenuhi keinginan perancang. Gambar 5.1 - Groundplan. 55 56 Dalam proses perancangan yang terjadi, beberapa hal yang menjadi tanggapan terhadap rancangan yang dibuat adalah terutama pada masalah yang cukup mendasar, mengenai alasan pengadaan sebuah rancangan. Perancang diminta untuk lebih analitis dalam proses perancangan awal, mengingat permasalahan yang terjadi pada mengapa dibuat unsur air dalam hal ini sungai buatan yang masuk Gambar 5.1, bahkan dikatakan merusak spirit of place yang ada pada tapak Istana Maimun. Selain itu, analisis terhadap sejarah tapak juga diminta untuk lebih ditekankan sesuai dengan tema yang diangkat perancang, yaitu untuk mengingat, dan melalui kata mengingat itu, hal-hal yang orisinil-lah yang diharapkan untuk mampu diingat. Gambar 5.2 - Jalan setapak dengan panel informasi. Dalam menanggapi pendapat tersebut, perancang kembali merujuk pada alasan pengadaan unsur air yang masuk ke dalam tapak Istana Maimun, yaitu untuk menghubungkan atau memberi unsur yang dapat dirasakan pada bagian belakang istana menjadi lebih tegas. Melalui pengadaan unsur sungai buatan tersebut pula, diharapkan untuk bahkan lebih memperkuat spirit of place, yaitu melalui jalan setapak yang bisa dilalui oleh pengujung Gambar 5.2, dan terarah pada sungai yang menjadi unsur pokok tapak tersebut. Selain itu, direncanakan juga ketika pengunjung melalui jalan tersebut, terdapat titik-titik yang disisipkan panel-panel berupa sejarah-sejarah tapak yang 57 mengedukasi pengunjung serta memperkuat ingatan pengunjung terhadap tempat yang mereka kunjungi. Selain itu, oleh karena pengadaan sungai buatan yang mencapai tapak bagian depan Istana Maimun, ditakutkan dapat merusak esensi sakral yang dimiliki tapak - namun sebaliknya perancang merasa unsur tersebut bahkan memperkuat keberadaan Istana Maimun karena terjadi penambahan dimensi melalui refleksi yang terbentuk oleh air, dan serta-merta tidak merusak gambaran geometris istana karena sungai yang tidak memiliki gubahan massa secara vertikal ke atas Gambar 5.3. Gambar 5.3 - Fitur air di depan istana. Perihal lain yang menjadi masukan serta perbaikan adalah peletakan dan posisi Meriam Puntung yang dirancang untuk dipindahkan kebagian belakang Istana Maimun. Oleh karena sejarah yang kuat dan peran meriam yang memang seharusnya berfungsi sebagai pelindung posisi depan sebuah kerajaan, maka posisi Istana Maimun tetap berada di bagian depan bangunan untuk menghormati fungsi serta sejarah dari Meriam Puntung itu sendiri. Pengadaan unsur air kedua yang terdapat di bagian belakang tetap berdasar pada unsur geometris Istana Maimun, sehingga tercipta kesan simetris yang serupa. Untuk generator kegiatan, maka dirasa butuh diletakkan sesuatu yang cukup menarik untuk dinikmati ataupun dilihat, dan kereta kerajaan yang saat ini terletak di depan Istana dirasa 58 cukup cocok sebagai unsur yang diletakkan pada bagian belakang Istana Maimun, yang juga berfungsi sebagai tempat peletakan kereta kerajaan bila tidak difungsikan - yang mana bisa langsung digerakkan ke depan istana dengan mudah bila dibutuhkan untuk acara kesultanan Gambar 5.4. Gambar 5.4 - Kereta Sultan dan lokasi penempatan baru. Gambar 5.5 - Pengembangan daerah muka sungai. Sebagaimana telah disebutkan mengenai pengembangan wilayah muka sungai, maka tapak yang terletak di sisi kiri maupun kanan Istana Maimun, serta tapak yang berada di sebrang Istana akan dijadikan sebagai daerah publik yang mana pengunjung mampu menikmati dengan maksimal suasana sungai yang ada Gambar 5.5. Rancangan muka sungai yang sudah ada dalam perencanaan perancang adalah adanya bagian tapak yang menurun ke arah sungai, unsur sungai buatan yang mengarahkan pengunjung dari sisi Istana Maimun sampai ke sungai, restoran atau foodcourt yang menghadap sungai, 59 gubahan massa bangunan yang berorientasi terhadap keberadaan sungai, serta piazza yang terdapat di belakang istana yang memiliki pemandangan luas terhadap area muka sungai. Pengembangan lebih lanjut juga akan dibuat sehingga tapak-tapak yang saling bersebelahan mampu dihubungkan - dan dalam hal ini dihubungkan oleh jalur pejalan kaki yang memanjang sepanjang sungai, sebuah unsur yang perancang rasa sangat menegaskan keberadaan sungai dan menciptakan daerah muka sungai yang lebih baik. Oleh karena itu, tapak Istana Maimun juga akan diberi unsur pejalan kaki yang menghubungkan tapak ini dengan tapak di sebelahnya Gambar 5.6. Gambar 5.6 - Garis merah menunjukkan jalur pejalan kaki. Permasalahan mendasar juga muncul mengenai bagaimana menghubungkan unit perumahan dengan bangunan Istana Maimun, terkhusus bagi keluarga Sultan. Hal ini berdasar pada kondisi riil dimana masih terdapat beberapa keluarga yang saat ini memiliki tempat tinggal yang terdapat pada lantai dasar istana. Hal yang menjadi perdebatan adalah keberadaan mereka yang belum tentu sangat terikat pada istana, dan untuk permukiman keluarga Sultan yang terletak di belakang istana, setelah dilakukan survey, ternyata tidak memiliki hubungan fungsional terhadap istana itu sendiri, dengan 60 kata lain, penghubung langsung unit perumahan dengan Istana Maimun dirasa tidak primer dan hanya berfungsi bagi keluarga inti Sultan. Untuk perencanaan yang sudah dibuat oleh perancang, sebenarnya terdapat jalur dari apartemen ke istana yang sudah cukup dekat, yaitu melalui pintu masuk apartemen sekunder yang mengarah pada piazza yang terletak dibelakang Istana Maimun, sehingga jalur yang ditempuh adalah dari sisi apartemen ke bagian belakang bangunan istana Gambar 5.7. Gambar 5.7 - Akses dari apartemen ke istana. Dalam pengolahan fasad, masih terdapat beberapa kekurangan, terkhusus pada bangunan apartemen. Kekurangan terdapat pada cara pengolahan fasad pada bagian yang datar Gambar 5.8 yang dirasa cukup buruk karena pengolahan fasad dirasa langsung terputus dan tidak memiliki hubungan dengan pengolahan fasad bagian lain. Yang terakhir adalah peletakan unsur pemisah vertikal antar unit apartemen yang juga sudah disebutkan sebelumnya - yang berpotensi menjadi pengolahan yang cukup menarik Gambar 5.9. 61 Gambar 5.8 - Fasad apartemen dengan sisi datar yang memberi kesan terpotong. Gambar 5.9 - Perkembangan fasad apartemen. Untuk pengolahan Istana Maimun sendiri, bila memungkinkan, maka hendak direncanakan posisi-posisi ataupun penzonaan interior bangunan istana, terkhususnya adalah pembagian zona publik serta zona privat yang diperuntukkan bagi kepentingan Sultan kedepannya.Pembagian zona publik yang sudah direncanakan kemungkinan besar adalah pengadaan museum dan galeri pada lantai dasar bangunan istana serta restoran yang menyediakan fine-dining pada lantai keduanya. Untuk zona privat, ruang-ruang seperti ruang kerja, ruang istirahat, ruang pengadaan prosesi adat dalam ruangan, serta ruang servis seperti dapur dan stok barang untuk kepertingan kesultanan akan diletakkan pada salah satu sayap bangunan yang akan dibuat menyatu dan menyeluruh dari lantai 62 pertama serta kedua Gambar 5.10. Posisi sayap bangunan tentunya yang menjadi pertimbangan adalah sayap bangunan yang paling dekat dengan bangunan apartemen, sehingga akses keluarga inti Sultan juga akan terasa lebih mudah. Gambar 5.10 - Pembagian zona dalam istana. Hal lain yang diperoleh perancang yang cukup penting pula adalah mengenai cara presentasi yang begitu mempengaruhi persepsi yang diperoleh orang lain, terutama klien, terhadap rancangan yang dibuat. Presentasi yang baik disertai dengan perancangan yang baik pula akan benar-benar memuaskan klien serta memberi pemahaman yang maksimal terhadap klien, dan sebaliknya, presentasi yang buruk, tidak mempedulikan baik atau buruknya rancangan, akan membuat persepsi perancang serta klien mungkin berbeda dan tidak memperoleh satu titik temu. Pengembangan sebuah perancangan sering kali menjadi sebuah momok bagi perancang, mengingat bagaimana besarnya kemungkinan terjadi kesalahan yang fatal mengenai peletakan-peletakan unsur perancangan yang berhubungan dengan utilitas, 63 mekanikal, maupun elektrikal. Sering kali, meskipun kesalahan tersebut tidak fatal, yang terjadi adalah tetap adanya perubahan yang banyak dan terkadang menjadikan perancang harus memperbaiki cukup banyak materi perancangan. Namun, satu hal yang perancang sadari adalah ketika terjadi proses perbaikan, maka perancangan yang dibuat tentunya akan semakin baik atau bisa dikatakan selangkah lebih maju, dan memang terbukti bahwa melalui perbaikan kesalahanlah, perancang semakin mengerti dan mampu menjadikan perbaikan ini sebagai pelajaran dan pengingat yang manjur untuk di kemudian hari. Pengembangan utilitas, mekanikal, dan elektrikal juga akan sangat bermanfaat serta berguna agar perancang tahu apakah bangunan ini sudah layak atau paling tidak memungkinkan untuk ditinggali atau dihuni dengan tingkat kenyamanan yang standar. Hal ini tentunya melibatkan perancangan skema utilitas, mekanikal, dan elektrikal yang mengacu pada sebuah standar yang pada umumnya digunakan dalam proses perancangan sebuah bangunan. Melalui acuan pada standar inilah, kelayakan sebuah bangunan untuk dihuni padat diketahui, meskipun pengembangan lebih lanjut dan detail akan kemudian dilaksanakan oleh ahli utilitas, mekanikal, maupun elektrikal yang mungkin akan kembali memberikan perubahan-perubahan dalam perancangan yang dibuat. Beranjak dari pengertian mendasar perancang serta ketakutan yang disebut diatas, pada akhirnya, perancang menemui bahwa ketakutan atau momok tersebut benar terjadi pada perancangan mendasar yang perancang selesaikan, salah satu kesalahan yang perancang rasa cukup fatal adalah mengenai peletakan shaft pada bangunan apartemen. Meskipun peletakan shaft pada bangunan hotel sudah mumpuni, perancang bingung dan cukup heran, bagaimana perancang bisa berakhir pada kesalahan yang seharusnya sudah dihindari pada awalnya. Kesalahan peletakan shaft yang hendak diletakkan di posisi 64 dinding pemisah tersebut berujung pada shaft utilitas yang bertubrukan dengan balok- balok utama bangunan apartemen Gambar 5.11. Gambar 5.11 - Perubahan posisi dinding dan shaft. Kesalahan peletakan shaft tersebut, berujung pula pada perbaikan layout unit apartemen tipikal di setiap lantainya. Perbaikan ini, untungnya, tidak begitu memakan waktu, meskipun, terjadi beberapa revisi sampai akhirnya memperoleh perbaikan yang final. Hal yang menarik, ditemui oleh perancang adalah bagaimana perubahan yang terjadi pada layout unit apartemen tersebut Gambar 5.12 menimbulkan kualitas ruang yang dirasa lebih baik dari sebelumnya. Gambar 5.12 - Perubahan layout kamar apartemen. 65 Peletakan shaft kemudian berkembang dan dibuat dengan orientasi shaft dari lantai tipikal kedua bangunan tersebut, yang kemudian dilanjutkan sampai pada bagian terbawah. Perancang menemui pada beberapa titik bahwa shaft khususnya shaft yang menampung pipa untuk air bersih, air panas, air kotor, serta shaft septic tank membutuhkan pengalihan sehingga tidak menimbulkan adanya ruang yang tiba-tiba memiliki shaft di tengah ruang tersebut yang tentunya merusak estetika dan menghalangi adanya fungsi ruang yang berjalan pada ruang tersebut. Pengalihan tersebut tentunya dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk materi dalam pipa atau saluran tersebut dapat mengalir dengan baik. Untuk alur utilitas atau sanitasi, perancang meletakkan tangki air pada bagian basement yang menampung pasokan air utama, yang kemudian dipompa ke bagian paling atas bangunan dan akhirnya didistribusikan sebagai pasokan air di setiap ruang yang membutuhkan. Pada pendistribusian air tersebut, terdapat boiler pada lantai paling atas untuk memenuhi kebutuhan air panas pada bagian atau ruang-ruang tertentu bangunan, khususnya untuk unit kamar pada bangunan hotel Gambar 5.13. Untuk air kotor akan dialiri ke pengolahan limbah yang kemudian dialiri ke riul kota. 66 Gambar 5.13 - Sistem utilitas bangunan hotel dan apartemen. Kesalahan lain yang dibuat oleh perancang adalah bagaimana perancang membuat tinggi bangunan yang sudah pas dengan tinggi maksimal yang diizinkan, tanpa memikirkan mengenai peletakan rumah lift, tangki air, cooling tower, dan lainnya yang tentunya juga menambah tinggi bangunan secara keseluruhan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya pengurangan tinggi lantai bangunan tertentu, khususnya pada lantai podium yang masih bisa dikurangi tingginya Gambar 5.14 dan 5.15. Untuk bangunan hotel, pengurangan tinggi lantai juga terjadi pada setiap lantai tipikal sehingga setelah penambahan lantai bagian atap bangunan, ketinggian maksimal bangunan yang diizinkan tidak terlampaui. 67 Gambar 5.14 - Penambahan lantai utilitas bangunan hotel. Gambar 5.15 - Penambahan lantai utilitas bangunan apartemen. Proses perbaikan ini juga ternyata membuahkan perancangan yang memberi efek yang positif pula. Perancang tinggal di negara tropis dan sangat merasakan perbedaan temperatur yang terjadi antara lantai teratas bangunan dengan lantai dibawahnya, terkhusus pada bangunan yang menggunakan dak beton sebagai penutup bangunan teratas. Dirasakan bahwa lantai teratas yang dapat dihuni hanya dibatasi oleh dak beton sebagai pelindung cuaca memiliki temperatur yang secara signifikan lebih tinggi, oleh karena sifat beton yang menyerap panas dengan sangat baik, dan dengan cepat melakukan emisi panas tersebut ke ruang dibawahnya. Hal ini dirasa sangat tidak adil bagi penghuni yang tinggal pada bagian paling atas sebuah bangunan. Meskipun dapat dibantu dengan hadirnya pengkondisian udara, namun 68 perancang melihat bahwa dengan penambahan sebuah plat lantai atau dak beton tambahan pada lantai rooftop, pengkondisian udara dapat lebih minimal dan penghuni pada bagian paling atas bangunan juga tidak serta merta langsung merasakan panas yang diserap oleh dak beton teratas bangunan - yang tentunya memberikan kenyamanan termal yang lebih baik. Untuk masalah pengkondisian udara, perancang telah mempersiapkan ruang yang dianggap sudah cukup untuk distribusi secara vertikal ruang AHU pada bangunan hotel, maupun pada salah satu menara apartemen. Untuk bangunan apartemen, setiap unit akan diproyeksikan untuk menggunakan pengkondisian udara dengan sistem split, sehingga penghuni dapat dengan mudah serta fleksibel, mengatur seberapa banyak pengkondisian udara yang dibutuhkan. Untuk koridor menara apartemen, salah satunya akan menggunakan pengkondisian udara, dan yang satunya lagi memanfaatkan pergerakan udara secara alami, dengan adanya lubang-lubang vertikal yang dibuat sehingga udara dapat mengalir dengan baik dan memberi kenyamana termal yang cukup pada koridor salah satu menara apartemen. Selain utilitas dan pengkondisian udara, sistem elektrikal juga menjadi pertimbangan, terdapat paling tidak dua shaft yang melayani distribusi listrik secara vertikal Gambar 5.16. Arus listrik direncanakan untuk dibuat melalui mesin generator, bukan hanya melalui PLN mengingat kebutuhan daya listrik yang cukup besar sesuai dengan hitungan yang telah dibuat pada programming sebelumnya, selain mesin generator utama, juga disediakan mesin generator cadangan guna mengantisipasi bila terjadi permasalahan pada mesin generator utama. 69 Gambar 5.16 - Sistem distribusi elektrikal bangunan hotel dan apartemen. Untuk keselamatan terhadap bencana seperti kebakaran maupun gempa bumi, tangga kebakaran dibuat pada titik yang mampu melayani cakupan jarak maksmimal 20-30 meter sehingga bila terjadi bencana, penghuni ataupun pengguna bangunan dapat dengan segera mengakses tangga darurat Gambar 5.17 dan 5.18. Gambar 5.17 - Jalur evakuasi bangunan apartemen. 70 Gambar 5.18 - Jalur evakuasi bangunan hotel. Pembuatan sistem utilitas, mekanikal maupun elektrikal pada akhirnya, sebagaimana telah disebutkan di atas, menjadi tolak ukur untuk kelayakhunian sebuah bangunan. Dan melalui perancangan sistem tersebut pula, diketahui apakah bangunan yang dirancang mampu melayani penghuni ataupun pengguna bangunan dengan baik atau tidak, dan terakhir, melalui pengetahuan akan dasar sistem-sistem tersebut, perancangan yang dibuat kiranya bisa dipertahankan dan tidak berubah bila disisipkan perancangan sistem bangunan yang lebih detail oleh para ahli sistem tersebut, mengingat banyak bangunan yang dirancang arsitek setelah dimasuki oleh perancangan sistem menjadi berubah dan sering kali tidak sesuai dengan rancangan awal, atau bahkan menjadi tidak layak bangun. Perubahan-perubahan yang tercipta oleh karena kesalahan perancangan yang dibuat sebelumnya, menimbulkan beberapa pertimbangan ulang terutama pada sistem pembalokan struktur bangunan, serta pada pembentukan fasad bangunan. Untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa perubahan-perubahan tersebut menjadikan rancangan masih layak ataupun memungkinkan untuk berdiri kokoh, maka proses perancangan yang dilakukan selanjutnya adalah penentuan pembalokan untuk kedua bangunan. 71 Pembalokan merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam struktur, yang menahan beban lantai dan kegiatan yang terjadi pada bidang lantai tersebut. Pembalokan dirasa cukup menentukan bagi peletakan shaft agar tidak terjadi bentrok antara saluran- saluran yang menerus ke atas dengan balok yang menerus secara horizontal. Untuk pembalokan pada bangunan hotel maupun apartemen, dibagi menjadi beberapa bagian tipikal, yaitu pembalokan tower Gambar 5.19 dan 5.22, pembalokan podium Gambar 5.20 dan 5.23, serta pembalokan pada bagian basement Gambar 5.21 dan 5.24. Pada bagian podium dan basement dapat terlihat adanya beberapa pembagian pembalokan yang dipisahkan oleh beberapa dilatasi. Berikut merupakan gambar-gambar pembalokan tipikal yang bisa ditemui pada kedua bangunan tersebut. Gambar 5.19 - Pembalokan lantai tipikal apartemen. Gambar 5.20 - Pembalokan lantai podium apartemen. Gambar 5.21 - Pembalokan lantai basement apartemen. 72 Gambar 5.22 - Pembalokan lantai tipikal hotel. Gambar 5.23 - Pembalokan lantai podium hotel. Gambar 5.24 - Pembalokan lantai basement hotel. Untuk bagian ballroom pada bangunan hotel, terdapat sistem struktur yang cukup variatif atau bisa dikatakan sedikit berbeda dari struktur bangunan hotel secara menyeluruh. Plat lantai akan ditopang oleh kolom yang cukup besar yang dapat terlihat pada bagian dasar bangunan Gambar 5.25, lalu untuk penutup atau atap ballroom akan ditopang oleh struktur kantilever yang merupakan struktur balok kantilever dari beberapa kolom yang merupakan kolom penopang salah satu sisi bagian podium serta tower. Pada bagian ballroom atau exhibition hall, yang digunakan sebagai penutup atau pelapis bagian 73 bangunan tersebut adalah kaca double-glazed serta ditambah oleh shading yang berupa wiremesh yang memiliki bentuk lingkaran. Bentukan wiremesh yang digunakan adalah bentukan yang mengalir - sama dengan konsep utama, serta menggunakan pola lingkaran yang merupakan pengulangan pola skylight atau canopy pada bangunan hotel Gambar 5.26. Gambar 5.25 - Pembalokan beserta kolom merah pada bagian ballroom hotel. Gambar 5.26 - Wiremesh pada fasad hotel. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penutup bangunan merupakan ekstensi lantai yang memiliki kolom serta balok yang difungsikan sebagai lantai rooftop yang memiliki penutup pula. Hal ini memungkinkan adanya penghambatan perambatan panas yang berlebihan yang langsung mengenai penghuni yang berada di bagian paling 74 atas bangunan hotel maupun apartemen. Penutup bagian atas bangunan tetap menggunakan plat lantai cor untuk memaksimalkan perlindungan terhadap cuaca panas, sedangkan penutup sisi bangunan akan menggunakan bahan alucobond aluminium komposit yang sangat mudah dibentuk serta cukup ringan namun terlihat padat. Alucobond yang digunakan merupakan jenis yang tidak mengkilap sehingga terlihat seperti bahan semen yang digunakan sebagai penutup bangunan pada bangunan apartemen. Aluminium komposit tersebut dipakai untuk menutupi hampir secara keseluruhan sisi paling atas bangunan, namun akan diberi cela pada sisi atas maupun bawah bangunan yang berfungsi sebagai bukaan untuk membiarkan adanya terjadi sirkulasi angin, sehingga mengurangi panas pada bagian bangunan tersebut. Penutup bangunan pada bagian tersebut akan ditopang oleh rangka baja ringan yang mengelilingi sisi luar bangunan. Gambar 5.27 - Potongan prinsip bangunan hotel konsep yang serupa untuk penutup pada bagian sisi lantai rooftop. Penerapan penutup bangunan yang sama, yaitu menggunakan aluminium komposit dengan rangka baja ringan yang dilakukan pada bagian rooftop bangunan, juga diterapkan pada kantilever atau overhang yang terdapat pada bangunan hotel Gambar 5.27. 75 Berfungsi menunjukkan konsep mengalir sifat dari air, overhang juga difungsikan sebagai pelindung dari panas matahari - yang mana overhang tersebut akan menciptakan daerah bayang-bayang, sehingga panas matahari terik, terutama dari sekitar pukul 11 sampai pukul 4, tidak memberi panas dalam ruangan tipikal hotel yang mengurangi kenyamanan termal pengunjung ataupun pengguna. Sistem kantilever juga dibuat pada bangunan apartemen, namun menggunakan penerapan material yang berbeda. Kantilever yang berfungsi sebagai pemberi daerah bayang-bayang guna melindungi dalam bangunan atau ruangan dari hawa panas yang berlebihan, juga berfungsi sebagai balkon pada bangunan apartemen. Oleh karena kantilever tersebut berfungsi sebagai balkon, kantilever harus menggunakan rangka yang lebih kokoh, dan untuk itu, perancang menggunakan rangka beton sehingga kantilever kokoh dan mampu menahan beban yang terjadi karena terdapat aktivitas manusia di bidang kantilever tersebut. Untuk aspek fluiditas atau seperti yang telah disebut di atas, berupa konsep mengalir, pembatas balkon menggunakan cor yang memiliki bekisting atau cetakan yang unik di setiap bagiannya Gambar 5.28. Gambar 5.28 - Potongan prinsip bangunan apartemen. 76 Dari perubahan-perubahan tersebut, maka pada akhirnya pengembangan perancangan kembali terjadi dan pastinya membuat rancangan semakin baik dan semakin layak untuk dibangun. Meskipun demikian, tentunya masih banyak yang mampu atau bisa diperbaiki dan dilengkapi pada tahap yang lebih lanjut, terutama dalam hal-hal yang lebih mendetail yang merupakan bagian yang lebih lanjut dari perancangan secara keseluruhan seperti peletakan titik-titik lampu, stop kontak, sampai pada jenis rumput dan tumbuhan yang digunakan dalam rancangan lansekap proyek. Elaborasi yang lebih lanjut ini tentunya akan membawa rancangan ke tahap yang lebih final dan semakin dimengerti oleh kontraktor atau orang-orang yang terlibat dalam proses pembangunan rancangan.

BAB VI METAMORPHOSIS