PENGARUH SUBTITUSI UREA OLEH AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) KULTIVAR PERKUTUT
ABSTRACT
SUBTITUTING EFFECT OF URE BY AZOLLA GROWTH AND PRODUCTION PLANT
MUNG BEAN (Vigna radiata [L.] R. WILCZ.) CULTIVARS PERKUTUT
By
Eko Abadi Novrimansyah
Mung bean (Vigna radiata [L.] R. WILCZ.) is a food crop and source of vegetable protein that is needed by the community. Mung bean production in Lampung is still very low. The low production of mung bean caused of mung beans grown on dry land with a low fertility, to improve the soil fertility is using by fertilizing, either inorganic or organic fertilizer. Urea is chemical Nitrogen that can be readily available and easily absorbed by the plant, but if Urea is given continously could decreas productivity of the land. Azolla is an organic fertilizer that fixed Nitrogen from the air and are able to release N slowly into the soil, in addition to contributing to release N, Azolla could also improving the physical, chemical, and biological soil. Mechanisme subtitusi Urea by Azolla is necessary to studied, because Azolla could expected to reduce the dosage of Urea application without decreasing mungbean growth and production.
(2)
Eko Abadi Novrimansyah The purpose of this study was to determine the effect of subtitution of Urea by Azolla on growth and production of mung bean cultivars Perkutut. The treatment was design by randomized complete block design (RKTS) with 4 replicates. The treatment is P0 = kontrol; P1 = 100% Azolla + 0% Urea; P2 =
80% Azolla + 20% Urea; P3 = 60% Azolla + 40% Urea; P4 = 40% Azolla +
60% Urea; P5 = 20% Azolla + 80% Urea; P6 = 0% Azolla + 100% Urea.
The result showed that the fertilizer substitution of 20% Azolla + 80% Urea could the increase growth and production of mung bean cultivars Perkutut.
(3)
ABSTRAK
PENGARUH SUBTITUSI UREA OLEH AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
KACANG HIJAU (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) KULTIVAR PERKUTUT
Oleh
Eko Abadi Novrimansyah
Kacang hijau (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Produksi kacang hijau di Lampung masih sangat rendah. Rendahnya produksi kacang hijau disebabkan kacang hijau banyak ditanam di lahan kering dengan tingkat kesuburan yang rendah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah salah satunya dengan pemupukan, baik berupa pupuk anorganik maupun organik. Urea merupakan pupuk anorganik yang
mengandung unsur hara N yang mampu berada dalam bentuk tersedia dengan cepat dan mudah diserap untuk tanaman, namun bila diberikan secara terus menerus akan menurunkan produktivitas tanah. Azolla adalah pupuk organik yang dapat menambat N2 dari udara dan mampu melepaskan N secara lambat
dalam jumlah sedikit kedalam tanah, sehingga dapat meningkatkan jumlah N didalam tanah. Selain berperan menyumbangkan unsur hara N, Azolla juga berperan membantu dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
(4)
Eko Abadi Novrimansyah Penelitian subtitusi Urea oleh Azolla sangat diperlukan, karena diharapkan Azolla mampu mengurangi pemakaian dosis Urea tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian subtitusi Urea oleh Azolla terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau kultivar Perkutut. Rancangan perlakuan disusun dalam rancangan faktor tunggal tidak terstruktur, dan rancangan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan 4 kali ulangan setiap perlakuan. Kesamaan ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Bartlett, dan untuk menguji
kemenambahan model diuji dengan Uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka dilanjutkan analisis ragam dan pemisahan nilai tengah menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Subtitusi
perlakuan yang digunakan yaitu P0 = kontrol; P1 = 100% Azolla + 0% Urea; P2
= 80% Azolla + 20% Urea; P3 = 60% Azolla + 40% Urea; P4 = 40% Azolla +
60% Urea; P5 = 20% Azolla + 80% Urea; P6 = 0% Azolla + 100% Urea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan subtitusi pupuk 20% Azolla + 80% Urea mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut yang tidak berbeda pertumbuhan dan produksinya bila diberi perlakuan 0% Azolla + 100% Urea.
(5)
PENGARUH SUBTITUSI UREA OLEH AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
KACANG HIJAU (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) KULTIVAR PERKUTUT
(Skripsi)
Oleh
EKO ABADI NOVRIMANSYAH
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(6)
PENGARUH SUBTITUSI UREA OLEH AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANAN
KACANG HIJAU (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) KULTIVAR PERKUTUT
Oleh
Eko Abadi Novrimansyah
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN
pada
Program Studi Agroteknologi
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
(7)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Tujuan Penelitian ... 4
1.3Landasan Teori ... 4
1.4Kerangka Pemikiran ... 6
1.5Hipotesis ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Tanaman Kacang Hijau ... 8
2.1.1 Morfologi tanaman kacang hijau ...………. 9
2.1.2 Syarat tumbuh...………. 10
2.2 Pupuk Urea ..………... 11
2.3 Azolla Sp ..……….... 11
III. BAHAN DAN METODE ... 14 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
3.2 Bahan dan Alat ... 14
3.3 Metode Penelitian ... 14
3.4 Pelaksanaan Penelitian... 15
3.4.1 Penyiapan media tanam ... 15
3.4.2 Perbanyakan Azolla... 16
3.4.3 Aplikasi perlakuan...………... 17
3.4.4 Penanaman benih tanaman………..….. 17 Halaman
(8)
iv 3.4.5 Pemeliharaan Tanaman...
3.5 Pengamatan ………..
18 18
3.5.1 Tinggi tanaman………. 18
3.5.2 Jumlah daun……….………. 18
3.5.3 Bobot kering berangkasan………..….. 19
3.5.4 Jumlah polong isi... 19
3.5.5 Bobot biji kacang hijau per tanaman... 19
3.5.6 Bobot 100 butir... 19
3.5.7 Jumlah bintil akar total dan jumlah bintil akar efektif... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 21
4.1 Hasil Penelitian ………... 21
4.1.1 Tinggi tanaman... 4.1.2 Jumlah daun... 4.1.3 Bobot kering berangkasan... 4.1.4 Jumlah polong isi... 4.1.5 Bobot biji kacang hijau per tanaman... 4.1.6 Bobot 100 butir... 4.1.7 Jumlah bintil akar total dan jumlah bintil akar efektif... 4.2 Pembahasan………... 22 22 23 24 24 25 26 31 V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….... 37
5.1 Kesimpulan .………... 37
5.2 Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ...
38 41
(9)
“Memaafkan adalah perbuatan yang sangat mulia, karena manusia tidak luput dari salah dan dosa”
“Ketika kamu merasakan kesusahan hal yang paling baik dilakukan adalah tarik nafas dan
tersenyum” (Prisa Adinda).
“Jangan pernah berfikir untuk mundur walaupun hanya selangkah
(10)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si.
Sekretaris : Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P.
Penguji : Ir. Niar Nurmauli, M.S. Bukan Pembimbing
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001
(11)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua Orangtua dan Keluarga, Pembimbing Akademik, Pembimbing Skripsi dan Almamater penulis.
(12)
Judul Skripsi : Pengaruh Subtitusi Urea oleh Azolla
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata [L.] R. Wilcz.) Kultivar Perkutut
Nama Mahasiswa : Eko Abadi Novrimansyah Nomor Pokok Mahasiswa : 0714011008
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Menyetujui 1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 196305081988112001 NIP 196411181989021002
2. Ketua Program Studi Agroteknologi
Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 196411181989021002
(13)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung, pada 13 November 1989 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. Baron Zakaria, M.M. dan Ibu Dra. Hj. Indati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Rawa Laut pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al – Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2007. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi, jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2007 melalui jalur Penerimaan Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) Perguruan Tinggi Negeri dan pada tahun 2008 diintegrasikan pada Program Studi Agroteknologi.
Dalam hal peningkatan akademik penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan dengan tema “ Pemberdayaan Petani Dalam Rangka Penggunaan Pupuk Organik Untuk Upaya Perbaikan Kesuburan Lahan Dalam Menunjang
Revitalisasi Pertanian Di Provinsi Lampung ” pada tahun 2011. Penulis menyelesaikan masa studi perkuliahan pada tahun 2012.
(14)
14
III. BAHAN DAN METODE
3.1Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April 2012.
3.2Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu benih kacang hijau kultivar Perkutut, polybag, pupuk organik berupa Azolla segar, pupuk anorganik berupa Urea, TSP, dan KCl, serta sampel tanah.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan ohaus, alat tulis, ayakan tanah, oven, cutter, moisture tester, dan alat ukur.
3.3Metode Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis, rancangan perlakuan disusun sebagai rancangan faktor tunggal. Perlakuan diterapkan pada petak percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS). Setiap perlakuan diulang empat kali, kesamaan ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Bartlet, untuk menguji kemenambahan model diuji dengan Uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka dapat dilanjutkan
(15)
15 analisis ragam dan pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut
Tabel 1. Perlakuan subtitusi Urea dan Azolla terhadap pertanaman kacang hijau. Perlakuan Azolla (g) Urea (g)
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 _
20,83 g (100%) 16,66 g (80%) 12,49 g (60%) 8,33 g (40%) 4,16 g (20%) 0 g (0%)
_ 0 g (0%) 0,027 g (20%) 0,055 g (40%) 0,083 g (60%) 0,111 g (80%) 0,138 g (100%) Keterangan : P0 = kontrol; P1 = 100%Azolla + 0%Urea; P2 = 80%Azolla +
20%Urea; P3 = 60%Azolla + 40%Urea; P4 = 40%Azolla +
60%Urea; P5 = 20%Azolla + 80%Urea; P6 = 0%Azolla + 100%Urea.
3.4Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Penyiapan media tanam
Sebelum melakukan penanaman benih kacang hijau untuk penelitian, terlebih dahulu kita menanam benih kacang hijau sebagai sumber inokulum bakteri Rhizobium pada sebuah lahan sampai fase vegetatif maksimum saat keluar bunga pertama untuk diambil tanahnya. Pengambilan tanah dilakukan apabila tanah tersebut seudah terinfeksi bakteri Rhizobium dari kacang hijau yang ditanam, untuk mengetahui tanah tersebut sudah terinfeksi bakteri Rhizobium dapat kita cabut tanaman kacang hijau tersebut dan kita belah bintil akarnya, jika bintil akar berwarna merah muda maka dapat dipastikan bahwa tanah sudah terinfeksi bakteri Rhizobium. Setelah yakin bahwa tanah sudah terinfesi bakteri Rhizobium
(16)
16 dan bintil akar yang efektif kemudian kita tumbuk lalu dicampurkan juga kedalam ember tersebut dan lumuri ke benih kacang hijau yang akan ditanam untuk
penelitian. Contoh tanah yang digunakan selanjutnya adalah tanah yang diambil dari lahan sebelah barat lapangan tenis di Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Tanah diambil dari tiga titik pada kedalaman 0-5 cm secara komposit. Setelah itu tanah diayak dengan menggunakan ayakan 2 mm. Tanah sebanyak 5 kg BKO (Bobot Kering Oven) dimasukkan ke dalam polybag dan dilakukan secara duplo.
3.4.2. Perbanyakan Azolla
Azolla diambil dari sawah di Desa Pekon Kedaloman Kabupaten Tanggamus, kemudian diperbanyak dengan cara Azolla di masukkan kedalam ember besar berisi air kemudian taruh pada tempat yang terkena sinar matahari sampai jumlah Azolla yang dibutuhkan tercukupi.
(17)
17 3.4.3. Aplikasi perlakuan
Tanah ditimbang sebanyak 5 kg BKO kemudian dimasukkan ke dalam polybag dan dibuat duplo. Setiap contoh tanah diaplikasikan pupuk organik dan anorganik dengan dosis sesuai perlakuan masing-masing. Dosis nitrogen yang diberikan berdasarkan kebutuhan kacang hijau. Kebutuhan pupuk N untuk starter adalah 25 ka ha-1. Kandungan nitrogen yang terdapat di dalam Azolla adalah sekitar 0,3%, sehingga untuk perlakuan 100% Azolla dengan dosis 8.333,3 kg ha-1, maka aplikasi Azolla dengan dosis 100% Azolla yaitu 20,83 g polybag-1. Kandungan nitrogen yg terdapat di dalam Urea adalah 45%, sehingga untuk perlakuan 100% Urea yaitu 55,55 kg ha-1, jadi aplikasi Urea dengan dosis 100% adalah 0,138 g polybag-1. Pengaplikasian pupuk Azolla untuk penelitian dilakukan satu minggu sebelum tanam agar unsur N dari pupuk Azolla sudah tersedia untuk tanaman dan pengaplikasian pupuk Urea dilakukan hanya satu kali yaitu saat tanam.
3.4.4. Penanaman benih tanaman
Sebelum ditanam, benih kacang hijau harus diseleksi yang paling baik dan seragam, kemudian benih kacang hijau akan dicelupkan dalam air yang telah dicampur dengan tanah bekas pertanaman sumber inokulum kacang hijau sehingga benih kacang hijau yang akan ditanam telah bersimbiosis dengan
rhizobium yang ada ditanah tersebut, selanjutnya ditanam pada polybag yang telah berisi tanah yang sudah diaplikasikan pupuk, setiap polybag ditanam dua benih kacang hijau. Penanaman dilakukan dengan kedalaman ±3 cm selanjutnya polybag tersebut diletakkan di Laboratorium Lapang terpadu Fakultas Pertanian.
(18)
18 Penyulaman dilakukan maksimal hingga satu minggu setelah penanaman apabila kedua benih tidak tumbuh.
3.4.5. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman kacang hijau meliputi penyiraman teratur untuk
mempertahankan air sampai kapasitas lapang, penyiraman dilakukan setiap pagi hari atau sore hari. Agar tanaman tidak terganggu dengan gulma akan dilakukan penyiangan disekitar pertanaman, sedangkan untuk melindungi dari hama akan dilakukan penyemprotan isectisida.
3.5Pengamatan
3.5.1Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh daun tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman keluar bunga pertama (vegetatif maksimum). Pengukuran dilakukan dalam satuan sentimeter dengan menggunakan alat pengukur panjang.
3.5.2Jumlah daun
Jumlah daun dihitung dari daun yang membuka sempurna yang dilakukan pada tanaman saat keluar bunga pertama (vegetatif maksimum), daun yang membuka belum sempurna tidak dihitung.
(19)
19 3.5.3Bobot kering berangkasan
Saat setelah fase vegetatif maksimum ketika keluar bunga pertama, tanaman kacang hijau pada polybag duplo dipanen, dan tanaman kacang hijau (dari bagian batang bawah dengan semua daunnya tanpa akar) dimasukkan ke dalam kertas kemudian dimasukkan kedalam oven untuk ditimbang bobot keringnya. Berangkasan dikeringkan hingga bobotnya konstan dengan menggunakan oven dengan suhu 800 C. Setelah kering, brangkasan ditimbang dengan timbangan ohaus sensitivitas 0,01 gram. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.
3.5.4 Jumlah polong isi
Pengukuran jumlah polong dihitung dari seluruh jumlah polong yang dihasilkan dan polong yang berisi saja yang dihitung (polong hampa tidak dihitung).
3.5.5 Bobot biji kacang hijau per tanaman
Bobot produksi biji kacang hijau dihitung dari seluruh hasil panen pertanaman setiap perlakuan pada kadar air 12% (kadar air setelah penjemuran 2 hari). Kemudian ditimbang dengan timbangan ohaus sensitivitas 0,01 gram. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.
3.5.6 Bobot 100 butir
Pengamatan dilakukan dengan menghitung biji hingga 100 butir pada kadar air 12% (kadar air setelah penjemuran 2 hari). Pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan benih secara sebar dan dipilih acak yang kemudian diukur
(20)
20 bobotnya dengan timbangan ohaus sensitivitas 0,01 gram. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.
3.5.7 Jumlah bintil akar total dan jumlah bintil akar efektif
Jumlah bintil akar total dihitung dari seluruh jumlah bintil akar yang dihasilkan oleh tanaman, dan jumlah bintil akar efektif dihitung jika bintil akar tersebut bersimbiosis dengan Rhizobium yang dicirikan bintil akar tersebut berwarna merah muda. Perhitungan dilakukan pada tanaman di polybag duplo saat fase vegetatif maksimum ketika keluar bunga pertama.
(21)
38
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, F. 2004. Pemberian Azolla Uutuk Mengurangi Dosis Urea Padi Sawah (Oryza sativa L ) Pada Inseptisol di Silakkidir Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun. (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hal 32.
Aribawa, I.B., Kartini, N.L., dan Kariada I.K. 2003. Tim BPTP Denpasar Bali. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Organik dan Pupuk Urea Terhadap Sifat Tanah dan Hasil Kacang Panjang Di Denpasar Bali.
http://www.docstoc.com. Diakses 18 Oktober 2011.
Arifin. 1996. Budidaya Azolla sp. http://zonaikan.wordpress.com/. Diakses 5 Oktober 2011.
Buckman, H.O. dan N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 788 hal.
Buringh, P. 1983. Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 112. Caray. 2009. Dasar Agronomi Kacang Hijau. http://makalahdanskripsi.
blogspot.com/. Diakses 3 Oktober 2011.
Danarti dan S. Najiati. 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 18.
Deptan. 2007. Budidaya Kacang Hijau. http://sulsel.litbang.deptan.go.id/. Diakses 4 Oktober 2011.
Hakim dkk, 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hal.
Kresnatita, S. 2009. Aplikasi Pupuk Organik dan Nitrogen Pada Jagung Manis. http://images.soemarno.multiplycontent.com. Diakses 23 November 2011. Lingga dan Marsono. 2000. Pupuk Anorganik. http://wahyuaskari.wordpress.
(22)
39 Mapegau, S. 2007. Pengaruh Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kacang Hijau. Penelitian. Universitas Jambi. Jambi. Hal. 38. Muawin, H. 2010. Peranan Pertanian dalam Pembangunan. http://herumuawin.
blogspot.com/. Diakses 4 Oktober 2011.
Mukhlis. 1993. Pengaruh Kompos Kiambang dan Pupuk NPK Berimbang Terhadap Serapan NPK dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Pada Tanah PMK. (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung. Hal 30.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 114.
Palimbani. 2007. Mengenal Pupuk Urea. http:/pusri.wordpress.com/. Diakses 6 Oktober 2010.
Priyatno, R. 2001. Pengaruh Peningkatan Dosis Gandasil D pada Produksi dan Kualitas Benih Kedelai (Glycine L. Merr.) Varietas Slamet. (skripsi). Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 65 hal. Prohati. 2011. Keanekaragaman Tanaman. http://www.proseanet.org/. Diakses
4 Oktober 2011.
Puslittan. 2007. Deskripsi Varietas Perkutut. http://www.puslittan.bogor.net/. Diakses 7 Oktober 2011.
Rochdianto, A. 2008. Manfaat Azolla Sp. http://zonaikan.com. Diakses 28 Juni 2012 .
Septiadi, H. 2011. Pengaruh Kombinasi Azolla dan Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) Kultivar Grobogan. (skripsi). Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Hal 39 – 64.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. Hal 16-158.
Wahyu, A. 2010. Literatur Tanah Ultisol. http://wahyuaskari.wordpress.com/. Diakses 27 Juli 2012.
Wikipedia. 2011. Kacang Hijau. http://id.wikipedia.org/. Diakses 5 Oktober 2011.
Wordpress. 2009. Morfologi Kacang Hijau. http://kaasimipb.wordpress.com/. Diakses 6 Oktober 2011.
(23)
40 Yusnia, F. 2010. Pengaruh Kombinasi Urea Dan Azolla Terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Dan Serapan Nitrogen Pada Tanaman Jagung. (skripsi). Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Hal 32.
(24)
1
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang hijau masih kurang, terutama di Provinsi Lampung. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah berkisar 8,91 Ku/ Ha, sedangkan kebutuhan terhadap kacang hijau masih sangat tinggi (Departemen Pertanian, 2007).
Kacang hijau (Vigna radiata L.) di Indonesia merupakan tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Biji kacang hijau digunakan sebagai bahan baku industri, makanan manusia, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia, penggunaan kacang hijau juga untuk pembuatan minuman dan makanan tradisional, antara lain bubur, susu, tauge, dan macam-macam kue tradisional.
Tanaman kacang hijau banyak ditanam di lahan kering yang didominasi oleh jenis tanah Ultisols termasuk di Provinsi Lampung. Menurut Buckman dan Brady (1982), tanah Ultisols merupakan jenis tanah yang kurang subur, tetapi tanah Ultisols masih dapat menanggapi baik jika pengelolaan yang diterapkan tepat. Tanah Ultisols memiliki kemasaman kurang dari 5,5, dan kandungan hara yang
(25)
2 rendah, oleh sebab itu untuk meningkatkan produktivitas Ultisols, dapat dilakukan melalui pemberian kapur, pemupukan, penambahan bahan organik, pembuatan terasering, drainase dan, pengolahan tanah yang seminim mungkin (Hakim dkk., 1986)
Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan - bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Pemupukan bisa diberikan berupa pupuk anorganik ataupun organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik pupuk dengan
mencampurkan bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Pupuk anorganik memiliki banyak keuntungan seperti, pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya takaran haranya pas, unsur hara di dalamnya lebih cepat tersedia bagi tanaman, mudah diangkut karena jumlahnya relatif dan biaya angkut pupuk anorganik jauh lebih murah dibanding pupuk organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Salah satu bentuk pupuk anorganik yang banyak digunakan adalah Urea
(CO(NH2)2). Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan
kedua zat ini menghasilkan pupuk Urea dengan kandungan N sebanyak 45%. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara. Oleh karena itu Urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Palimbani, 2007).
Selain kelebihan tersebut, pupuk anorganik pun ada kekurangannya antara lain pupuk anorganik hanya mengandung unsur hara makro, sangat sedikit ataupun
(26)
3 hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Selain itu, pemakaian pupuk
anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi juga mengandung hara mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman (Sutanto, 2002).
Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik harus digunakan sebagai pupuk tambahan yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik. Diharapkan dengan pemberian kombinasi pupuk anorganik dan organik dapat meningkatkan unsur hara di dalam tanah secara cepat tanpa
mengurangi kesuburan tanah itu sendiri (Sutanto, 2002).
Salah satu contoh pupuk hijau adalah Azolla. Azolla merupakan jenis tanaman pakuan air yang hidup di lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas. Seperti halnya tanaman leguminoae, Azolla menambat N2 udara
karena berasosiasi dengan sianobakteri (Annabaena azollae) yang hidup di dalam rongga daunnya (Sutanto, 2002). Sehingga kandungan N Azolla dapat digunakan sebagai pengganti nitrogen yang diberikan dari pupuk anorganik (Urea).
Pupuk anorganik (Urea) memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang cukup untuk tanaman, namun bila diberikan secara terus menerus pupuk Urea akan mengurangi produktivitas tanah. Pupuk organik dapat digunakan sebagai pupuk tambahan yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik untuk mendapatkan
(27)
4 hasil yang optimal (Sutanto, 2002). Pemberian pupuk organik (Azolla) belum menjamin kecukupan unsur hara essensial makro bagi tanaman, tetapi dapat memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan akar (Hairiah dkk., 2000) dalam (Kresnatita, 2009). Penelitian tentang pemberian kombinasi pupuk
anorganik (Urea) dengan organik (Azolla) sangat diperlukan, dengan maksud mengurangi pemakaian dosis Urea tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kacang hijau kultivar Perkutut merupakan kultivar yang belum lama dilepas, sehingga perlu dilakukan pengujian pada kultivar tersebut.
Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan yaitu, bagaimana pengaruh pemberian kombinasi pupuk Urea dan Azolla pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut?
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk Urea dan Azolla pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut.
1.3 Landasan Teori
Tanaman kacang hijau membutuhkan pupuk N sebagai starter untuk
pertumbuhannya. Kebutuhan pupuk N sebagai starter tanaman kacang hijau adalah 10-25 Kg/Ha (Wordpress, 2009). Unsur hara N di dalam jaringan tanaman berperan sebagai bagian dari pembentuk asam amino, protein, asam nukleat,
(28)
5 koenzim, klorofil, dan lain sebagainya. Unsur hara N berfungsi dalam
meningkatkan jumlah klorofil, sehingga apabila N tersedia dalam jumlah cukup, maka akan meningkatkan laju fotosintesis dan pada akhirnya fotosintat yang terbentuk akan banyak, sehingga laju pembentukan polong akan semakin banyak dan ukuran biji polong akan semakin besar (Kresnatita, 2009) dalam (Septiadi, 2010).
Kekurangan Nitrogen dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman, seperti tanaman kerdil, jumlah daun sedikit, dan klorosis pada daun, bahkan dapat mengakibatkan tanaman mati (Wordpress, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Mapegau (2007), pemberian pupuk N mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Unsur hara Nitrogen dapat diperoleh dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah. Pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah dan lambat tersedia bagi tanaman, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan oleh pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2002).
Azolla adalah tanaman air yang dapat memfiksasi N dari udara, sehingga penggunaan Azolla dapat menjadi pupuk organik terbarukan menggantikan kebutuhan N bagi tanaman yang biasanya diberikan melalui pupuk anorganik seperti Urea (Sutanto, 2002). Azolla kering mengandung unsur N sebesar 3–5%,
(29)
6 P sebesar 0,5–0,9%, dan K sebesar 2–4,5% (Rochdianto, 2008). Berdasarkan penelitian Septiadi (2011), kandungan N Azolla basah adalah 0,3%.
Pupuk anorganik memiliki kekurangan antara lain pupuk anorganik hanya
mengandung unsur hara makro, sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro, selain itu pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi pupuk organik seperti pupuk hijau (Lingga dan Marsono, 2000).
Salah satu bentuk pupuk anorganik yang banyak digunakan adalah Urea
(CO(NH2)2). Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan
kedua zat ini menghasilkan pupuk Urea dengan kandungan N sebanyak 45%. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara. Oleh karena itu Urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Palimbani, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian oleh Alfian (2004), pemberian Azolla dapat menyuplai N dan dapat mengurangi pemakaian Urea, tetapi dalam dosis yang cukup banyak dan dalam waktu lama untuk N agar tersedia bagi tanaman.
1.4Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah. Produksi kacang hijau di Provinsi Lampung masih sangat rendah yaitu berkisar 8,91 Ku/ Ha, sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap kacang hijau lebih tinggi dari hasil produksi tersebut. Rendahnya produksi kacang hijau di Provinsi
(30)
7 Lampung dikarenakan tanaman kacang hijau ditanam pada lahan kering yang didominasi oleh jenis tanah Ultisol. Untuk meningkatkan produktivitas tanah Ultisol salah satunya dapat dilakukan pemupukan. Pemupukan tanah Ultisol dapat berupa pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik memiliki jumlah unsur hara essensial mikro yang tinggi dan ramah lingkungan, namun jumlah kandungan unsur hara N, P, dan K rendah serta lambat tersedia bagi tanaman. Pupuk organik salah satu contohnya adalah pupuk hijau Azolla yang mengandung 0,3% N.
Pupuk anorganik mengandung unsur hara essensial makro yang tinggi dan cepat tersedia untuk tanaman, akan tetapi pupuk anorganik sangat sedikit ataupun tidak mengandung unsur hara essensial mikro serta penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah. Salah satu contoh pupuk anorganik adalah Urea yang mengandung 45% N.
Penggunaan pupuk anorganik harus diimbangi oleh pupuk organik. Penelitian tentang pemberian subtitusi pupuk Urea oleh Azolla sangat diperlukan, karena diharapkan Azolla dapat menggantikan peran Urea dalam pemenuhan N untuk tanaman tanpa mengurangi produksi tanaman bila diberi pemupukan Urea 100%.
1.5 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat subtitusi Urea oleh Azolla yang memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut.
(1)
rendah, oleh sebab itu untuk meningkatkan produktivitas Ultisols, dapat dilakukan melalui pemberian kapur, pemupukan, penambahan bahan organik, pembuatan terasering, drainase dan, pengolahan tanah yang seminim mungkin (Hakim dkk., 1986)
Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan - bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Pemupukan bisa diberikan berupa pupuk anorganik ataupun organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik pupuk dengan
mencampurkan bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Pupuk anorganik memiliki banyak keuntungan seperti, pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya takaran haranya pas, unsur hara di dalamnya lebih cepat tersedia bagi tanaman, mudah diangkut karena jumlahnya relatif dan biaya angkut pupuk anorganik jauh lebih murah dibanding pupuk organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Salah satu bentuk pupuk anorganik yang banyak digunakan adalah Urea
(CO(NH2)2). Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini menghasilkan pupuk Urea dengan kandungan N sebanyak 45%. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara. Oleh karena itu Urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Palimbani, 2007).
Selain kelebihan tersebut, pupuk anorganik pun ada kekurangannya antara lain pupuk anorganik hanya mengandung unsur hara makro, sangat sedikit ataupun
(2)
hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk organik (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi juga mengandung hara mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman (Sutanto, 2002).
Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik harus digunakan sebagai pupuk tambahan yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik. Diharapkan dengan pemberian kombinasi pupuk anorganik dan organik dapat meningkatkan unsur hara di dalam tanah secara cepat tanpa
mengurangi kesuburan tanah itu sendiri (Sutanto, 2002).
Salah satu contoh pupuk hijau adalah Azolla. Azolla merupakan jenis tanaman pakuan air yang hidup di lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas. Seperti halnya tanaman leguminoae, Azolla menambat N2 udara karena berasosiasi dengan sianobakteri (Annabaena azollae) yang hidup di dalam rongga daunnya (Sutanto, 2002). Sehingga kandungan N Azolla dapat digunakan sebagai pengganti nitrogen yang diberikan dari pupuk anorganik (Urea).
Pupuk anorganik (Urea) memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang cukup untuk tanaman, namun bila diberikan secara terus menerus pupuk Urea akan mengurangi produktivitas tanah. Pupuk organik dapat digunakan sebagai pupuk tambahan yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik untuk mendapatkan
(3)
hasil yang optimal (Sutanto, 2002). Pemberian pupuk organik (Azolla) belum menjamin kecukupan unsur hara essensial makro bagi tanaman, tetapi dapat memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan akar (Hairiahdkk., 2000) dalam (Kresnatita, 2009). Penelitian tentang pemberian kombinasi pupuk
anorganik (Urea) dengan organik (Azolla) sangat diperlukan, dengan maksud mengurangi pemakaian dosis Urea tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kacang hijau kultivar Perkutut merupakan kultivar yang belum lama dilepas, sehingga perlu dilakukan pengujian pada kultivar tersebut.
Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan yaitu, bagaimana pengaruh pemberian kombinasi pupuk Urea dan Azolla pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut?
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk Urea dan Azolla pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut.
1.3 Landasan Teori
Tanaman kacang hijau membutuhkan pupuk N sebagai starter untuk
pertumbuhannya. Kebutuhan pupuk N sebagai starter tanaman kacang hijau adalah 10-25 Kg/Ha (Wordpress, 2009). Unsur hara N di dalam jaringan tanaman berperan sebagai bagian dari pembentuk asam amino, protein, asam nukleat,
(4)
koenzim, klorofil, dan lain sebagainya. Unsur hara N berfungsi dalam
meningkatkan jumlah klorofil, sehingga apabila N tersedia dalam jumlah cukup, maka akan meningkatkan laju fotosintesis dan pada akhirnya fotosintat yang terbentuk akan banyak, sehingga laju pembentukan polong akan semakin banyak dan ukuran biji polong akan semakin besar (Kresnatita, 2009) dalam (Septiadi, 2010).
Kekurangan Nitrogen dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman, seperti tanaman kerdil, jumlah daun sedikit, dan klorosis pada daun, bahkan dapat mengakibatkan tanaman mati (Wordpress, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Mapegau (2007), pemberian pupuk N mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Unsur hara Nitrogen dapat diperoleh dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah. Pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah dan lambat tersedia bagi tanaman, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan oleh pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2002).
Azolla adalah tanaman air yang dapat memfiksasi N dari udara, sehingga penggunaan Azolla dapat menjadi pupuk organik terbarukan menggantikan kebutuhan N bagi tanaman yang biasanya diberikan melalui pupuk anorganik seperti Urea (Sutanto, 2002). Azolla kering mengandung unsur N sebesar 3–5%,
(5)
P sebesar 0,5–0,9%, dan K sebesar 2–4,5% (Rochdianto, 2008). Berdasarkan penelitian Septiadi (2011), kandungan N Azolla basah adalah 0,3%.
Pupuk anorganik memiliki kekurangan antara lain pupuk anorganik hanya
mengandung unsur hara makro, sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro, selain itu pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi pupuk organik seperti pupuk hijau (Lingga dan Marsono, 2000).
Salah satu bentuk pupuk anorganik yang banyak digunakan adalah Urea
(CO(NH2)2). Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini menghasilkan pupuk Urea dengan kandungan N sebanyak 45%. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara. Oleh karena itu Urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Palimbani, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian oleh Alfian (2004), pemberian Azolla dapat menyuplai N dan dapat mengurangi pemakaian Urea, tetapi dalam dosis yang cukup banyak dan dalam waktu lama untuk N agar tersedia bagi tanaman.
1.4Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah. Produksi kacang hijau di Provinsi Lampung masih sangat rendah yaitu berkisar 8,91 Ku/ Ha, sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap kacang hijau lebih tinggi dari hasil produksi tersebut. Rendahnya produksi kacang hijau di Provinsi
(6)
Lampung dikarenakan tanaman kacang hijau ditanam pada lahan kering yang didominasi oleh jenis tanah Ultisol. Untuk meningkatkan produktivitas tanah Ultisol salah satunya dapat dilakukan pemupukan. Pemupukan tanah Ultisol dapat berupa pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik memiliki jumlah unsur hara essensial mikro yang tinggi dan ramah lingkungan, namun jumlah kandungan unsur hara N, P, dan K rendah serta lambat tersedia bagi tanaman. Pupuk organik salah satu contohnya adalah pupuk hijau Azolla yang mengandung 0,3% N.
Pupuk anorganik mengandung unsur hara essensial makro yang tinggi dan cepat tersedia untuk tanaman, akan tetapi pupuk anorganik sangat sedikit ataupun tidak mengandung unsur hara essensial mikro serta penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah. Salah satu contoh pupuk anorganik adalah Urea yang mengandung 45% N.
Penggunaan pupuk anorganik harus diimbangi oleh pupuk organik. Penelitian tentang pemberian subtitusi pupuk Urea oleh Azolla sangat diperlukan, karena diharapkan Azolla dapat menggantikan peran Urea dalam pemenuhan N untuk tanaman tanpa mengurangi produksi tanaman bila diberi pemupukan Urea 100%.
1.5 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat subtitusi Urea oleh Azolla yang memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik tanaman kacang hijau Kultivar Perkutut.