10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Review state of the art dan Inovasi sebelumnya
Remunerasi pada dasarnya merupakan alat untuk mewujudkan visi dan misi organisasi dengan tujuan untuk menarik pegawai yang cakap dan
berpengalaman, mempertahankan pegawai yang berkualitas, memotivasi pegawai untuk bekerja dengan efektif, memotivasi terbentuknya perilaku yang
positif, dan menjadi alat untuk mengendalikan pengeluaran. Remunerasi mempunyai pengertian berupa sesuatu yang diterima pegawai sebagai imbalan
dari kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi tempat bekerja. Prinsip dasar sistem remunerasi yang efektif mencakup prinsip individual equity
atau keadilan individual, dalam arti apa yang diterima oleh pegawai harus setara dengan apa yang diberikan oleh pegawai terhadap organisasi, internal equity
atau keadilan internal dalam arti adanya keadilan antara bobot pekerjaan dan imbalan yang diterima, dan external equlity atau keadilan eksternal dalam arti
keadilan imbalan yang diterima pegawai dalam organisasinya dibandingkan dengan organisasi lain yang memiliki kesetaraan
Penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan Penerapan Remunerasi dan Kinerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti namun demikian peneliti dari
Riset Grup RG ini yaitu RG Dielektika Governance belum pernah melaksanakan penelitian dengan topik terkait diatas. Kajian-kajian terkait
Pengaruh Penerapan Remunerasi dan kinerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya : Bambang Sancoko tahun 2009
dengan judul “Pengaruh Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan Publik
”, penelitian ini menemukan bahwa terdapat perubahan signifikan dari pelayanan sebelum diberlakukan
remunerasi dengan sesudah diberlakukan remunerasi. Remunerasi yang diterima pegawai terbukti dapat memberikan motivasi pegawai di KPPN Jakarta I.
Program perbaikan remunerasi dalam reformasi birokrasi dapat menciptakan kesiapan organisasi dan sumber daya manusianya untuk meningkatkan
kinerjanya. Sugeng Boedianto, 2012 , “Pengaruh Pemberian Remunerasi
Terhadap Kinerja Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II Anak Blitar ”, hasil
11
temuannya menunjukkan bahwa pemberian remunerasi dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Blitar.
Sedangkan Ismenia Boe tahun 2014 , judul penelitiannya “Pengaruh Program
Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dikantor Kepresidenan Republik Timor Leste
”, hasil temuannya menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja memang diperlukan dalam pelaksanaan kinerja
pegawai guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Motivasi kerja ditingkatkan agar para pegawai dapat menambah ability, skill dan knowledge
pegawai dalam memberikan pelayanan yang baik kepada publik. Pada tahun 2015, Arumawan Mei Saputra dan Sutikno, melakukan penelitian dengan judul,
“Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Disiplin, Kepuasan Kerja dan Remunerasi Terhadap Kinerja PNS
”. Penelitian ini menenukan bahwa semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi kinerjanya. Selain itu, tidak terdapat
pengaruh disiplin tenaga kependidikan dan dosen terhadap kinerjanya. Terdapat pengaruh kepuasan kerja tenaga kependidikan dan dosen terhadap kinerjanya.
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain bukan anggota RG Dialektika Governance sebagaimana tersebut di atas kesemuanya
baru terfokus pada pemberian remunerasi kaitannya dengan kinerja pegawai dan motivasi dan belum menganalisis secara secara detail melalui uji statistik;
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh tim RG Dialektika Governance akan menggunakan metode yang berbeda dengan menggunakan teknik analisis
statistik dan juga teknik pendekatan etnografi guna menjamin validitas data dan reliabilitas penelitian serta dilakukannya perbandingan untuk mengetahui
pengaruh remunerasi terhadap pembentukan budaya kinerja, sehingga penelitian ini akan melihat kinerja pegawai sebelum dan sesudah menerima remunerasi.
Rencana Penelitian ini, dengan demikian bisa mengetahui apa yang akan terjadi terhadap kinerja dan budaya kinerja institusi ketika remunerasi dilanjutkan dan
apa yang terjadi dengan kinerja dan budaya kinerja institusi ketika remunerasi dihentikan.
Kebaruan penelitian ini yang berjudul pengaruh penerapan remunerasi terhadap kinerja tenaga kependidikan dan tenaga pendidik difokuskan pada
budaya kinerja pegawai sebelum menerima remunerasi dan sesudah menerima
12
remunerasi. Ada pegawai yang memilliki budaya kinerja bahwa semakin tinggi tingkat penerimaan remunerasi maka semakin meningkat motivasi berkinerja
pada orang-orang yang memiliki budaya berkinerja. Sebaliknya semakin tinggi tingkat remunerasi semakin rendah motivasi berkinerja pada orang-orang yang
tidak memiliki budaya berkinerja.
Budaya Organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan norma-norma
yang mengontrol interaksi para anggota organisasi satu sama lain dan mengendalikan interaksi antara angota organisasi dengan pihak luar organisasi
termasuk para pensuplai, Klienpelanggan customers, dan orang-orang lain diluar organisasi. Budaya organisasi bisa digunakan untuk meningkatkan
efektivitaskinerja organisasi, kemampuan berkompetisi, dan kualitas pelayanan orgnisasi yang diinginkan; sebab budaya organisasi mengendalikan
mengarahkan memotivasi ; 1. Cara para angota dalam mengambil keputusan
2. Cara para nggota organisasi dalam menintepretasikan dan memanage lingkungan organisasi
3. Cara para anggota organisasi menginterpretasikan dan mengelola informasi
4. Cara para anggota organisasi berperilaku atau bertindak Budaya organisasi berkembang dari interaksi antara karakteristik
dpribadi dan
professional orang-orang
dalam organisasi,
etika organisasi,property right yag diberikan kepada para pegawai dan struktur
organisasi. Cara menularkan budaya organisasi ke para anggota organisasi yaitu
dengan sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses dimana para anggota organisasi
belajar dan menginternalisasi norma-norma budaya organisasi proses secara sistematik merubah harapan-harapan, perilaku dan sikap dari para pegawai baru
sampai dengan menemukan responmereka role orientation. Sistem Manajemen Kinerja menentukan standard, menilai hasil, dan
merencanakan tindakan untuk memperbaiki kinerja masa depan. Performance appraisal merupakan proses mengevaluasi kinerja dan memberikan feedback
secara formal.
13
Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga mendorong yang
dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat pandangan serta tindakanyang terwujud sebagai
kerja atau bekerja. Budaya kerja tiap organisasi bahkan tiap orang berbeda.budaya kerja merupakan salah satu penentu keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuannya, dimana budaya kerja yang positif akan sangat mendukung sebaliknya budaya kerja negative akan merugikan organisasi.Tujuan
budaya kerja dapat mengubah sikap dan perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa
yang akan datang.komponen budaya kerja antara lain: Anggapan dasar tentang kerja Sikap terhadap pekerjaan, Perilaku ketika bekerja, Lingkungan kerja dan
alat kerja serta Etos kerja
14
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN