Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Pajak Hotel dan Restoran

38

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah adalah : a. Pajak Daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. b. Retribusi Daerah yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang harus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. c. Bagian laba BUMD, yaitu berupa bagian laba yang terdiri dari laba Bank Pemerintah Daerah dan laba BUMD lainnya. d. Lain-lain pendapatan yang sah, berupa hasil penjualan milik daerah, jasa giro atau bunga deposito, PT, CV, koperasi dan lain-lain.

B. Pajak Daerah

Pajak daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang dapat 39 dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Macam-macam pajak daerah, yaitu : 1. Pajak propinsi, terdiri dari: a. pajak kendaraan bermotor , b. pajak balik nama kendaraan bermotor, c. pajak bahan bakar, d. pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. 2. Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari: a. pajak hiburan, b. pajak hotel dan restoran, c. pajak reklame, d. pajak penerangan jalan, e. pajak penggalian dan pengolahan golongan C .

C. Pajak Hotel dan Restoran

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 2 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran, diketahui hal-hal sebagai berikut: 1. Pengertian Pajak Hotel dan Restoran Pajak hotel dan restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah atas pelayanan hotel dan restoran. 26 Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istrirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Restoran atau rumah makan adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau katering. Pengusaha hotel dan restoran adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel dan restoran untuk dan atas anamanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadii tanggungannya. 2. Subyek, Obyek dan Wajib Pajak Subyek pajak hotel dan restoran adalah orang atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan restoran. Obyek pajak hotel dan restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel dan restoran yang meliputi : a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, antara lain gubuk pariwisata, motel, wisma pariwisata, pesanggrahan. losmen dan rumah penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah kamar 15 atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan. 27 b. Pelayanan penunjang antara lain telepon, facsimile, telex, foto copy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan lainya yang disediakan atau dikelola hotel. c. Fasilitas olahraga dan hiburan, antara lain pusat kebugaran, kolam renang, tennis, golf, karaoke ,pab, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel. d. Penjualan makanan dan atau minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas penyantapannya. Yang tidak termasuk obyek pajak hotel dan restoran adalah: a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan fasilitas tempat tinggal lainya yang tidak menyatu dengan hotel. b. Asrama dan pesantren. c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran. d. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai oleh umum di hotel. e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum. f. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang peredaranya tidak melebihi batas yang ditetapkan oleh kepala daerah. g. Pelayanan jasa boga atau katering. 28 Wajib pajak hotel dan restoran adalah pengusaha hotel dan atau restoran. 3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Dasar pengenaan pajak hotel dan restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan atau restoran dengan tarif sebesar 10. 4. Wilayah Pemungutan dan Cara Penghitungan Pajak hotel dan restoran yang terhutang dipungut di wilayah daerah dan besarnya pjak yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak hotel dan restoran dengan dasar pengenaan pajak hotel dan restoran. 5. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan takwim, dan pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel dan restoran. 29 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan