YUDHA BALADHIKA F3409070

(1)

commit to user

1

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian prasyarat Mencapai derajat Ahli Madya (A.Md) Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

YUDHA BALADHIKA NIM. F3409070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

2 ABSTRACT

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

Yudha Baladhika F3409070

The purposes of the research is motivated by the potential for hotel and restaurant tax that is in Sukoharjo Regency enough can contribute to the regional tax revenue in Sukoharjo Regency. But because they have not managed optimally from both calculations potential, for collection of tax collection of Hotel and Restaurant itself then the income and revenue earned less in accordance with the existing potential.

The research is conducted by literary study and field study. Literary study is used by the writer for collecting the data and information which are obtained from literature such as tax law, government rule, and tax books relevant with the discussed material. Field study is done with two methods. The first is observation method done by doing observation and collecting data directly from the field. The second is direct interview method about the material discussed with related person of DPPKAD Sukoharjo Regency.

The results of Hotel and Restaurant Tax receipts are still far from the existing competencies, where the contribution of the hotel and restaurant tax is still very low. This is caused because it is still a lack of awareness of taxpayers to pay taxes. And when viewed from the collection procedures and infrastructure are still lacking.


(3)

commit to user

3

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul “OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO”, telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan guna mencapai derajat Ahli Madya (A.Md) Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, Januari 2013

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing,

Agus Widodo, S.E,, M.Si., Ak NIP. 19730825 200012 1 001


(4)

commit to user

4 HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan

Surakarta, 13 Februari 2013 Tim Penguji Tugas Akhir

1. Lulus Kurniasih, SE., MS., Ak. (....………...………..) NIP. 19800531 200501 2 015

Dosen Penguji

2. Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak (....………...………..)

(....………..) NIP. 19730825 200012 1 001


(5)

commit to user

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

No sacrifice there is no victory (No Name),

Kesuksesan adalah titik terkecil diantara gunung-gunung kegagalan (Bob Sadino), Live never gets easier, you just get stronger (Mario Teguh),

Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam hidupnya, tapi dari hambatan-hambatan yang diatasinya (Booker T. Washington),

Hidup itu adalah pilihan (No Name).

Penulis persembahkan kepada : Ø Ayah dan Ibu tercinta Ø Kakakku

Ø Keluarga besarku Ø Sahabat-sahabatku, dan Ø Almamaterku.


(6)

commit to user

6 KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga segala petunjuk dan kemudahan telah didapatkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Diploma III Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Tuhan YME yang senantiasa memberikan kesehatan, hikmah, dan kepandaian kepada penulis,

2. Untuk kedua orang tua serta kakakku tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan semangat, serta doa yang selalu menyertai dari awal pelaksanaan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini,

3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

4. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

5. Bapak Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Intership and Career Development Center,


(7)

commit to user

7

6. Bapak Suyanto, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing Akademik, 7. Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan dan saran selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,

8. Ibu Giyarni, S.H., MH., selaku Pembimbing Institusi Mitra, yang telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,

9. Seluruh pegawai DPPKAD Sukoharjo yang telah memberikan banyak kemudahan serta bimbingannya selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir, 10. Seluruh teman-teman D3 Perpajakan angkatan 2009 yang banyak memberikan

dukungan,

11. Sahabat-sahabatku kost “Bathara” terimakasih telah memberikan dukungan. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan. Penulis berharap Tugas Akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wonogiri, Januari 2013


(8)

commit to user

8 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA ... 1

1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Sukoharjo ... 1

2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Sukoharjo ... 1

3. Visi dan Misi DPPKAD Sukoharjo ... 3

4. Struktur Organisasi DPPKAD Sukoharjo ... 4

5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Sukoharjo ... 5

B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 13

C. RUMUSAN MASALAH ... 16

D. TUJUAN PENELITIAN ... 17


(9)

commit to user

9

F. METODE PENELITIAN ... 18

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 20

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 20

1. Pengertian Optimalisasi ... 20

2. Pengertian Potensi ... 22

3. Pajak Secara Umum ... 23

4. Pajak Daerah ... 27

5. Pajak Hotel ... 30

6. Pajak Restoran... 32

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 33

1. Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo ... 34

2. Pemungutan ... 44

3. Sistem dan Prosedur ... 44

4. Jumlah Petugas ... 45

5. Sarana dan Prasarana ... 46

BAB III TEMUAN ... 48

A. KELEBIHAN ... 48


(10)

commit to user

10

BAB IV PENUTUP ... 50 A. KESIMPULAN ... 50 B. REKOMENDASI ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

11 DAFTAR TABEL

Halaman Tabel II.1 Daftar Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Sukoharjo .... 34 Tabel II.2 Daftar Nama Restoran dan Warung Makan di Kabupaten

Sukohajo... 35 Tabel II.3 Tabel Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada

Tahun 2009 – 2011 ... 40 Tabel II.4 Tabel Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran ... 42


(12)

commit to user

12 DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 4


(13)

commit to user

ABSTRACT

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

Yudha Baladhika F3409070

Tujuan dari penelitian dilatarbelakangi oleh potensi pajak hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Sukoharjo cukup dapat memberi kontribusi terhdap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo. Namun karena belum dikelola secara optimal baik dari perhitungan potensi yang dimiliki, pelaksanaan pemungutan terhadap pemungutan pajak hotel dan restoran itu sendiri maka pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang ada

Penelitian ini dilaksanakan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan digunakan penulis untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui literature seperti undang-undang perpajakan, peraturan pemerintah dan buku-buku perpajakan yang mempunyai relevansi dengan materi yang dibahas. Studi lapangan dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah metode observasi yang dilakukan penulis dengan cara mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung di lapangan, yang kedua adalah metode wawancara yang dilakukan penulis dengan mengadakan wawancara secara langsung mengenai materi yang akan diteliti dengan pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

Adapun hasil penelitian yaitu penerimaan Pajak Hotel dan Restoran masih jauh dari petensi yang ada, dimana kontribusi pajak hotel dan restoran masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Serta jika dilihat dari prosedur pemungutan dan prasarana yang masih sangat kurang.


(14)

commit to user

ABSTRACT

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

Yudha Baladhika F3409070

The purposes of the research is motivated by the potential for hotel and restaurant tax that is in Sukoharjo Regency enough can contribute to the regional tax revenue in Sukoharjo Regency. But because they have not managed optimally from both calculations potential, for collection of tax collection of Hotel and Restaurant itself then the income and revenue earned less in accordance with the existing potential.

The research is conducted by literary study and field study. Literary study is used by the writer for collecting the data and information which are obtained from literature such as tax law, government rule, and tax books relevant with the discussed material. Field study is done with two methods. The first is observation method done by doing observation and collecting data directly from the field. The second is direct interview method about the material discussed with related person of DPPKAD Sukoharjo Regency.

The results of Hotel and Restaurant Tax receipts are still far from the existing competencies, where the contribution of the hotel and restaurant tax is still very low. This is caused because it is still a lack of awareness of taxpayers to pay taxes. And when viewed from the collection procedures and infrastructure are still lacking.


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA

1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/kantor/rumah sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau (DPPKAD).

2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten


(16)

commit to user

Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 44 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

d. Pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,


(17)

commit to user

e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu “Terwujudnya Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Sumber Daya, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peningkatan Pendapatan Daerah dengan Semangat Desentralisasi, Demokratisasi, Transparansi dan Akuntabilitas dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan kepada Masyarakat”. Selain itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Pengelolaan Keuangan Daerah, b. Meningkatkan Fungsi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

Daerah,

c. Meningkatkan Fungsi Pemungutan Pendapatan Daerah dan Efisiensi Belanja Daerah,

d. Meningkatkan Fungsi Pengendalian Kas Daerah, Perbendaharaan Umum Daerah dan Verifikasi serta Perhitungan Anggaran, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.


(18)

commit to user

4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Gambar I.1

Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG PROGRA M SUBBAG UMUM DAN KEPEGA SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGA N BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORA N SEKSI VERIFIKASI SEKSI AKUNTANSI SEKSI FASILITASI PENYUSUNA N LAPORAN KEUANGAN BIDANG KAS SEKSI PENGELUA RAN SEKSI PENERIMAA N SEKSI PENGENDALI -AN DAN PELAPORAN BIDANG ASET DAERAH SEKSI PERUBAHAN STATUS HUKUM SEKSI PENDAYAGU-NAAN ASET DAERAH SEKSI PENATAUSA-HAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSUNA N ANGGARAN SEKSI PERENCA-NAAN ANGGARAN BIDANG PENDAPATA N BIDANG ANGGAR AN BIDANG PERBENDA -HARAAN SEKSI PELAKSA-NAAN ANGGARAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENDAFTARA N DAN PENDATAAN SEKSI PENERIMAAN , PENAGIHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERBENDA-

HARAAN II SEKSI PERBENDA-

HARAAN I

SEKSI PERBENDA- HARAAN III

KEPALA

UPTD


(19)

commit to user

5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Penjabaran tugas pokok diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 44 Tahun 2008 sebagai berikut:

a. Kepala Dinas

Kepala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, kepegawaian dan umum.

Sekretariat, terdiri dari: 1) Sub Bagian Program

Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan. 2) Sub Bagian keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas


(20)

commit to user

Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum, organisasi dan tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran.

Bidang Anggaran, terdiri dari: 1) Seksi Perencanaan Anggaran

Seksi Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.


(21)

commit to user

2) Seksi Penyusunan Anggaran

Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.

3) Seksi Pelaksanaan Anggaran

Seksi Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran.

d. Bidang Pendapatan

Bidang Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan.

Bidang Pendapatan, terdiri dari: 1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan


(22)

commit to user

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.

2) Seksi Penetapan

Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penetapan.

3) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan

Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan dipimpin seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan. e. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perbendaharaan. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:

1) Seksi Perbendaharaan I

Seksi Perbendaharaan I dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala


(23)

commit to user

Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I.

2) Seksi Perbendaharaan II

Seksi Perbendaharaan II dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan II.

3) Seksi Perbendaharaan III

Seksi Perbendaharaan III dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III.

f. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang akuntansi.


(24)

commit to user

1) Seksi Verifikasi

Seksi Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi.

2) Seksi Akuntansi

Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi.

3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan.

g. Bidang Kas

Bidang Kas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala


(25)

commit to user

DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang kas.

Bidang Kas, terdiri dari: 1) Seksi Penerimaan

Seksi Penerimaan dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan. 2) Seksi Pengeluaran

Seksi Pengeluaran dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran. 3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.

h. Bidang Aset dan Investasi Daerah

Bidang Aset dan Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,


(26)

commit to user

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang aset dan investasi daerah.

Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri dari: 1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Seksi Penatausahaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah. 2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Seksi Pendayagunaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah. 3) Seksi Investasi Daerah

Seksi Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.


(27)

commit to user

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintah sebagai subsistem pemerintah daerah dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat.

Mengingat luasnya kewenangan daerah dalam pemerintahan, maka pada masa yang akan datang, daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan berbagai bidang pemerintahan. Oleh karena itu , yang seharusnya dilakukan Pemerintah Daerah adalah mengembangkan


(28)

commit to user

kelembagaan agar mampu melaksanakan perannya yang semakin besar secara efektif dan efisien.

Sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR1999 tentang Garis Besar Haluan Negara, bahwa kebijakan umum pembagian daerah diarahkan pada upaya untuk bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, kebijakan umum lainnya diarahkan pada upaya mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat dengan memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.

Otonomi daerah telah melalui perjalanan yang panjang sejak dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketentuan yang memuat otonomi daerah telah termuat dalam UUD 1945 pasal 18. Seiring dengan perkembangan jaman Undang-undang tersebut disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Undang-undang tentang pajak daerah juga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangannya hingga sekarang Undang-undang yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, yang diharapkan dapat membantu pembiayaan untuk melaksanakan otonominya, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri disamping penerimaan yang berasal dari pemerintah berupa subsidi/bantuan. Sumber


(29)

commit to user

pajak daerah tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan derah untuk peningkatan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah otonomi dalam melaksanakan pembangunan menganut azas desentraliasasi yang diwujudkan dalam bentuk prakarsa yang baik. Di Kabupaten Sukoharjo dalam rangka pemanfaatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah masih mengalami kendala khususnya dalam menggali Pendapatan Asli Daerah melalui Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

Salah satu pajak yang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk ditingkatkan penerimaannya adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Namun kenyataannya pajak tersebut selama ini kontribusi masih sangat minim. Ini dapat dilihat dari tiga tahun terakhir persentase kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran masih kurang dari 10%.

Realisasi penerimaan pajak tersebut terhadap besarnya pajak daerah untuk tahun anggaran 2009 yaitu sebesar Rp. 18.003.312.543,- pajak hotel sebesar Rp. 72.620.000,- hanya memberi kontribusi 0,4% sedangkan pajak restoran Rp. 300.090.068,- memberi kontribusi 1,67%. Untuk tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 22.688.463.761,- pajak hotel menghasilkan Rp. 134.868.880,- memberi kontribusi 0,59% sedangkan pajak restoran Rp. 411.859.800,- mampu memberi kontribusi 1,81%. Realisasi tahun anggaran 2011 untuk pajak daerah sebesar Rp. 42.558.542.560,- , pajak hotel menghasilkan Rp. 267.174.651,- memberikan kontribusi 0,63% sedangkan pajak restoran


(30)

commit to user

sebesar Rp. 482.089.976,- mampu memberikan kontribusi 1,13%. Padahal jika dilihat dari hotel yang sebanyak 14 dan juga restoran maupun warung makan sebanyak 81 buah yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo pada dasarnya akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak daerah. Namun karena belum dikelola secara optimal maka pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki keduanya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo perlu memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat hubungannya dengan Pajak Hotel dan Pajak Restoran, dan berusaha melakukan upaya demi mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak sehingga Pajak Hotel dan Pajak Restoran dapat memberi kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara khusus dan Pendapatan Asli Daerah secara umum.

Dari uraian masalah diatas maka penulis tertarik untuk membuat Tugas Akhir dengan judul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Di Kabupaten Sukoharjo”.

C. RUMUSAN MASALAH

Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah di DPPKAD kabupaten Sukoharjo. Penulis dalam penyusunan TA ini mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD


(31)

commit to user

2. Sejauhmana pemanfaatan potensi yang ada untuk meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai :

1. Mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo.

2. Mengetahui sejauhmana pemanfaatan potensi yang ada untuk meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan di bidang perpajakan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya mengenai pajak hotel dan restoran.

2. Bagi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Sebagai sumbangan pikiran dan sebagai bahan masukan dalam penentuan kebijaksanaan pemerintah, yang dalam hal ini DPPKAD Kabupaten Sukoharjo terutama dalam usaha mengoptimalkan pemasukan dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran.


(32)

commit to user

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, serta sebagai bahan acuan pembaca.

F. METODE PENELITIAN

Dalam penyusunan Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa metode: 1. Studi Kepustakaan

Dalam metode kepustakaan, penulis mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui literatur seperti Undang-undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, buku perpajakan serta sumber referensi lainnya yang mempunyai kesesuaian dengan materi yang dibahas guna memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai konsep dan landasan teori sebagai dasar penyusunan Tugas Akhir.

2. Studi Lapangan

Metode ini dilaksanakan penulis dengan dua cara yaitu: a. Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 2008: 63).


(33)

commit to user

Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2003: 83).

Metode ini dilakukan penulis dengan cara mengadakan wawancara secara langsung mengenai materi yang diteliti kepada pihak-pihak yang bersangkutan.


(34)

commit to user

20

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Optimalisasi

W.J.S. Poewadarminta (1997:753) di Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa : “Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai dengan harapan secara efektif dan efisien”. Menurut Winardi (1996:363), optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika dipandang dari sudut pandang usaha, optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan dan dikehendaki.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa optimalisasi hanya dapat diwujudkan apabila dalam perwujudannya secara efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan organisasi, senantiasa tujuan diarahkan untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien agar optimal. Dengan kata lain pencapaian tujuan diharapkan mampu berhasil gunadan berdaya guna. Untuk itu dalam pembahasan ini, akan dikemukakan pengertian efektifitas dan efisiensi terlebih dahulu.


(35)

commit to user

a. Efektifitas

Efektifitas adalah perbandingan terbalik dari input dan output, antara keuntungan dan biaya, antara hasil pelaksanaan dengan sumber-sumber yang dipergunakan seperti halnya juga hasil maksimum yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas, dengan kata lain hubungan antara apa yang telah terselesaikan dengan apa yang harus diselesaikan (The Liang Gie,1991:53). Pada pengertian tersebut, input yang dimaksudkan adalah semua sumber yaitu sarana dan prasarana yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan.

Efektifitas adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik mengenai suasana dagang dan kemungkinan daripada laba (Koemaruddin, 1991:83). Sedangkan menurut Parieta Westera (1991:109), efektifitas adalah keadaan atau berhasilnya suatu kerja yang dilakukan oleh manusia dan memberikan guna yang diharapkan.

Efektifitas dalam hubungannya dengan optimalisasi peningkatan penerimaan pajak daerah diharapkan agar sistem dan prosedur pemungutan bias berjalan dan berlangsung dengan baik, itu harus dilihat dari sistem yang digunakan serta prosedur pelaksanaan pemungutan serta jadwal pemungutan dan pengawasan harus ditetapkan secara teratur agar menghasilkan penerimaan pajak yang tinggi.


(36)

commit to user

b. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan antara hasil riil yang dicapai seseorang dengan standar hasil minimumnya (Ibnu Syamsi, 1994:3). Fandy Tjiptono (1998:4) juga mengemukakan bahwa: “Efisiensi merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Sedangkan menurut M.S.P Hasibuan (1996:165), efisiensi itu adalah perbandingan antara input dan output atau perbandingan manfaat dengan biaya

Efisiensi dalam hubungannya dengan optimalisasi peningkatan pajak daerah sangat ditentukan oleh beberapa jumlah biaya yang diperlukan dan dikeluarkan sebagai biaya pungut dan penggunaan jumlah petugas pemungutan pajak juga ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemungutan pajak tersebut agar bisa mencapai hasil pajak yang tinggi sehingga bisa berdayaguna.

2. Pengertian Potensi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poewadarminta (1997:92) mengemukakan bahwa : “Potensi diartikan sebagai Kemampuan”. Sedangkan Alwi M. Dahlan (1989:42) merumuskan : “Kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang memuaskan baik berupa barang atau jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat”.


(37)

commit to user

Jika dikaitkan dengan Pendapatan Asli Daerah maka potensi adalah suatu kesanggupan pemerintah daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan kegiatan kemasyarakatan di daerah dalam pencapaian tujuan negara. Kesanggupan yang dimaksudkan yaitu kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah atau dapat pula diartikan sebagai kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah. Serta dapat pula diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan daerah untuk menghasilkan dana dalam keadaan seratus persen berdasarkan sumber daya yang ada. Dimana potensi diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi daerah yang ditujukan untuk peningkatan kemajuan pembangunan daerah.

3. Pajak Secara Umum

a. Pengertian Pajak

Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pajak, pengertian pajak yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:

1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro dalam Suandy, Erly, 2008:7).

2) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang dan wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat


(38)

commit to user

ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Andriani dalam Waluyo, 2010:2).

3) Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Feldmann dalam Resmi, Siti, 2009:2)

b. Fungsi Pajak

Fungsi pajak dibedakan menjadi dua (Resmi, Siti, 2009: 3): 1) Fungsi penerimaan (Budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai

sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah.

2) Fungsi mengatur (Regulerend)yaitu pajak berfungsi sebagai alat

untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan sosial dibidang sosial dan ekonomi.

c. Asas Pemungutan Pajak

Berikut adalah asas pemungutan pajak (Adam Smith dalam Suandy, Erly, 2008: 27):

1) Equality, yaitu pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan


(39)

commit to user

2) Certainty, yaitu pembayaran pajak oleh wajib pajak hendaknya

harus jelas mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,dan ketentuan mengenai pembayarannya,

3) Convenience of Payment, yaitu pajak hendaknya dipungut saat

terbaik bagi wajib pajak yaitu saat wajib pajak menerima keuntungan atau penghasilan yang dikenakan pajak,

4) Economic of Collections, yaitu pemungutan pajak hendaknya

sehemat mungkin (manfaat lebih besar daripada biaya). d. Sistem Pemungutan Pajak

Pada dasarnya terdapat tiga sistem pemungutan pajak yang berlaku (Waluyo, 2010: 17):

1) Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya sebagai berikut:

a) Besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh fiskus, b) Wajib pajak bersifat pasif,

c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.

2) Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan (menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan) sendiri besarnya pajak yang terutang.


(40)

commit to user

3) With Holding System adalah suatu sistem pemungutan yang

memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

e. Penggolongan Jenis-Jenis Pajak

Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok (Waluyo, 2010: 12):

1) Menurut Golongannya

a) Pajak Langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu, misalnya Pajak Penghasilan (PPh).

b) Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2) Menurut Sifatnya

a) Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak, b) Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan

pertama-tama memperhatikan atau melihat objeknya baik berupa keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak.


(41)

commit to user

3) Menurut Lembaga Pemungutannya

a) Pajak Pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan.

b) Pajak Daerah, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda).

4. Pajak Daerah

a. Dasar Hukum Pajak Daerah

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

b. Pengertian Pajak Daerah

Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

c. Jenis dan Tarif Pajak Daerah

1) Pajak Hotel, tarif paling tinggi 10%, 2) Pajak Restoran, tarif paling tinggi 10%,


(42)

commit to user

3) Pajak Hiburan, tarif paling tinggi 75%, 4) Pajak Reklame, tarif paling tinggi 25%, 5) Pajak Penerangan Jalan, tarif paling tinggi 3%,

6) Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, tarif paling tinggi 25%, 7) Pajak Parkir, tarif paling tinggi 30%,

8) Pajak Air Tanah, tarif paling tinggi 20%,

9) Pajak Sarang Burung Walet, tarif paling tinggi 10%, 10) Pajak Bumi dan Bangunan, tarif paling tinggi 0,5%,

11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, tarif paling tinggi 5%.

d. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

1) Pemungutan pajak tidak boleh diborongkan.

2) Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan (karcis dan nota perhitungan).

4) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat


(43)

commit to user

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, danSurat Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan.

e. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 hari setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 bulan sejak tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang oleh wajib pajak.

2) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, danSurat Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak tanggal diterbitkan.

3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran,

tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.


(44)

commit to user

5) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, danSurat Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan banding yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa dan tindakan penyitaan.

5. Pajak Hotel

a. Dasar Hukum Pajak Hotel

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pajak Hotel.

b. Pengertian Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan.


(45)

commit to user

c. Subjek Pajak Hotel

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

d. Wajib Pajak Hotel

Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

e. Objek Pajak Hotel

1) Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

2) Jasa penunjang yang dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimili, teleks, internet, fotocopy, pelayanan cuci, seterika, transportasi dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan dan dikelola hotel. 3) Dikecualikan dari objek pajak hotel:

a) Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah,

b) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya.

c) Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan dan kegiatan keagamaan.

d) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan


(46)

commit to user

e) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

f. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel

Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tarif pajak hotel paling tinggi adalah 10%.

6. Pajak Restoran

a. Dasar Hukum Pajak Restoran

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran.

b. Pengertian Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

c. Subjek Pajak Restoran

Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran.


(47)

commit to user

d. Wajib Pajak Restoran

Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.

e. Objek Pajak Hotel

1) Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. 2) Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan penjualan makanan

dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

3) Dikecualikan dari objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualan kurang dari Rp. 4.000.000,-(empat juta rupiah) setiap bulan.

f. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Restoran

Dasar pengenaan Pajak Restora adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada restoran.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tarif pajak restoran paling tinggi adalah 10%.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan tentang optimalisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo maka pembahasan berikut ini akan dijelaskan variable-variabel penelitian yaitu potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran, sarana dan prasarana, pengawasan, dan pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.


(48)

commit to user

Uraian tentang hasil penelitian secara berturut-turut adalah sebagai berikut :

1. Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo diukur dengan menggunakan indikator jumlah Hotel dan Restoran. Berikut ini disajikan data tentang jumlah Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo :

Tabel II.1

Daftar Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Sukoharjo Nomor Nama Hotel dan Penginapan

1 LORIN BACKYARD/HOTEL ANOMSOLO

2 HOTEL KEN DEDES SUKOHARJO

3 PENGINAPAN GUBUG JANATI

4 GRAND SOBA HOTEL

5 HOTEL AMANDA SRI KRESNO D.

6 HOTEL MULIA

7 HOTEL KEN DEDS GATAK

8 PONDOK REMBULAN

9 HOTEL PRAMESTHI

10 WISMA SRIKANDI

11 HOTEL SETYARINI

12 LODGING

13 HOTEL KEN DEDES/SRI MUKINI

14 PONDOK PELANGI


(49)

commit to user

Tabel II.2

Daftar Nama Restoran dan Warung Makan di Kabupaten Sukoharjo Nomor Nama Restoran dan Warung Makan

1 LORIN BACKYARD/HOTEL ANOMSOLO

2 PAK KUMIS LOROG

3 AYAM GORENG MBAH MUL

4 AYAM GORENG MBAH MUL 2

5 PAK KUMIS BANMATI

6 RM. STEAKQU

7 WARUNG MAKAN MBOK SINEM

8 RUMAH MAKAN SOPO NYONO

9 RM. SOTO AYAM "GAYAM"

10 BUBUR LEMU BU MARMAN

11 RM. KORPRI MEKAR JAYA

12 RM. LESEHAN BAMBOO STEAK

13 SATE KAMBING PAK GINO

14 ANUGERAH FAMILY RESTO

15 LEMBAH MANAH

16 AYAM GORENG MULYANI

17 SATE MOMO/KATIMO

18 RM. BAKSO DOMBLE BEGAJAH

19 RM. SARI STEAK

20 SATE KAMBING MOMO/ AGUS. S

21 RM. SOTO CARIKAN

22 RM. PAK GLINDING

23 RM. MBOK TIYEM

24 AYAM GORENG PAK NARTO

25 RUMAH MAKAN BAKSO MUTIARA

26 RM. PRASMANAN / BP. DARMIN

27 SARI BUNDO

28 SOP AYAM PAK MIN

29 RM. EMBUN PAGI

30 ROCKET CHICKEN


(50)

commit to user

32 WARUNG MAKAN ES MASUK

33 RUMAH MAKAN BERDIKARI

34 RM. AYAM GORENG PAK CIPTO

35 CAFÉ CARREFOUR SOLO BARU

36 TEXAS CHICKEN

37 TIMLO MADSTRO

38 WARUNG MAKAN GIYARTO

39 RUMAH MAKAN MIE SURABAYA

40 WISMA PLANET FOOD RAMA RESTO

41 WARUNG WEDANGAN KHAS SOLO

42 WARUNG MAKAN PANCINGAN BU ASIH

43 RM. JAMBU ALAS SOLOBARU

44 RM. BANANA RESTO

45 RM. PARADISO

46 RM. MIE GAJAH MAS

47 WARUNG MAKAN ES MASUK / SARWOKO

48 WISMA BOGA

49 CANDI RESTO

50 RM. BERGAS

51 BALE PADI

52 RUMAH MAKAN PAK YUSUF

53 WARUNG MAKAN PONDOK JATI RAHAYU

54 RM. BAKSO RUSUK

55 RM. EMBUN PAGI (MAKAM HAJI)

56 RUMAH MAKAN ROSO MIROSO

57 PT. DUNKINDO LESTARI

58 RM. BAKSO KADIPOLO KARTASURA 59 RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

60 AYAM GORENG KLECO

61 WATER PARK

62 CAFÉ ALFA CARREFOUR PEL. SOLO

63 JOGJA CHICKEN

64 RUMAH MAKAN MADUKORO

65 RM. AYAM GORENG PAK CIPTO


(51)

commit to user

67 RM. MBAK YANTI

68 SATE MAS DI

69 SOP AYAM PAK MIN

70 WR. SOTO PAK HARTO

71 RM. SOTO LEDOK

72 HOTEL PRAMESTHI

73 RUMAH MAKAN SARI ASLI

74 RUMAH MAKAN PAK NDUT

75 ZEST FRIED CHICKEN

76 RM. EMBUN PAGI (WIROGUNAN)

77 PEMANCINGAN BEREMPAT

78 CALIFORNIA FRIED CHICKEN (CFC)

79 RUMAH MAKAN EMBUN SARI

80 AYAM GORENG MBOK SARUN

81 NY. SRI SEMAR KONDANG

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan data yang diamati oleh penulis jika dilihat dari jumlah Hotel/Penginapan yang sebanyak 14 buah dan restoran/warung makan yang berjumlah 81 buah yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo pada dasarnya cukup memberi kontribusi terhadap pendapatan dan penerimaan pajak daerah. Selain itu, jika dilihat dari letaknya yang strategis, maka seharusnya Pajak Hotel dan Restoran dapat merupakan suatu Pajak yang memberi kontribusi yang besar bagi Kabupaten Sukoharjo. Namun kenyataan yang ada berbeda dari yang seharusnya.

Namun karena belum dikelola secara optimal baik dari perhitungan potensi yang dimiliki, pelaksanaan pemungutan, serta pengawasan terhadap pemungutan Pajak Hotel dan Restoran itu sendiri maka pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang ada.


(52)

commit to user

Setelah melakukan wawancara dengan karyawan maupun Kepala Bagian Pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mengenai pengaruh kurangnya penerimaan pajak yaitu :

“belum adanya kesadaran mayarakat dalam membayar pajak. Padahal pajak sudah diatur dalam perundang-undangan. Namun masyarakat akan dikenakan sanki apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajibanya dalam membayar pajak.”

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kurangnya penerimaan Pajak di Kabupaten Sukoharjo disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang dapat menimbulkan piutang pajak. Berikut ini penulis menyajikan persentase piutang pajak hotel dan pajak restoran terhadap pajak yang telah dibayarkan di Kabupaten Sukoharjo :

Rumus yang digunakan :

Persentase piutang pajak hotel terhadap pajak yang telah dibayarkan : Tahun 2009 :

Tahun 2010 :


(53)

commit to user

Persentase piutang pajak restoran terhadap pajak yang telah dibayarkan :

Tahun 2009 :

Tahun 2010 :

Tahun 2011 :

Dari data tersebut piutang pajak dari kedua pajak tersebut selalu megalami peningkatan itu dapat disimpulkan belum adanya kesadaran wajib pajak dalam membayar utang pajak.

Selain itu juga karyawan maupun Kepala Bagian Pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mengemukakan bahwa :

“ kadang saat melakukan pemungutan, wajib pajak atau orang yang berkepentingan tidak ada ditempat atau lokasi pemungutan, selain itu pengaruh kurangnya pemasukan dari hotel atau penginapan serta restoran atau rumah makan yaitu yang ada merupakan kendala dari kurangnya kontribusi dari pajak Hotel dan Restoran. Ini disebabkan kurangnya pengunjung yang datang. Padahal jika dilihat dari letaknya, Sukoharjo merupakan Kabupaten yang strategis.”

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa apabila petugas pemungutan Pajak datang ke lokasi pemungutan wajib pajak terkadang tidak berada dilokasi. Serta kurangnya pengunjung juga berpengaruh


(54)

commit to user

terhadap kurangnya pendapatan Hotel dan Restoran, sehingga pemilik hotel dan restoran kadang enggan membayar pajak.

Untuk mengetahui tentang seberapa besar penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo, penulis sajikan tabel penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo

Tabel II.3

Tabel Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada Tahun 2009 - 2011

No Jenis Pajak Penerimaan

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 1 Pajak Hotel

- Hotel Bintang 3 - Hotel Bintang 2 - Hotel Melati 3 - Hotel Melati 2 - Hotel Melati 1 - Losmen/Kost - 17.400.000 44.500.000 2.100.000 5.250.000 2.370.000 64.513.550 15.950.000 41.250.000 1.925.000 9.050.000 2.175.000 182.948.781 46.075.570 44.750.000 3.275.000 8.050.000 2.075.000 2 Pajak Restoran

- Restoran - Warung Makan

274.067.768 26.022.500 320.407.300 90.952.500 381.241.976 100.798.000

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dari pengamatan data DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2009 hingga 2011 yang dilakukan oleh penulis maka penulis menyimpulkan bahwa penerimaan dari pajak hotel dan pajak restoran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Itu dapat dilihat dari data yang ada di atas pada tahun 2009 pajak hotel memperoleh penerimaan sebesar Rp 17.400.000,00 dari hotel bintang dua, Rp 44.500.000,00 dari hotel melati 3, Rp 2.100.000,00 dari hotel melati 2, Rp 5.250.000,00 dari hotel melati 1 dan Rp 2.370.000,00 dari losmen/kost. Untuk tahun 2010 pajak hotel memperoleh penerimaan sebesar Rp 64.513.550,00 dari hotel bintang 3,


(55)

commit to user

Rp 15.950.000,00 dari hotel bintang 2, Rp 41.250.000,00 dari hotel melati 3, Rp 1.925.000,00 dari hotel melati 2, Rp 9.050.000,00 dari hotel melati 1 dan Rp 2.175.000,00 dari losmen/kost. Sedangkan pada tahun 2011 pajak hotel memperoleh penerimaan Rp 182.948.781,00 dari hotel bintang 3, Rp 46.075.570,00 dari hotel bintang 2, Rp 44.750.000,00 dari hotel melati 3, Rp 3.275.000,00 dari hotel melati 2, Rp 8.050.000,00 dari hotel melati 1 dan Rp 2.075.000,00 dari losmen/kost.

Dari penerimaan pajak restoran juga dapat dilihat peningkatannya yaitu pada tahun 2009 penerimaan pajak restoran sebesar Rp 274.067.768,00 dari restoran dan Rp 26.022.500 dari warung makan. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 320.407.300,00 yang didapat dari restoran dan Rp 90.952.500,00 dari warung makan. Sedangkan pada tahun 2011 pajak restoran memperoleh penerimaan sebesar Rp 381.241.976,00 dari restoran dan Rp 100.798.000,00 dari warung makan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerimaan dari pajak hotel dan pajak restoran sudah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Mengingat pajak hotel pajak restoran dapat memberi kontribusi yang sangat besar dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah secara keseluruhan. Walaupun begitu diperlukan upaya yang lebih intensif untuk meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo harus mampu mengoptimalkan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran melalui nilai potensi yang ada


(56)

commit to user

sebagai salah satu alternatif sumber pembiyaan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab dalam berotonomi daerah.

Selain itu penulis juga menyajikan data target dan realisasi pajak hotel dan pajak restoran sebagai berikut :

Tabel II.4

Tabel Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran

No Jenis Pajak

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) 1 Pajak Hotel 52.032.000 72.620.000 75.900.000 134.863.550 260.000.000 287.174.351

2 Pajak Restoran 294.480.000 300.090.268 391.000.000 411.359.800 473.000.000 482.039.976

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dari hasil pengamatan data diatas penulis menyimpulkan bahwa pada setiap tahunnya realisasi pajak hotel dan pajak restoran dapat lebihi targetnya. Itu dapat dilihat pada tabel di atas, pada tahun 2009 realisasi dari pajak hotel sebesar Rp 72.620.000,00 melebihi target yang sebesar Rp 52.032.000,00 dan untuk pajak restoran realisasi sebesar Rp 300.090.268,00 melebihi target sebesar Rp 294.480.000,00. Pada tahun 2010 pun juga dapat dilihat pajak hotel dan pajak restoran berturut-turut realisasinya sebesar Rp 134.863.550,00 dan Rp 411.359.800,00 melebihi target sebesar Rp 75.900.000,00 dan Rp 391.000.000,00. Sedangkan untuk tahun 2011 pajak hotel realisasinya sebesar Rp 287.174.351,00 melebihi target sebesar Rp 360.000.000,00 dan untuk pajak restoran realisasinya sebesar Rp 482.039.976,00 melebihi target sebesar Rp 473.000.000,00.


(57)

commit to user

Sehubungan dengan hal tersebut walaupun realisasi selalu melebihi target Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo perlu juga memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat hubungannya dengan Pajak Hotel dan Restoran, dan berusaha melakukan upaya demi mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak sehingga pajak Hotel dan Restoran dapat memberi kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara khusus dan Pendapatan Asli Daerah secara umum.

Dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjomengatakan upaya dilakukan oleh Pemerintah dalam Peningkatan Pajak Hotel dan Restoran :

“salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembangunan dan perbaikan akses jalan menuju tempat pariwisata beberapa tahun terakhir ini. Dan juga pebaikan fasilitas pariwisata tersebut.”

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa sudah ada upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Sukoharjo untuk meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo. Walaupun hasilnya masih belum mengalami peningkatan yang begitu berati, namun upaya ini diharapkan dapat membantu kenaikan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo. Untuk itu dipelukan upaya yang lebih giat lagi dalam peningkatan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran utamanya pemanfaatan potensi yang ada.


(58)

commit to user

2. Pemungutan

Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran dalam penelitian ini mengandung pengertian suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpuanan data obyektif dan subyektif sampai dengan kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.

3. Sistem dan Prosedur

Dalam melakukan pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran diperlukan sistem dan prosedur agar dalam pemungutan dapat terarah dan berjalan dengan baik.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011 tentang Pajak Daerah sistem dan prosedurnya yaitu :

a. Pemungutan Pajak tidak boleh diborongkan.

b. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan

c. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan menggunakan SPPT, SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. d. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada huruf

C berupa karcis dan nota perhitungan.

e. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.


(59)

commit to user

Dalam hal pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel dan Restoran yang akan dijelaskan melaui hasil wawancara dengan beberapa Narasumber. “pemungutan dilakukan dengan cara self assesment sehingga wajib pajak diberi wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terhitung.”

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam menetapkan besarnya pajak terhutang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam pemungutan yang dilakukan telah dilakukan prosedur yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang ada. 4. Jumlah Petugas

Jumlah petugas juga merupakan hal yang mendukung dalam usaha peningkatan penerimaan pajak. Petugas pemungutan pajak dalamhal ini adalah orang-orang yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang untuk melakukan penagihan/pemungutan terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo.

Apabila petugas pajak juga tidak mencukupi untuk melakukan pemungutan maka proses pemungutan juga akan terhambat. Dari hasil wawancara mengatakan:

Jumlah pegawai yang dapat memungut pajak adalah seluruh pegawai DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, namun kenyataannya pegawai yang turun ke lapangan untuk memungut adalah 3 sampai 4 orang.

Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa jumlah petugas pemungutan pajak masih kurang.Ini dapat dilihat dari jumlah Hotel dan


(60)

commit to user

Restoran yang ada cukup banyak.Jika hanya 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang yang melakukan penagihan maka ini belum cukup optimal.

5. Sarana dan Prasarana

Faktor yang mendukung dalam optimalisasi penerimaan pajak yaitu sarana dan prasarana. Agar mendapatkan hasil yang optimal diperlukan sarana dan prasara yang cukup dalam pemungutan pajak. Untuk itu sangat penting memperhatikan sarana dan prasarana yang diperlukan, agar petugas pajak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Sarana dan Prasarana diyakini sangat berperan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah. Sarana dan Prasarana yang merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam mendukung kelancaran proses pelaksanaan pemungutan pajak daerah. Dalam hal ini kendaraan baik kendaraan roda dua (motor), atau pun kendaraan roda empat (mobil) sebagai alat transportasi sangat diperlukan karena letak lokasi objek pajak saling berjauhan yang apabila pelaksanaan pemungutanya tidak dilengkapi oleh sarana tersebut maka akan menambah beban biaya pungut semakin besar. Dan ketetapan waktu pelaksanaan pemungutan tidak sesuai dengan yang direncanakan dan dengan sendirinya akan mengurangi penerimaan pajak tersebut. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat penting perannya dalam pencapaian tujuan suatu usaha dalam hal ini untuk mengoptimalkan pemungutan pajak.


(61)

commit to user

Dari segi sarana dan prasarana dengan melihat sifatnya, maka pajak daerah lebih banyak membutuhkan sarana berupa formulir-formulir, surat-surat penetapan dan surat-surat-surat-surat lainya.

Secara umum sarana penunjang di Sukoharjo dikemukakan oleh narasumber:

Sarana dan prasarana yang sudah memadai. Dan dalam pemungutan sudah menggunakan kendaraan operasional yang disediakan (motor dan mobil).

Dari penjelasan diatas menyimpulkan bahwa sarana pendukung seperti kendaraan dalam melakukan pemungutan sudah tersedia.Hal ini berpengaruh terhadap produktivitas petugas pajak. Jarak ke lokasi yang agak jauh tentu saja membutuhkan kendaraan operasional agar tidak datang terlambat ke lokasi pemungutan., agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, utamanya dalam hal ketepatan waktu petugas pemungutan pajak datang keloaksi maka sebaiknya sarana yang dibutuhkan tersedia dengan baik bagi petugas.


(62)

commit to user

48

BAB III TEMUAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo adalah:.

A. KELEBIHAN

Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran Kabupaten Sukoharjo, DPPKAD dibantu oleh Pemerintah telah melakukan berbagai cara:

1. Sarana dan prasarana yang bisa mendukung pemungutan pajak telah disediakan dan cukup memadai dengan telah disediakannya kendaraan operasional seperti motor atau mobil untuk melakukan pemungutan ke daerah yang sulit dijangkau,

2. Telah dilakukan pembangunan dan perbaikan akses jalan menuju tempat wajib pajak beberapa tahun terakhir ini.

3. Penerimaan dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan telah dilakukannya berbagai cara untuk tujuan peningkatan seluruh pajak daerah yang dikelola oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo,

4. Adanya kerjasama dengan Pemerintah untuk pengoptimalan penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.


(63)

commit to user

B. KELEMAHAN

Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat berbagai kelemahan, antara lain sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak masih sangat kurang, hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi yang menyeluruh kepada wajib pajak akan pentingnya pembayaran pajak tersebut,

2. Penghasilan para pemilik hotel dan restoran masih minim sehingga wajib pajak tersebut banyak yang tidak membayar atau hutang sehingga penerimaan pajaknya juga kurang optimal,

3. Kurangnya petugas yang bekerja di lapangan untuk melakukan pemungutan pajak kepada wajib pajak yang belum membayar utang pajaknya.

4. Walaupun telah dilakukan perbaikan akses tetapi masih banyak juga jalan-jalan yang rusak, sehingga pemungutan sedikit terganggu.

5. Sarana yang ada di beberapa hotel dan restoran masih terkesan seadanya sehingga pengunjung berpikir ulang untuk berkunjung di hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Sukoharjo.


(64)

commit to user

BAB IV PENUTUP

C. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran di Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari target yang diharapkan. Ini disebabkan karena pelaksanaan pemungutan yang masih kurang dilakukan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sistem dan prosedur yang ada. Begitupula dengan tingkat pengetahuan, pemahaman petugas pemungutan pajak terhadap sistem dan prosedur pemungutan pajak masih kurang, serta motivasi yang masih rendah sehingga kurang mendukung optimalisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo.

Sarana dan prasarana yang ada sudah sangat mendukung kelancaran pemungutan. Kurangnya kontribusi ini juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran para wajib pajak untuk melakukan kewajibanya dalam membayar pajak. Hal ini disebabkan kareana kurangnya sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak. Selain faktor tersebut, hal lain yang mempengaruhi wajib pajak enggan membayar pajak yaitu kurangnya pemasukan yang diterima oleh wajib pajak, sehingga mereka enggan membayar pajak.


(65)

commit to user

D. REKOMENDASI

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah, khususnya dalam pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan sosialisasi yang berkaitan dengan masalah pajak hotel dan pajak restoran sebagai salah satu input dalam perumusan perhitungan nilai potensi pajak hotel dan pajak restoran dan berusaha menerapkannya sehingga penerimaan pajak yang diharapkan dapat mendekati nilai potensi tersebut.

2. Potensi pajak hotel dan pajak restoran yang sangat menjanjikan bagi penyediaan dana dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan kegiatan kemasyarakatan di Kabupaten Sukoharjo seharusnya dapat dikelola secara optimal melalui berbagai kajian yang menyeluruh untuk meminimalisir kendala-kendala dalam pencapaian target penerimaan.

3. Terkait dengan pemungutan pajak hotel dan pajak restoran, perlu dilakukan upaya peningkatan pelaksanaan sistem dan prosedur yang seharusnya didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan tarif yang telah ditetapkan. Kuantitas dalam hal ini jumlah petugas pemungutan pajak yang dikerahkan masih kurang sehingga perlu ditambah untuk optimalisasi pemungutan pajak. Dan kualitas dalam hal ini pengetahuan tingkat pengetahuan ditingkatkan bagi


(66)

commit to user

berlangsungnya sistem dan prosedur pemungutan yang mampu memberikan hasil yang optimal. Begitu pula pengadaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dan diberikan kepada petugas pemungutan pajak demi kelancaran pemungutan pajak di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu motivasi kerja juga sangat perlu diberikan kepada petugas pajak dalam melaksanakan tugas.


(1)

commit to user

Dari segi sarana dan prasarana dengan melihat sifatnya, maka pajak daerah lebih banyak membutuhkan sarana berupa formulir-formulir, surat-surat penetapan dan surat-surat-surat-surat lainya.

Secara umum sarana penunjang di Sukoharjo dikemukakan oleh narasumber:

Sarana dan prasarana yang sudah memadai. Dan dalam pemungutan sudah menggunakan kendaraan operasional yang disediakan (motor dan mobil).

Dari penjelasan diatas menyimpulkan bahwa sarana pendukung seperti kendaraan dalam melakukan pemungutan sudah tersedia.Hal ini berpengaruh terhadap produktivitas petugas pajak. Jarak ke lokasi yang agak jauh tentu saja membutuhkan kendaraan operasional agar tidak datang terlambat ke lokasi pemungutan., agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, utamanya dalam hal ketepatan waktu petugas pemungutan pajak datang keloaksi maka sebaiknya sarana yang dibutuhkan tersedia dengan baik bagi petugas.


(2)

commit to user

48

BAB III TEMUAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang

berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo adalah:.

A. KELEBIHAN

Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak

restoran Kabupaten Sukoharjo, DPPKAD dibantu oleh Pemerintah telah melakukan berbagai cara:

1. Sarana dan prasarana yang bisa mendukung pemungutan pajak telah disediakan dan cukup memadai dengan telah disediakannya kendaraan operasional seperti motor atau mobil untuk melakukan pemungutan ke daerah yang sulit dijangkau,

2. Telah dilakukan pembangunan dan perbaikan akses jalan menuju tempat wajib pajak beberapa tahun terakhir ini.

3. Penerimaan dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan telah dilakukannya berbagai cara untuk tujuan peningkatan seluruh pajak daerah yang dikelola oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo,

4. Adanya kerjasama dengan Pemerintah untuk pengoptimalan penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.


(3)

commit to user

B. KELEMAHAN

Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak

restoran di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat berbagai kelemahan, antara lain sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak masih sangat kurang, hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi yang menyeluruh kepada wajib pajak akan pentingnya pembayaran pajak tersebut,

2. Penghasilan para pemilik hotel dan restoran masih minim sehingga wajib pajak tersebut banyak yang tidak membayar atau hutang sehingga penerimaan pajaknya juga kurang optimal,

3. Kurangnya petugas yang bekerja di lapangan untuk melakukan pemungutan pajak kepada wajib pajak yang belum membayar utang pajaknya.

4. Walaupun telah dilakukan perbaikan akses tetapi masih banyak juga jalan-jalan yang rusak, sehingga pemungutan sedikit terganggu.

5. Sarana yang ada di beberapa hotel dan restoran masih terkesan seadanya sehingga pengunjung berpikir ulang untuk berkunjung di hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Sukoharjo.


(4)

commit to user

BAB IV PENUTUP

C. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran di Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari target yang diharapkan. Ini disebabkan karena pelaksanaan pemungutan yang masih kurang dilakukan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sistem dan prosedur yang ada. Begitupula dengan tingkat pengetahuan, pemahaman petugas pemungutan pajak terhadap sistem dan prosedur pemungutan pajak masih kurang, serta motivasi yang masih rendah sehingga kurang mendukung optimalisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo.

Sarana dan prasarana yang ada sudah sangat mendukung kelancaran pemungutan. Kurangnya kontribusi ini juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran para wajib pajak untuk melakukan kewajibanya dalam membayar pajak. Hal ini disebabkan kareana kurangnya sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak. Selain faktor tersebut, hal lain yang mempengaruhi wajib pajak enggan membayar pajak yaitu kurangnya pemasukan yang diterima oleh wajib pajak, sehingga mereka enggan membayar pajak.


(5)

commit to user

D. REKOMENDASI

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

penulis mengajukan saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah, khususnya dalam pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan sosialisasi yang berkaitan dengan masalah pajak hotel dan pajak restoran sebagai salah satu input dalam perumusan perhitungan nilai potensi pajak hotel dan pajak restoran dan berusaha menerapkannya sehingga penerimaan pajak yang diharapkan dapat mendekati nilai potensi tersebut.

2. Potensi pajak hotel dan pajak restoran yang sangat menjanjikan bagi penyediaan dana dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan kegiatan kemasyarakatan di Kabupaten Sukoharjo seharusnya dapat dikelola secara optimal melalui berbagai kajian yang menyeluruh untuk meminimalisir kendala-kendala dalam pencapaian target penerimaan. 3. Terkait dengan pemungutan pajak hotel dan pajak restoran, perlu

dilakukan upaya peningkatan pelaksanaan sistem dan prosedur yang seharusnya didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan tarif yang telah ditetapkan. Kuantitas dalam hal ini jumlah petugas pemungutan pajak yang dikerahkan masih kurang sehingga perlu ditambah untuk optimalisasi pemungutan pajak. Dan kualitas dalam hal ini pengetahuan tingkat pengetahuan ditingkatkan bagi


(6)

commit to user

berlangsungnya sistem dan prosedur pemungutan yang mampu memberikan hasil yang optimal. Begitu pula pengadaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dan diberikan kepada petugas pemungutan pajak demi kelancaran pemungutan pajak di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu motivasi kerja juga sangat perlu diberikan kepada petugas pajak dalam melaksanakan tugas.