ANALISIS OPTIMASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2003-2009

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OPTIMIZATION ADVERTISEMENT TAX REVENEU FOR BANDAR LAMPUNG CITY IN THE YEAR 2003-2009

By :

Jimmy Fernando Alfred

Development is a process activity carried out within the framework of

pangembangan or make changes towards a better situation. In line with the spirit of decentralization and regional autonomy, the strategies needed in order to implement the government is to enlarge the portion of financial management capability. Management in question is financial management in accordance with the principles of responsibility, able to meet financial obligations, honesty, effectiveness (effectiveness), and control.

The implementation of autonomy provided to local authorities to manage natural resources to strengthen implementation at the local government. The authority was closely related to the still limited plentiful source of revenue that comes from the center. In accordance with Law no. 22, 1999 stated that local revenue sources consist of a) the original income, b) Balance Fund, c) Regional Loan, d) Other areas of legitimate income. Own source revenue consists of tax and regional levies, local company earnings results, and other local and central government levies has issued Law no. 34 year 2000.

The problems that arise related to the advertisement tax revenue optimization to PAD growth imbalance mounting a large billboard of advertisement tax revenue sector in Bandar Lampung fiscal year 2003-2009. This is the mirror of the deviation between actual and potential advertisement tax was caused by the determination of planning Reklame tax revenue target is less precise so that the target pencapian generally always achieved, even though the target could still be raised again in order to achieve optimization in the sector, said the tax revenue billboards in order to support the inclusion of PAD even bigger.

Guidance to taxpayers and tax officials by doing approach with business service bureau billboards to minimize the emergence of illegal billboards, promote regional Regulation No. 15 of 2008 through the medium of effecting the

performance of the advertisement tax collector officers by conducting periodical training.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS OPTIMASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2003-2009 Oleh :

Jimmy Fernando Alfred

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pangembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah, strategi yang diperlukan dalam rangka melaksanakan pemerintahan adalah dengan

memperbesar porsi kemampuan pengelolaan keuangan. Pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yaitu tanggung jawab, mampu memenuhi kewajiban keuangan, kejujuran, hasil guna (efektifitas), serta pengendalian.

Pelaksanaan otonomi memberikan kewenangan kepada daerah untuk bisa

mengelola potensi sumber daya alam memperkuat penyelenggaraan pemerintah di daerah. Kewenangan itu terkait erat dengan masih terbatasnya sumber penerimaan daerha yang yang berasal dari pusat. Sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999

dinyatakan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah terdiri dari a) Pendapatan Asli Daerah, b) Dana Perimbangan, c) Pinjaman Daerah, d) Lain-lain Pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah Sendiri terdiri dari pajak dan Retribusi Daerah, Laba hasil perusahaan daerah, dan lain-lain dan retribusi daerah

pemerintah pusat telah mengeluarkan Undang-undang no. 34 tahun 2000.

Permasalahan yang muncul kaitannya dengan optimasi penerimaan pajak reklame terhadap PAD ketidakseimbangan pertumbuhan pemasangan reklame yang besar terhadap penerimaan sektor pajak reklame di Bandar Lampung tahun anggaran 2003-2009. Hal ini di cerminkan dari adanya penyimpangan antara realisasi dan potensi pajak reklame tersebut yang disebabkan oleh perencanaan penetapan target penerimaan Pajak Reklame yang kurang tepat sehingga dalam pencapian target secara umum selalu tercapai, padahal target tersebut masih bisa

ditingkatkan lagi guna mencapai kata optimasi di sektor penerimaan pajak reklame ini agar dapat menyokong ke pemasukan PAD yang lebih besar lagi.

Pembinaan terhadap wajib pajak dan petugas pemungutan pajak dengan cara melakukan pendekatan dengan para pengusaha biro jasa reklame untuk


(3)

memperkecil munculnya reklame liar, mensosialisasikan Peraturan daerah Nomor 15 tahun 2008 melalui media mengefektifkan kinerja para petugas pemungut pajak reklame dengan melakukan pelatihan secara berkala.

Dari hasil penelitian di peroleh bahwa optimasi penerimaan pajak reklame ditinjau dari Potensi pajak reklame dalam kaitannya dengan pertubuhan usaha biro jasa Kota Bandar Lampung tahun anggaran 2003-2009 adalah rata-rata sebesar Rp 2.673.288.774. Hasil perhitungan potensi penerimaan pajak reklame dalam kaitannya denga usaha biro jasa reklame Kota Bandar Lampung menunjukan bahwa terdapat selisih antara potensi dengan realisasi sebesar Rp 380.704.176 atau 85,75 % pajak reklame yang tergali dan 14,25 % pajak reklame yang hilang. Pajak reklame yang hilang inilah yang mencerminkan bahwa penerimaan dari sector pajak reklame ini masih belum optimal. Dan perlu di tingkatkan lagi.


(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pangembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang baik materiil maupun spiritual bedasarkan Pancasila dan UUD 1945. Demi tercapainya

pembangunan nasional, maka penyusunan program pembangunan tersebut mengikuti suatu pola atau tatanan yang telah ditentukan di dalam pemerintah negara Indonesia.

Pembagian daerah Indonesia yang terdiri dari daerah besar dengan daerah kecil dengan bentuk susunan pemerintahan ditetapkan dengan Undang-undang, maka berdasarkan hal tersebut dilaksanakanlah asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Realisasi dari kedua asas tersebut maka di negara kita ada pemerintahan daerah yang bersifat administratif dan yang bersifat otonom, selanjutnya di sebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pamerintah Daerah). Dalam menyelenggarakan kewajiban dan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri faktor sumber pendapatan daerah sangat menentukan terlaksananya pembangunan di daerah.

Untuk meningkatkan dan menetapkan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan di daerah-daerah secara merata, maka dilakukan pendayagunaan aparatur pemerintah di daerah, yang pelaksanaan dan pengamanannya juga diperlukan adanya pengawasan yang efektif dan


(5)

efisien agar pembangunan nasional berjalan dengan baik. Pendayagunaan aparatur

pemerintah sangat penting dalam pengelolaan pendapatan daerah untuk menggali sumber Pendapatan Asli Daerah guna membiayai pembangunan daerah.

Dalam membiayai pembangunan salah satu upaya pemerintah daerah adalah menyerap dari sektor pajak dan retribusi, meskipun tidak kalah pentingnya pemasukan dari berbagai sektor pendapatan yang lain.

Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat dilakukan dengan cara peningkatan terhadap sumber daya yang sudah ada,dalam hal ini adalah pajak daerah. Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum pemerintah yang balas jasanya tidak secara langsung diberikan pada pembayaran sedangkan pelaksanaannya dimana perlu dapat dipaksakan (Usman dan Subroto, 1980:46).

Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum, yang membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya. Pajak umum yang memungut adalah Pemerintah Pusat, sedangkan pajak daerah yang memungutnya adalah Pemerintah Daerah.Kriteria pajak daerah secara spesifik diuraikan oleh K.J. Davey (1988) dalam bukunya Financing Regional Government, yang terdiri dari 4 (empat) hal yaitu:

1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan pengaturan dari daerah sendiri.

2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah.


(6)

4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada pemerintah daerah.

Dari kriteria pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak daerah tersebut terdiri dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan bagi hasil pajak dengan pemerintah pusat. Pajak yang dipungut di wilayah daerah ini dikenal sebagai pajak daerah.

Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung Tahun Anggaran 2002-2009

Tahun PAD (Rp) Perkembangan (%)

2002 31.881.882.171,30 -

2003 36.178.245.567,47 13,47

2004 42.827.779.480,66 18,37

2005 44.237.170.132 3,29

2006 46.137.259.170,16 4,29

2007 54.386.763.405,96 17,88

2008 65.125.848.714,96 19,74

2009 67.313.044.729,08 3.35

Rata-rata 11,48

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Dengan melihat tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan asli daerah Bandar lampung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari data yang di peroleh di dapat informasi bahwa Pajak Daerah menduduki urutan kedua dalam hal besarnya kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah setelah Retribusi Daerah. Oleh karena itu sumbangan pajak


(7)

daerah cukup berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah yang salah satu jenis pajak daerah tersebut adalah Pajak Reklame.

Pajak reklame sendiri adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil.

Dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang di tempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Subjek pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenai pajak daerah. Berkaitan dengan pajak Reklame maka yang dimaksud dengan subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesan reklame.

Yang dimaksud dengan wajib pajak reklame menurut Undang-undang Pajak Daerah no.15 Tahun 2008 adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pemesan reklame dan orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame dan orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.Pemerintah Daerah Bandar Lapung melalui Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung melakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan pajak reklame secara optimal untuk mengisi kas daerah yang membiayai pembangunan.

Di Bandar Lampung pajak reklame diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pajak Reklame.Pemasangan, perijinan, dan pengelolaan reklame diatur oleh Dinas Pendapatan Daerah Bandar Lampung. Di Bandar Lampung penerimaan pajak reklame dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini bisa dilihat dalam tabel-2.


(8)

Tabel 2 Peneriman Pajak Reklame Bandar Lampung Tahun 2003 – 2009 Tahun Target Realisasi Tingkat

Pencapaian (%) (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1.350.000.000 1.820.000.000 2.000.000.000 2.010.000.000 2.407.500.000 3.100.000.000 3.500.000.000 1.363.328.592 1.643.743.358 2.006.875.011 2.159.808.218 2.425.847.135 2.927.798.390 3.520.691.483 100,98 % 90,31 % 100,34 % 107,45 % 100,76 % 94,44 % 100,59 % 0,98 % -9,68 % 0,34 % 7,45 % 0,76 % -5,55 % 0,59 %

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai rencana dan realisasi penerimaan pajak, cendrung mengalami peningkatan sejak Tahun Anggaran 2003 sampai dengan 2009, bahkan nilai realisasi penerimaan pajak justru lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya, walawpun pada Tahun Anggaran 2004 dan 2008 nilai realisasi dari target direncanakan tidak tercapai, namun pada tahun anggaran 2003, 2005, 2006, 2007, dan 2009 mengalami kenaikan dari rencana penerimaan.

Pada tabel-2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penerimaan pajak reklame secara terus menerus dari Tahun Anggaran 2003 sampai dengan Tahun Anggaran 2009. dapat diketahui penerimaan pajak reklame Tahun anggaran 2003 sebesar Rp. 1.363.328.592 dengan tingkat pencapaian sebesar 100,98 %, pada Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp1.634.743.358 dengan tingkat pencapaian 90,31 %, pada Tahun Angaran 2005 sebesar Rp2.006.875.011 dengan tingkat pencapaian 100,34 %, pada Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp2.059.808.218 dengan tingkat pencapaian 107,45 %, pada Tahun Angaran 2007 sebesar Rp 2.425.847.135 dengan tingkat pencapaian 100,76 %, pada Tahun Angaran 2008 sebesar Rp2.927.798.390


(9)

dengan tingkat pencapaian 94,44 %, dan pada Tahun Angaran 2009 sebesar 3.520.691.483 dengan tingkat pencapaian 100,59 %

Menurut Ibnu Syamsi (1983:201) Target pajak reklame ditentukan dengan menggunakan batas toleransi 10 %, tidak melebihi atau mengurangi dari 10 % itu masih dalam kewajaran dan dalam batas toleransi. Sedangkan seharusnya penetuan, penetapan dan perhitungan target pajak reklame dilihat dari potensinya, tetapi jika dilihat dari potensinya perlu dan harus ditinjau ulang agar penetapan target pajak reklame sesuai dengan semestinya.

Tabel 3 Data Sumbangan Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung 2003 s/d 2009 (dalam rupiah)

Tahun Pajak daerah Pajak Reklame Sumbangan %

2003 36.178.245.567,47 1.363.328.592 3,76 %

2004 42.827.779.480,66 1.643.743.358 3,83 %

2005 44.237.170.132 2.006.875.011 4,53 %

2006 46.137.259.170,16 2.059.808.218 4,46 %

2007 54.386.763.405,96 2.425.847.135 4,46 %

2008 65.125.848.714,96 2.927.798.390 4,49 %

2009 67.313.044.729,08 3.520.691.483 5,23 %

Rata-rata 4,39 %

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sumbangan pajak Reklame Tahun Anggaran 2003 sampai dengan tahun 2009 yaitu pada tahun 2003 pajak reklame sebesar Rp1.363.328.592 dengan sumbangan 3,76 % kemudian pada tahun 2004 sebesar RP1.634.743.358 dengan sumbangan 3,83 %. Pajak reklame mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar


(10)

dengan sumbangan 4,46 %. Kemudian pada tahun 2007 pajak Reklame Sebesar Rp

2.425.847.135 dengan sumbangan 4,46 % pada tahun 2008 pajak Reklame meningkat sebesar Rp2.927.798.390 dengan sumbangan sebesar 4,49 %. Dan pada tahun 2009 pajak Reklame mengalami kenaikan sebesar 3.520.691.483 dengan sumbangan sebesar 5,231 %. Maka rata-rata sumbangan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun anggaran 2003-2009 adalah 4,39 %

Adapun biro jasa reklame yang terdaftar pada Dinas Pendapatan kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

1. CV. Devis Jaya 2. Dinamis Advertising 3. Arthamoro Advertising 4. Diamond Advertising 5. Gasing Mas Advertising

Reklame merupakan alat yang dipergunakan untuk mempromosikan pemasaran sebuah produk atau jasa suatu badan atau jasa perorangan.

Dari hasil pengamatan diatas kontribusi yang diberikan pajak Reklame cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung, hal tersebut di atas didukung oleh

perkembangan perekonomian yang cukup meningkat di daerah Bandar Lampung. Keadaan perekonomian tersebut tercermin dalam perkembangan tingkat PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun.

Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandar Lampung 20012008 (dalam jutaan rupiah)

Tahun PDRB Laju Pertumbuhan


(11)

2001 3.714.381 

2002 3.872.963 4,269

2003 4.224.840 9,085

2004 4.549.462 7,683

2005 4.778.188 5,03

2006 5.079.046 6,30

2007 5.426.158 6,83

2008 5.795.996 6,82

Sumber : Bandar Lampung dalam Angka 2009, BPS Provinsi Lampung (data diolah)

Sejalan dengan meningkatnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) keadaan penduduk di Daerah Bandar Lampung jumlahnya terus meningkat. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat memberikan suatu dorongan kepada pemerintah untuk memikirkan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Dengan meningkatnya PDRB dapat diartikan bahwa pendapatan perkapita penduduk juga meningkat.

Maksud dari optimasi penerimaan pajak reklame disini adalah kenaikan unit dalam pembuatan reklame pada biro jasa pemasangan reklame harus diikuti dengan peningkatan penerimaan pajak reklame itu sendiri sehingga berpengaruh pada sumbangan yang diberikan oleh sector pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Lampung.

Namun ada beberapa hal yang tidak terlihat data sebagai faktor penghambat dari pertumbuhan penerimaan dari sector pajak ini. Salah satunya adalah reklame liar yang ada. Tentunya

pemerintah perlu menindak lanjut masalah reklame liar tersebut karena dari reklame liar ini apabila di data, penerimaan yang diperoleh dari reklame-reklame liar ini di kenakan biaya hasil yang masuk ke kas pemerintah daerah cukup besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusunan laporan ini memilih judul “Analisis Optimasi Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar


(12)

Adapun alasan-alasan yang mendukung penyusunan penelitian dengan judul tersebut diatas adalah:

1. Peranan aparatur pemerintah sangat penting untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah dari sektor pajak reklame dalam pembiayaan pembangunan daerah 2. Potensi reklame di daerah Bandar Lampung dipandang sangat besar, mengingat gairah

usaha dan perdagangan yang semakin meningkat.

3. Pajak reklame mempunyai peranan penting dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah di daerah Bandar Lampung.

B. Perumusan Masalah

Dari pertumbuhan usaha biro jasa reklame di Kota Bandar Lampung periode waktu 2003 sapai dengan periode 2009 sumbangan pajak reklame terhadap Pajak Daerah masih relative kecil dengan angka rata-rata hanya mencapai 4,39 %.

Berdasarkan beberapa hal sebagaimana yang telah diuraikan dalam alasan pemilihan judul, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerimaan pajak dari sektor pajak reklame sudah optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar Lampung?

2. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi serta solusi yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Bandar Lampung dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan apa saja Faktor pendukung yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Bandar Lampung dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame?


(13)

Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:

1. Untuk mengetahui Optimasi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar Lampung.

2. Mengetahui faktor penghambat dan upaya apa yang dilakukan oleh Pemerintaah Daerah dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan Faktor pendukung apa saja yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame.

D. Kerangka Pemikiran

Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak Daerah merupakan komponen PAD yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam medukung peningkatan PAD. Pengertian pajak ditinjau dari segi ekonomi merupakan

perolehan uang atau harta dari wajib pajak ke sektor pemerintah tanpa imbalan langsung yang dapat ditunjuk dan penggunaannya adalah untuk penyelenggaraan pelayanan.

Hambatan dari pungutan pajak reklame adalah masyarakat/badan swasta yang enggan membayar pajak/menghindari pajak, yang disebabkan antara lain system perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat, system kontrol yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh pihak pemungut pajak dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung..

Pajak Reklamae merupakan pajak yang sangat potensial bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah kota Bandar Lampung. Untuk menunjang optimasi pajak kearah peningkatan penerimaan pajak reklame sebagai salah satu sumber penerimaan daerah khususnya dari sektor pajak diperlukan suatu system dan prosedur pemungutan pajak reklame yang lebih


(14)

sederhana, sistematis serta efisien. Hal ini dimaksud untuk memudahkan masyarakat dalam pembayarannya dan menghindari beban pajak berganda pada masyarakat yang pada akhirnya mengurangi minat atau kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak.

Sumber-sumber PAD

Pajak daerah Pajak reklame Peningkatan pajak reklame

(PAD)

Optimasi pajak reklame


(1)

dengan tingkat pencapaian 94,44 %, dan pada Tahun Angaran 2009 sebesar 3.520.691.483 dengan tingkat pencapaian 100,59 %

Menurut Ibnu Syamsi (1983:201) Target pajak reklame ditentukan dengan menggunakan batas toleransi 10 %, tidak melebihi atau mengurangi dari 10 % itu masih dalam kewajaran dan dalam batas toleransi. Sedangkan seharusnya penetuan, penetapan dan perhitungan target pajak reklame dilihat dari potensinya, tetapi jika dilihat dari potensinya perlu dan harus ditinjau ulang agar penetapan target pajak reklame sesuai dengan semestinya.

Tabel 3 Data Sumbangan Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung 2003 s/d 2009 (dalam rupiah)

Tahun Pajak daerah Pajak Reklame Sumbangan %

2003 36.178.245.567,47 1.363.328.592 3,76 %

2004 42.827.779.480,66 1.643.743.358 3,83 %

2005 44.237.170.132 2.006.875.011 4,53 %

2006 46.137.259.170,16 2.059.808.218 4,46 %

2007 54.386.763.405,96 2.425.847.135 4,46 %

2008 65.125.848.714,96 2.927.798.390 4,49 %

2009 67.313.044.729,08 3.520.691.483 5,23 %

Rata-rata 4,39 %

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sumbangan pajak Reklame Tahun Anggaran 2003 sampai dengan tahun 2009 yaitu pada tahun 2003 pajak reklame sebesar Rp1.363.328.592 dengan sumbangan 3,76 % kemudian pada tahun 2004 sebesar RP1.634.743.358 dengan sumbangan 3,83 %. Pajak reklame mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar


(2)

dengan sumbangan 4,46 %. Kemudian pada tahun 2007 pajak Reklame Sebesar Rp

2.425.847.135 dengan sumbangan 4,46 % pada tahun 2008 pajak Reklame meningkat sebesar Rp2.927.798.390 dengan sumbangan sebesar 4,49 %. Dan pada tahun 2009 pajak Reklame mengalami kenaikan sebesar 3.520.691.483 dengan sumbangan sebesar 5,231 %. Maka rata-rata sumbangan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun anggaran 2003-2009 adalah 4,39 %

Adapun biro jasa reklame yang terdaftar pada Dinas Pendapatan kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

1. CV. Devis Jaya 2. Dinamis Advertising 3. Arthamoro Advertising 4. Diamond Advertising 5. Gasing Mas Advertising

Reklame merupakan alat yang dipergunakan untuk mempromosikan pemasaran sebuah produk atau jasa suatu badan atau jasa perorangan.

Dari hasil pengamatan diatas kontribusi yang diberikan pajak Reklame cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung, hal tersebut di atas didukung oleh

perkembangan perekonomian yang cukup meningkat di daerah Bandar Lampung. Keadaan perekonomian tersebut tercermin dalam perkembangan tingkat PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun.

Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandar Lampung 20012008 (dalam jutaan rupiah)

Tahun PDRB Laju Pertumbuhan


(3)

2001 3.714.381 

2002 3.872.963 4,269

2003 4.224.840 9,085

2004 4.549.462 7,683

2005 4.778.188 5,03

2006 5.079.046 6,30

2007 5.426.158 6,83

2008 5.795.996 6,82

Sumber : Bandar Lampung dalam Angka 2009, BPS Provinsi Lampung (data diolah)

Sejalan dengan meningkatnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) keadaan penduduk di Daerah Bandar Lampung jumlahnya terus meningkat. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat memberikan suatu dorongan kepada pemerintah untuk memikirkan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Dengan meningkatnya PDRB dapat diartikan bahwa pendapatan perkapita penduduk juga meningkat.

Maksud dari optimasi penerimaan pajak reklame disini adalah kenaikan unit dalam pembuatan reklame pada biro jasa pemasangan reklame harus diikuti dengan peningkatan penerimaan pajak reklame itu sendiri sehingga berpengaruh pada sumbangan yang diberikan oleh sector pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Lampung.

Namun ada beberapa hal yang tidak terlihat data sebagai faktor penghambat dari pertumbuhan penerimaan dari sector pajak ini. Salah satunya adalah reklame liar yang ada. Tentunya

pemerintah perlu menindak lanjut masalah reklame liar tersebut karena dari reklame liar ini apabila di data, penerimaan yang diperoleh dari reklame-reklame liar ini di kenakan biaya hasil yang masuk ke kas pemerintah daerah cukup besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusunan laporan ini memilih judul “Analisis Optimasi Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar


(4)

Adapun alasan-alasan yang mendukung penyusunan penelitian dengan judul tersebut diatas adalah:

1. Peranan aparatur pemerintah sangat penting untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah dari sektor pajak reklame dalam pembiayaan pembangunan daerah 2. Potensi reklame di daerah Bandar Lampung dipandang sangat besar, mengingat gairah

usaha dan perdagangan yang semakin meningkat.

3. Pajak reklame mempunyai peranan penting dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah di daerah Bandar Lampung.

B. Perumusan Masalah

Dari pertumbuhan usaha biro jasa reklame di Kota Bandar Lampung periode waktu 2003 sapai dengan periode 2009 sumbangan pajak reklame terhadap Pajak Daerah masih relative kecil dengan angka rata-rata hanya mencapai 4,39 %.

Berdasarkan beberapa hal sebagaimana yang telah diuraikan dalam alasan pemilihan judul, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerimaan pajak dari sektor pajak reklame sudah optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar Lampung?

2. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi serta solusi yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Bandar Lampung dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan apa saja Faktor pendukung yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Bandar Lampung dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame?


(5)

Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:

1. Untuk mengetahui Optimasi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar Lampung.

2. Mengetahui faktor penghambat dan upaya apa yang dilakukan oleh Pemerintaah Daerah dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan Faktor pendukung apa saja yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame.

D. Kerangka Pemikiran

Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak Daerah merupakan komponen PAD yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam medukung peningkatan PAD. Pengertian pajak ditinjau dari segi ekonomi merupakan

perolehan uang atau harta dari wajib pajak ke sektor pemerintah tanpa imbalan langsung yang dapat ditunjuk dan penggunaannya adalah untuk penyelenggaraan pelayanan.

Hambatan dari pungutan pajak reklame adalah masyarakat/badan swasta yang enggan membayar pajak/menghindari pajak, yang disebabkan antara lain system perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat, system kontrol yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh pihak pemungut pajak dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung..

Pajak Reklamae merupakan pajak yang sangat potensial bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah kota Bandar Lampung. Untuk menunjang optimasi pajak kearah peningkatan penerimaan pajak reklame sebagai salah satu sumber penerimaan daerah khususnya dari sektor pajak diperlukan suatu system dan prosedur pemungutan pajak reklame yang lebih


(6)

sederhana, sistematis serta efisien. Hal ini dimaksud untuk memudahkan masyarakat dalam pembayarannya dan menghindari beban pajak berganda pada masyarakat yang pada akhirnya mengurangi minat atau kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak.

Sumber-sumber PAD

Pajak daerah Pajak reklame Peningkatan

pajak reklame (PAD)

Optimasi pajak reklame