Pandangan Keynes Kebijakan Moneter
pahala dari Allah SWT untuk usaha dan kegiatan perekonomian lainnya menambahkan nilai untuk kaum muslimin. Al Qur’an memberi gambaran tentang
perhatian kaum muslimin untuk penggunaan sumber daya yang telah disediakan Allah SWT sehingga memperluas pandangan kaum muslimin untuk berpartisipasi
dalam kegiatan perekonomian seperti investasi dan menyalurkan kekayaan melalui qard hasan
104
, infaq dan waqaf.
105
2 Mazhab Mainstream Metwally mengatakan bahwa penawaran uang dalam Islam sepenuhnya dikontrol
oleh negara sebagai pemegang monopoli dari penerbitan uang yang sah. Keberadaan Baitul Mal pada masa Rasulullah adalah prototype dari bank sentral.
Di mana keberadaan bank sentral adalah untuk menerbitkan mata uang dan menjaga nilai tukarnya agar dapat berada pada tingkat harga yang stabil. Tujuan
kebijakan moneter yang dilakukan adalah maksimalisasi sumber daya yang ada untuk kegiatan perekonomian yang produktif. Menurut mazhab ini, instrumen
dues of idle fund dapat digunakan untuk memengaruhi permintaan agregat. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan permintaan agregat sehingga
mendorong laju pertumbuhan pendapatan nasional. 3 Mazhab Alternatif
Mazhab ini mengemukakan sistem kebijakan moneter dengan menggunakan syuratiq process yaitu di mana suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas
moneter berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektor riil. Keputusan-keputusan kebijakan moneter dituangkan dalam bentuk instrumen
moneter yang merupakan harmonisasi dengan kebijakan-kebijakan di sektor riil. Menurut mazhab ini, kebijakan moneter adalah repeated games in game theory di
mana bentuk kurva penawaran dan permintaan uang seperti tambang melilit dengan slope positif sebagai akibat knowledge induced process dan information
sharing yang amat baik.Adanya harmonisasi antara kebijakan moneter dengan
104
Qard hasan pinjaman kebaikan yaitu pinjaman dengan kewajiban hanya pengembalian pinjaman pokoknya saja atau pihak menerima tidak wajib mengembalikan pinjaman karena
kondisi force majeure keadaan terpaksa atau di luar dugaan.
105
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Makro Islami.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, hlm. 225-226.
kebijakan di sektor riil, menurut Choudhury, akan menghasilkan suatu interaksi kurva permintaan dan penawaran uang dengan harmonisasi terhadap pertumbuhan
pendapatan nasional Y.
106
Instrumen Kebijakan Moneter dalam Sistem Moneter Islam
Menurut Umar Chapra, ada beberapa instrumen moneter dalam melaksanakan kebijakan moneter, yaitu:
1 Target Pertumbuhan dalam M dan Mo Target pertumbuhan dalam uang beredar M harus dianalisis ulang setiap
waktu tertentu dengan melihat kinerja perekonomian dan trend variabel penting lainnya. Pertumbuhan M berkaitan erat dengan pertumbuhan Mo uang berdaya
tinggi yang didefinisikan sebagai mata uang dalam sirkulasi plus deposito bank sentral, sehingga bank sentral harus mengatur ketersediaan dan pertumbuhan Mo.
Mo ini dibagikan untuk dimanfaat secara produktif. 2 Saham Publik Terhadap Deposito Unjuk Uang Giral
Sebagian uang giral harus diberikan kepada pemerintah untuk membiayai proyek-proyek sosial.
3 Cadangan Wajib Resmi Cadangan wajib ini membantu menjamin keamanan deposito dan likuiditas
yang memadai bagi sistem perbankan. 4 Pembatas Kredit
Pembatasan kredit pada bank komersial diperlukan untuk menjamin bahwa penciptaan kredit total konsisten dengan target moneter. Dalam alokasi
batasan antara bank-bank komersil individual, perlu melakukan kehati-hatian sehingga terjamin terwujudnya kompetisi yang sehat antara bank.
5 Alokasi Kredit yang berorientasi pada nilai Kredit
bank harus
dialokasikan untuk
membantu merealisasikan
kemaslahatan sisal secara umum. 6 Moral Suasion
106
Ibid, hlm. 228-229
Instrumen ini memiliki kedudukan penting dalam perbankan sentra Islam. bank sentral melalui kontak personel, konsultasi dan rapat dengan bank-bank
komersial, dapat saling membahu untuk menjaga kekuatan dan memecahkan persoalan perbankan.