31
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Karaterisasi arang aktif
Spektra dari FTIR arang aktif yang teraktifasi dengan yang tidak teraktifasi dibandingkan.
3.6.2 Menentukan Harga Normalitas Larutan Baku
a Larutan Natrium Thiosulfat
N larutan Na
2
S
2
O
3
=
a 20
x 0,025 a
= volume Na
2
S
2
O
3
yang dibutuhkan untuk titrasi ml 20 = ml K
2
Cr
2
O
7
0,025 = normalitas K
2
Cr
2
O
7
Alaerts dan Santika, 1984:146
b Larutan Ferro Amonium Sulfat
N larutan Ferro Amonium Sulfat FAS =
a 10
x 0, 25 a = volume ferro amonium sulfat yang dibutuhkan untuk titrasi ml
10 = ml K
2
Cr
2
O
7
0, 25 = normalitas K
2
Cr
2
O
7
Alaerts dan Santika, 1984:146
3.6.3 Menentukan nilai BOD dan COD limbah sebelum dan sesudah
pelakuan 3.6.3.1 Menghitung BOD
DO mgL = sampel
V P
x O
Be x
x1000 Thiosulfat
N x
Thiosulfat V
2
BOD = DO - DO
5
32
Keterangan: DO
= Oksigen terlarut 0 hari DO
5
= Oksigen terlarut 5 hari Be O
2
= 8 P = Pengenceran
3.6.3.2 Menghitung COD
COD = sampel
V P
x O
Be x
x1000 FAS
N x
B -
A
2
Keterangan: A= mL titran blanko
B = mL titrasi sampel N = Normalitas FAS
Be O
2
= 8 P = Pengenceran
3.6.4 Menghitung penurunan BOD dan COD limbah setelah perlakuan
3.6.4.1 Penurunan BOD Penurunan BOD =
awal BOD
sampel BOD
- awal
BOD
x 100 3.6.4.2 Penurunan COD
Penurunan COD =
awal COD
sampel COD
- awal
COD
x 100
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas mengenai data hasil penelitian yang meliputi kajian tentang pembuatan arang aktif dan efektivitas arang aktif kulit singkong
dan tongkol jagung sebagai adsorben yang digunakan untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada limbah cair pabrik tahu. Variasi dalam penelitian ini adalah
variasi waktu perendaman, pH limbah, dan massa arang aktif kulit singkong dan tongkol jagung.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair industri kecil tahu di desa Krobokan, Kecamatan Semarang Barat. Pengukuran kadar COD
dan BOD dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dengan arang aktif, sehingga dapat diketahui kemampuan adsorpsi dari masing-masing arang aktif.
4.1 Aktivasi Arang Aktif
Kulit singkong dan tongkol jagung masih mengandung zat pengotor yang yang dapat mengganggu proses adsorpsi, oleh karena itu perlu diaktifkan dahulu
agar kemampuan adsorpsinya meningkat. Kulit singkong dan tongkol jagung yang telah dibersihkan kemudian diaktivasi dengan H
3
PO
4
0.6 M. Pada proses perendaman ini dilakukan pada waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui
waktu paling baik dari aktivasi kimia. Kulit singkong dan tongkol jagung yang sudah diaktivasi kimia kemudian dikeringkan menggunakan oven 200
O
C selama