Keanekaragaman Hayati
2 9
2. Eksploitasi sumber daya alam hayati yang
berlebihan
Pertambahan populasi manusia yang sangat cepat mengakibatkan pengambilan sumber daya alam hayati oleh manusia
dapat melebihi batas regenerasi dan reproduksi dari organisme tersebut. Kenyataan semacam itu menyebabkan kepunahan pada
berbagai jenis makhluk hidup, sehingga menurunkan keaneka- ragaman hayati. Contohnya perburuan orangutan untuk membuat
obat, gading gajah untuk dikoleksi, perburuan beruang dan ular atau buaya untuk pembuatan tas maupun jaket kulit.
3. Pencemaran lingkungan
Peningkatan jumlah pemukiman dan industri akan membawa konsekuensi terciptanya limbah yang akan
mencemari lingkungan baik air, tanah atau udara. Pencemaran merupakan perubahan lingkungan akibat ulah
manusia. Perubahan lingkungan ini akan memberikan tekanan terhadap makhluk hidup yang akan sangat membahayakan
kelangsungan biodiversitas atau keanekaragaman hayati di permukaan bumi. Contohnya semakin langkanya jenis-jenis
ikan air tawar yang ada di sungai Ciliwung akibat pencemaran limbah industri, matinya ribuan ikan laut di Pantai Teluk
Jakarta akibat pencemaran limbah industri.
4. Budidaya monokultur dan dampak negatif
rekayasa genetik
Sistem pertanian monokultur yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan, berpengaruh negatif terhadap jenis-jenis
tumbuhan yang kurang bersifat unggul karena menjadi kurang dibudidayakan sehingga hilang dari lingkungan dan pada akhirnya
menjadi punah. Selain itu, pemanfaatan bibit unggul yang tahan hama dan penyakit hasil rekayasa genetika juga dapat menyebabkan erosi
plasma nuftah bagi tanaman yang tidak tahan terhadap hama dan penyakit.
Adanya eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan penggundulan hutan, berdampak besar pada proses hilangnya
sumber daya alam hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis
Info Biologi
Akibat penebangan kayu tanpa diiringi
konservasi lahan, sekitar 700.000
hektar areal hutan di pulau Jawa dalam
kondisi kritis. Jika dibiarkan, dalam 10
tahun akan gundul dan bencana longsor
serta banjir semakin dahsyat.
E. Pelestarian Keanekaragaman Hayati
di Indonesia
Di unduh dari : Bukupaket.com
Biologi Kelas X untuk Siswa SMA - MA
3 0
tumbuhan dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21
jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah.
Dengan menurunnya keanekaragaman hayati, manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapat melestarikan dan
mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ek situ.
1. Pelestarian In situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya
alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu
sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya. Contohnya sebagai berikut.
a. Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional
Komodo, Pulau Komodo. b. Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman
Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. c. Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu.
d. Pelestarian terumbu karang di Bunaken. 2.
Pelestarian ek situ, yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi
perkembangan kehidupannya. Contohnya sebagai berikut. a. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai
tumbuhan langka dalam rangka melestarikan plasma nuftah. b. Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo.
Salah satu cara untuk ikut melestarikan keanekaragaman hayati secara nyata dan untuk pemenuhan kebutuhan dapur dan tanaman
obat maka kita dapat membuat kebun tanaman obat, baik di sekolah ataupun di rumah kita sendiri. Dengan menggalakkan kebun tanaman
obat ini, diharapkan tidak akan terjadi kelangkaan tanaman obat akibat kecenderungan mengkonsumsi obat-obatan kimia dan meninggalkan
fungsi tanaman obat-obatan tradisional bagi kesehatan kita.
Klasifikasi merupakan suatu cara untuk mengelompokkan makhluk hidup. Dalam pengelompokkan makhluk hidup diperlukan
aturan, yaitu dasar yang digunakan untuk pengelompokkan, seperti persamaan dan perbedaan ciri-ciri serta sifat makhluk hidup, yang
meliputi ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah menggunakan aturan
tertentu ini disebut sistematika.
F. Kebun Tanaman Obat Keluarga