A PUBLIC RELATIONS STRATEGY AT LKP SIGER BATIK OF SARI TELADAN FOUNDATION IN THE WAY OF PROMOTING SIGER BATIK IN BANDAR LAMPUNG (A Study Case at the House of Public Training and Course (LKP) Siger Batik of Sari Teladan Foundation in Beringin Raya)

(1)

ABSTRAK

A PUBLIC RELATIONS STRATEGY AT LKP SIGER BATIK OF SARI TELADAN FOUNDATION IN THE WAY OF PROMOTING SIGER

BATIK IN BANDAR LAMPUNG

(A Study Case at the House of Public Training and Course (LKP) Siger Batik of Sari Teladan Foundation in Beringin Raya)

By : Danny Sancaka

0716031029

Batik is Indonesian valuable cultural heritage. Almost every region in Indonesia has its own batik art and motif, including Bandar Lampung, in which Batik is one of the local cultures. However, there are not many people know the existence of Batik Lampung (Siger). It needs extraordinary efforts of many parties to raise a typical coastal batik Lampung, save it from extinction.

The formulation of the problem in this research is: "How does Public Relations strategy of LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation attempt to promote Batik Bandar Lampung Siger in society?”. The purpose of this study was to describe the LKP Siger Batik’s Public Relations Strategy of Sari Teladan Foundation in an attempt to socialize Siger Batik in Bandar Lampung.

The research method used in this research is descriptive qualitative approach. The sample of the research is 13 people. It consists of two people as the primary informant who is Sari Teladan Foundation’s leader, Ms. Laila Al Khusna, and Public Relations Division, which is engaged in information and data, Mr. Agung Julianto and 11 people as secondary informants consisting of 3 workers in LKP Siger Batik Sari Teladan Foundation and 8 visitors of LKP Siger Batik. Data were collected through interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used in this study is a qualitative analysis based on the data obtained from interviews and documentation. This method was used in order to locate and describe Public Relations Strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation in an attempt to promote Siger Batik in Bandar Lampung. These results indicate that Public Relations Strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan uses systems theory in the way of promoting Siger Batik. It means that Public Relations is a division of LKP Batik Siger in which its function is influenced by the environment (Public, Government Agencies,


(2)

Non-Governmental Organizations, and both printed and electronics Media). In a policy, which is issued by LKP Siger Batik, public relation is responsible for the Foundation. It is not only responsible for limited results (output) of image and trust, but also how to deal with the change of public interest. In brief, the purpose of public relations is to make sure that the promotion of Siger Batik in Bandar Lampung can be realized well. The stages of the implementation process of public relations tasks can be categorized namely: (1) Fact Finding, (2) Planning, (3) Communicating, and (4) Evaluation.

Based on the results above, it can be concluded that Public Relation strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation in promoting unique Siger as Lampung Batik has been running well with good views of the society in Bandar Lampung. Most of people in Bandar Lampung have been aware that they have owned batik included batik Siger as the unique batik in Lampung.


(3)

ABSTRAK

STRATEGI HUMAS PADA LKP BATIK SIGER YAYASAN SARI TELADAN DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN BATIK SIGER

TERHADAP MASYARAKAT BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Lembaga Kursus dan Kepelatihan Batik Siger Yayasan Sari Teladan Kemiling Beringin Raya)

Oleh : Danny Sancaka

0716031029

Batik adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang adiluhung. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif batiknya sendiri, tak terkecuali kota Bandar Lampung, selain tapis yang merupakan salah satu budaya daerahnya. Meski demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Lampung (Siger). Perlu upaya keras dari banyak pihak agar salah satu batik khas pesisir Lampung ini bisa bangkit kembali, terselamatkan dari kepunahan

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana strategi HUMAS pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informannya adalah 13 orang yang terdiri dari 2 orang sebagai informan primer yaitu Pimpinan Yayasan Sari Teladan , Ibu Laila Al Khusna ,dan Divisi Humas yang bergerak dibidang data dan informasi, Bpk. Agung Julianto dan 11 orang sebagai informan sekunder yang terdiri dari 3 orang pekerja di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dan 8 orang pengunjung LKP Batik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang didapat dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mencari dan mendeskripsikan Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan


(4)

dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini menunjukan Humas LKP Batik Siger dalam penyelenggaraan sosialisasi, menggunakan teori sistem, artinya Humas adalah sebuah divisi pada LKP Batik Siger, dimana dalam menjalankan fungsinya humas dipengaruhi oleh lingkungannya (Masyarakat, Instansi Pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat , atau pun Media baik cetak dan elektronik) dalam penyampaikan suatu kebijakan yang dikeluarkan pihak LKP Batik Siger, humas berfungsi dan bertanggung jawab terhadap Yayasan tidak hanya sebatas hasil (output) pencitraan dan kepercayaan , tetapi juga bagaimana perubahan sikap dari khalayak. Sehingga tujuan humas yaitu mensosialisasikan Batik Siger bagi Masyarakat Bandar Lampung dapat terealisasi dengan baik dengan tahap-tahap proses pelaksanaan tugas humas yaitu: (1) Fact Finding (pengamatan atau penelitian) (2) Planning (perencanaan) (3) Communicating (komunikasi) (4) Evaluation (evaluasi)

Dengan hasil demikian maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam mensosialisasikan Batik Siger sebagai batik khas Lampung sudah berjalan dengan baik dilihat dari masyarakat kota Bandar Lampung yang hampir sebagian besar masyarakat kota Bandar Lampung telah mengetahui bahwa Lampung memiliki batik sendiri dan batik Siger termasuk kedalam batik khas Lampung.


(5)

ABSTRAK

STRATEGI HUMAS PADA LKP BATIK SIGER YAYASAN SARI TELADAN DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN BATIK SIGER TERHADAP

MASYARAKAT BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Lembaga Kursus dan Kepelatihan Batik Siger Yayasan Sari Teladan Kemiling Beringin Raya)

Oleh : Danny Sancaka

0716031029

Batik adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang adiluhung. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif batiknya sendiri, tak terkecuali kota Bandar Lampung, selain tapis yang merupakan salah satu budaya daerahnya. Meski demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Lampung (Siger). Perlu upaya keras dari banyak pihak agar salah satu batik khas pesisir Lampung ini bisa bangkit kembali, terselamatkan dari kepunahan

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana strategi HUMAS pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informannya adalah 13 orang yang terdiri dari 2 orang sebagai informan primer yaitu Pimpinan Yayasan Sari Teladan , Ibu Laila Al Khusna ,dan Divisi Humas yang bergerak dibidang data dan informasi, Bpk. Agung Julianto dan 11 orang sebagai informan sekunder yang terdiri dari 3 orang pekerja di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dan 8 orang pengunjung LKP Batik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang didapat dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mencari dan mendeskripsikan Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini menunjukan Humas LKP Batik Siger dalam penyelenggaraan sosialisasi, menggunakan teori sistem, artinya Humas adalah sebuah divisi pada LKP Batik Siger, dimana dalam menjalankan fungsinya humas dipengaruhi oleh lingkungannya (Masyarakat, Instansi Pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat , atau pun Media baik cetak dan elektronik) dalam penyampaikan suatu kebijakan yang dikeluarkan pihak LKP Batik Siger, humas berfungsi dan bertanggung jawab terhadap Yayasan tidak hanya sebatas hasil (output) pencitraan dan kepercayaan , tetapi juga


(6)

bagaimana perubahan sikap dari khalayak. Sehingga tujuan humas yaitu mensosialisasikan Batik Siger bagi Masyarakat Bandar Lampung dapat terealisasi dengan baik dengan tahap-tahap proses pelaksanaan tugas humas yaitu: (1) Fact Finding (pengamatan atau penelitian) (2) Planning (perencanaan) (3) Communicating (komunikasi) (4) Evaluation (evaluasi)

Dengan hasil demikian maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam mensosialisasikan Batik Siger sebagai batik khas Lampung sudah berjalan dengan baik dilihat dari masyarakat kota Bandar Lampung yang hampir sebagian besar masyarakat kota Bandar Lampung telah mengetahui bahwa Lampung memiliki batik sendiri dan batik Siger termasuk kedalam batik khas Lampung.


(7)

ABSTRAK

A PUBLIC RELATIONS STRATEGY AT LKP SIGER BATIK OF SARI TELADAN FOUNDATION IN THE WAY OF PROMOTING SIGER BATIK IN

BANDAR LAMPUNG

(A Study Case at the House of Public Training and Course (LKP) Siger Batik of Sari Teladan Foundation in Beringin Raya)

By : Danny Sancaka

0716031029

Batik is Indonesian valuable cultural heritage. Almost every region in Indonesia has its own batik art and motif, including Bandar Lampung, in which Batik is one of the local cultures. However, there are not many people know the existence of Batik Lampung (Siger). It needs extraordinary efforts of many parties to raise a typical coastal batik Lampung, save it from extinction.

The formulation of the problem in this research is: "How does Public Relations strategy of LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation attempt to promote Batik Bandar Lampung Siger in society?”. The purpose of this study was to describe the LKP Siger Batik’s Public Relations Strategy of Sari Teladan Foundation in an attempt to socialize Siger Batik in Bandar Lampung.

The research method used in this research is descriptive qualitative approach. The sample of the research is 13 people. It consists of two people as the primary informant who is Sari Teladan Foundation’s leader, Ms. Laila Al Khusna, and Public Relations Division, which is engaged in information and data, Mr. Agung Julianto and 11 people as secondary informants consisting of 3 workers in LKP Siger Batik Sari Teladan Foundation and 8 visitors of LKP Siger Batik. Data were collected through interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used in this study is a qualitative analysis based on the data obtained from interviews and documentation. This method was used in order to locate and describe Public Relations Strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation in an attempt to promote Siger Batik in Bandar Lampung.

These results indicate that Public Relations Strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan uses systems theory in the way of promoting Siger Batik. It means that Public Relations is a division of LKP Batik Siger in which its function is influenced by the environment (Public, Government Agencies, Non-Governmental Organizations, and both printed and electronics Media). In a policy, which is issued by LKP Siger Batik, public relation is responsible for the Foundation. It is not only responsible for limited results (output) of image and trust, but also how to deal with the change of public interest. In brief, the purpose of public relations is to make sure that the promotion of Siger Batik in Bandar Lampung can be realized well. The stages of the implementation process of public


(8)

relations tasks can be categorized namely: (1) Fact Finding, (2) Planning, (3) Communicating, and (4) Evaluation.

Based on the results above, it can be concluded that Public Relation strategy at LKP Siger Batik of Sari Teladan Foundation in promoting unique Siger as Lampung Batik has been running well with good views of the society in Bandar Lampung. Most of people in Bandar Lampung have been aware that they have owned batik included batik Siger as the unique batik in Lampung.


(9)

STRATEGI HUMAS PADA LKP BATIK SIGER YAYASAN SARI TELADAN DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN BATIK SIGER TERHADAP

MASYARAKAT BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada LKP Batik SIGER Yayasan Sari Teladan)

Oleh

DANNY SANCAKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 09 Februari 1989, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Moh.Indra dan Ibu Herlintina.

Pendidikan formal yang penulis tempuh adalah SD Xaverius 2 Tanjung Karang Bandar Lampung, lulus pada tahun 2001; SMP Fransiskus 1 Tanjung Karang Bandar Lampung, lulus pada tahun 2004, SMA Fransiskus 1 Bandar Lampung, lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(11)

“Saya persembahkan skripsi ini

untuk semua bagian yang

melengkapi kehidupan, yang bertenggang rasa dipaksa

waktu, dibatasi ruang bahkan terkadang datang dan pergi

sesuka hati. Makhluk hidup atau apapun terserah. Boleh

manusia, boleh hantu, boleh negara, boleh meja, kursi,

kertas, uang receh atau apapun. Asal masih merasakan

bahwa yang diatas itu adalah langit bukan tanah, asal bisa

membaca, asal bisa berbahasa. Dan yang terpenting. Asal

masih menyembah Tuhan dan percaya tidak ada yang indah

dan keren selain kebaikan”

Itu kata saya, saya adalah manusia yang menulis skripsi ini.

Saya Danny Sancaka, di Lampung ketika kalender saat ini menyatakan sedang pada tanggal 9 bulan Februari tahun 2013 Setelah Masehi


(12)

SANWACANA

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Alhamdulillahi robbil ’aalamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab hanya dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Strategi Humas Pada LKP Batik SIGER Yayasan Sari Teladan Dalam Upaya

Mensosialisasikan Batik Siger Terhadap Masyarakat Bandar Lampung (Studi pada LKP Batik SIGER Yayasan Sari Teladan).

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis sadar bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs.Agus Hadiawan,M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo,M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

3. Ibu Hestin Oktiani, S.Sos, MSi selaku dosen pembimbing akademik , atas segala bimbingannya selama penulis menempuh studi

4. Ibu Anna Gustina, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis serta bersedia membantu penyelesaian masalah dalam proses penyusunan skripsi ini.


(13)

5. Ibu Nina Yudha Aryanti, S Sos, MSi, Dr selaku Dosen Pembahas yang telah bersedia memberikan masukan, nasehat dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan FISIP Unila yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat dan bantuan untuk penulis.

7. Ibu Laila Alkhusna selaku Kepala Yayasan Sari Teladan dan Bapak Agung Julianto selaku Humas LKP Batik Siger. terima kasih atas kerjasama dan kesempatan yang telah diberikan bagi penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tuaku Papa M. Indra dan Mama Herlintina serta kakakku Astrid Ria Vilindra dan adikku Amanda Ria Vilindra yang tak henti-hentinya mendoakan keberhasilanku.

9. Keluarga besarku yang selalu memberikan aku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku : Adi, Gerald, Boim, Welby, Nay, Citra, Ayu Prambono, Anugrah Puspita, Diajeng Larasati, Sofia, Annisa, Safuan, Ali Mugny, Ko Ahonk, Fariz. 11. Seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2007 dan adik-adik tingkatku, atas

semangat yang telah diberikan.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga amal baik tersebut mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT, serta skripsi ini dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi Disiplin Ilmu Komunikasi yaitu Humas.

Bandar Lampung


(14)

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Tentang Tinjauan Tentang Hubungan Masyarakat (Humas) ... 7

2.1.1 Humas (Public Relations) ... 10

2.1.2 Ciri-Ciri Humas ... 10

2.1.3 Tujuan Humas ... 11

2.1.4 Proses Pelaksanaan Tugas Humas ... 11

2.1.5 Fungsi-Fungsi Humas ... 12

2.1.6 Efek Humas ... 13

2.2 Tinjauan Tentang Strategi ... 14

2.2.1 Pengertian Strategi ... 14

2.2.2 Strategi Menjalin Hubungan Antar Lembaga/Organisasi .. 15

2.2.3 Media Dalam Komunikasi ... 17

2.2.4 Komponen Komunikasi Dalam Strategi ... 18

2.3 Tinjauan Tentang Sosialisasi ... 19

2.4 Tinjauan Tentang Batik ... 21

2.4.1 Sejarah Batik ... 24

2.5 Teori Penunjang Penelitian ... 24

2.5.1 Teori Sistem ... 24

2.5.2 Teori Promosi ... 25


(16)

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.4 Informan ... 31

3.4.1 Kriteria Informan ... 31

3.5. Sumber Data ... 33

3.6 Teknik Analisa Data Kualitatif ... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Lembaga Batik Siger ... 36

4.1.1 Sejarah dan Latar Belakang ... 37

4.1.2 Profil LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan ... 39

4.1.3 Tujuan Fungsi dan Peran LKP Batik Siger ... 40

4.1.4 Pengurus LKP Batik Siger ... 40

4.1.5 Struktur Organisasi ... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

5.1 Karakteristik Informan ... 44

5.2 Hasil Penelitian ... 44

5.3 Analisis Hasil Pembahasan ... 59

5.3.1 Tanggapan Khlayak Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan ... 69

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi, perusahaan maupun lembaga, baiknya yang sifatnya profit maupun non profit pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan yang ingin di capai. Tujuan-tujuan tersebut harus di rencanakan dalam suatu program atau metode tertentu kemudian dirumuskan dalam bentuk strategi yang nantinya diimplementasikan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Setiap organisasi, perusahaan, maupun lembaga tentunya memiliki khalayak masing-masing.

Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan organisasi. Kepada khalayak inilah, tiap-tiap organisasi, perusahaan, maupun lembaga mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang ingin di capai suatu organisasi atau lembaga serta strategi-strategi yang di lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Lembaga harus dapat menganalisa peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Hal ini tentu saja ditopang oleh kekuatan masing-masing bagian atau divisi dalam perusahaan, yang kemudian bersinergi sehingga tercipta sebuah kredibilitas yang baik di hadapan publiknya.


(22)

2

Untuk menciptakan kredibilitas yang baik dihadapan publik tersebut, salah satu bagian yang berkontribusi penting dalam struktur organisasi perusahaan adalah Humas. Keberadaan Humas menjadi sangat vital karena setiap organisasi menginginkan citra (image) yang baik di mata masyarakat.

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti Bagaimana Strategi HUMAS pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Lampung.

Batik tulis Siger merupakan salah satu potensi besar yang dihasilkan di wilayah Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. Hampir keseluruhan masyarakat yang berada wilayah Kelurahan Beringin Raya bisa melakukan pengerjaan pembatikan yang telah dilakukan Selama 2 Tahun terakhir ini. Pengrajin batik tulis di Wilayah Kelurahan Beringin Raya pada umumnya mencapai 100 pengrajin batik tulis yang digeluti baik orangtua maupun generasi muda yang tergabung dalam kelompok-kelompok perajin.

Batik tulis telah resmi sebagai warisan budaya (cultural heritage) Indonesia di pertemuan Representative List, pada sidang Intergovernmental Committee (ICG) UNESCO di Abu Dhabi tahun 2009. Pemerintah Indonesia memberi perlindungan batik sebagai warisan budaya yang termasuk dalam industri kreatif dengan Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. Saat ini batik tulis merupakan bagian dari ekonomi kreatif dari dunia industri di Indonesia (Pry, 2008). Untuk membangkitkan kembali Batik Tulis Lampung,


(23)

3 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2005-2010 yang dituangkan dalam Perda Nomor 4 tahun 2005 bahwa PTPNVII Bandar Lampung sangat memperhatikan para pengusaha kecil dan menengah (UKM).

Kegiatan pelatihan pengrajin industri kecil batik Bandar Lampung merupakan salah satu bukti perhatian dan bentuk kemitraan PTPN VII dalam bidang industri kerajinan kecil khususnya pengrajin batik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang kemitraan.

Saat ini batik yang merupakan local genius bangsa Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan terus-menerus, yang menyimpan sejuta kearifan yang mengakar secara substansial, dari sisi ornamentasi harmoninya, proses pembuatannya hingga cara mengapresiasikannya. Keunikan motif serta corak yang dihasilkan dari batik-batik berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa, khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia. Belum ada di Negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh sejarah batik itu sendiri merupakan budaya yang lahir dari kerajaan-kerajaan kuno di Jawa dan berkembang pesat di daerah Indonesia hingga sekarang. Seiring waktu berjalan ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Batik adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang adiluhung. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif batiknya sendiri, tak terkecuali kota Bandar Lampung, selain tapis yang merupakan salah satu budaya daerahnya. Meski demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Lampung


(24)

4 (Siger). Perlu upaya keras dari banyak pihak agar salah satu batik khas pesisir Lampung ini bisa bangkit kembali, terselamatkan dari kepunahan

Pada kondisi inilah humas diharapkan mampu menjalankan perannya untuk mensosialisasikan budaya Batik , khususnya Batik Siger. Humas sebagai sebuah profesi yang bertugas menghubungkan kepentingan lembaga dengan publiknya, sehingga terdapat keterkaitan humas dengan masalah komunikasi antar manusia, baik yang dilaksanakan secara langsung (direct communication) maupun yang tidak langsung (indirect communication)

Guna mencapai hasil kerja yang maksimal maka selanjutnya humas mengadakan kegiatan yang bersifat internal dan eksternal. Kegiatan internal disini dimaksud adalah untuk menjaga hubungan kerja yang baik dan harmonis di dalam lembaga sehingga menjadi landasan yang kuat untuk bersama-sama mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Siger. Sedangkan kegiatan humas eksternal dimaksudkan untuk menciptakan citra yang baik dari lembaga yang bersangkutan serta, menarik perhatian atau kepercayaan serta menciptakan loyalitas dari mitra kerja yang telah ada dengan jalan menjaga hubungan baik kepada pihak tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin mengetahui strategi HUMAS pada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung sehingga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan


(25)

5 pengembangan sumber daya manusia bagi pembangunan pendidikan di Lampung umumnya dan Kota Bandar Lampung khususnya bisnis hingga saat ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti, dengan judul Strategi Humas Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalah : Bagaimana strategi HUMAS pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

Mendeskripsikan Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung


(26)

6 1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Secara Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik sebagai literature maupun referensi bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada penelitian ilmiah yang berhubungan dengan peranan Humas suatu lembaga

1.4.2 Secara Praktis :

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan Kemiling Beringin Raya dapat berfungsi dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Hubungan Masyarakat (Humas) 2.1.1 Humas (Public Relations)

Menurut Cutlip, Center dan Broom (1985, 1994 : 6) mendefinisikan humas sebagai “fungsi manajemen untuk membangun dan menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publiknya yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi tersebut”. Definisi ini tidak menekankan cara membangun hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai publiknya.

Pakar lain, Denny Griswold (1948), mengungkapkan tentang batasan humas yaitu public relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual organization with the public interest and plans excutes a program action to earn public understanding and acceptance (Bittner, 1989 : 241).

Batasan ini menyebutkan bahwa humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalakn berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan dalam membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik.


(28)

8 Wilcox, Ault & Agee (1995 : 5) definisi Public Relations memiliki sejumlah kata kunci antara lain :

1. Deliberate. Kegiatan humas pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja, atau intentional. Ia sengaja dilakukan untuk mempengaruhi, meningkatkan pemahaman, menyediakan informasi dan memperoleh umpan balik.

2. Planned. Kegiatan humas adalah kegiatan yang terorganisasi rapi atau terencana. Jadi ia harus sistematis, dilakukan melalui analisis yang cermat dengan bantuan riset.

3. Performance. Humas yang efektif harus didasarkan pada kebijakkan dan penampilan yang sesungguhnya. Tidak ada kegiatan humas yang efektif tanpa mendasarkan diri pada keresponsifan organisasi terhadap kepentingan publik. 4. Public Interest. Alasan mendasar dari kegiatan public relations, tidak

semata-mata untuk membantu organisasi meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya. Secara ideal kegiatan humas harus dapat menyeimbangkan antara keuntungan lembaga dan keuntungan publik.

5. Two Way Communication. Dalam banyak definisi, humas hanya diartikan sebagai kegiatan komunikasi dalam bentuk penyebaran informasi. Pada dasarnya, kegiatan humas harus dikembalikan kepada makna kata komunikasi yang sesungguhnya, yaitu sharing informasi.

6. Managemen Function. Publik relations paling efektif jika ia menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen organisasi. Humas meliputi kegiatan konseling, pada pihak-pihak lain. Jadi humas tidak hanya menyebarkan release atau hanya sekedar mengurusi protokoler lembaga atau bahkan hanya sekedar penerima tamu.


(29)

9 Menurut Cutlip dkk. (1994 : 4) konsep humas pada dasarnya mengarah pada gagasan komunikasi dua arah, menekankan pada konsep reciprocity (timbal balik) dan relationship (hubungan). Konsep public relations mulai menekankan pentingnya usaha-usaha untuk membangun saling pemahamam atau pengertian antara organisasi dan publik.

Mengutip kata-kata Howard Childs, fungsi dasar humas bukan untuk menampilkan pandangan organisasi atau seni untuk sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek pribadi organisasi maupun perilaku lembaga yang punya signifikansi social (dalam Cutlip dkk, 1994 : 3).

Jadi di sini humas berfungsi membantu organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Penyesuain organisasi mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level manajemen lembaga, peranan pempengaruhi kebijakan lembaga. Menurut Cutlip konsep ini menekankan pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi disamping usaha-usaha untuk berkomunikasi.

Secara skematis, humas dalam organisasi dapat digambarkan seperti skema berikut :

Model Fungsi Humas dalam Organisasi Bagian Humas

Komunikasi Komunikasi

Subsistem Manajemen Publik-publik

Gambar 1.


(30)

10

Model simetri dua arah menggambarkan sebuah model public relations yang beroperasi berdasarakan penelitian dan menggunakan komunikan untuk mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman dengan publik strategik. Model ini menekankan pentingnya sebuah perubahan perilaku organisasi untuk merespon tuntutan publik. Dengan kata lain public relations dalam sebuah organisasi disamping berfungsi untuk mempersuasi publik juga berfungsi untuk membujuk pengelola organisasi. Inilah yang menurut Grunig (1992 : 10) merupakan model public relations yang paling etis dan bisa diterima secara sosial.

2.1.2. Ciri-ciri Humas

a. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal balik.

b.Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyabaran informasi penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum.

c. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat humas menginduk. d. Sasaran yang dituju adalah khalayak didalam organisasi dan khalayak diluar organisasi.

e. Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan harmonis antara organisasi dan khalayak (Onong, U.Effendi 1999 : 39)

Dari ciri-ciri humas itu jelas bahwa tugas kegiatan humas adalah mendukung tercapainya tujuan organisasi yang dikejar dan dilaksanakan oleh seluruh insan organisasi yang bersangkutan mulai dari pimpinan tertinggi sampai bawahan terendah


(31)

11

2.1.3. Tujuan Humas

Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni publik (umum, masyarakat) serta untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di laian pihak melalui komunikasi yang harmonis dan timbal balik.

2.1.4. Proses Pelaksanaan Tugas Humas

Menurut Cutlip dan Center ( dalam Kasali dan Abdurachman ), proses humas sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri dari : fact finding, planning, communications, dan evaluation (Abdurachman, 2001 : 31) Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta / data sebelum melakukan tindakan. Praktisi humas sebelum melakukan sesuatu kejadian harus terlebih dahulu mengetahui,apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk ke dalam publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai faktor.

Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul.

Communication adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta / data tadi, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional.

Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi itu menjadi dasar kegiatan humas berikutnya.


(32)

12

2.1.5. Fungsi-fungsi Humas

Untuk memperjelas fungsi-fungsi humas dalam organisasi, fungsi-fungsi humas yang tercantum dalam booklet in PRSA (Public Relations Society of America) memberikan gambaran lebih khusus. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :

1. Programming. Fungsi ini mencangkup antara lain analisis masalah dan peluang menentukan goals dan publik serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan.

2. Relationship. Seorang praktisi public relations yang berhasil harus mengembangkan keterampilan dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, sejawat dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar organisasi. Untuk itulah banyak kegiatan humas mensyaratkan para praktisi selalu bekerjasama dan menjalin hubungan terutama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi seperti kepegawaian, hukum dan pemasaran serta yang lainnya.

3. Writing dan Editing. Sejalan dengan sasaran kegiatan humas, yakni mencapai publik yang amat besar, alat penting yang dapat digunakan adalah melalui barang-barang cetakan. Banyak ragam barang cetakan yang digunakan dalam kegiatan humas seperti laporan tahunan, bookslets, media release, newsletter, penerbitan dan beberapa yang lainnya. Tulisan yang jelas dan masuk akal sangat penting artinya bagi keefektifan kerja praktisi humas.

4. Information. Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah satu cara menyebarkan informasi secara efektif. Ini biasanya berkaitan dengan usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau saluran komunikasi yang ada,


(33)

13 termasuk di dalamnya, suratkabar, media elektronik radio dan televisi, serta multimedia.

5. Production. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media komunikasi yang digunakan dalam menyebarkan pesan-pesan yang dirancang oleh praktisi humas.

6. Special Event. Konferensi pers, pameran, ulang tahun lembaga, pemberian penghargaan, kunjungan lembaga dan sebagainya merupakan kegiatan-kegiatan yang harus ditangani oleh praktisi humas.

7. Speaking. Keterampilan penting yang juga harus dimiliki oleh seorang praktisi humas adalah keterampilan berbicara baik untuk tatap muka individual maupun untuk tatap muka kelompok (public speaking).

8. Research dan Evolution. Aktivitas penting yang dilakukan seorang praktisi humas adalah pengumpulan fakta. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk iyu. Biasa dilakukan secara formal maupun informal. Dapat menggunakan berbagai teknik. Penelitian biasanay digunakan baik pada awal maupun pada akhir sebuah program kehumasan. Pengevaluasian kegiatan humas juga sekarang mulai memperoleh perhatian yang semakin besar.

2.1.6. Efek Humas

Sebagaimana efek dari komunikasi, efek dari kegiatan humas umumnya terjadi perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku publik sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator,dalam hal ini Public Relations. Sesuai dengan tujuan dari kegiatan humas ini maka diharapkan terjadinya komunikasi harmonis


(34)

14 antara organisasi dengan publiknya dan agar terciptanya citra yang positif dari publik terhadap organisasi yang bersangkutan.

Efek adalah kegiatan komunikasi diharapkan mempunyai hasil. Suatu kegiatan akan mencapai hasil apabila komunikasi itu memberikan efek yang berupa tanggapan (respons) dari komunikan terhadap messages (pesan) yang dilancarkan oleh komunikator.

2.2 Tinjauan Tentang Strategi 2.2.1. Pengertian Strategi

Strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya tertentu dalam praktik operasionalnya (Effendy, 2002:32) Menurut Chander (Dalam Rangkuti, 2005: 3) mendefinisikan “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan lembaga dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”.

Sedangkan menurut (Kotler , 2006 : 14), “Perencanaan strategi adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan mempertahankan kesesuaian yang layak antara sasaran, keahlian, dan sumber daya serta peluang-peluang pasar yang selalu berubah”. Chandlen (dalam Rangkuti 2005 : 37) mengatakan strategi tujuan jangka panjang dari suatu lembaga, serta pendayagunaan serta alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan


(35)

15

Bagaimana kita

Apa yang terjadi? Melakukannya?

Penilaian Analisis Situa 4. Evaluasi

Program

1. Menentukan masalah Humas

2. Perencanaan/ Programming 3. Bertindak/

berkomunikasi

Berdasarkan teori-teori diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa merupakan suatu perencanaan jangka panjang yang dilakukan oleh setiap lembaga atau organisasi dalam mencapai tujuan (objective) yang prosesnya selalu meningkat serta pendayagunaan sumber daya dan peluang-peluang yang selalu berubah.

.

Gambar 2

Empat Langkah Strategi Humas (Sumber Cutlip-Center-Broom) (Morissan, 2008 : 109)

2.2.2. Strategi Menjalin Hubungan Antar Lembaga/ Organisasi

Karena betapa penting relasi bagi sebuah kelanjutan suatu lembaga, maka penting bagi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan untuk memahami strategi yang bisa diterapkan dalam menjalin hubungan dengan public ekternal. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan strategi menjalin hubungan dengan Publik Khalayak, yaitu :


(36)

16

1. Mengelola Relasi

a. Melakukan komunikasi yang intens diantara kedua belah pihak yang berkenaan dengan kerjasama bisnis.

b. Menjalin hubungan yang dibangun berdasarkan human relations.

2. Mengembangkan strategi

a. Terus mengembangkan materi Humas untuk klien.

b. Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan informasi kepada mitra kerja.

c. Memelihara dan membangun kontak mata dengan relasi.

3. Mengembangkan jaringan

a. Berhubungan baik dengan organisasi mitra kerja yang bersangkutan.

b. Berhubungan baik dengan orang dari lembaga yang berasal dari luar yang berkenaan memperluas jaringan dengan dunia pekerjaan.

Banyak ahli dan praktisi Humas menyatakan bahwa inti kegiatan Humas adalah komunikasi dan hubungan dengan klien. Melalui kegiatan Humas itulah,


(37)

17 organisasi berkomunikasi dan membangun atau memelihara hubungan dengan publiknya atau stakeholder. Menjalin hubungan yang baik dengan Publik tentunya dimaksudkan agar lembaga mampu mencapai tujuan utamanya.

Menjalin hubungan baik dengan khalayak diperlukan, karena pada dasarnya khalayak itulah yang diperlukan dalam mencapai tujuan lembaga. Dalam menjalin hubungan dengan Publik hal yang penting untuk diingat adalah hubungan antara dua organisasi yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik tentu saja harus ada komunikasi yang cukup intens antara kedua belah pihak yang bersangkutan. Yang bertugas menjalin hubungan dengan klien bukan hanya customer relations, melainkan seluruh staf Humas.

Hal tersebut merupakan langkah untuk menjalin hubungan yang baik antara kedua pribadi masing-masing. Hubungan yang dibangun antara suatu lembaga dengan mitranya harus berdasarkan dengan human relations.

2.2.3. Media dalam Komunikasi

Membahas media dalam bidang kehumasan, yang menjadi permasalahan ialah bagaimana memilih media yang tepat yang tepat dalam kegiatan humas, agar dengan seefisien mungkin tercapai hasil seefektif sehingga tujuan dari kegiatan humas yang dilakukan oleh organisasi/lembaga dapat tercapai.

Kini semakin bertambah banyak saluran komunikasi yang dapat digunakan dalam program-program kehumasan. Teknologi komunikasi baru bermunculan sebagai


(38)

18 hasil usaha penyempurnaan secara terus menerus teknologi komunikasi yang sudah ada.

Keefektifan komunikasi dalam banyak hal sangat tergantung pada media yang digunakan. Menurut Volkmann (seperti dikutip Wilcox, Ault dan Agee, 1995 : 207). Urutan keefektifan saluran komunikasi yang dikemukakan adalah (dari yang efektif sampai yang kurang efektif) : (1) percakapan tatap muka antara dua orang, (2) diskusi atau pertemuan kelompok kecil, (3) pidato dihadapan orang banyak, (4) percakapan melalui telepon, (5) catatan atau tulisan pribadi, (6) surat pribadi yang diketik, (7) surat nonpersonal yang diproduksi massal, (8) brosur atau pamflet yang dikirim langsung, (9) artikel dalam newsletter lembaga, (10) berita dalam suratkabar, (11) iklan dalam media massa dan (12) billboard, skywritting dll.

2.2.4. Komponen Komunikasi dalam Strategi Humas

Mengenai keterkaitan antara Humas dengan komunikasi, dapat dilihat dari uraian Effendy sebagai berikut: “Hubungan publik mempunyai yang biasa dikenal sebagai technique of Communication atau “Metode Komunikasi.” (Effendy, 1992:18).

Konsep Humas sebagai teknik komunikasi mengandung pengertian bahwa kegiatan komunikasi dalam Humas dilakukan berdasarkan teknik komunikasi seperti yang dianjurkan dalan studi ilmu komunikasi. Yang penting dalam konsep


(39)

19 ini bahwa Public Relations adalah kegiatan semua pimpinan organisasi yang memiliki publik intern dan ekstern sebagai sasaran kegiatannya.

Humas sebagai metode komunikasi mempunyai pengertian bahwa Humas dari suatu organisasi bersifat kelembagaan, dalam arti ada bagian tertentu yang khusus menangani kegiatan Humas. Selanjutnya kegiatan Humas perencanaannya, dijabarkan kedalam teknik-teknik keterampilan komunikasi yang bersifat informative, persuasif atau koersif, serta kalau perlu bersifat rekreatif.

2.3 Tinjauan Tentang Sosialisasi

Sosialisasi adalah penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan seseorang bertindak dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang efektif, yang menyebabkan ia efektif, yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnyanya sehingga ia data aktif dalam masyarakat (Effendy, 2002: 27)

Sedangkan menurut Robbins (dalam Effendy, 2002: 35) sosialisasi meruakan salah satu fungsi dari komunikasi disamping sebagai produksi dan pengetahuan dalam hal ini komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakat agar tetap sesuai dengan apa yang menjadi perilaku kelompoknya. Jadi dalam hal ini sosialisasi dilakukan dengan cara mengkomunikasikan kepada publiknya.

Menurut Helbert H. Heyman (dalam Susanto, 1974: 164) mendefinisikan sosialisasi merupakan suatu proses mengajar individu menjadi anggota masyarakat dan berfungsi dalam masyarakat tersebut.


(40)

20 Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan sosialisasi adalah satu fungsi komunikasi yang sesuai untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakt dimana ia tinggal. Jadi sosialisasi dilakukan dengan mengkomunikasikan informasi kepada anggotanya

Sosialisasi dalam arti yang luas merupakan suatu usaha masyarakat yang menghantar warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerahterimakan kebudayaan itu dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Proses sosialisasi bertujuan untuk :

a. Memberi keterampilan yang dibutuhkan individu untuk hidupnya dimasyarakat b. Mengajarkan individu untuk mampu berkomunikasi secara efektif dan

mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara c. Melatih pengendalian fungsi-fungsi organic melalui latihan – latihan mawas

diri yang tepat

d. Membiasakan individu dengan nila-nilai dan kepercayaan pokok yang ada dalam masyarakat

Dari Semua definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sosialisasi adalah usaha yang dilakukan seseorang, masyarakat atau lambaga untuk memberikan pengajaran dan pendidikan melalui teknik komunikasi dan menyediakan sumber pengetahuan kepada public agar bertindak sesuai dangan masyarakat dimana ia tinggal dan dapat berfungsi dalam masyarakat tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa sosialisasi Batik Siger merupakan usaha Dikti untuk mensosialisasikan mengenai pentingnya untuk meningkatkan motivasi


(41)

21

2.4 Tinjauan Tentang Batik 2.4.1 Sejarah Batik

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. (Djajasoebrata. 1972:3)

Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing – masing.


(42)

22 Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Pada jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit. Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret.


(43)

23 Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga dan keraton Jogyakarta dan Surakarta. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang


(44)

24 sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing

2.5 Teori Penunjang Penelitian 2.5.1 Teori Sistem

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam mendeskripsikan humas LKP Batik Siger dalam upaya sosialisasi Batik Siger, peneliti merujuk pada teori sistem, artinya humas adalah sebuah divisi pada LKP Batik Siger, dimana dalam menjalankan fungsinya humas dipengaruhi oleh lingkungannya (masyarakat). Selanjutnya sebagai sistem terbuka maksudnya humas berfungsi sebagai penyampai satu kebijakan dan menerima feedback dari masyarakat mengenai kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, LKP Batik Siger dengan masyarakat timbul suatu permasalahan, maka humas harus dapat menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga perlunya persamaan persepsi antara pemerintah kabupaten dengan masyarakat. Disinilah fungsi Humas LKP Batik Siger harus dapat memelihara hubungan antara LKP Batik Siger disatu sisi dan masyarakat disisi lain agar proses sosialisasi Batik Siger berhasil.


(45)

25

2.5.2 Teori Promosi

Teori yang menunjang penelitian ini adalah teori promosi, yaitu salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi dapat menciptakan rangkaian kegiatan berikutnya yaitu meningkatkan penjualan atau pemakaian produk berupa barang atau jasa. Keberhasilan dalam perencanaan dan pelaksanaan promosi akan berdampak positif dan memperlancar jalannya suatu produk barang atau jasa untuk mencari pangsa pasar secara maksimal (Market Leader) ditengah – tengah masyarakat (Kotler , 2001 : 34)

Perubahan perilaku yang diharapkan setelah masyarakat menerima pesan yang disampaikan melalui aktivitas promosi yaitu :

1. Awareness/Kesadaran. Hal ini biasanya timbul pertama kali setelah melihat gambar, selebaran , kata-kata tentang suatu produk atau jasa yang bersifat inovatif yang berbeda dengan yang diketahuinya selama ini.

2. Knowledge/pengetahuan yaitu suatu keadaan dimana khalayak terdorong untuk mengetahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai informasi yang ingin diketahuinya.

3. Linking/kesukaan adalah suatu keadaan di mana telah tumbuh perasaan suka atau sikap yang positif dalam diri khalayak terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan.

4. Preference/pilihan yaitu suatu keadaan di mana khalayak telah sampai pada suatu kecendrungan untuk memilih produk barang atau jasa yang dipromosikan.


(46)

26 5. Conviction/keyakinan adalah suatu tahap di mana khalayak telah yakin harus

dapat memiliki atau menggunakan produk/jasa yang dipromosikan

6. Purchase/membeli/memiliki adalah suatu keadaan di mana perasaan dan keyakinan yang dimiliki dilanjutkan pada perilaku mengkonsumsi atau menggunakan produk barang/jasa yang dipromosikan (Kotler, 2001 : 35) .

2.6 Kerangka Berpikir

Bertolak dari seluruh kajian teoritis, maka dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3.

Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, Penulis mencoba untuk mendeskripsikan langkah dan tahapan yang muncul dalam pikiran sehingga terbentuk rancangan yang tepat untuk dapat diteliti dan dianalisis. Dari gambar di atas dapat dijelaskan

LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan Input Sosialisasi Batik Siger Publikasi Event Social Investment Community Relations Perubahan Sikap Khalayak (Teori Promosi) Awareness/Kesadaran Knowledge/pengetahuan Linking/kesukaan Preference/pilihan Conviction/keyakinan Purchase/membeli/ Memiliki

(Kotler, 2001 : 35)

Output Outcomes

Humas

Strategi dan Aktifitas Humas dalam sosialisasi

Fact Finding

Planning

Communicating

Evaluation


(47)

27 sebagai berikut. Dalam hal ini Penulis meneliti strategi yang dilancarkan Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam melakukan sosialisasi Batik Siger dalam mempromosikan menyampaikan pesan atau informasi mengenai Batik Siger kepada masyarakat luas, khususnya Bandar Lampung , Berdasarkan hasil riset strategi yang dilakukan Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan adalah dengan mengadakan seminar kebeberapa daerah di daerah, selain itu juga dengan menggunakan baik media cetak maupun media elektronik yang diharapkan agar khalayak khususnya Masyarakat Bandar Lampung dapat mengenal Batik Siger Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan melakukan kegiatan sosialisasi untuk memberikan keterampilan dan pendidikan membatik yang diperoleh dari kursus membatik, dan lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan keterampilan yang diperoleh dari kursus batik sehingga masyarakat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk dapat berwujud secara optimal. Sehingga terbentuklah image atau citra positif masyarakat terhadap Batik Siger yang disosialisasikan oleh LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan Jl.Bayam No.38 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap Masyarakat Bandar Lampung.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Boglan dan Taylor dalam Moleong 2005:3) Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya (Kirk dan Miller, dalam Moleong 2005 : 3)

Informan dalam metode kualitatif berkembang terus secara bertujuan (Purposive) sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan. Alat pengumpul data atau


(49)

29 instrumen penelitian dalam metode kualitatif ialah si peneliti sendiri. Jadi peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah observasi partisipasi , wawancara , dan dokumentasi. Data yang didapat dari penelitian ini adalah berupa data yang disajikan dalam bentuk kata verbal , bukan dalam angka. Data muncul dalam kata yang berbeda dengan maksud yang sama. Data kata verbal yang beragam tersebut perlu diolah agar menjadi ringkas sistematis. Olahan tersebut mulai dari menuliskan hasil observasi, wawasan , atau merekam , mengedit , mengklarifikasi dan mereduksi. Penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif (Moleong , 2005 :6)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis sttistik atau cara kuantifikasi lainnya ( Moleong, 2005:6)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan yang dipakai dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi.

Merupakan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan, atau situasi sedang terjadi


(50)

30

2. Wawancara.

Salah satu metode pengumpulan data dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada informan (praktisi Humas, Kepala yayasan dan peserta kursus LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan ) dengan menggunakan pedoman wawancara

3. Dokumentasi

Merupakan teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian, seperti Buku, Agenda, Arsip , Surat Kabar dan internet

3.4. Informan

3.4.1 Kriteria Informan

Teknik pemilihan informan adalah teknik purposive (disengaja). Teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. (Singarimbun dan Effendi. 2000: 35)

Dalam penelitian ini yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Informan telah lama terlibat dengan satu kegiatan yang menjadi sasaran perhatian peneliti (pegawai yang telah memiliki minimal pengalaman kerja enam bulan sampai satu tahun) dibagian humas


(51)

31 2. Informan yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau

kegiatan yang menjadi sasaran.

3. Informan yang mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk diminta keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prasurvey yang dilakukan penulis, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu pimpinan dan Divisi humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dan khalayak sebanyak 13 orang yang terdiri dari 2 orang sebagai informan primer yaitu Pimpinan Yayasan Sari Teladan , Ibu Laila Al Khusna ,dan Divisi Humas yang bergerak dibidang data dan informasi, Bpk. Agung Julianto dan 11 orang sebagai informan sekunder yang terdiri dari 3 orang pekerja di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dan 8 orang pengunjung LKP Batik

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

a. Informan merupakan humas di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan Informan mempunyai cukup informasi terkait dengan permasalahan.

b. Informan cukup mewakili untuk memperoleh data yang dibutuhkan

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.


(52)

32

3.5. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lapangan, baik melalui pengamatan secara langsung atau mengajukan pertanyaan – pertanyaan langsung kepada narasumber . Dalam hal ini, data yang diperoleh merupakan wawancara kepada kepala LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dan Divisi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan

2. Data Sekunder,

Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan dalam rangka untuk melengkapi data primer. Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan berupa program kerja , tugas pokok dan fungsi , struktur organisasi , dan data kegiatan lainnya

3.6. Teknik Analisa Data Kualitatif

Analisa data adalah mencari dan mengatur catatan lapangan , dan bahan-bahan lainnya yang ditemukan dilapangan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang didapat dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :


(53)

33

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan ke dalam bentuk laporan selanjutnya di reduksi, dirangkum, difokuskan pada hal-hal penting. Dicari tema dan polanya disusun secara sistematis. Data yang direduksi memberi gambaran yang tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan

2. Penyajian Data (Display Data )

Untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian harus diusahakan membuat bermacam matriks, grafik, jaringan dan bagian atau bias pula dalam bentuk naratif saja

3. Mengambil Kesimpulan atau Verifikasi Data

Peneliti berusaha mencari arti , pola, tema, yang penjelasan alur sebab-akibat, dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji selama penelitian berlangsung, dalam hal ini dengan cara penambahan data baru.


(54)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Informan

Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) dengan para informan. Peneliti menggunakan sampel purposif (purposive sampling) yang didasarkan pada kemampuan informan menggambarkan secara jelas mengenai strategi kehumasan yang dikaji melalui 4 faktor yaitu; fact finding, planning, communicating, evaluating dan diterapkan di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan.

Berdasarkan riset yang dilakukan peneliti maka informan yang dipilih yaitu:

Tabel 1 . Daftar Informan Wawancara

No Nama Inisial Usia Jenis

Kelamin

Jabatan

1 Laila Al Khusna LA 54 Thn Perempuan Kepala Yayasan LKP Batik Siger Sari Teladan 2 Agung Julianto AJ 32 Thn Laki-Laki Divisi Humas

LKP Batik Siger 3 Sri Karyani SK 21 Thn Perempuan Peserta Kursus

dan Pelatihan LKP Batik Siger 2012


(55)

44

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti mendeskripsikan strategi kehumasan yang diterapkan LKP Batik Siger dalam mensosialisasikan Batik Siger kepada masyarakat Adapun deskripsi yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

4 Novitasari N 20 Thn Perempuan Peserta Kursus dan Pelatihan LKP Batik Siger 2012 5 Erni Elita EE 39 Thn Perempuan Peserta Kursus

dan Pelatihan LKP Batik Siger 2012 6 Jina Melinda JM 30 Thn Perempuan Pembeli Batik di

LKP Batik Siger 7 Shelly Pricillia SP 31 Thn Perempuan Pengunjung LKP

Batik Siger

8 Rubyanti R 31 Thn Perempuan Kunjungan Kerja Pelatihan Batik Program PKBL

9 Yulita Y 27 Thn Perempuan Kunjungan Kerja

Pelatihan Batik 10 Dra Adianaty Hasan DAH 31 Thn Perempuan Kunjungan Kerja

Pelatihan

11 Titin Nurochman TN 36 Thn Perempuan Kunjungan Kerja 12 Made Artani MA 39 Thn Perempuan Peliputan

Pendamping Teknis

13 Asep Subagya AS 37 Thn Perempuan Verifikasi Data

LKP dalam

Rangka Penilaian kinerja LKP


(56)

45

Telah dibahas pada bab III metode penelitian, bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan judul penelitian Strategi Humas pada LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam upaya mensosialisasikan Batik Siger terhadap masyarakat Bandar Lampung . Dari hasil penelitian terlihat bahwa Strategi Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi tersebut dapat dinilai cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada informan penelitian. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta kegiatan sosialisasi Batik Siger, mereka sangat puas dan sangat antusias dengan program yang dilaksanakan oleh pihak LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan.

Mengenai definisi Public Relations menurut Maria (2002 : 31) Public Relations merupakan, satu bagian dari satu nafas yang sama dalam lembaga tersebut, dan harus memberi identitas lembaganya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga khalayak (public) menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap lembaga tersebut. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi Public Relations yaitu :

a. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada umumnya.

b. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bias diterima dan menguntungkan semua pihak.


(57)

46

c. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan orbanisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondisif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.

d. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagaimana efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Humas mempunyai tugas menjadi sarana atau publikasi kepada masyarakat agar citra organisasi tetap baik dan menjadi mediator yang menjembatani kepentingan organisasi / perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan Humas itu sendiri. Berbagai aktifitas Humas senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra yang positif.

5.2.1 Pengumpulan Data (Fact Finding) Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam Mensosialisasikan Batik Siger sebagai Batik khas Lampung kepada masyarakat Bandar Lampung.

Pengumpulan data dalam mensosialisasikan batik Siger sebagai batik khas Lampung adalah salah satu kegiatan yang dilakukan Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan. Mensosialisasikan merupakan “suatu proses penyebaran


(58)

47

informasi untuk memperkenalkan suatu hal oleh komunikator kepada komunikan agar komunikan mempunyai kesamaan pemahaman dengan komunikator”. (Effendy, 1989: 234). Tahap Pengumpulan Data, dimana pada tahap ini pihak dari Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan menugaskan divisi Humas dari LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan untuk melakukan survei, untuk mencari informasi dimana lokasi atau tempat diadakannya sosialisasi, siapa saja audiensnya. Setelah itu barulah pihak LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dapat menentukan sosialisasi yang tepat mengenai apa yang dibutuhkan atau diperlukan oleh audiensnya.

Hal ini diperkuat dengan peneliti setelah melakukan wawancara mendalam dengan L A sebagai Kepala Yayasan Sari Teladan, yang memberikan informasi pada peneliti, dan proses dialog yang dilakukan di LKP Batik Siger dengan pertanyaan penelitian “Bagaimana cara Humas LKP Batik Siger dalam mengumpulkan data atau informasi sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi ?” . Lalu informan pun menjawab :

“Sebelum dilaksanakannya sosialisasi biasanya adanya survey terlebih

untuk menentukan tempat yang akan diberikan pengarahan sosialisasi dan juga untuk mengetahui siapa audiensnya nanti supaya informasi yang akan disampaikan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan audiens yang akan kita berikan pengarahan sosialisasi. Biasanya yang sesuai untuk masyarakat ya tentunya penggunaaan kalimat yang mudah dimengerti. Didalam setiap sosialisasi selalu disesuaikan dengan audiensnya. Misalnya kalau melakukan sosialisasi di desa-desa biasanya sosialisasi tentang informasi Batik dan langan pekerjaan dan manfaatnya bila bergabung dan mengikuti kepelatihan. Makanya selalu diadakan survei terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan disosialisasikan.” (Wawancara dengan L A, Pada tanggal 6 Juli 2012)


(59)

48

Kemudian wawancara mendalam dilanjutkan dengan informan kedua yaitu A J sebagai Divisi Hubungan Masyarakat LKP Batik Siger:

“Sebelum pelaksanaan sosialisasi dimulai, kita dari pihak LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan melakukan survei terlebih dahulu yaitu dengan Mencari data atau mencari informasi dimana letak atau tempat yang akan

kita kunjungi.” (Wawancara dengan A J, Pada tanggal 7 Juli 2012)

Selain untuk mencari informasi dimana letak atau tempat yang akan diberikan sosialisasi, juga untuk mengecek dan konfirmasi bersama dengan LKP Batik Siger. Dari segi fact finding yang dimaksud adalah bagaimana LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam hal ini humas mampu secara peka melihat fakta yang tidak sesuai dengan harapan apa yang ditemukan di lapangan, kemudian menarik kesimpulan dari fakta yang ditemukan tersebut sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Cultip and Center (1961), yaitu pengumpulan data sesuai dengan kenyataan yang ada. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana citra atau institusi / lembaga dimata masyarakat. Kegiatan fact-finding diharapkan bahwa manajemen akan mengetahui gambaran yang objektif tentang lembaganya dimata masyarakat. Gambaran yang objektif ini hanya bisa didapatkan melalui research akan dimanfaatkan sebagai landasan kegiatan manajemen untuk kegiatan komunikasiyang akan di lakukan oleh humas. Hasilnya berupa dokumentasi, data-data terbuka (secara sosial dapat dilihat) fact-finding merupakan pedoman manajemen secara keseluruhan. sehingga humas juga mampu menyimpulkan tentang apa saja fakta yang harus dikategorikan urgen dan fakta yang


(60)

49

dikategorikan sampingan, sehingga fakta yang ditemukan seperti yang terkait dengan pelaksanaan sosialisasi dapat di asumsikan sebagai fakta yang harus dibuat solusinya, karena menyangkut nilai dari tujuan LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan yang tidak tersampaikan, seperti yang ada dalam hasil penelitian ini, bahwa fungsi edukasi dari LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan ternyata kurang tersampaikan sehingga diperlukan kegiatan khusus yang dapat membuat fakta negative yang ditemukan menjadi sesuai dengan apa yang LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan harapkan

5.2.2 Rencana Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam Mensosialisasikan Batik Siger sebagai Batik khas Lampung kepada masyarakat Bandar Lampung.

Tahap Rencana, perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dalam pekerjaan Humas. Dalam merencanakan kegiatan sosialisasi Batik Siger sebagai batik khs Lampung kepada masyarakat Bandar Lampung, Humas LKP Batik Siger mengadakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan. Sebagaimana yang disampaikan oleh L A selaku Kepala Yayasan Sari Teladan dalam menjawab pertanyaan dari peneliti “Apa saja yang direncanakan Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam mensosialisasikan Batik Siger tersebut?” kemudian beliau pun memaparkan

Re a a ya g kita lakuka yaitu dengan mengadakan rapat mengenai materi apa saja yang akan disampaikan dan menentukan siapa saja yang akan menjadi narasumber dalam memberikan sosialisasi mengenai


(61)

50

pe ge ala Batik “iger. (Wawancara dengan L A, Pada tanggal 7 Juli 2012)

Lalu peneliti melanjutkan wawancara dengan salah satu informan dari peserta kursus di LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan yaitu S K : “Menurut kamu bagaimana rencana yang telah dilakukan oleh pihak dari LKP Batik Siger dalam mensosialisasikan Batik Siger ?” ia pun menjawab:

Kalau e urut saya sudah ukup aik, kare aka ereka se elu

melakukan sosialisasi mereka mempersiapkan dulu semuanya seperti dari bahan-bahan mengenai materi yang akan disampaikan dan juga menentukan narasumber yang akan menyampaikan sosilisasi tersebut. Apa lagi narasumber yang dipilih kan memang yang mengetahui tentang Batik

jadi ketika kita erta ya pu ereka dapat e jawa ya. (Wawancara dengan SK, Pada tanggal 7 Juli 2012)

Dari hasil pencarian data yang dilakukan oleh Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dihasikan sebuah perancanaan dimana setiap perencanaan harus terlebih dahulu di setujui oleh APBD karena berkaitan dengan anggaran kegiatan. Perencanaan humas merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Tahapan perencanaan yang dibuat oleh Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam mensosialisasikan Batik Siger sebagai batik khas Lampung adalah :


(62)

51

1. Mengenalkan

Mengenalkan batik kepada seluruh masyarakat Kota Bandar Lampung bahwa kini kota Bandar Lampung telah memiliki batik khas dengan elemen-elemen yang berasal Kota Bandar Lampung termasuk Batik Siger

2. Ekspansi pasar

Mencari tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat kota Bandar Lampung mengenai batik lalu selanjutnya mencari informasi mengenai pasar yang bisa dijadikan sebagai perantara antara Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan, perajin batik dengan masyarakat.

3. Penguatan

Tahap penguatan yaitu setelah melakukan 2 tahap di atas seperti mengenalkan batik kepada masyarakat lalu mencari tahu apa yang diinginkan masyarakat Bandar Lampung mengenai batik dan mencari pasar agar batik Bandar Lampung dapat terus berkembang. Maksud dari tahap penguatan yaitu Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari bertugas menjaga eksistensi batik Bandar Lampung agar selalu dipakai oleh masyarakat dan menjadi Trade mark kedaerahan. Yang harus diperhatikan dalam perencanaan kegiatan antara lain: sifat, waktu, dan lingkungan. Setelah di setujui dan direncanakan maka pemilihan kegiatan dilakukan dan di sosialisasikan.

Tujuan dari proses perencanaan untuk mengelola berbagai aktivitas Humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen Humas yang dikelolah secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil


(1)

10

Apakah sosialisasi ini sudah memberikan informasi yang lengkap?

E E

“Persentasi dari LKP Batik Siger, setelah itu presentasi., ada juga praktek pelatihan pembuatan batiknya ”

N

“Dari pihak LKP Batik Siger mempresentasikan pada kami mengenai sejarah Batik dengan memperkenalkan pada kami mengenai macam-macam batik dan mengajarkan menggunakan peralatan membatik. Setelah mempresentasikan tentang batik tersebut, mereka pun membuka sesi praktek dan membagikan buku panduan mengenai pembuatan batik kepada kami.”

S K

“pihak LKP Batik Siger mempresentasikan pada kami mengenai proses pembuatan batik dan cara berwirausaha ”

S K

“Menurut saya sudah cukup memberikan informasi kepada kita karena dengan informasi yang

disampaikan oleh LKP Batik Siger, kita jadi banyak mengetahui tentang Batik khususnya Batik Siger yang merupakan kain batik khas daerah Lampung.” N

“Sudah cukup, karena dalam presentasikan Batik Siger tersebut menjelaskan tentang jenis-jenis dari batik, proses pembuatan , sehingga membuat kami mengetahui tentang informasi tersebut.”


(2)

11

12

Bagaimana cara Humas memantau kegiatan tersebut apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan?

Bagaimana menurut

kamu kegiatan sosialisasi

yang dilakukan LKP

Batik Siger Yayasan

Sari?

E E

“Sudah , karena pada sosialisasi ini kami dapat

memperoleh informasi yang berkaitan dengan batik Selain itu terdapat pula cara-cara membuat batik dengan

berbagai macam teknik sampai dengan hasil akhir dari

pembuatan yaitu kain batik, baju”

L A

“Setelah sosialisasi tersebut pihak LKP Batik Siger Yayasan Sari melakukan Cek dan Ricek kembali yaitu dengan membagikan kuesioner kepada peserta tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan

sosialisasi yang dilakukan oleh LKP Batik Siger Yayasan Sari mendapatkan perhatian dan antusias dari para peserta dan ternyata antusias yang

didapatkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut cukup baik, bahkan mereka ingin kegiatan tersebut

diadakan secara rutin.” A J

“Setelah melakukan kegiatan sosialisasi tersebut pihak dari LKP Batik Siger Yayasan Sari

memberikan kuesioner kepada para peserta untuk mengetahui antusias dari peserta tesebut apakah mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak LKP Batik Siger Yayasan Sari.”

E E

“Menurut saya sudah sangat baik karena informasi yang diberikan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Yang sebelumnya kita tidak tahu sama sekali tentang batik, proses pembuatan dan materi kewirausahaan. Dengan ada sosialisasi ini kita jadi tahu dan memperoleh informasi yang berguna.”


(3)

13

Strategi apa yang dilakukan oleh pihak LKP Batik Siger

N

“Menurut saya sangat bagus, karena dapat memberitahukan kepada semua siswa tentang bahaya narkotika. Menurut saya kegiatan ini sering-sering saja dilakukan supaya selalu mengigatkan pada remaja-remaja atau siswa dan siswi.”

S K

“Menurut saya sudah cukup baik , hanya saja tenaga pemateri kurang banyak dibandingkan para peserta yang mengikuti kegiatan , sehingga pemateri tidak bias menanggapi sebagian peserta yang masih kurang mengerti”

L A

“Pihak dari LKP Batik Siger itu sendiri dalam menyampaikan sosialisasi tersebut harus bersikap, berprilaku dan bertindak sebagai seorang pendidik yang penuh kesabaran dan ketekunan membimbing anggota masyarakat kearah peningkatan

pengetahuan.”

A J

“Pada waktu sosialisasi tersebut berlangsung, kita sebagai petugas yang memberi pengarahan tentang sosialisasi tersebut harus mampu berkomunikasi menciptakan suasana penuh kekeluargaan dan keakraban sehingga tercipta hubungan yang baik dan tidak adanya kesenggangan. Dengan keadaan seperti ini, maka tidak ada rasa takut dan segan sehingga mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan


(4)

14

Apakah ada faktor penghambat dalam mensosialisasikan Batik Siger kepada para peserta ?

yang ingin mereka tanyakan dengan bebas.”

A J

“Pada saat melakukan kegiatan sosialisasi ,

Alhamdulilah tidak ada hambatan. Namun suka ada juga masalah transportasi itu juga kalau misalnya kita melakukan kegiatan ke desa desa, soalnya jika masuk ke pedalaman susah buat mobil bisa masuk, palingan kita naik ojek ataupun jalan.”

L A

“Alhamdulilah tidak ada hambatan dalam kegiatan sosialisasi Batik Siger oleh LKP Batik Siger.”


(5)

Tabel 4 . Hasil wawancara Pengunjung LKP Batik Siger

No

Nama

Keperluan

Tanggapan

1

2

3

4

5

6

7

8

Jina Melinda

Shelly Pricillia

Rubyanti

Yulita

Dra Adianaty Hasan

Ny. Titin Nurochman

Made Artani

Asep Subagya

Pembeli Batik di LKP

Batik Siger

Untuk memenuhi

syarat pelajaran Seni

Budaya

Kunjungan Kerja

Pelatihan Batik

Program PKBL

Kunjungan Kerja

Pelatihan Batik

Kunjungan Kerja

Pelatihan

Kunjungan Kerja

Peliputan /

Pendamping Teknis

Verifikasi Data LKP

dalam Rangka

Penilaian Kinerja LKP

Pemasarannya sudah baik

dan cukup luas

Sangat

menarik

untuk

mencoba belajar membatik

Cukup Baik, karena dapat

ditrapkan untuk program

pemberdayaan manusia

Sudah baik sebagai

program untuk

memberdayakan

masyarakat

Baik , Lebih

dikembangkan lagi motif

dan design untuk

dikreasikan lebih lagi

Bagus lanjutkan semoga

sukses

dan

semakin

berkembang

Koleksinya sudah banyak

dan

proses

pembuatan

batik yang alami masih

sangat jarang ditemukan

Cukup Bagus , erlu kreasi

yang lebih beragam


(6)