9
Yeremia Depok, dimana gereja tidak hanya memiliki kriteria pendeta ideal melainkan juga gereja diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
pendeta untuk membentuk karakter pendeta menjadi lebih baik seperti yang diharapkan;
c Memberikan masukan secara khusus bagi klasis dimana jemaat GKJ Argomulyo Salatiga dan jemaat GKJ Yeremia Depok berada supaya
membentuk tim pendampingan pendeta yang terdiri dari Pendeta emeritus, Pendeta-Pendeta utusan dari Klasis, maupun Majelis Jemaat dari klasis yang
bersangkutan guna membentuk karakter pendeta d Memberikan masukan secara khusus bagi Sinode Gereja Kristen Jawa, bahwa
ketika ingin mengirimkan calon pendeta ke jemaat GKJ yang sedang membutuhkan pendeta, alangkah baiknya ditelusuri terlebih dahulu kriteria
pendeta ideal seperti apa yang jemaat inginkan, sehingga tidak melukai hati calon pendeta yang diutus.
1.5 METODE PENELITIAN
Menurut Tejoyuwono Notohadiprawiro, metode merupakan suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau kerangka berfikir menyusun gagasan,
yang beraturan, terarah dan berkonteks yang relevan dengan maksud dan tujuan. Berkaitan dengan upaya ilmiah, Koentjaraningrat mengartikan metode sebagai
seperangkat cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan.
24
Seperangkat ilmu yang mempelajari metode ini yang disebut metodologi.
Menurut Manheim, sebagaimana dikutip oleh Soekamto, penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengkaji
study
secara teliti, metodik dan teratur pada suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu.
25
“
the ca reful, diligent, a nd exha ustive investigation of scientific subject ma tter, having
as its aim the advancement of mankind’s knowledge”.
Pada judul “Kriteria Pendeta Ideal Menurut Jemaat GKJ Argomulyo Salatiga
24
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1973, 16.
25
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian Yogyakarta : Teras, 2009, 11.
10
dan Jemaat GKJ Yeremia Depok ”, yang dikaji ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif yang berbasis lapangan
field research
. Hal ini menurut Saifuddin Azwar, jenis penelitian kualitatif ini sebagai kegiatan ilmiah yang rasional,
empiris, dan sistematis, suatu penelitian sedikitnya mempunyai lima karakteristik utama, yaitu : a bertujuan, artinya kegiatan penelitian tidak terlepas dari maksud
dan tujuan tertentu, b sistematik, maksudnya langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan hingga penyelesaian laporan harus terencana dan mengikuti
metodologi yang benar, c terkendali, maksudnya dalam batas-batas tertentu peneliti dapat menentukan fenomena-fenomena yang diamati dan memisahkannya
dengan fenomena lain yang mengganggu sudut pandang teoritisnya, d objektif, maksudnya semua proses observasi, analisis yang dilakukan, dan kesimpulan yang
diambil tidak didasari oleh subjektivitas pribadi maupun pihak lain, dan e tahan uji
verifiable
, maksudnya penyimpulan penelitian merupakan hasil dari telaah yang dilandaskan pada teori yang koheren dan metode yang benar.
26
Selain itu, penelitian kualitatif secara umum digunakan pada ilmu-ilmu sosial dan budaya dengan karakteristik, antara lain 1 latar belakang bersifat alamiah,
2 peneliti menjadi instrument utama, bahkan subjek, 3 metode yang digunakan adalah kualitatif, 4 analisis data secara induktif; dari khusus ke umum, 5 teori
dan kerangka konsepsi dari dasar; 6 bersifat deskriptif, merupakan uraian mendalam atas fakta, 7 mementingkan proses daripada hasil, 8 adanya batas
atau fokus pada masalah yang diteliti, 9 adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, 10 desain bersifat sementara, dan 11 hasil penelitian dirundingkan,
sehingga menghasilkan kesimpulan obyektif.
27
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
interview
yang merupakan perangkat riset yang dipakai dalam bentuk kegiatan tanya jawab secara tidak terstruktur dengan responden untuk memahami dan
mencari kedalaman analisis. Responden sebagai unit analisis terdiri dari Ketua Majelis Jemaat, aktivis, dan anggota jemaat. Wawancara merupakan kegiatan
percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara
interviewer
yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara yang memberikan
26
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998, 2-4.
27
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitan, 106-108.
11
jawaban atas pertanyaan tersebut dengan tujuan menggali dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dikehendaki. Wawancara
juga diartikan sebagai interaksi sosial yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi
mengenai segala sesuatu yang ditetapkan tujuannya.
28
Metode wawancara dipakai untuk melengkapi data-data dari hasil observasi partisipasi yang belum ditemukan karena sifatnya yang kasat mata, terutama data
untuk mengungkapkan pandangan dan sikap subyek. Teknik analisas data yang dilakukan
ialah tahap pertama, dengan mengumpulkan data-data
29
yang ditemukan di lapangan, berupa fakta sosial yang hidup maupun dokumentasi
tertulis melalui observasi partisipasi, wawancara, dokumentasi.
1.6 Kerangka Penulisan