Bahan trainning Inst-Elec

Sistem Pneumatic
Pneumatic System di sebut :
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk
udara yang dimampatkan, serta dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu
kerja.

Katup Kontrol Arah ( KKA )
Katup kontrol arah adalah alat atau instrumentasi pneumatic yang berfungsi
sebagai switch/saklar aliran udara. Pensaklaran yang diaplikasikan memiliki
banyak sistem, diantaranya memakai coil selenoid, penggerak tangan atau
mekanik lain. KKA juga difungsikan sebagai serangkaian fungsi logika atau
timer pneumatik. Penggambaran simbol KKA pada sistem peumatik

Simbol-simbol katup kontrol arah sebagai berikut :

2. Penomoran pada Lubang
Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN
ISO 5599. Sistem
huruf terdahulu digunakan dan sistem penomoran dijelaskan sebagai berikut :

3. Metode Pengaktifan

Metode pengaktifan KKA bergantung pada tugas yang diperlukan . Jenis
pengaktifan bervariasi ,
seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari semuanya.
Simbol metode pengaktifan
diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini :

Contoh Simbol Aplikasi KKA sebagai berikut:

Contoh solenoid valve/katup kontrol arah

Actuator Cylinder
Actuator cylinder adalah katup yang digunakan untuk menggerakkan beban berat.
Memiliki 2 type, single action dan double action. Single action dimana pergerakan
batang aktuator setengahnyadilakukan oleh pegas, sedangkan double action dua
pergerakan keluar dan kedalam sama2 dilakukan oleh pneumatic.
Berikut ini adalah symbol dan gambar aktuator
System single action, input di bagian belakang pneumatic akan mendorong batang
keluar. Jika udara pneumatic off maka batang kembali kebelakang dengan pegas

Contoh Air Cylinder Single & Double Action


Berikut ini tabel jenis cylinder lengkap

Check Valve
Merupakan valve dengan mekanisme nonreturn, sistem pegas dan katupnya hanya
memperbolehkan aliran udara lewat dengan satu arah saja. Check valve ini banyak
digunakan pada rangkaian pengaman2 pneumatic.

Symbol dari chek valve adalah sebagai berikut

Contoh chek valve adalah sebagai berikut:

Valve Aplikasi Khusus
Valve aplikasi khusus yaitu valve OR, valve AND, valve quick exhaust, flow
control valve, regulator control valve
valve OR memiliki fungsi kerja OR dimana bila salah satu inputnya aktif maka
output akan aktif
valve AND memiliki fungsi kerja AND dimana mengharuskan semua inputnya
aktif untuk mengaktifkan output
valve quick exhaust untuk melakukan pembuangan udara yang cepat bila input

tanpa udara
flow control valve digunakan untuk mengatur aliran udara yang masuk ke dalam
jalur pneumatic
regulator control valve, berfungsi sama dengan flow control valve tetapi memiliki
tambahan mekanisme non return valve

Sistem Sumber Udara Pneumatic
Sumber udara pneumatic merupakan perangkat yang menghasilkan udara
pneumatic berserta perangkat yang ada pada jalur udara pneumatic.
Penyedia udara/Kompressor adalah mesin yang menghasilkan udara pneumatic
dengan tekanan kerja yang dipakai dalam sistem pneumatic (2,5 ~ 7 bar)
Tangki atau pengumpul udara/header berupa sistem pengumpul udara pneumatic
(storage) sementara sebelum distribusi
Filter digunakan untuk menyaring udara pneumatic dari kotoran. Penyaring filter
ini disesuaikan dengan kebutuhan udara pneumatic
Driyer /pengering digunakan untuk mengeringkan udara pneumatic dari uap air
Pemisah air, sistem pemisah air ini biasanya dibuat dalam suatu sistem yang
lengkap dengan pressure regulator. Digunakan untuk memisahkan kadar air
dalam udara pneumatic
System pelumas, digunakan untuk aplikasi kusus terhadap instrumentasi

pneumatic
Meter pneumatic /manometer berupa indikator tekanan pada suatu jalur atau
tangki pneumatic
Sumber tekanan berupa terminal dari suatu header atau jalur lain

Perancangan Sistem Kontrol Pneumatik
Dalam suatu sistem kontrol pneumatik terdapat arsitektur dan bagian-bagian
yang menyangkut fungsi kerja alat tersebut. Perancangan sistem kontrol
pneumatik mengacu pada diagram alir sistem
Diagram alir
Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang
benar. Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian ,
sehingga mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan sistem
pneumatik.
Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengan
diagram alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir dari
bawah menuju ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan untuk
catu daya akan digambarkan pada bagian bawah rangkaian secara simbol
sederhana atau komponen penuh dapat digunakan. Pada rangkaian yang lebih
luas , bagian catu daya seperti unit pemelihara, katup pemutus dan berbagai

distribusi sambungan dapat digambarkan tersendiri.
Diagram alir mata rantai kontrol dan elemen-elemennya digambarkan
sebagai berikut :

Tata Letak Rangkaian
Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus
digambar tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan secara
fisik. Dianjurkan bahwa semua silinder dan katup kontrol arah digambarkan
secara horisontal dengan silinder bergerak dari kiri ke kanan, sehingga rangkaian
lebih mudah dimengerti.
Contoh :
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau
pedal kaki ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuh
dan tekanan pada tombol atau pedal kaki dilepas.
Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak
gambar diagram berikut ini.

Gambar 1.2 menunjukkan perbedaan antara posisi gambar dengan lokasi
benda/elemen sesungguhnya. Pada praktiknya katup V1 terletak pada posisi
akhir langkah keluar silinder. Pada diagram rangkaian elemen V1 digambar pada

tingkat sinyal masukan dan tidak mencerminkan posisi katup. Penandaan V1
pada posisi silinder keluar penuh menunjukkan posisi sesungguhnya dari katup
V1 tersebut.
Diagram rangkaian memperlihatkan aliran sinyal dan hubungan antara
komponen dan lubang saluran udara. Diagram rangkaian tidak menjelaskan tata
letak komponen secara mekanik.
Rangkaian digambar dengan aliran energi dari bawah ke atas. Yang
terdapat dalam rangkaian meliputi sumber energi, masukan sinyal, pengolah
sinyal, elemen kontrol akhir dan elemen penggerak (aktuator). Posisi katup
pembatas ditandai pada aktuator.
Jika kontrol rumit dan terdiri dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrol
harus dibagi ke dalam rangkaian rantai kontrol yang terpisah. Satu rantai dapat
dibentuk untuk setiap fungsi grup. Kalau mungkin, rantai-rantai ini sebaiknya
disusun berdampingan dalam urutan yang sama dengan gerakan langkah
operasinya.

Pemasangan Diff Press. EJA Yokogawa

Differential Pressure Transmiter Model EJA110A/120A, EJA210A/220A,
EJA310A/320A yang mempunyai Sinyal 4~20 mA DC akan disetting dengan alat

comunikator BT-200 sehingga dapat diaplikasikan untuk mengukur flow, Level dan
lain-lain. Komunikator BT-200 akan bisa menentukan parameter dari DP
transmitter berupa sinyal 4~20 mA untuk selanjutnya akan di teruskan ke YFCT
dan alat controller yang lain.
DP Transmitter dapat dipakai untuk mengukur Liquid, GAS, Steam sebaik
mengukur Level tanki, density dan tekanan
Outputnya menggunakan sinyal 4~20mAdc sesuai dengan pengukuran Differential
Pressure.

Pasang Level Flex FMR-232/332 E+H

Level Flex FMR-232/332 MicroImpluse adalah "down ward looking" time-offlight system dimana pengukuran jarak dari probe mounting (top of the tank)
ke surface yang ada pada process medium.
Prinsip kerja alat gelombang pulsa mikrowave akan dipancarkan ke
permukaaan media kemudian pantulanya diterima lagi. Kemudian diukur
waktu pengiriman dan penerimaan pulsa sebagai nilai level
Prinsip kerja pada pengukuran Level Flex FMP-232 dan 332 MicroImpluse
adalah sbb

Jarak D ke media product surface is proportional to the time-of-flight of the

microwave Pulse t:
Rumus – 1: D =c •t/2 , C = kecepatan cahaya
Since the empty distance E is known to the system, it is a simple matter to
calculate the level L:
Rumus – 2: L =E –D
The datum point for "E" is the bottom face of the process connection.
Terminasi kabel pada Level Flex FMR-232, 332 MicroImpluse adalah sbb

2 wire system dan 4 wire system
Apa yang dimaksud dengan istilah 2 wire systen dan 4 wire system dalam
instrumentasi?
Pertanyaan ini biasanya digunakan untuk konfigurasi Input card kontroler
yang menerima signal pengukuran 4 ~ 20mA
Penamaan ini berhubungan dengan sistem penghubungan analog sinyal
pengukuran (4 ~ 20mA) ke dalam sistem selanjutnya
2 wire system adalah penghubungan secara seri antara power supply
intrument dan sinyal pengukuran ke alat lain. Maka dalam system ini sinyal
pengukuran jadi satu dengan power supply
Alat -alat tertentu pada instrumentasi memakai sistem ini yaitu DP tansmitter,
pressure transmitter, vortek flowmeter, RTD CT dll.


Sedangkan 4 wire digunakan untuk menamai istilah power supply dan output
pengukuran yang terpisah. Power supply yang digunakan adalah 220VAC.
Alat dengan sistem ini adalah flowmeter, pH transmitter dll.

Cara Pemasangan flow meter Promass - 83 E+H
Cara Pemasangan flow meter Promass - 83 seperti pada gambar di bawah ini.
Untuk menghidari terjadinya kantong udara pada pipa maka cara pemasangan
harus
diatur sesuai dengan ketentuan pemasangan meter agar tidak terjadi kesalahan
akibat
salah penempatan/pemasangan peralatan (Flow meter). Cara memasang flow
meter
jenis ini sebaiknya mengikuti gamabar dibawah ini.

Pengoperasian Magnetic Flowmeter ADMAG-Yokogawa
ADMAG merupakan magnetic flowmeter buatan Yokogawa yang
diset dengan tombol infrared dan dapat pula dari brain terminal
BT200


Field Instrument Description
Field Instrument adalah sensor-sensor ataupun peralatan yang dipakai
dalam industri dengan hubunganya terhadap sinyal analog ataupun anlisis
proses. Contoh field instrument antara lain:
Sensor aliran fuida magnetik (magnetic flowmeter)
Sensor tekanan differensial (differensial pressure)
Sensor masa larutan dan density (coriolis mass flow)
Sensor pH (pH meter)
Sensor oksigen terlarut dalam fluida (disolve oxigen)
Sensor konduktivitas fluida (Conductivity transmitter)
Sensor kekeruhan air (turbidity measurement)
Sensor temperatur (Resitance temperature detector/Termocouple)
Sensor level fluida (level transmitter) dll.

Field instrument sangat menentukan kepada kualitas produk di industri.
Maka perlu adanya kalibrasi dan maintenance khusus.
Field instrument menghasilkan output sesuai dengan hasil baca fisis
kerjanya melalui setting parameternya. Sinyal yang dikeluarkan sebagai
hasil outputan adalah 4 ~ 20mA atau protocol komunikasi umum berupa
HART, Profibus, Fieldbus dll.

Field instrument berperan sebagai mata bagi controller untuk mendeteksi
kejadian fisis menurut besaran yang diukurnya. Kerja kontroller sangat
dipengaruhi oleh akurasi dari field instrument ini.

Fungsi Instrumentasi secara garis besar adalah sebagai berikut
Sebagai fungsi pengontrolan. Dalam fungsi ini, instrumentasi dihubungkan dengan
alat kontrol (type umum adalah kontinyu). Alat pengontrolan tersebut menerima
sinyal pengukuran berupa: sinyal analog (4~20mA, 1~5V, +10 ~ -10V dll.) ,
profibus, fielbus dll.
Sebagai fungsi penunjukan. Dalam fungsi ini instrument memiliki sistem
penunjukan nilai proses yang dapat dibaca oleh operator. Tampilan nilai
penunjukan ini dapat berupa LCD atau jarum analog.
Sebagai fungsi pencatatan. Dalam fungsi ini instrumentasi dihubungkan ke alat
rekording atau ke kontroler yang terhubung dengan SCADA, di SCADA itulah
dibuat fungsi rekording.
Sebagai fungsi tanda bahaya. Dalam hal ini dibuat setting alarm yng dioutputkan
pada intrumentasi tersebut(bila ada). Tetapi bila fungsi alarm tidak ada maka
dihubungkan output intrumentasi tersebut ke kontroller dan dibualah level2 setpoint
untuk alarm

contoh penghubungan instrumentasi ke recorder dan kontrol

Electromagnetic Flowmeters
Digunakan untuk mengukur aliran fluida konduktif dalam suatu pipa atau jalur dengan
prinsip elektromagnetik. Prinsip kerjanya berdasarkan hukum faraday, induksi
elelktromagnet diberikan ke fluida yang mengalir maka pada elektrode penerima akan
menghasiklkan tegangan emf sebanding dengan aliran fluida tersebut

Sinyal emf yang diterima akan dikonversi menjadi sinyal pengukuran 4~20mA
oleh transmitter

Conductivity Level
Pengukuran level secara konduktifitas adalah metode sederhana dari pendeteksi
level yang dapat dipakai untuk material yang konduktif secara listrik di dalam
pipa, tangki atau container, yang berarti bahwa setiap bagian yang terpisah
melakukan pengukuran konduktifitas dan saklar konduktif.
Prinsip kerjanya, jika elektrode tidak menyentuh laruran/material maka resistansi
yang mengalir sangat besar, jika elektrode tersentuh larutan maka resistansi yang
mengalir antara tanah ke elektrode menjadi kecil sehingga menghantarkan arus
listrik.
Jika tangki, jalur pipa atau container tidak konduktif, maka perlu pemasangan
elektrode tanah

Capasitive Level
Pengukuran dengan metode kapasitansi diadasarkan oleh prinsip kapasitor dalam
dua pelat logam yang terpisah oleh insulator.Nilai kapasitansi ditentukan oleh type
bahan/produk/liquid, jarak/ tinggi level produk pada tangki atau plat.
Dalam kenyataanya plat kapasitor ini berbentuk diding tangki dan besi elektrode
sensor. Konversi dari perubahan kapasitansi diubah oleh transmitter menjadi sinyal
pengukuran 4~20mA

Differensial Pressure Transmitter
Prinsip kerjanya adalah mendeteksi pressure dengan metode cell
membran/diafragma.
Cell membran terdiri atas sensor keramik dengan subtrat dan 2 diafragma
Diafragma secaralangsung mengukur pressure produk/liquid/yang dihubungkan
secara kapiler. oli silicon, oli mineral, diisikan kedalam subrat. Pressure luar ke
difragma menyebabkan kapasitansi antara diafragma dan subtart berubah. Nilai
perubahan antara hasil tekanan di diafragma1 dan 2 saling dikurangkan dan
menghasilkan nilai tertentu yang dikonversi oleh transmitter menjadi sinyal
pengukuran 4~20mA

!
"

#

%
%
%
%

$

Pengukuran Masa Aliran Fluida
Pengukuran ini didasarkan dengan prinsip pengontrolan yang dihasilkan dari gaya
koreolis. Gaya akan terjadi bila perpindahan dan rotasi terjadi
Fc = -2.am (w.v)
Fc = coriolis force
am = masa yang bergerak
w = kecepatan sudut
v = radial velocity dalam perputaran, repon dari system vibrasi
Ukuran dari gaya coreolis bergantung pada masa yang bergerak (am) dan
velocity masa dalam system(v) atau masa aliran
Pemberian kecepatan rotasi yang tetap menghasilkan osilasi dalam
sistemnya.
Gaya corilolis dalam botol/pipa menyebabkan pergeseran fasa dalam
osilasi botol/pipa
Sensor mengukur perbedaan fasa pada sisi inlet dan outlet

Pengukuran Temperatur degan PT100
Platinum resistance sensor digunakan untuk mengukur dan mengontrol
temperatur dengan range -200 derajad C sampai +600 derajad C, yang
tersedia dengan versi 2, 3, atau 4 wire. 3 wire paling digunakan di dalam
industri.
Karakteristiknya:
Akurasinya tinggi
stabilitas bagus untuk
Hasil pengukuran berupa resistansi dapat dikirim dengan kabel yang panjang
tanpa memebutuhkan peralatan tambahan. Elemen platinum resistance
didesain dalam housing yang kuat untuk kerja yang keras dalam industri.
Dalam satu RTD terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
sensor temperatur
termowell
terminal block dengan housing

Current Transformer & Voltage transformers
CT (current tansformer) digunakan untuk mengukur arus yang melalui suatu
penghantar. Tiap pengukuran pada rating arusnya akan rasio melalui perbandingan
belitan menjadi 0~5Ampere. Ada dua macam CT menurut fungsinya yaitu CT
proteksi dan CT metering. CT proteksi dihubungkan dengan relay proteksi dan
memiliki saturasi yang rendah dengan pengali pembacaan yang tinggi. Contoh type
ini adalah 5P10. Sedangkan CT metering dihubungkan ke meter sebagai pengubah
nilai 1~5Ampere menjadi penunjukkan yang sama dengan ampere yang diukur.
PT/VT (potential transformers/voltage transformers) digunakan untuk mengukur
tegangan pada suatu penghantar, rel atau kabel dan dirasiokan hasil ukurnya
menjadi 0 ~ 110VAC. Output pengukuran ini dihubungkan ke meter.
Kedua alat ini akan berfungsi bersama saat dihubungkan untuk pengukuran
kwhmeter dan cosphi

Sensor pressure control
Dipakai untuk mendeteksi pressure sesuai range pengukuranya dan
diubah ke sinyal pengukuran 4~20mA

Ultrasonic sensors
Digunakan untuk mendeteksi segala jenis material. Prinsip kerjanya adalah
memancarkan gelombang ultrasonik dan menerimanay, jika gelombang ini
bertabrakan dengan material yang ada didekatnya maka gelombang akan terpantul
dan diterima kembali oleh penerima. Jarak deteksi terhadap benda sampai 10m

Transmitter
Transmitter digunakan untuk mengubah besaran fisis yang diukur atau yang
disensor menjadi besaran ukur standar atau sinyal analog (4~20mA DC). Berikut ini
adalah jenis sensor transmitter :
Temperatur transmitter
Berfungsi sebagai pengubah besaran ukur dari RTD (resistanse temperatur
detector) berupa standar ohm menjadi signal 4~20mA
Pneumatic transmitter
Berfungsi sebagai pengubah signal pneumatic berupa tekanan udara (standar
3~15psig) menjadi signal 4~20mA
AC input transmitter
Berfungsi sebagai pengubah tegangan AC 0~220V atau arus 0~5A menjadi signal
4~20mA
Strain Gauge & Potensiometer transmitter
Berfungsi sebagai pengubah resistansidari strain gauge atau potensiometer
(max10kohm) menjadi signal 4~20mA
Frequency transmitter
Berfungsi sebagai pengubah frequensi listrik DC (12 ~ 24V) menjadi signal 4~20mA
DC Volt, mVolt, mA isolator transmitter
Berfungsi sebagai isolator sinyal 4~20mA ke outputnya

Variable Speed Drive (Inverter)
Variable Speed Drive atau inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor 3
fasa dengan metode pengubahan frequensi dan tegangan supply motor. Prispip
dasarnya yaitu tegangan input AC 3 fasa ataupun 1 fasa akan disearahkan menjadi
tegangan DC. Sistem mikroprosessor mengendalikan kontrol osilator sinusoida yang
didrive menuju suatu swiching DC dengan rating arus yang tinggi, biasanya dari
IGBT. Dari switching tersebut menghasilkan tegangan AC dengan frekuensi yang
dapat diatur. Pengaturan frequensinya dapat dari potensiometer, analog input
(4~20mA), atau keypad inputnya. Setting utama mempengaruhi muusnya tingkat
starting dan stoping motor adalah incement time dan decrement timenya. Setting ini
mengatur waktu perubahan frekuensi dari 0% ke 100% settingnya saat start atau
100% ke 0% settingnya saat stop.

Servo & Driver
Servo motor diguankan untuk aplikasi gerak atau perpindahan benda yang
membutuhkan kepresisian jarak dan sudut. Aplikasinya banyak pada mesin
cetak atau robot. Driver servo digunakan untuk menterjemahkan data digital
sebagai pergerakan atau sudut putar

Limit Switch
Berbagai aplkasi switch, togle switch, micro switch memiliki fungsi yang sangat
lebar sebagai sensor input diskrit. Aplikasi switch sangat dikaitkan dengan fungsi
kerja disekitarnya, misalnya untuk membatasi suatu pergerakan jarak benda. Bila
penggerak telah menyentuh switch maka pergerakan tidak dilanjutkan.

Relay
Relay sangat berguna dalam kinerja diskrit pada industri. Dengan prinsip
elektromagnetic, coil relay akan menjadi magnet bila dikenai polaritas kerja pada
kutub-kutubnya. Gayamagnet akan menarik kontak relay dan memberikan fungsi
normal open dan normal close. Relay sangat luas penggunaanya khususnya
dalam mengoutputkan sinyal diskrit

Solid State Relay
Solid State Realay Merupakan relay elektronik. Keunggulan dari relay
konvensional adalah tidak adanya noise akibat pensaklaran dan juga bentuknya
kompak dengan rating operasi tinggi
Relay SS ini didrive oleh tegangan 5VDC ~ 24VDC atau 100VAC ~ 240VAC.
Untuk switch outputnya mampu bekerja dari 24VAC ~i 500VAC dengan arus
kerja sampai lebih dari 90A

Rotary Encoders
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi panjang benda dengan prinsip kerja
putaran. Setiap pemutaran porosnya akan menghasilkan sinyal digital dengan
kecepatan perubahan data sesuai perputaran yang dilakukan kepada porosnya.
Jika poros dihubungkan ke mekanisme gerak dan dipasangkan ke atas suatu
benda diatas konveyor yang berjalan. Bila benda ini mengenai sitem geraknya
akan menyebabkan poros rotary berputar sepanjang benda tersebut. Data yang
dioutputkan akan diterima kontroller dan diproses lebih lanjut

Counters
Counter Memiliki fungsi pencacahan dengan input suatu kontak relay. Bila 2
kontak input dihubungkan maka nilai pencacahan akan naik. Counter memiliki
fungsi setpoint, apabila penacacahan sama dengan nilai setpoint pencacahan
yang di inputkan maka kontak output akan aktif

Analog & Digital Timer
Timer diaplikasikan pada peralatan yang membutuhkan sistem waktu. Prinsip kerja
timer adalah dengan mengatur setpoint time pada menu, maka saat timer diaktifkan
dengan supply power sampai waktu yang disepointkan tercapai maka kontak output
timer akan aktif. Terdapat 2 jenis timer yaitu analog dan digital. Timer analog telah
disedikan range setpoint timenya sedangkan timer digital dapat aplikasikan setpoint
timenya tanpa terbatas range time dan satuannya. Perbedaan lain timer digital
memiliki tampilan angka time value setelah timer diaktifkan

Proximity Switch
Proximity switch adalah sensor berbahan logam, gelas atau cairan, prinsip kerjanya
yaitu ketika obyek (besi, baja, gelass atau cairan) dekat dengan permukaan jarak
operasinya maka akan didetaksi. Jarak tersebut akan menghasilkan sinyal listrik dalam
rangkaiannya kemudian dikuatkan untuk mensaturasikan transistor outputnya. Bila
terjadi saturasi maka switch output terjadi
Klasifikasi Proximity Switch
1. Induktif yaitu memakai 2 lempeng dengan 1 bagian lempeng pembuat medan dari sistem
induksi. Bila obyek mendekat maka medan akan dipantulkan dan menghasilkan induktansi
tertensu sesuai jaraknya Obyek yang dideteksi umumnya dari metal dan repon frekuensi
switch umumnya tinggi
2. Capasitif yaitu memakai sistem 2 lempeng dan dialiri suatu frekuensi. Bila obyek
mendekat diantara lempeng tersebut maka akan timbul kapasitansi dengan nilai sesuai jarak
obyek. Obyek yang dapat dideteksi bisa dari metal atau nonmetal seperti cairan, tepung dan
plastic. Respon frekuensi swtch ini rendah tetapi stabilitas switching tinggi. Ketika akan
memasang, faktor lingkungan juga ditentukan. Harga jenis ini lebih mahal dan jarak
sensingnya bisa diatur
3. Magnetik yaitu memakai magnet permanen sebagai pemancar medan magnet. Obyek
yang mendekat akan memantulkan medan magnet ke keping berikutnya. Switch yang
digunakan dalam pneumatic cylinder adalah permanent magnet. Magnet tersebut digunakan
untuk pengukuran posisi tetap dalam cylinder. Harganya sangat mahal dan saklarnya dapat
digunakan dengan range tegangan yang lebar. Outputnya dibuat dari kontak relay

Untuk memasang proximity switch harus memperhatikan faktor dibawah ini
•Kondisi operasi, berupa: arah pergerakan yang membutuhkan jarak sensing dan
menimbulkan vibrasi, bentuk obyek yang dideteksi (bulat, kotak dll.), jarak sensor
•Kondisi Listrik, berupa : tegangan kerja dan sumber tegangan yang dipakai (AC/DC)
•Kondisi lingkungan berupa : temperature atau kelambaban, lingkungan sekitar dan
udara, bahan kimia khusus
•Kondisi lain, berupa: keekonomisan harga, pemakaian yang sangat penting