Bahan Ajar Teknik Penulisan Karya Ilmiah

(1)

Teknik Penulisan Karya Ilmiah Konsep Dasar Penulisan Ilmiah

A. Konsep Dasar Karangan Ilmiah B. Karangan Non Ilmiah

C. Penggolongan Karangan Ilmiah Naskah Ilmiah

A. Naskah ilmiah.

B. Jenis-jenis Naskah Ilmiah. C. Ciri-ciri Naskah Ilmiah. D. Syarat-syarat Naskah Ilmiah. E. Pemilihan Topik.

Langkah-Langkah Penulisan Karangan Ilmiah A. Menetapkan problem/masalah. B. Mengorganisir kajian kepustakaan. C. Jenis-jenis kutipan.

D. unsur-unsur karangan ilmiah (judul, daftar isi, pendahuluan, tubuh uraian daftar pustaka, lampiran, indeks, glasarium)

Kajian Pustaka

A. Tinjauan Kepustakaan. B. Peranan Kajian Kepustakaan. C. Masalah-masalah umum Penelitian. D. Pernyataan masalah dan hipotesis. E. Mengorganisir kajian kepustakaan. F. Kutipan langsung.

G. Kutipan tidak langsung.

H. Mengkritisi laporan hasil penelitian. Makalah, Proposal, Skripsi, Jurnal

A. Makalah dan Sistematikanya B. Proposal dan Sistematikanya C. Skripsi dan Sistematikanya D. Artikel Jurnal dan Sistematikanya

E. Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi PTK Ejaan

A. Penggunaan Tanda Baca B. Penggunaan Istilah C. Penulisan Huruf D. Penulisan Lambang

Penulisan Referensi dan Daftar Pustaka A. Penulisan Referensi

B. Penulisan Daftar Pustaka Membuat Kutipan


(2)

A. Kutipan Langsung B. Kutipan Tidak Langsung


(3)

MENULIS KARYA ILMIAH HAKIKAT MENULIS

Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu setiap kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf

significance maupun taraf value. Proses Menulis

Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam menulis, sebagaimana ditawarkan oleh Nunan (1999). Ketiganya adalah tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi atau penyempurnaan. Ketiga tahap tersebut pada dasarnya selalu ditempuh oleh penulis.

Pada tahap pramenulis dilakukan persiapan, terutama menyangkut materi tulisan. Tahap pramenulis mengarah pada pengembangan pengetahuan awal, pemilihan topik yang tepat, mempertimbangkan pembaca, memutuskan teknik yang akan digunakan, menemukan gagasan, melakukan penelitian dan mengorganisasikan pikiran.

Pada tahap penulisan dilakukan kegiatan menuangkan ide ke dalam tulisan tanpa kekhawatiran tentang hal-hal seperti tatabahasa, ejaan, dan sebagainya. Penuangan gagasan pada tahap ini hendaklah memperhatikan keleluasaan format yang memberikan kemudahan pekerjaan revisi. Pada tahap ini dilakukan upaya untuk memperoleh umpan balik atas draft yang dihasilkan.

Berdasarkan kajian ulang serta umpan balik yang diperoleh, dilakukan revisi atas bagian-bagian tulisan yang dianggap perlu. Selain itu, pada bagian-bagian ini diperiksa dan diperbaiki hal-hal mengenai tatabahasa, ejaan, dan sebagainya.

Topik Penelitian

Topik penelitian merupakan persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut. Kriteria dalam pemilihan topik: (1) harus ada manfaatnya, baik dari segi praktis maupun dari segi teoritis, dan layak untuk dibahas, (2) hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis, (3) haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis, dan (4) tersedia bahan atau literatur sebagai acuan.

Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik (pembatasan topik). Janganlah mengangkat topik yang terlalu besar atau luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.

Pembatasan topik penelitian dapat dilakukan dengan cara: (1)meletakkan topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih dapat dirinci, (2) mendaftar rincian topik-topik tersebut dan pilihlah salah satu rincian topik-topik tersebut untuk diangkat ke dalam penelitian, dan (3) mengajukan pertanyaan apakah rincian topik rincian yang telah kita pilih dapat dirinci lagi.


(4)

Merumuskan Judul Penelitian

Dalam membuat judul penelitian beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan:

1) Judul harus mencerminkan isi penelitian atau mencerminkan topik yang diangkat dalam penelitian

2) Judul tidak boleh berupa kalimat, artinya tidak boleh menggunakan bentuk bahasa yang terdiri atas subjek dan predikat serta tidak boleh diawali dengan kata kerja. Judul dinyatakan dalam bentuk frasa (kelompok kata).

3) Judul penelitian hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, panjang judul penelitian berkisar antara 5 sampai 15 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata depan). Judul yang panjang dapat dibagi menjadi judul dan anak judul atau judul tambahan. Untuk penulisan judul yang panjang, antara judul dan anak judul dipisahkan oleh tanda titik dua (:) atau tanda kurung ((...)) dan menggunakan ukuran huruf yang sama.

4) Judul hendaknya bersifat provokatif, dalam arti menarik perhatian pembaca untuk menguasai isinya.

Merumuskan Judul PTK

Merumuskan judul PTK diperlukan upaya secara cermat, yakni mulai dari mengidentifikasi masalah, analisis penyebab masalah, sampai pada menentukan tindakan yang tepat dan relevan untuk mengatasi masalah tersebut. Perumusan judul PTK tidak dapat dibuat berdasarkan angan-angan saja, tetapi harus didasarkan pada kondisi nyata, yakni masalah nyata yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Ketika masalah pembelajaran sudah teridentifikasi, penyebab masalah sudah ditemukan, guru atau peneliti baru dapat merumuskan judul PTK yang akan dilakukannya.

Rumusan judul PTK harus menggambarkan masalah yang akan dipecahkan, tindakan yang akan dilakukan, dan siswa yang akan dikenai tindakan tersebut. Karena itu, judul PTK harus mampu menjawab pertanyaan berikut ini:

1) Apa masalah yang akan dipecahkan atau apa yang akan ditingkatkan? 2) Apa tindakan yang akan dilakukan?

3) Siapa yang akan dikenai tindakan tersebut?

Untuk memudahkan perumusan judul PTK, kita catat kembali apa yang sudah kita lakukan sebagaimana daftar berikut:

Sekolah SDN 14 Kelakik

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas/Semester IV/I

Matapelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

KD bermasalah Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportivitas, dan kejujuran


(5)

Berdasarkan daftar di atas, selanjutnya digunakan untuk menjawab pertanyaan: Apa masalah yang akan dipecahkan atau apa

yang akan ditingkatkan? Peningkatan gerak dasar dalam permainanbola kasti. Apa tindakan yang akan dilakukan? Penerapan metode latihan terbimbing

Siapa yang akan dikenai tindakan tersebut? Siswa kelas V SD Negeri 14 Kelakik tahun pelajaran 2012/2013

Rumusan Judul

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 14 KELAKIK TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Identifikasi Masalah dalam PTK

Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru/peneliti dalam melaksanakan PTK. Dalam identifikasi masalah ini, guru melakukan refleksi terhadap kondisi, proses, dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Mungkin sekali, dalam pembelajaran guru sering sekali menghadapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan aktivitas rutin yang dilaksanakannya itu. Karena sebagai aktivitas rutin, guru kadang-kadang tidak menyadari ada banyak persoalan yang harus ditangani secara sungguh-sungguh. Melalui kegiatan refleksi inilah, guru akan mampu mengidentifikasi berbagai masalah pembelajaran dan membuat skala prioritas masalah mana yang paling urgen untuk segera dipecahkan. Untuk memudahkan pengidentifikasian masalah pembelajaran, guru dapat menggunakan pertanyaan pemandu. Pertanyaan pemandu yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi masalah dapat dicontohkan sebagai berikut:

Masalah apa yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas yang mendesak untuk dipecahkan?

a. Apakah siswa telah menguasai kompetensi dasar yang diajarkan?

b. Apakah siswa telah menguasai keterampilan yang diharapkan dalam pembelajaran?

c. Apakah siswa telah memahami materi yang diajarkan secara tuntas?

d. Apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dengan baik? e. Apakah siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran?

f. Apakah interaksi kelas berlangsung secara kondusif?

g. Apakah soal-soal tes dikerjakan dengan baik oleh seluruh siswa? h. Apakah siswa secara tertib mengikuti pelajaran di kelas?

i. Apakah aktivitas praktik di lapangan dapat terselenggara dengan baik? j. Apakah aktivitas diskusi dapat terselenggara dengan baik?

k. Apakah aktivitas pembelajaran menarik minat siswa?

l. Apakah siswa memperhatikan secara baik dalam proses pembelajaran? m. dll.


(6)

Dalam praktik nyata kegiatan pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi berbagai kasus. Kasus-kasus tersebut di antaranya adalah: (a) proses belajar terganggu, (2) kelancaran belajar kurang optimal, (3) tugas siswa tidak terselesaikan, (4) siswa pasif di kelas, (5) siswa ramai saja di kelas, bahkan sering membolos, (6) hasil tes siswa rendah, (7) motivasi belajar rendah. Kasus tersebut sangat besar kemungkinan muncul pada saat pembelajaran satu KD atau pada pembelajaran beberapa KD tertentu.

Analisis Penyebab Terjadinya Masalah

Dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa berperan sebagai subjek belajar. Sebagai subjek belajar, siswa memerlukan bimbingan dan arahan dari pengajar agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa mengalami kesulitan atau kendala dalam mencapai target pembelajaran atau pengalaman belajar, dapat dipastikan ada kesenjangan atau faktor penyebab yang menjadi pembelajaran tersebut tidak berjalan dengan baik.

Untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah pembelajaran, perlu dilakukan analisis faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. Untuk memudahkan dalam menemukan faktor penyebab masalah ini, dapat digunakan pertanyaan pemandu. Pertanyaan pemandu yang dimaksudkan dapat dicontohkan sebagai berikut:

Mengapa masalah tersebut terjadi?

a. Apakah masalah tersebut disebabkan oleh media atau perangkat pembelajaran yang kurang tepat?

b. Apakah bahan pelajaran yang dipilih tidak sesuai dengan minat siswa?

c. Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak menarik minat siswa? d. Apakah model pembelajaran monoton?

e. Apakah interaksi kelas kurang menyenangkan?

f. Apakah guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih? g. Apakah tugas-tugas yang diberikan guru kurang menantang proses berfikir siswa? h. Apakah guru juga menggunakan materi lain selain materi pembelajaran yang ada

dalam buku paket?

i. Apakah guru juga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?

j. Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja kelompok?

k. Apakah guru memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?

l. Apakah guru memberikan bimbingan atau tutorial pada setiap individu siswa? m. Apakah guru pernah mengajak siswa untuk mengadakan pengamatan langsung? n. Dan sebagainya.

Sejumlah pertanyaan di atas dapat digunakan oleh guru dalam menemukan penyebab masalah pembelajaran di kelas.


(7)

Setelah melakukan analisis penyebab masalah, guru pasti akan menyadari kelemahannya yang telah dilakukannya dalam proses pembelajaran. Guru akan melihat dan menemukan berbagai kekurangan dalam aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakannya.

Berdasarkan penyebab masalah yang telah ditemukan, guru harus melakukan tindakan sebagai berikut:

1) Jika kelemahan tersebut disebabkan oleh strategi pembelajaran yang kurang tepat, guru harus berusaha menemukan strategi yang diyakini lebih tepat.

2) Jika kelemahan tersebut disebabkan oleh tidak adanya media pembelajaran yang menyenangkan, guru harus berusaha membuat dan menggunakan media alternativ yang relevan.

3) Jika kelemahan tersebut disebabkan oleh model pembelajaran yang monoton atau membosankan, guru harus berusaha menemukan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

4) Jika metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menantang siswa untuk berpartisipasi, guru harus menemukan metode yang relevan.

5) Dan sebagainya.

Merancang Butir-Butir Pokok Isi Bagian Latar Belakang dalam PTK

Isi paparan latar belakang PTK pada dasarnya menyajikan gambaran nyata tentang kondisi pembelajaran di kelas dan problema yang dihadapi guru dan siswa daam proses pembelajaran. Karena itu, bagian ini hendaknya benar-benar menyatakan fakta yang ada di dalam proses pembelajaran. Fakta tersebut paling tidak mengungkapkan perihal: (1) kompetensi dasar yang diajarkan, (2) pentingnya penguasaan kompetensi dasar tersebut bagi kehidupan siswa di sekolah maupun di masyarakat, (3) kondisi atau masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran kompetensi dasar tersebut, (4) proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran kompetensi dasar itu, (5) hasil belajar atau pengalaman belajar yang dicapai oleh siswa, (6) aktivitas siswa dalam pembelajaran, (7) kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran, (8) dampak yang terjadi jika masalah pembelajaran tidak segera dipecahkan, dan (9) harapan dengan dipecahkannya masalah pembelajaran tersebut. Fakta tersbut dapat diidentifikasi oleh guru pada awal merancang PTK, yakni melalui proses refleksi untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi tersbut, guru akan menemukan masalah penting dalam proses pembelajaran yang harus segera diatasi. Di samping itu, guru juga telah menemukan faktor penyebab terjadinya masalah itu. Untuk itu, lebih lanjut guru berupaya menemukan cara atau strategi yang tepat untuk mengatasi masalah itu. Cara atau strategi itu dapat berupa: (1) penggunaan strategi yang lebih inovatif dan menarik minat siswa untuk belajar, (2) penggunaan model-model pembelajaran yang lebih inovatif, (3) penggunaan sumber belajar yang lebih menyenangkan dan sesuai kondisi lingkungan dan kejiwaan anak, (4) penggunaan materi ajar yang lebih menantang siswa untuk belajar, (5) penggunaan media yang lebih aktif dan kreatif. Cara atau strategi itu dipilih oleh guru berdasarkan masalah yang terjadi dan hasil analisis penyebab munculnya masalah.


(8)

Ketika sudah menemukan cara atau strategi yang diyakini tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi, guru pasti sudah memiliki alasan mengapa memilih cara atau strategi itu. Karena itu, pada bagian latar belakang guru harus mengungkapkan: (1) uraian tentang cara atau strategi yang dipilih untuk mengatasi masalah pembelajaran, (2) kesesuaian cara atau strategi tersebut, dan (4) harapan yang ingin dicapai melalui cara atau strategi itu.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam tulisan. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Rumusan masalah menggunakan bentuk rumusan pertanyaan.

Rumusan Tujuan

Rumusan tujuan PTK sejalan dengan rumusan masalah. Perbedaannya adalah rumusan masalah menggunakan bentuk rumusan pertanyaan, sedangkan rumusan tujuan berupa rumusan pernyataan. Jika rumusan masalah ada 3 macam pertanyaan, rumusan tujuan juga ada 3 macam pernyataan. Tujuan PTK ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui proses dan hasil tindakan yang dilakukan dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran nyata di kelas. Karena itu, dalam rumusan tujuan tersebut digunakan pernyataan: memperoleh gambaran, mendeskripsikan/memerikan, atau memperoleh paparan. Rumusan Hipotesis

Setelah masalah dan tujuan dirumuskan, kegiatan berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis ini berupa dugaan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Hipotesis yang baik harus dapat diuji secara empiris, artinya dampak tindakan yang dilakukan dapat diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Contoh:

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

75 % siswa kelas V SD Negeri……….. Manfaat Hasil PTK

Suatu kegiatan yang telah direncanakan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan rencana pasti akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kegiatan itu. Kegiatan PTK yang telah dirancang dengan baik dan dilaksanakan dengan tertib sesuai rancangan juga akan memberikan manfaat bagi pihak terkait dengan PTK itu. Manfaat hasil PTK ada yang bersifat teoritis, artinya bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan yang bersifat praktis, artinya manfaat yang dirasakan langsung di lapangan atau dirasakan langsung oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang terkait dengan PTK tersebut di antaranya adalah peneliti, guru, siswa, penentu kebijakan di sekolah tempat PTK tersebut dilakukan.


(9)

Kajian pustaka merupakan kajian teori yang mendasari penelitian. Paling tidak, kajian teori tersebut mampu mengungkap tentang: What (apa) berupa definisi atau pengertian. Who (siapa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa. Why (mangapa) mengapa teori itu ada, How (bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan orang lain.

Dalam kajian teori, pertanyaan-pertanyaan itu dikenakan pada beberapa unsur yang ada pada judul, yakni masalah yang akan dipecahkan dan tindakan yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Judul PTK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN TRADISIONAL

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 14 KELAKIK TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Hal-hal yang harus dikembangkan dalam Kajian Teori Apa, mengapa, dan bagaimana kajian teori

tentang masalah yang akan dipecahkan?

1. Hakikat Permainan Bola Kasti

2. Pembelajaran Permainan Bola Kasti di SD

Apa, mengapa, dan bagaimana kajian teori tentang tindakan yang akan digunakan?

1. Pendekatan Bermain dalam Pendidikan Jasmani

2. Permainan Tradisional

PENGGUNAAN BAHASA DAN TANDA BACA A. Penggunaan Bahasa

1. Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia dan jika ada bahasa Inggris harus yang baku. 2. Menggunakan tanda baca yang tepat dan benar.

B. Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Saya suka makan nasi.


(10)

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh:

 Irwan S. Gatot  George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh:

 Dr. (doktor)

 S.E. (sarjana ekonomi)

 Kol. (kolonel)

 Bpk. (bapak)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Contoh:

 dll. (dan lain-lain)

 dsb. (dan sebagainya)  tgl. (tanggal)

 hlm. (halaman)

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh:

 Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)  0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh:

 Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.  Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh:

 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)  SMA (Sekolah Menengah Atas)


(11)

 PT (Perseroan Terbatas)

 WHO (World Health Organization)

 UUD (Undang-Undang Dasar)

 SIM (Surat Izin Mengemudi)

 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)  rapim (rapat pimpinan)

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

contoh:

 Cu (tembaga)  52 cm

 l (liter)  Rp350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

contoh:

 Latar Belakang Pembentukan  Sistem Acara

 Lihat Pula

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.

Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata sepert, tetapi, dan melainkan.

Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

 Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.  Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun


(12)

begitu, akan tetapi. Contoh:

 Oleh karena itu, kamu harus datang.  Jadi, saya tidak jadi datang.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.

contoh:

 O, begitu.

 Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

 Medan, 18 Juni 1984

 Medan, Indonesia.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:

I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

contoh: Rinto Jiang, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh:

 33,5 m  Rp10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.


(13)

Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen. C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik

menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh:

 Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.  Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh:

Ketua : Borgx Wakil Ketua : Hayabuse Sekretaris : Ivan Lanin Wakil Sekretaris : Irwan Gatot Bendahara : Rinto Jiang Wakil bendahara : Rex

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" Rex : "Siap, Boss!"

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Contoh:

(i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin:9

(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. 5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).


(14)

6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Contoh:

 p-e-n-g-u-r-u-s  8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Bandingkan:

 ber-evolusi dengan be-revolusi

 dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).  Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.

Contoh:

 se-Indonesia

 hadiah ke-2

 tahun 50-an

 ber-SMA

 KTP-nya nomor 11111  sinar-X

 Menteri-Sekretaris Negara

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contoh:

 di-charter  pen-tackle-an

F. Tanda Pisah (–, —)

1a. Tanda pisahem (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.


(15)

1b. Tanda pisahem (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.

Contoh:

Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

2a. Tanda pisahen (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.

Contoh:

 1919–1921  Medan–Jakarta

 10–13 Desember 1999

2b. Tanda pisahen (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama

tanda kurang (−). Contoh:

 dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65  antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499  −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C

G. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.

Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.

Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.

Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati .... H. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Contoh:

 Kapan ia berangkat?  Saudara tahu, bukan?

Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh:

 Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).


(16)

I. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh:

 Alangkah mengerikannya peristiwa itu!  Bersihkan meja itu sekarang juga!  Sampai hati ia membuang anaknya!

 Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama. J. Tanda Kurung ((...))

1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.

Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Contoh:

 Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk

sistem satelit domestik di Indonesia.

 Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh:

 Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)  Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.

Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.

Contoh:

 Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.

 Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.

 Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia


(17)

K. Tanda Kurung Siku ([...])

1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

 "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"

 Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh:

 Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

 Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA"

diterbitkan dalam Tempo.

 Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

 Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.

 Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh:

 Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".

 Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya. M. Tanda Petik Tunggal ('...')

1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh:


(18)

 "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa

letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh: feed-back 'balikan' N. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh:

 No. 7/PK/1973  Jalan Kramat III/10

 tahun anggaran 1985/1986

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.

Contoh:

 harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)  kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)

 7/8 atau 7 8

xn/n!

Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .

Contoh: 10 ÷ 2 = 5.

Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.

Contoh: .

3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau. O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh:

 Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)  Malam 'lah tiba. ('lah = telah)  1 Januari '88 ('88 = 1988)

C. Penggunaan Istilah

1. Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah diindonesiakan. 2. Istilah asing/ kata asing adalah yang baku.


(19)

3. Penulisan kata istilah ditulis miring atau diberi garis bawah. D. Penulisan bab dan sub bab

Contoh:

1. ……… 2. ………

A. ………. B. ……….

1. ……… 2. ……….

a. ……….. b. ………

1) ………. 2) ………..

a) ……… b) ………..

(1) ……… (2) ………

(a) ……… (b) ………..

BAB VII

PENULISAN HURUF, KATA, DAN LAMBANG A. Penulisan Huruf

1. Penulisan huruf besar atau kapital

Huruf besar atau kapital dipakai unluk menulis : (a) huruf pertama pada kata, atau suatu kalimat (b) huruf pertama kutipan langsung

(c) huruf pertama pada nama 2. Penulisan huruf miring

Huruf miring dipakai untuk menuliskan

(a) Nama buku, majalah, jurnal yang dituliskan dalam teks (b) Kata istilah yang belum disesuaikan ejaannya

B. Penulisan Kata

1. Penulisan Imbuhan

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: bergeletar, dikelola, penetapan, mempermainkan

b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran, ditulis serangkai dengan kata yang langsung atau mendahuluinya.


(20)

c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Contoh: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan.

2. Penulisan Gabungan Kata

a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Contoh:

Duta besar, kambing hitam, kereta api, mata pelajaran, meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit.

b. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Contoh:

Acapkali, adakalanya, bagaimana, barangkali, bilamana, daripada, kepada, kilometer, manakala, manasuka, matahari, olahraga, padahal, sebagaimana, sukarela.

c. Jika unsur gabungan kata diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara dua unsur itu dibubuhkan tanda hubung.

Contoh: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, antar-SMA

d. Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis serangkai dengan unsur berikutnya, yang berupa kata dasar, akan tetapi jika unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha san peri terpisah.

Contoh: mahamurah, mahasiswa, maha pengasih, maha pemurah. 3. Penulisan Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah ari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

a. Perbedaan kata depan di dan awalan

di-Perbedaannya adalah: (1) kata depan di selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan di- selalu diikuti kata kerja, (2) kata depan di dapat diganti dengan kata dari, dan (3) kata depan di tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-, sedangkan awalan di- dapat dioposisikan dengan awalan me-.

di (kata depan) di (awalan)

Di rumah Diterjang


(21)

Di atas Diperhatikan b. Perbedaan kata depan ke dan awalan

ke-Seperti halnya ciri kata depan di, kata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan tidak demikian. Awalan ke-yang berkombinasi dengan akhiran –kan dapat menghasilkan kata kerja perintah. Ciri lainnya, kata depan ke dapat diganti dengan dari, sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari.

Perhatikan perbandingan penulisan berikut ini: Ke (kata depan)

(1) Dia sedang pergi ke kebun

(2) Ke mana saja kamu pergi, saya ikut. Ke (awalan)

(1) Betulkah kamu sudah punya kekasih?

(2) Kesampingkan dulu kepentingan pribadi, utamakan tugas kantor. (3) Tolong kemarikan pekerjaanmu, akan saya periksa.

Catatan:

Ke pada kata kemari harus dituliskan serangkai, karena kata itu tidak dapat diganti menjadi dari mari atau di mari.

4. Partikel

a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh:

Bacalah buku itu baik-baik.

Apakah yang tersirat dalam surat itu? Initah balasan anak kepada orang tua?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh:

Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus. Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku. Catatan:

Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.


(22)

Contoh:

Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.

c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Contoh:

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu Harga kain itu Rp 9.000,00 per helai.

C. Penulisan Lambang

1. Penulisan bilangan tingkat. Contoh ; Tingkat ke -3 Tingkat Ketiga Tingkal III

2. Penulisan bilangan dengan akhiran-an.

Contoh : Tahun 1990-an atau tahun Sembilan puluhan 3. Penulisan bilangan di awal kalimat.

Contoh : Empat orang siswa SMK Belimbing mengikuti LKS di Pontianak

4. Penulisan perincian dalam bilangan ditulis dengan angka.

Contoh : Sampel terdiri atas 100 siswa, 40 diantaranya keiompok tertinggi, 30 kelompok sedang, dan sisanya kelompok kurang,

5. Bilangan yang lebih kecil dari 10 di dalam kalimat dituliskan secara verbal. Contoh : Ada delapan siswa yang mcmbantu sutvei ini.

Teknik Penulisan Kutipan

Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan langsung: kutipan dari sumber pustaka tertentu diambil secara langsung sesuai dengan aslinya.

*Tanpa mengubah bahasa dan tulisan

*Cara penulisan: (1) kutipan pendek dan (2) kutipan panjang. 1) Kutipan Pendek


(23)

b) ditulis di antara tanda kutip (“...”)

c) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama;

d) sumber kutipan dapat dituliskan di awal kutipan atau di akhir kutipan;

e) sumber kutipan yang dituliskan adalah: (a) nama pengarang (cukup nama paling belakang, jika namanya lebih dari satu kata), (b) tahun terbit dari sumber kutipan, dan (c) nomor halaman dari sumber kutipan.

Contoh:

a) Nama pengarang disebut di awal kutipan

Sucipto (1990:123) menjelaskan, “dalam memperlancar proses pembangunan di wilayah pedesaan diperlukan partisipasi tokoh masyarakat, warga masyarakat, dan aparat pemerintahan desa.”

b) Nama pengarang disebut di akhir kutipan

Sesuai dengan uraian di atas, dijelaskan, “dalam memperlancar proses pembangunan di wilayah pedesaan diperlukan partisipasi tokoh masyarakat, warga masyarakat, dan aparat pemerintahan desa” (Sucipto, 1990:123).

c) Di dalam kutipan terdapat tanda kutip

Dalam penjelasannya, Dardjowidjoyo (1992:4) menjelaskan, “Kota Leiden di Negeri Belanda merupakan “kota suci” berkembangnya pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing.”

2) Kutipan Panjang

a) kutipan yang berisi 40 kata atau lebih atau 5 baris atau lebih; b) terpisah dari teks yang mendahului;

c) dimulai setelah ketukan ke 5 dari garis tepi sebelah kiri; d) diketik dengan spasi tunggal;

e) dituliskan juga sumber kutipannya seperti pada kutipan pendek. Contoh:

“Adanya perluasan kota mendorong kelompok yang berpenghasilan menengah bertempat tinggal di kawasan pemukiman di tepi kota. Kelompok yang berpenghasilan rendah terpaksa menjual tanahnya dan pindah ke luar batas kota.


(24)

Teknik Penulisan Kutipan

Footnote : catatan kaki

Endnote: daftar penjelasan atau catatan yang penulisannya

ditempatkan dibagian akhir naskah sebelum daftar sumber

rujukan

Innote: pengacuan berkurung, yaitu dengan mencantumkan

nama penulis, tahun, dan halaman.

Pada karya ilmiah lazim digunakan kutipan baik langsung maupun tidak langsung. Kutipan langsung berarti kutipan yang sesuai dengan naskah aslinya, sedangkan kutipan tidak langsung berarti kutipan yang berupa saduran dari bagian naskah atau berupa intisari bagian naskah yang dirujuk. Dalam penulisan karya ilmiah, lebih disarankan menggunakan kutipan tidak langsung. Cara penulisan sumber rujukan dalam naskah terdapat perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

a. Penulisan kutipan langsung

Terdapat perbedaan cara penulisan antara kutipan langsung yang terdiri atas kurang dari 4 baris dengan kutipan 4 baris atau lebih. Penulisan kutipan langsung yang kurang dari 4 baris dilakukan dengan cara:

1) Kutipan diintegrasikan dengan paragraf tersendiri;

2) Jarak spasi kutipan sama dengan jarak spasi teks dalam naskah; 3) Kutipan diberi tanda kutip (“...”).

4) Sebelum atau sesudah kutipan diberi informasi sumber rujukan sesuai naskah yang diacu dan harus mencantumkan nomor halaman.

Penulisan kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih dilakukan dengan cara:

1) Kutipan ditulis pada paragraf tersendiri

2) Seluruh kutipan masuk lima ketukan dari margin kiri; 3) Jarak antarbaris pada kutipan adalah satu spasi; 4) Kutipan boleh diberi atau tidak diberi tanda kutip;

5) Jika kutipan merupakan paragraf baru, baris awal kutipan masuk lagi satu tab (sama dengan lima ketukan);

6) Sebelum atau sesudah kutipan diberi informasi sumber rujukan sesuai naskah yang diacu.

Terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam mengutip sumber rujukan secara langsung, yaitu:


(25)

2) Memberi tanda pada kutipan yang salah;

3) Memberi tanda pada bagian kutipan yang dihilangkan.

Berikut adalah kutipan yang sesuai dengan naskah asli tanpa kesalahan atau bagian yang dihilangkan.

Contoh:

“Nampaknya terdapat pula suatu kecenderungan ke arah meningkatnya pemusatan pemilikan tanah ke tangan Cina.” (Evers, 1995:84)

Berikut adalah kutipan yang mengandung kesalahan petik pada naskah aslinya. Contoh:

Evers (1995:84) menyatakan, “tanah di area perkotaan yang pemiliknya dapat diindentifikasikan [sic] secara etnis (kecuali milik pemerintah dan badan hukum)”.

Terdapat kesalahan ketik pada naskah yang dikutip, yaitu diindentifikasikan yang seharusnya diidentifikasikan. Kesalahan tersebut pada kutipan diketik sesuai naskah aslinya dan diberi tanda [sic] yang berarti demikian adanya.

Berikut adalah kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih dan sebagian dari naskah aslinya dihilangkan karena dianggap kurang relevan.

Contoh:

“Adanya perluasan kota mendorong kelompok yang berpenghasilan menengah bertempat tinggal di kawasan pemukiman di tepi kota. Kelompok yang berpenghasilan rendah terpaksa menjual tanahnya dan pindah ke luar batas kota ... Dalam proses ini semakin nyata pentingnya perbedaan kelas. (Evers, 1995:84)

Pada kutipan di atas ada bagian naskah yang dihilangkan yang ditandai dengan ... (3 tanda titik). Tanda tersebut berada di tengah seperti contoh, dapat pula di bagian awal naskah yang dikutip. Jika bagian akhir kutipan yang dihilangkan, ditandai dengan .... (4 tanda titik).

b. Penulisan kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung merupakan saduran atau intisari bagian naskah yang dipaparkan dengan gaya bahasa penulis dan terintegrasi dengan teks dalam naskah. Pada kutipan tidak langsung, penulis dapat memodifikasi sesuai dengan kemampuannya, tetapi substansi yang dijelaskan tidak boleh menyimpang dari naskah aslinya. Berbeda dengan kutipan langsung, jarak baris pada kutipan tidak langsung sama dengan spasi teks dalam naskah dan tanpa diberi tanda kutip. Penunjukan sumber kutipan menggunakan sistem innote.

Cara-cara penulisan atau penunjukan sumber kutipan tidak langsung sebagai berikut. 1) Penulisan sumber rujukan dengan satu unsur nama

Untuk sumber kutipan dari Samsuri tahun 2002 pada halaman 5, dapat ditulis seperti contoh berikut.

(a) Menurut Samsuri (2002:5) bahasa menandai eksistensi manusia.

(b) Samsuri (2002:5) mengemukakan bahwa bahasa menandai eksistensi manusia.

(c) Bahasa menandai eksistensi manusia (Samsuri, 2005:5). 2) Penulisan sumber rujukan dengan dua atau lebih unsur nama

Dalam pencantuman nama penulis dengan dua atau lebih unsur nama adalah hanya menyebutkan nama terakhir tanpa memperhatikan nama famili, marga , orangtua, suami, dan sebagainya. Gelar akademik dan lainnya tidak perlu dicantumkan.

Contoh:

(a) Adi Purnomo hanya ditulis Purnomo (b) Prof. Albert Smith hanya ditulis Smith; dan (c) Mas Achmad Santosa hanya ditulis Santosa


(26)

Penulisan yang benar untuk nama penulis di atas sebagai berikut. (a) Purnomo (2000:52) menyatakan ....

(b) Menurut Simith (1998:45) .... (c) ... (Santosa, 2002:23)

3) Penulisan sumber rujukan dengan dua orang penulis

Penulisan sumber rujukan dengan dua orang penulis, ditulis nama akhir kedua penulis.

Contoh:

(a) Nama penulis adalah Arthur T. Mosher dan H. Surya Kencana, ditulis: (1) Mosher dan Kencana (2003:31) menyatakan ....

(2) Menurut Mosher dan Kencana (2003:31) .... (3) ... (Mosher dan Kencana, 2003:31).

(b) Nama penulis adalah Tjuk Wirawan dan Eddy Mulyono, ditulis: (1) Wirawan dan Mulyono (2005:92) menyatakan ....

(2) Menurut Wirawan dan Mulyono (2005:92) .... (3) ... (Wirawan dan Mulyono, 2005:92)

4) Penulisan sumber rujukan dengan lebih dari dua nama penulis

Jika penulis lebih dari dua orang, ada dua model penulisan. Pertama, cukup ditulis nama penulis pertama diikuti dengan singkatan et al. Kedua, pada kutipan pertama ditulis lengkap semua nama akhir penulis dan pada kutipan selanjutnya ditulis nama penulis pertama diikuti et al. Catatan: pada daftar sumber rujukan, semua nama penulis harus ditulis.

Contoh:

(a) Bhawana, Adi Purnomo, dan A. Surya Kencana, ditulis: Menurut Bhawana et al. (2002:50) ....

(b) David Lindsay, John F. Brown, Purnomo Hadi, ditulis: Lindsay et al. (2001:60) menyatakan ....

5) Penulisan sumber rujukan dengan satu penulis pada tahun yang sama

Jika terdapat lebih dari satu sumber rujukan yang ditulis oleh satu orang penulis dalam tahun yang sama, sebagai pembeda masing-masing sumber rujukan diberi tambahan huruf a, b, dan seterusnya.

Contoh:

(a) Sudaryanto (2004a:21) menyatakan .... (b) Menurut Sudaryanto (2004b:30) .... (c) ... (Sudaryanro, 2004c: 93).

6) Penulisan sumber rujukan dengan substansi yang sama berbeda penulis

Jika suatu kutipan menjelaskan substansi yang sama dan diacu dari beberapa sumber yang penulisnya berbeda, dalam penunjukan sumber rujukan harus ditulis semua sumber rujukan yang diacu, masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma.

Contoh:

(a) Menurut Akhmad (1995:21; Sulthoni (1997:3); dan Clement (1998:18) .... (b) ... (Akhmad, 1995:21; Sulthoni, 1997:3; dan Clement, 1998:18).

(c) Akhmad, 1995:21; Sulthoni, 1997:3; dan Clement, 1998:18 menyatakan ....

7) Penulisan sumber rujukan yang tidak diketahui atau tidak tercantum nama penulisnya, dalam penunjukan sumber rujukan nama penulis diganti dengan nama lembaga yang bertanggung jawab atau yang menyimpan sumber rujukan tersebut.


(27)

Contoh:

(a) ... (Departemen Pendidikan Nasional, 2006:19) (b) ... (Universitas Jember, 1998: 1-4)

(c) Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat (2005:200) dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk miskin ....

(d) Jumlah peneliti IPTEKDA ,,, (LIPI, 2004:12) 8) Penulisan sumber rujukan berasal dari suntingan

Apabila kutipan berasal dari sebuah sumber rujukan suntingan, catatan dalam innote harus mencantumkan singkatan (Ed., jika hanya satu orang dan Eds., jika lebih dari satu orang) sesudah nama penyunting, baru diikuti tahun terbit dan jika perlu diikuti nomor halaman.

Contoh:

(a) Moeliono (Ed. 2000: 34) menyatakan bahwa .... (b) ... (Mulyono dan Ratnaningsih, Eds., 2006:61). (c) Menurut Mulyana et al. (Eds., 2005:92) ....

9) Penulisan sumber rujukan dengan kutipan berasal dari bunga rampai

Kutipan yang berasal dari salah satu penulis dalam sebuah bunga rampai, seperti prosiding dan atau ensiklopedia yang disusun oleh editor, penunjukan sumber rujukan menggunakan dua cara. Pertama, misalnya kutipan artikel yang ditulis oleh Cartier dalam bunga rampai yang disunting oleh Stein tahun 2004, ditulis sebagai berikut.

(a) Cartier (dalam Stein, 2004:66) menyatakan bahwa .... (b) Menurut Cartier (dalam Stein, 2004:93) ....

(c) ... (Cartier dalam Stein, 2004:102).

Kedua, apabila kutipan berasal dari editor atau penyunting bunga rampai itu, penunjukan sumber rujukan adalah nama penyunting diikuti dengan Ed. disusul dengan tahun. Catatan: Informasi bahwa kutipan itu berasal dari suntingan atau bunga rampai dapat dilihat dalam daftar sumber rujukan. Contoh:

(a) Menurut Stein (Ed., 2005:92) (b) ... (Stein, Ed., 2005:209)

10) Penulisan sumber rujukan dengan kutipan berasal dari kutipan

Apabila kutipan berasal dari kutipan; misalnya, pendapat tentang adanya 12 kategori kata dalam bahasa Indonesia, pemilik aslinya adalah Wojowasito, tetapi penulis karya ilmiah itu tidak membaca sendiri buku Wojowasito tersebut dan pendapat itu dikutip dari buku Ramlan yang telah mengutip buku Wojowasito, penulisan sumber rujukannya seperti contoh berikut.

(a) Menurut Wojowasito (dalam Ramlan, 1985:30), “dalam bahasa Indonesia terdapat 12 kategori kata.” Atau

(b) “Dalam bahasa Indonesia terdapat 12 kategori kata,” (Wojowasito, dalam Ramlan, 1985:30). Atau

(c) Wojowasito (dalam Ramlan, 1985:30) mengatakan, “ dalam bahasa Indonesia terdapat 12 kategori kata.”

11) Penulisan sumber rujukan tanpa tahun

Jika sumber rujukan dikutip tidak mencantumkan tahun terbitnya, dalam penunjukan sumber rujukan ditulis Tanpa Tahun, diletakkan dalam kurung. Contoh:

(a) Soeripto (Tanpa Tahun) mengemukakan .... (b) Menurut Soeripto (Tanpa Tahun) ....


(28)

(c) ... (Soekarno, Tanpa Tahun).

12) Penulisan sumber rujukan dari terbitan berkala

Jika kutipan diambil dari jurnal atau majalah ilmiah atau buletin atau koran, penunjukan sumber rujukan cukup dilakukan dengan menulis nama dan tahun. Contoh:

(a) Oleh Karim (2005) dikemukakan .... (b) Karim dan Sobari (2004) mengatakan .... (c) ... (Siswoyo, 2006)

13) Penulisan sumber rujukan dari karya ilmiah tidak dipublikasikan

Jika kutipan berasal dari skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, bahan penataran, atau karya ilmiah lainnya yang tidak dipublikasikan, penunjukan sumber rujukan cukup dilakukan dengan cara menuliskan nama dan tahun. Contoh penulisan butir 13 sama dengan contoh butir 12.

Penyusunan Daftar Sumber Rujukan

Daftar sumber rujukan harus disusun secara benar dan akurat. Penyusunan daftar sumber rujukan menggunakan dua cara, yaitu: daftar pustaka dan daftar bacaan. Daftar pustaka digunakan untuk daftar sumber rujukan yang benar-benar dirujuk oleh penulis karya ilmiah. Daftar bacaan digunakan untuk daftar sumber rujukan yang dirujuk atau sekadar dibaca oleh penulis karya ilmiah. Daftar bacaan hanya digunakan untuk diktat, buku, dan sejenisnya.

Penyusunan daftar sumber rujukan menggunakan dua style, yaitu Harvard style dan Vacouver style. Harvard style menurut Rifai (1995), adalah penulisan sumber rujukan dengan cara mencantumkan nama akhir penulis dan tahun tanpa nomor urut (sebagaimana pada Vancouver style).

Daftar sumber rujukan disusun berdasarkan rujukan yang tercantum dalam naskah atau rujukan yang dibaca oleh penulis karya ilmiah. Urutannya menggunakan sistem abjad nama penulis tanpa nomor urut. Daftar pustaka mencantumkan rujukan yang benar-benar sesuai dengan yang tercantum dalam naskah. Daftar bacaan mencantumkan rujukan yang benar-benar sesuai dengan yang tercantum dalam naskah dan rujukan yang hanya dibaca oleh penulis karya ilmiah. Sebaiknya dihindari kesalahan penulisan daftar sumber rujukan. Kesalahan tersebut umumnya ada dua kemungkinan, yaitu: tercantum dalam daftar sumber rujukan tetapi tidak disebut dalam innote dan atau sebaliknya disebut dalam innote tetapi tidak ada dalam daftar sumber rujukan.

Penulisan daftar sumber rujukan diawali dari margin kiri dengan jarak antarbaris 1 spasi. Baris kedua dan seterusnya dalam rujukan yang sama diketik masuk 5 ketukan dan jarak antarbaris antarrujukan adalah 2 spasi.

Daftar sumber rujukan merupakan kumpulan dari rujukan dalam naskah yang diacu penulis, yang disusun melalui cara tertentu, meliputi komponen berikut: (a) nama penulis, (b) tahun terbit, (c) judul naskah, (d)bentuk sumber informasi, (e) kota penerbitan dan nama penerbit. Jarak antarkomponen tersebut ditandai dengan tanda titik, kecuali setelah penyebutan kota penerbitan ditandai dengan tanda titik dua.

a. Nama Penulis

Pencantuman nama penulis dilakukan dengan menyebut nama akhir lebih dahulu diikuti koma, selanjutnya singkatan nama depan, sedangkan gelar tidak ditulis dalam rujukan. Perhatikan contoh penulisan nama penulis pada daftar sumber rujukan sebagai berikut. (a) Arab : Muhammad Ibrahim ditulis Ibrahim, M.

(b) Barat : Robert Goodheart ditulis Goodheart, R. Anthoni Howard Rogers ditulis Rogers, A. H.


(29)

Marga : Abdul Haris Nasution ditulis Nasution, A. H. Suami/orangtua : Amanda Suci Gunawan ditulis Gunawan, A.S. (d) Nama Lembaga : Depdiknas

(e) Penyunting/editor : Keraf, G. (Ed.).

(f) Penerjemah : Alimandan. (Penerjemah). 1) Penulisan daftar sumber rujukan dengan satu penulis

Jika sumber rujukan ditulis oleh satu orang, penulisan dalam daftar sumber sumber rujukan seperti contoh berikut.

Suriasumantri, J. S. 1993. Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

2) Penulisan daftar sumber rujukan dengan penulis lebih dari satu

Jika terdapat dua sampai tiga nama penulis, nama mereka disebutkan semuanya (nama akhir lebih dulu). Contoh penulisannya sebagai berikut.

Bachero, J. T. & Badger, W. L. 1987. Introduction to Chemical Engineering. Singapore: McGraw-Hill Inc.

Santosa, M. A., Rahmadi, T., dan Adam, S. M. 1997. Mediasi Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengalaman. Jakarta: Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan Indonesia.

Jika ada empat atau lebih penulis, dicantumkan semua nama akhir penulis, seperti contoh berikut.

Suparno, Dawud, Rofi’udin, dan Basuki. 1994. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: Seksi Kajian Bahasa dan Seni FPBS IKIP Malang.

3) Penulisan sumber rujukan dengan nama penulis sama, tahun sama, dan judul berbeda. Apabila terdapat sumber rujukan yang nama penulisnya sama dan tahunnya sama tetapi judulnya berbeda, penulisan dalam daftar sumber rujukan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang diletakkan pada tahunnya, dan urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.

Contoh:

Cornet, L. & Weeks, K. 19851. Career Ladder Plans: Trends and Emerging issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

Cornet, L. & Weeks, K. 19851. Planning Career Ladders: Lesson from the State. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

4) Penulisan daftar sumber rujukan dengan nama penulis sama, tahun berbeda, dan judul berbeda.

Apabila terdapat sumber rujukan yang nama penulisnya sama tetapi tahun dan judul bukunya berbeda, penulisan dalam daftar sumber rujukan ditentukan secara kronologis atau berdasarkan tahun judul buku-bukunya.

Contoh:

Thimosenko, G. 2002. Kekuatan Bahan I. Jakarta: UI Press. Thimosenko, G. 2003. Kekuatan Bahan II. Jakarta: UI Press. 5) Penulisan daftar sumber rujukan tanpa nama penulis.

Apabila sumber rujukan tidak diketahui atau tidak tercantum nama penulisnya, penulisan dalam daftar sumber rujukan diganti dengan instansi/lembaga yang bertanggung jawab. Contoh:

Universitas Jember. 1998. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Badan Penerbit Universitas Jember.


(30)

Untuk penulisan rujukan berupa makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi perlu dicantumkan sumber informasi yang diikuti dengan kata-kata tidak dipublikasikan. Contoh:

Mulyono, E. 1998. Beberapa Permasalahan Implementasi Konvensi Keanekaragaman Hayati dalam Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri. Tidak Dipublikasikan. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

7) Penulisan sumber rujukan dari internet

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh judul karya (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses.

Contoh:

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya (Online).

http://www.malang.ac.id. (diakses 30 Januari 2013).

TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI A. Teknik Penulisan proposal

1. Kertas

Proposal dibuat menggunakan kertas A 4 80 gram 2. Tata cara pengetikan

a. Huruf Times New Roman ukuran 12

b. Huruf pada judul di koper (proposal/ skripsi) ditebalkan dan ukuran 14 c. Pengetikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

d. Jarak baris dibuat 1,5 spasi pada proposal dan skripsi 2 spasi. e. Kutipan lebih dri 5 baris 1 spasi.

f. Daftar (tabel, gambar, lampiran), dan keterangan gambar, daftar pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi.

g. Kiri 4 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm dan kanan 3 cm.

h. Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur supaya simetris ditengah-tengah dan dicetak tebal, dengan jarak 4 cm dari tepi atas dengan ukuran 12. i. Sub judul ditulis dikiri, semua kata dimulai dengan huruf kapitaliasi.

3. Penomoran halaman, gambar dan tabel

a. Halaman pertama pada judul sampai dengan daftar lampiran (proposal), halaman diberi nomor urut dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii dst).

b. Halaman pada isi proposal diberi nomor urut dengan angka (1, 2, 3 dst) c. Penempatan halaman di bagian tegah bawah (center)


(31)

d. Jarak nomor halaman pada bab diketik dengan jarak 1,5 cm dari kalimat terakhir dan pada halaman non bab 2 cm dari atas serta1,5 cm dari samping kanan dari kalimat pertama.

e. Jika ada tabel, gambar, grafik dll diberi judul dan diberi nomor secara berurut yang disesuaikan dengan babnya. (contoh: Tabel 4.1 Daftar nama Guru SDN 01 Nanga Pinoh, artinta tabel terletak pada Bab IV pada urut 1 dst).

f. Jika ada gambar diberi nomor urut dengan angka secara urut dan diberi judul. g. Pada lampiran diberi nomor halaman sesuia dengan isi proposal

4. Penggunaan bahasa

a. Penulisan kata yang tidak termasuk bahasa Indonesia

b. Kata-kata asing, kata-kata dari bahasa daerah dan semua kata yang bukan dari bahasa Indonesia harus dicetak miring (italic). Misalnya lanting, huma, teacher dst

5. Penulisan singkatan kata asing

Dalam penulisan karena keterbatasan tempat atau suatu pertimbangan lain kadang-kadang diperlukan menyingkat kata. Penyingkatan kata-kata asing sesuai dengan aturan yang sudah baku, misalnya: dentistry disingkat dent.

B. Teknik Penulisan Hasil Penelitian dan Skipsi 1. Kertas

Proposal dan bahan skripsi dibuat diatas kertas A 4 80 gram 2. Tata cara pengetikan proposal dan skripsi

Pengetikan dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut : a) Jenis huruf

(a) Huruf Times New Roman ukuran 12 (b) Huruf pada judul di tebalkan dan ukuran 14

(c) Pengetikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. b) Jarak baris

(a) Jarak baris dibuat 2 spasi. (b) Kutipan lebih dri 5 baris 1 spasi.

(c) Daftar (tabel, gambar, lampiran), dan keterangan gambar, daftar pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi.

c) Batas ketikan

Kiri 4 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm dan kanan 3 cm. d) Judul bab dan sub judul


(32)

(a) Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur supaya simetris ditengah-tengah dan dicetak tebal, dengan jarak 4 cm dari tepi atas.

(b) Sub judul ditulis dikiri, semua kata dimulai dengan huruf kapitaliasi. 5). Penomoran halaman, gambar, dan tabel

a) Halaman pertama pada judul sampai dengan daftar lampiran (proposal) dan abstract (skripsi), halaman diberi nomor urut dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii dst). b) Pada Bab I sampai dengan halaman daftar pustaka diberi nomor urut 1, 2, 3 dst. c) Penempatan nomor halaman pada tiap-tiap bab nomor halaman dibawah secara

simetris dan penomoran pada non bab dan selanjutnya di samping kanan atas.

d) Jarak nomor halaman pada bab diketik dengan jarak 1,5 cm dari kalimat terakhir dan pada halaman non bab 2 cm dari atas serta1,5 cm dari samping kanan dari kalimat pertama.

e) Jika ada tabel diberi judul dan diberi nomor urut dengan angka Romawi besar (Tabel I Daftar nama Guru SDN 01 Nanga Pinoh).

f) Jika ada gambar diberi nomor urut dengan angka secara urut dan diberi judul. g) Pada halaman lampiran tidak diberi nomor halaman tetapi diberi nomor lampiran

dengan huruf Romawi besar dan judul lampiran pada tepi kiri atas. 7). Penulisan kata yang tidak termasuk bahasa Indonesia

Kata-kata asing, kata-kata dari bahasa daerah dan semua kata yang bukan dari bahasa Indonesia harus dicetak miring (italic). Misalnya lanting, huma, teacher dst

8). Penulisan singkatan kata asing

Dalam penulisan karena keterbatasan tempat atau suatu pertimbangan lain kadang-kadang diperlukan menyingkat kata. Penyingkatan kata-kata asing sesuai dengan aturan yang sudah baku, misalnya: dentistry disingkat dent.

STRUKTUR PROPOSAL DAN SKRIPSI A. Struktur Proposal

1. Struktur Proposal Halaman Judul

Lembar Persetujuan dari pembimbing dan di ketahui oleh ketua Prodi Kata Pengantar

Daftar Isi a. Judul

b. Latar Belakang c. Identifikasi Masalah


(33)

d. Batasan Masalah e. Rumusan Masalah f. Tujuan Penelitian g. Manfaat Penelitian h. Kajian Teori/ Pustaka i. Definisi Operasional j. Hipotesis Tindakan k. Rancangan Penelitian:

1 Subjek dan objek penelitian 2. Prosedur Penelitian

3. Instrumen Penelitian dan teknik pengumpulan data 4. Teknik analisis dan kreteria keberhasilan

l. Daftar Pustaka m. Daftar tabel n. Daftar Gambar 2. Tata cara penulisan

a. Menggunakan huruf times New Roman b. Jarak tulisan 1 ½ spasi

c. Penulisan diurutkan berdasarkan isi proposal

B. Struktur Isi Skripsi

Skripsi sekurang-kurangnya memuat 3 (tiga) bagian: 1. Bagian muka skripsi, berisi:

1). Halaman Sampul atau Cover dan Halaman Judul Skripsi

Proposal dan skripsi dijilid dengan sampul luar kertas manila berwarna merah tua pada prodi Penjaskesrek dan biru tua pada prodi PGSD. Halaman terdiri dari :

a). Judul Skripsi b). Kata “Skripsi” c). Kata Oleh


(34)

e). NIM/ NIMAN

f). Logo STKIP – Melawi

g). Kata “ Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah XI Kalimantan” h). Kata “ Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan”

i). Kata “STKIP – Melawi” j). Kata “ Nanga Pinoh” m). Tahun Pengajuan Proposal Contoh halaman sampul

2). Halaman Judul

Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi haru memuat judul proposal atau judul skripsi, panjang judul tidak lebih dari 20 kata (termasuk kata hubung dan kata depan)

Contoh halaman judul pada skripsi

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN DI KELAS V SD NEGERI 1 NANGA PINOH

SKRIPSI OLEH KUSUMA NIMAN : A 80 092 0010

KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH XI KALIMANTAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP – MELAWI NANGA PINOH TAHUN 2011

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN DI KELAS V SD NEGERI 1 NANGA PINOH

SKRIPSI OLEH KUSUMA NIMAN : A 80 092 0010

Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP-Melawi)

KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH XI KALIMANTAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP – MELAWI NANGA PINOH TAHUN 2011


(35)

3). Halaman penyataan keaslian penelitian

Penulis harus secara jujur menyatakan keaslian penelitian, penelitian yang dilakukan bukan merupakan jiplakan/ tiruan (plagiat) dari penelitian terdahulu ditulis 2 spasi. Contoh pernyataan

4). Halaman Persetujan dan pengesahan Skripsi

Lembar pengesahan berisi, judul skripsi, nama lengkap mahasiwa, NIM mahasiswa, tanggal lulus ujian, pembimbing, pejabat yang menyetujui dan pejabat yang menegaskan.

a. Lembar persetujuan dan pengesahan oleh pembimbing dan Ketua STKIP-Melawi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat materi yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dimana pun dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat materi yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis atau diterbitkan orang lain yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan dicantumkan dala daftar rujukan.

Nanga Pinoh…………

Materi 6000

Meningkatkan Motivasi Belajar siswa pada Mata pelajaran Matematika dengan berbantuan Media Kit di kelas V SDN 01 Nanga Pinoh Tahun Pelajaran 2011/2012.

KUSUMA NIMAN : A. 80 092 0010

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. M. Rifat Muhtar, S.Pd., M.Pd.

NIP. ……….. NIDN. ………..

Mengetahui Ketua Program Studi PGSD

Deki Wibowo, S.Pd., M.Pd. NIDN. ……….


(36)

b. Lembar persetujuan dan pengesahan oleh pembimbing, Penguji dan Ketua STKIP-Melawi

5). Motto/ Kata Mutiara/ Kutipan siswa

Motto/ Kata mutiara diletakan di pojok kanan atas atau bawah, ditulis dengan huruf miring pada satu halaman sendiri. Motto/ kata mutiara dapat menggunkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah

Contoh lembar kata mutiara (dalam bahasa dayak u tut danom)

Motto Umbak ilmu komolum jadi murah Umbak seni komolum jadi pios Umbak agama bolum jadi terarah habun bogumak

Meningkatkan Motivasi Belajar siswa pada Mata pelajaran Matematika dengan berbantuan Media Kit di kelas V SDN 01 Nanga Pinoh Tahun Pelajaran 2011/2012.

KUSUMA NIMAN : A. 80 092 0010

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. M. Rifat Muhtar, S.Pd., M.Pd.

NIP. ……….. NIDN. ………..

Penguji I Penguji II

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd. Burhan, M.Pd.

NIDN………. NIDN………..

Diketahui

Ketua Program Studi PGSD Deki Wibowo, S.Pd., M.Pd. NIDN. ……….

Disahkan Ketua STKIP – Melawi

Dr. Clari Sada, M.Pd. NIP. ………


(37)

6). Halaman persembahan

Halaman pesembahan dibuat dalam satu halaman sendiri, halaman persembahan dapat ditujukan kepada :

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia b. Orang Tua

c. Istri/ suami d. Masyarakat atau e. STKIP – Melawi

Contoh halaman persembahan kepada orang tua

7). Kata pengantar

Kata pengantar berisi antara lain:

a. Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.

b. Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi.

c. Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari rencana semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.

d. Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.

8). Daftar Isi

Dipersembahkan kepada Orang tua tercinta Bapak Apit dan Ibu Aminah


(38)

Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi yang diajukan dalam suatu urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik dengan jarak satu setengah spasi, jika ada dalam satu sub bab di ketik satu spasi. Contoh daftar isi

Contoh daftar isi

9). Daftar tabel

Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat tabel. Penomoran table dilakukan secara berurutan dan memuat judul tabel disertai dengan nomor halaman yang bersangkutan, sedangkan antar baris dalam judul table diketik satu spasi.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

PERNYATAAN KEASLIHAN ……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……….. iii

MOTTO/ KATA MUTIARA ……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

ABSTRAK ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifkasi Masalah ………. 2

C. Batasan ………. 3

D. Rumusan Masalah ………. 3

E. Tujuan Penelitian ……….. 4

F. Manfaat Penelitian ……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konsep ………. 10

B. Definisi Operasional ……….. 15

C. Hipotesis Tindakan ………. 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……….. 20

B. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 22

C. Prosedur Penelitian ……….. 26

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………. 30

E. Teknik Analisa Data ……….. 33

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil PTK/ Skripsi ………. 35

B. Hasil Tindakan ………. 36

1. Hasil Tindakan/ Siklus 1 ………. 50

2. Hasil Tindakan/ Siklus 2 ………. 75

3. Hasil Tindakan/ Siklus 3 ………. 89

C. Veripikasi Hasil Tindakan/ Penelitian ………. 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 110

B. Saran/ Rekomendasi ……….. 115

Daftar Pustaka ……….. 116 Lampiran-lampiran


(39)

Contoh daftar tabel

10). Daftar gambar

Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat gambar atau grafik. Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang berupa grafik, foto, dan bentuk lain. Penulisan antara judul gambar diketik satu setengah spasi, sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik satu spasi.

Conton daftar gambar

11). Daftar Grafik

12). Daftar Lampiran

Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu dimasukan dalam karangan utama dapat ditulis pada lampiran. Lampiran tidak perlu menganggu isi utama karangan. Lampiran dapat berisi : table utama, perhitungan-perhitungan, bentuk

kuesioner, dokumen lainnya.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 2 Data Nilai Siswa Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh ………… 82

Tabel 3.1 Daftar Siswa SDN 01 Kelas V ……… 87

Tabel 3. 3 Unit Analisis Penelitian ……… 90

Tabel 4. 1 Waktu Penelitian ……… 95

Dst………… DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. 1 Bangunan SDN 01 Nanga Pinoh ………. 40

Gambar 2.1 Ruang Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh………. 59

Gambar 2.2 Denah tempat duduk siswa Kelas V ………. 84

Gambar 4. 1 Pelaksanaan siklus 1 ……… 96

Dst………… DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4. 1 Grafik siklus 1 motivasi belajar ………. 82

Grafik 4. 2 Grafik siklus 2 motivasi belajar ………. 89

Grafik 4. 3 Grafik rekapitulasi siklus 1 dan 2 ………. 93 Dst…………


(40)

Contoh daftar lampiran

12). Abstrak

a. Abstract adalah sama dengan intisari, tetapi ditulis dalam bahasa Inggris. Karena abstract merupakan terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, dan isi berupa sesuatu yang sudah terjadi, maka penerjemahan intisari harus menggunakan bentuk past tense.

b. Abstrak terdiri tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Daerah. Contoh Abstrak

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I Hasil Angket Penelitian Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh... 111 Lampiran II Hasil Observasi Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh …. 113 Lampiran III Rpp setiap Siklus ……….………. 120 Lampiran IV Surat Izin Penelitian ……….. 131 Lampiran V Surat Keterangan telah melakukan penelitian ………….. 132 Dst…………

ABSTRAK

Safariani, 2011. Meningkatkan Motivasi dan Minat siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan Metode Permainan Tradisionalkelas V SDN 01 Nanga Pinoh, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi, Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pembimbing 1. Burhan, S.Pd., M.Pd. Pembimbing 2, Deki Wibowo, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, prilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecedasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien dan efektif.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu siklus yang terdiri atas : adanya masalah – rencana tindakan – pelaksanaan tindakan – evaluasi dan refleksi. Subyek yang digunakan adalah seluruh siswa putra kelas V SDN 15 Desa Baru Nanga Pinoh sebanyak 35 siswa.

Hasil penelitian Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ini terlihat dari hasilnaya, pada aspek Motivasi siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat dengan kriteria 73,57%, 85,24% dan 92,57% dan pada aspek minat siswa dalam proses pembelajaran dengan kriteria 82,85%, 86,43% dan 92,14%.

Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) terdapat peningkatan pada motivasi siswa setelah diadakan tindakan dengan metode permainan tradisional, (2) terdapat peningkatan pada minat siswa setelah diadakaan tindakan dengan metode permainan tradisional. Kata Kunci: Meningkatkan Motivasi dan Minat siswa pada Pelajaran Pendidikan Jasmani dan


(41)

(1)

b. Lembar persetujuan dan pengesahan oleh pembimbing, Penguji dan Ketua STKIP-Melawi

5). Motto/ Kata Mutiara/ Kutipan siswa

Motto/ Kata mutiara diletakan di pojok kanan atas atau bawah, ditulis dengan huruf miring pada satu halaman sendiri. Motto/ kata mutiara dapat menggunkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah

Contoh lembar kata mutiara (dalam bahasa dayak u tut danom)

Motto Umbak ilmu komolum jadi murah Umbak seni komolum jadi pios Umbak agama bolum jadi terarah habun bogumak

Meningkatkan Motivasi Belajar siswa pada Mata pelajaran Matematika dengan berbantuan Media Kit di kelas V SDN 01 Nanga Pinoh Tahun Pelajaran 2011/2012.

KUSUMA NIMAN : A. 80 092 0010

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. M. Rifat Muhtar, S.Pd., M.Pd.

NIP. ……….. NIDN. ………..

Penguji I Penguji II

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd. Burhan, M.Pd.

NIDN………. NIDN………..

Diketahui

Ketua Program Studi PGSD Deki Wibowo, S.Pd., M.Pd. NIDN. ……….

Disahkan Ketua STKIP – Melawi

Dr. Clari Sada, M.Pd. NIP. ………


(2)

6). Halaman persembahan

Halaman pesembahan dibuat dalam satu halaman sendiri, halaman persembahan dapat ditujukan kepada :

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia b. Orang Tua

c. Istri/ suami d. Masyarakat atau e. STKIP – Melawi

Contoh halaman persembahan kepada orang tua

7). Kata pengantar

Kata pengantar berisi antara lain:

a. Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.

b. Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi.

c. Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari rencana semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.

d. Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.

8). Daftar Isi

Dipersembahkan kepada Orang tua tercinta Bapak Apit dan Ibu Aminah


(3)

Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi yang diajukan dalam suatu urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik dengan jarak satu setengah spasi, jika ada dalam satu sub bab di ketik satu spasi. Contoh daftar isi

Contoh daftar isi

9). Daftar tabel

Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat tabel. Penomoran table dilakukan secara berurutan dan memuat judul tabel disertai dengan nomor halaman yang bersangkutan, sedangkan antar baris dalam judul table diketik satu spasi.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

PERNYATAAN KEASLIHAN ……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……….. iii

MOTTO/ KATA MUTIARA ……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

ABSTRAK ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifkasi Masalah ………. 2

C. Batasan ………. 3

D. Rumusan Masalah ………. 3

E. Tujuan Penelitian ……….. 4

F. Manfaat Penelitian ……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konsep ………. 10

B. Definisi Operasional ……….. 15

C. Hipotesis Tindakan ………. 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……….. 20

B. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 22

C. Prosedur Penelitian ……….. 26

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………. 30

E. Teknik Analisa Data ……….. 33

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil PTK/ Skripsi ………. 35

B. Hasil Tindakan ………. 36

1. Hasil Tindakan/ Siklus 1 ………. 50

2. Hasil Tindakan/ Siklus 2 ………. 75

3. Hasil Tindakan/ Siklus 3 ………. 89

C. Veripikasi Hasil Tindakan/ Penelitian ………. 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 110

B. Saran/ Rekomendasi ……….. 115

Daftar Pustaka ……….. 116 Lampiran-lampiran


(4)

Contoh daftar tabel

10). Daftar gambar

Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat gambar atau grafik. Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang berupa grafik, foto, dan bentuk lain. Penulisan antara judul gambar diketik satu setengah spasi, sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik satu spasi.

Conton daftar gambar

11). Daftar Grafik

12). Daftar Lampiran

Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu dimasukan dalam karangan utama dapat ditulis pada lampiran. Lampiran tidak perlu menganggu isi utama karangan. Lampiran dapat berisi : table utama, perhitungan-perhitungan, bentuk

kuesioner, dokumen lainnya.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 2 Data Nilai Siswa Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh ………… 82

Tabel 3.1 Daftar Siswa SDN 01 Kelas V ……… 87

Tabel 3. 3 Unit Analisis Penelitian ……… 90

Tabel 4. 1 Waktu Penelitian ……… 95

Dst………… DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. 1 Bangunan SDN 01 Nanga Pinoh ………. 40

Gambar 2.1 Ruang Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh………. 59

Gambar 2.2 Denah tempat duduk siswa Kelas V ………. 84

Gambar 4. 1 Pelaksanaan siklus 1 ……… 96

Dst………… DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4. 1 Grafik siklus 1 motivasi belajar ………. 82

Grafik 4. 2 Grafik siklus 2 motivasi belajar ………. 89

Grafik 4. 3 Grafik rekapitulasi siklus 1 dan 2 ………. 93 Dst…………


(5)

Contoh daftar lampiran

12). Abstrak

a. Abstract adalah sama dengan intisari, tetapi ditulis dalam bahasa Inggris. Karena

abstract merupakan terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, dan isi berupa sesuatu yang sudah terjadi, maka penerjemahan intisari harus menggunakan bentuk past tense.

b. Abstrak terdiri tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Daerah.

Contoh Abstrak

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I Hasil Angket Penelitian Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh... 111 Lampiran II Hasil Observasi Kelas V SDN 01 Nanga Pinoh …. 113 Lampiran III Rpp setiap Siklus ……….………. 120 Lampiran IV Surat Izin Penelitian ……….. 131 Lampiran V Surat Keterangan telah melakukan penelitian ………….. 132 Dst…………

ABSTRAK

Safariani, 2011. Meningkatkan Motivasi dan Minat siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan Metode Permainan Tradisionalkelas V SDN 01 Nanga Pinoh, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi, Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pembimbing 1. Burhan, S.Pd., M.Pd. Pembimbing 2, Deki Wibowo, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, prilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecedasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien dan efektif.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu siklus yang terdiri atas : adanya masalah – rencana tindakan – pelaksanaan tindakan – evaluasi dan refleksi. Subyek yang digunakan adalah seluruh siswa putra kelas V SDN 15 Desa Baru Nanga Pinoh sebanyak 35 siswa.

Hasil penelitian Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ini terlihat dari hasilnaya, pada aspek Motivasi siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat dengan kriteria 73,57%, 85,24% dan 92,57% dan pada aspek minat siswa dalam proses pembelajaran dengan kriteria 82,85%, 86,43% dan 92,14%.

Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) terdapat peningkatan pada motivasi siswa setelah diadakan tindakan dengan metode permainan tradisional, (2) terdapat peningkatan pada minat siswa setelah diadakaan tindakan dengan metode permainan tradisional. Kata Kunci: Meningkatkan Motivasi dan Minat siswa pada Pelajaran Pendidikan Jasmani dan


(6)