BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA KONSEP

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang didukung dari teori-teori dan kerangka berpikir diatas, maka di buatlah kerangka konsep sebagai berikut :

Perilaku Penggunaan Air Tanah Keluhan Penyakit Kulit Variabel Independen Variabel Dependen 3.2 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1

Instrument Penelitian Variabel Dependen Dan Independen

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Perilaku penggunaan air

tanah (independen) Perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa (berpendapat, berpikir, bersikap dan sebagainya) untuk memeberikan respon terhadap situasi luar subyek tersebut. Respon itu dapat bersifat aktif (dengan

tindakan)perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan

Wawancara menggunaka n quesioner Quesioner -skor penggunaan air tanah dibawah 50%

1. tidak baik

-skor penggunaan air tanah diatas atau sama dengan 50% 2. baik Ordinal

Keluhan penyakit kulit (dependen)

penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari

Wawancara menggunaka n questioner Quesioner -Ringan (gatal-gatal, kulit merah terasa 1. ya


(2)

segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit

membutuhkan waktu lama untuk

menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan.

panas) -sedang (lecet pada lipatan tubuh, luka ringan) - tidak ada

keluhan 2. tidak Ordinal

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut :

1. H0 : Tidak ada hubungan perilaku penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Bara.

2. Ha : Ada hubungan perilaku penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat.

3.4 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 3.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat. Adapun alasan penelitian pada tempat tersebut adalah :

a. Sebagian besar perilaku masyarakat di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat menggunakan air tanah untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, seperti mandi, mencuci dan buang air kecil/besar.

b. Belum pernah dilakukan penelitian tentang perilaku penggunaan air tanah dan kejadian keluhan penyakit kulit di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian mengenai hubungan perilaku penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat pada bulan maret-mei 2016.


(3)

3.5 JENIS PENELITIAN

3.5.1 Rancangan Dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional , yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu untuk mengetahui perilaku penggunaan air tanah oleh masyarakat dan kadar zat kimia anorganik dalam tanah dan keluhan penyakit kulit di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat Tahun 2016

3.5.2 Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini digunakan berupa kuesioner untuk mengukur variabel independen dan dependen dengan menggunakan skala ordinal dan uji validitas.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atas pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Mengumpulkan informasi yang memungkinkan penilai mempelajari sikap-sikap, keyakinan, prilaku, dan karakteristik responden, dengan memperhatikan dari variabel independen dan variabel dependen yang akan diteliti (Sugiyono, 2008), untuk selanjutnya diolah, dianalisis dan dilakukan uji validitas dan realibilitas.

a. Variabel Independen 1) Definisi Konseptual

Perilaku penggunaan air tanah yang tidak baik adalah perilaku masyarakat yang tidak sehat dan merupakan implementasi dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan (Sarwono, 2004).

2) Definisi Operasional

Perilaku penggunaan air tanah yang tercemar merupakan perilaku tidak baik atau tidak sehat, perilaku baik atau tidak baik adalah jawaban yang didapatkan dari hasil kuesioner yang diberikan pada masyarakat di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat.

b. Variabel Dependen 1) Definisi Konseptual

Faktor yang memepengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan atau prilaku yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai. Jumlah agen yang


(4)

menjadi faktor penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain agent kimia yang terdapat dalam air tanah (Harahap, 2008).

2) Definisi Operasional

Keluhan penyakit kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah zat kimia anorganik masalah yang biasanya dialami seperti gatal-gatal, lecet pada bagian tubuh, kulit memerah terasa panas dan luka ringan. Mengukur kejadian keluhan tersebut dengan menggunaan alat kuesioner dan interview, dengan melihat indicator lain dalam penggunaan air tanah oleh masyarakat. Seperti ; Lama Tinggal (sudah berapa lama tinggal di daerah sekitar Universitas Esa Unggul), Frekuensi Kontak (seberapa sering menggunakan air tanah), Jenis Kelamin dan Usia masyarakat pengguna air tanah tersebut. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya . Terbagi menjadi validitas eksternal dan internal (analisis faktor dan butir). Sedangakn uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstrukn pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Gumilar, 2013). Dari hasil uji validitas 15 butir pertanyaan yang akan diberikan terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid sehingga dieliminasi dan hanya digunakan 12 pertanyaan karena (corrected item-total correlation) tidak lebih 0,288 yang dilihat dari tabel alpha untuk 40 responden dengan taraf 5% kesalahan. Dengan hasil alpha yang didapatkan dari uji reliabilitas adalah 0,292>0,288 berarti 12 pertanyaandalam kuesioner yang diberikan bersifat reliabilitas.


(5)

3.6 POPULASI DAN SAMPEL 3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini merupakan masyarakat berusia 10 tahun ke atas yang menggunakan air tanah untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, mencuci peralatan dapur dan rumah tangga serta pakaian, menggosok gigi, buang air kecil/besar ataupun setiap aktivitas yang bersentuhan langsung dengan air air tanah di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat tahun 2016 yang berjumlah 40 orang.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 orang, pengambilan sampel secara total sampling, yang merupakan setiap anggota keluarga yang bermukim di sekitar wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat yang berusia 10 tahun ke atas, yaitu

propotional sampling denagn pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsure penelitian . Kriteria inkubasi ini adalah apabila anggota keluarga tersebut menggunakan air tanah untuk kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk mengetahui nilai kandungan bahan kimia anorganik tersebut denagn melihat data hasil uji sampel air tanah di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat yang selanjutnya di bandingkan dengan parameter atau standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

3.7Instrumen Penelitian

3.7.1 Metode Pengumpulan Data 3.7.1.1. Data Primer

Data primer penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan kuesioner dengan anggota keluarga yang berusia 10 tahun ke atas yang bermukim di sekitar wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat, melakukan observasi langsung pada daerah tersebut dan terhadap masyarakat penggunaan air tanah dan keadaan air tanah yang diamati secara fisik serta kejadian keluhan penyakit kulit yang dialami masyarakat pengguna air tanah.


(6)

3.7.1.2 Data Skunder

Data skunder penelitian ini dari data kantor Kecamatan Kebon Jeruk dan hasil pantauan BLHD Jakarta Barat

3.7.2 Teknik Pengolahan Data

Menurut sugiyono (2008), angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah diberikan kode , maka perlu dilakukan pengolahan data untuk mengefisiensi dan mengefektifkan hasilnya. Dalam pengolahan data ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:

3.7.2.1 pemeriksaan data (editing)

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa kembali satu-persatu dengan maksud untuk memastikan kuesioner yang diberikan telah diisi sesuai dengan petunjuk pengisian. Jika terdapat kuesioner yang belum diisi atau pengisian belum sesuai dengan petunjuk dan tidak relevan antara jawaban dengan pertanyaan yang diberikan maka jawaban kuesioner akan diperbaiki lagi dengan cara mencari responden semula atau mengganti responden yang baru.

3.7.2.2 Pemberian Kode (Coding)

Beberapa pertanyaan yang telah diajukan diberi kode untuk mempermudah pada saat tabulasi dan analisa data. Tanda atau kode disesuaikan dengan pengertian yang telah dibuat peneliti.

3.7.2.3 Tabulasi Data (Tabulating)

Untuk memngukur prilaku masyarakat dalam penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit yang dialami responden penelitian digunakan skala Guttman, yakni skala yang terdiri dari pernyatan yang disertai jawaban setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah,cepat-lambat, baik-buruk dan lain sebagainya tergantung dari tujuan pengukur (Ridwan, 2007).


(7)

3.7.3 Pengukuran Variabel Penelitian

3.7.3.1pengukuran prilaku penggunaan air tanah

prilaku responden penelitian diukur dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan responden. Terhadap 12 pertanyaan terhadap komponen prilaku menggunakan air tanah dalam kehidupan sehari-hari yang akan dinilai. Hasil penelitian responden dikatakan tidak baik dalam menggunakan air tanah apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan skor > 50 % dari jumlah pertanyaan. Standar 50% tersebut merupakan criteria penilaian scoring yang dilakukan.

Adapun panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut :

a. Jumlah pilihan jawaban = 2(ya dan tidak) b. Jumlah pertanyaan = 12

c. Skoring terendah = 0 (negative) d. Skoring tertinggi = 1 (positif)

e. Jumlah skor terendah = scoring terendah x jumlah pertanyaan ( 0 x 12 = 0 ) 0%

f. Jumlah skor tertinggi = scoring tertinggi x jumlah pertanyaan (1 x 12 = 12) 100%

Penentuan kriteria penilaian dapat dilakukaan sebagai berikut :

a. Interval (I) = Range (R) / Kategori (K) b. Range (R) = skor tertinggi – skor terendah

(12 – 0 = 12) 100%

Kategori (K) adalah banyaknya kriteria yang disusun pada criteria objektif suatu variabel yang baik dan tidak baik, maka :

a. Kategori (K) = 2

b. Interval (I) = 100% / 2 = 50%

c. Kriteria = skor tertinggi – interval (100% - 50% = 50%)

d. Sehingga : Tidak baik dalam menggunaan air tanah jika skor >50% dan Baik jika skor < 50%

Dari kriteria diatas dapat dinyatakan bahwa untuk komponen prilaku menggunakan air tanah dalam kehidupan sehari-hari yang dinilai dikatakan tidak baik dalam menggunakan air tanah apabila skor responden > 50% dan dikatakan baik jika skor <50% setiap soal yang diberikan dari nomor 1 (satu) sampai dengan 11 (sebelas) jawaban


(8)

a memiliki skor 1 sedangkan jawaban b memiliki skor 0, dan pada soal nomer 12 (dua belas) jawaban a memiliki skor 0 sedangkan jawaban b memiliki skor 1.

3.7.3.2Pengukuran Kamdungan Nilai Bahan Kimia Anorganik Pada Air Tanah Untuk mengukur kandungan bahan kimia anorganik pada air tanah di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat dengan cara melihat hasil uji sampel air tanah yang dilakukan BLHD Jakarta Barat untuk selanjutnya di bandingkan dengan standar baku mutu air dan pencemaran lainnya yang ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, apabila nilai tersebut telah melewati nilai ambang batas yang telah ditetapkan Pemerintah atau tidak.

3.7.3.3Pengukuran Keluhan Penyakit Kulit Yang Di Alami Masyarakat Wilayah Universitas Esa Unggul

keluhan penyakit kulit yang dialami masyarakat diukur dengan melihat secara langsung yang dirasakan oleh pengguna air. Didasarkan pada keluhan penyakit kulit seperti kulit memerah terasa panas, gatal-gatal, berbintik putih, terdapat lecet pada lipatan-lipatan tubuh dan luka ringan (Sumardjo, 2006).

a. Terdapat keluhan penyakit kulit apabila responden mengalami keluhan seperti yang dinyatakan diatas.

b. Tidak terdapat keluhan penyakit kulit apabila responden tidak mengalami keluhan seperti yang dinyatakan diatas.

3.7 Analisa Data

3.7.1 Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga dapat diketahui bagaimana prilaku penggunaan air tanah, kandungan bahan kimia anorganik di air tanah dan keluhan penyakit kulit.

3.7.2 Analisa Bivariat

Variabel prilaku penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit, karena data yang akan diolah merupakan kategori dengan kategori. Maka akan dianalisa dengan


(9)

menggunakan uji hipotesis Chi-Square sehingga diketahui bagaimana hubungan antar penelitian tersebut.


(1)

menjadi faktor penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain agent kimia yang terdapat dalam air tanah (Harahap, 2008).

2) Definisi Operasional

Keluhan penyakit kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah zat kimia anorganik masalah yang biasanya dialami seperti gatal-gatal, lecet pada bagian tubuh, kulit memerah terasa panas dan luka ringan. Mengukur kejadian keluhan tersebut dengan menggunaan alat kuesioner dan interview, dengan melihat indicator lain dalam penggunaan air tanah oleh masyarakat. Seperti ; Lama Tinggal (sudah berapa lama tinggal di daerah sekitar Universitas Esa Unggul), Frekuensi Kontak (seberapa sering menggunakan air tanah), Jenis Kelamin dan Usia masyarakat pengguna air tanah tersebut. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya . Terbagi menjadi validitas eksternal dan internal (analisis faktor dan butir). Sedangakn uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstrukn pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Gumilar, 2013). Dari hasil uji validitas 15 butir pertanyaan yang akan diberikan terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid sehingga dieliminasi dan hanya digunakan 12 pertanyaan karena (corrected item-total correlation) tidak lebih 0,288 yang dilihat dari tabel alpha untuk 40 responden dengan taraf 5% kesalahan. Dengan hasil alpha yang didapatkan dari uji reliabilitas adalah 0,292>0,288 berarti 12 pertanyaandalam kuesioner yang diberikan bersifat reliabilitas.


(2)

3.6 POPULASI DAN SAMPEL 3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini merupakan masyarakat berusia 10 tahun ke atas yang menggunakan air tanah untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, mencuci peralatan dapur dan rumah tangga serta pakaian, menggosok gigi, buang air kecil/besar ataupun setiap aktivitas yang bersentuhan langsung dengan air air tanah di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat tahun 2016 yang berjumlah 40 orang.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 orang, pengambilan sampel secara total sampling, yang merupakan setiap anggota keluarga yang bermukim di sekitar wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat yang berusia 10 tahun ke atas, yaitu propotional sampling denagn pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsure penelitian . Kriteria inkubasi ini adalah apabila anggota keluarga tersebut menggunakan air tanah untuk kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk mengetahui nilai kandungan bahan kimia anorganik tersebut denagn melihat data hasil uji sampel air tanah di wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat yang selanjutnya di bandingkan dengan parameter atau standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

3.7Instrumen Penelitian

3.7.1 Metode Pengumpulan Data 3.7.1.1. Data Primer

Data primer penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan kuesioner dengan anggota keluarga yang berusia 10 tahun ke atas yang bermukim di sekitar wilayah universitas esa unggul kebon jeruk Jakarta barat, melakukan observasi langsung pada daerah tersebut dan terhadap masyarakat penggunaan air tanah dan keadaan air tanah yang diamati secara fisik serta kejadian keluhan penyakit kulit yang dialami masyarakat pengguna air tanah.


(3)

3.7.1.2 Data Skunder

Data skunder penelitian ini dari data kantor Kecamatan Kebon Jeruk dan hasil pantauan BLHD Jakarta Barat

3.7.2 Teknik Pengolahan Data

Menurut sugiyono (2008), angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah diberikan kode , maka perlu dilakukan pengolahan data untuk mengefisiensi dan mengefektifkan hasilnya. Dalam pengolahan data ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:

3.7.2.1 pemeriksaan data (editing)

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner diperiksa kembali satu-persatu dengan maksud untuk memastikan kuesioner yang diberikan telah diisi sesuai dengan petunjuk pengisian. Jika terdapat kuesioner yang belum diisi atau pengisian belum sesuai dengan petunjuk dan tidak relevan antara jawaban dengan pertanyaan yang diberikan maka jawaban kuesioner akan diperbaiki lagi dengan cara mencari responden semula atau mengganti responden yang baru.

3.7.2.2 Pemberian Kode (Coding)

Beberapa pertanyaan yang telah diajukan diberi kode untuk mempermudah pada saat tabulasi dan analisa data. Tanda atau kode disesuaikan dengan pengertian yang telah dibuat peneliti.

3.7.2.3 Tabulasi Data (Tabulating)

Untuk memngukur prilaku masyarakat dalam penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit yang dialami responden penelitian digunakan skala Guttman, yakni skala yang terdiri dari pernyatan yang disertai jawaban setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah,cepat-lambat, baik-buruk dan lain sebagainya tergantung dari tujuan pengukur (Ridwan, 2007).


(4)

3.7.3 Pengukuran Variabel Penelitian

3.7.3.1pengukuran prilaku penggunaan air tanah

prilaku responden penelitian diukur dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan responden. Terhadap 12 pertanyaan terhadap komponen prilaku menggunakan air tanah dalam kehidupan sehari-hari yang akan dinilai. Hasil penelitian responden dikatakan tidak baik dalam menggunakan air tanah apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan skor > 50 % dari jumlah pertanyaan. Standar 50% tersebut merupakan criteria penilaian scoring yang dilakukan.

Adapun panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut : a. Jumlah pilihan jawaban = 2(ya dan tidak)

b. Jumlah pertanyaan = 12

c. Skoring terendah = 0 (negative) d. Skoring tertinggi = 1 (positif)

e. Jumlah skor terendah = scoring terendah x jumlah pertanyaan ( 0 x 12 = 0 ) 0%

f. Jumlah skor tertinggi = scoring tertinggi x jumlah pertanyaan (1 x 12 = 12) 100%

Penentuan kriteria penilaian dapat dilakukaan sebagai berikut : a. Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

b. Range (R) = skor tertinggi – skor terendah (12 – 0 = 12) 100%

Kategori (K) adalah banyaknya kriteria yang disusun pada criteria objektif suatu variabel yang baik dan tidak baik, maka :

a. Kategori (K) = 2

b. Interval (I) = 100% / 2 = 50%

c. Kriteria = skor tertinggi – interval (100% - 50% = 50%)

d. Sehingga : Tidak baik dalam menggunaan air tanah jika skor >50% dan Baik jika skor < 50%

Dari kriteria diatas dapat dinyatakan bahwa untuk komponen prilaku menggunakan air tanah dalam kehidupan sehari-hari yang dinilai dikatakan tidak baik dalam menggunakan air tanah apabila skor responden > 50% dan dikatakan baik jika skor <50% setiap soal yang diberikan dari nomor 1 (satu) sampai dengan 11 (sebelas) jawaban


(5)

a memiliki skor 1 sedangkan jawaban b memiliki skor 0, dan pada soal nomer 12 (dua belas) jawaban a memiliki skor 0 sedangkan jawaban b memiliki skor 1.

3.7.3.2Pengukuran Kamdungan Nilai Bahan Kimia Anorganik Pada Air Tanah Untuk mengukur kandungan bahan kimia anorganik pada air tanah di Wilayah Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Jakarta Barat dengan cara melihat hasil uji sampel air tanah yang dilakukan BLHD Jakarta Barat untuk selanjutnya di bandingkan dengan standar baku mutu air dan pencemaran lainnya yang ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, apabila nilai tersebut telah melewati nilai ambang batas yang telah ditetapkan Pemerintah atau tidak.

3.7.3.3Pengukuran Keluhan Penyakit Kulit Yang Di Alami Masyarakat Wilayah Universitas Esa Unggul

keluhan penyakit kulit yang dialami masyarakat diukur dengan melihat secara langsung yang dirasakan oleh pengguna air. Didasarkan pada keluhan penyakit kulit seperti kulit memerah terasa panas, gatal-gatal, berbintik putih, terdapat lecet pada lipatan-lipatan tubuh dan luka ringan (Sumardjo, 2006).

a. Terdapat keluhan penyakit kulit apabila responden mengalami keluhan seperti yang dinyatakan diatas.

b. Tidak terdapat keluhan penyakit kulit apabila responden tidak mengalami keluhan seperti yang dinyatakan diatas.

3.7 Analisa Data

3.7.1 Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga dapat diketahui bagaimana prilaku penggunaan air tanah, kandungan bahan kimia anorganik di air tanah dan keluhan penyakit kulit.

3.7.2 Analisa Bivariat

Variabel prilaku penggunaan air tanah dan keluhan penyakit kulit, karena data yang akan diolah merupakan kategori dengan kategori. Maka akan dianalisa dengan


(6)

menggunakan uji hipotesis Chi-Square sehingga diketahui bagaimana hubungan antar penelitian tersebut.