DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Deskripsi Wilayah Penelitian a. Luas dan Kondisi Geografis Desa Marjandi Pisang
Desa Marjandi Pisang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini
memiliki luas wilayah yaitu 270,5 Ha dan terdiri dari 4 dusun yaitu Huta Pisang, Huta Parsaoran, Huta dolok dan Huta Sirongit yang memiliki ketinggian ± 600
meter di atas permukaan laut. Desa Marjandi Pisang memiliki Jarak 5 Km dari kantor kecamatan
Panombeian Panei dan 15 Km dari kantor Bupati ibukota kabupaten Simalungun.
Batas-batas wilayah desa Marjandi Pisang adalah sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara : Desa Panombeian
2. Sebelah Selatan
: Desa Marjandi dan Tanah perkebunan PTPN IV Marjandi
3. Sebelah Barat
: Desa Bah Kuo. 4.
Sebelah Timur : Desa Bah Bolon
b. Tata guna lahan
Tanah di Desa Marjandi Pisang menurut fungsinya dibagi menjadi lahan sawah, lahan kering, halaman pekarangan dan lain-lain. Lebih jelasnya penggunan
lahan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Tata guna lahan menurut penggunaannya di Desa Marjandi Pisang tahun 2009
No Penggunaan lahan
LuasHa Persentase
1 Lahan sawah
161 59,5
2 Lahan kering
104 38,4
3 Halaman pekarangan
4 1,5
4 Dan lain-lain
1,5 0,6
Total 270,5
100 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas lahan digunakan sebagai lahan pertanian yaitu 161 ha dipergunakan sebagai lahan sawah dan 104 Ha
dipergunakan sebagai lahan kering dan selebihnya digunakan sebagai pekarangan dan lain- lain.
c. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Marjandi Pisang adalah 935 jiwa yang meliputi 474 jiwa laki-laki dan 461 jiwa perempuan dengan jumlah KK sebanyak 225 KK. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Marjandi Pisang Tahun 2009
No Jenis kelamin
Jumlah jiwa Persentase
1 Laki-laki
474 50,7
2 Perempuan
461 49,3
Total 935
100 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan di daerah penelitian adalah sebanding yaitu 471
jiwa berjenis kelamin laki- laki dan 461 jiwa berjenis kelamin perempuan.
d. Sarana dan Prasarana Desa Marjandi Pisang
Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan penduduk sehari harinya, juga sebagai akses untuk mempercepat masuknya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut :
Tabel 5. Sarana Peribadatan Desa Marjandi Pisang No
Sarana Peribadatan Jumlah
1 Mesjid
1 2
Mushola 3
Gereja 2
Total 3
Sumber : Kecamatan Panombeian Panei, 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana peribadatan di daerah
penelitian masih sangat minim karena hanya terdapat 1 mesjid dan 2 gereja di daerah penelitian tersebut.
Tabel 6. Sarana Pendidikan Desa Marjandi Pisang No Sarana Pendidikan
Jumlah
1 SD
1 2
SMP 3
SMA
Total 1
Sumber : Kecamatan Panombeian Panei, 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya terdapat 1 buah sarana
pendidikan yaitu SD sekolah dasar .
Tabel 7. Sarana Kesehatan Desa Marjandi Pisang No Sarana Pendidikan
Jumlah
1 Puskesmas
2 Posyandu
2
Total 2
Sumber : Kecamatan Panombeian Panei, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya terdapat 2 posyandu didaerah penelitian hal ini menunjukkan masih kurangnya pelayanan kesehatan sehingga
sangat sulit bagi mereka untuk mendapat pelayanan kesehatan di daerah ini..
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Biaya Produksi Usahatani Pola Polikultur
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani pola
polikultur adalah biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya lain-lain, biaya penyusutan. Komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dapat dilihat
sebagai berikut : a. Komponen Biaya Sarana Produksi
Biaya Bibit
Biaya bibit yang dimaksud adalah seluruh biaya yang dikeluarkan petani sampel untuk membeli dan membuat bibitnya sendiri untuk semua komoditi yang
ditanam oleh petani didalam lahan pertanian miliknya. Dalam usahatani pola polikultur di daerah penelitian bibit yang digunakan terbagi atas tiga jenis yaitu
bibit yang pemenuhannya petani harus membeli terdiri dari kakao, kopi, karet dan jagung, bibit yang pemenuhannya petani harus menanam sendiri dengan
menggunakan polibag terdiri dari kakao, karet, kopi, aren, dan cengkeh. Dan ada pula bibit yang tumbuh sendiri terdiri dari durian, aren, kemiri, pinang, pete,
kelapa, jengkol dan asam gelugur. Besarnya biaya bibit yang dikeluarkan petani
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Rata –Rata Biaya Bibit Pada Usahatani Polikultur per Petani dan per Hektar
Biaya Bibit Rata – Rata biaya Per
Petani Rp Rata- rata biaya per hektar
Rp
Strata I
193.794 555.011
II 219.429
374.677
III
655.667 588.163
Total Rataan 292.150
519.564 Sumber : Data Primer Diolah, Sambungan 2, Lampiran 1a dan lampiran 1b
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rata – rata biaya bibit yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani pola polikultur adalah Rp. 193.794,-per Petani atau
Rp.555.011,- per hektar untuk petani sampel strata I, Rp.219.429,- per petani atau Rp.374.677,- per hektar untuk petani sampel strata II, Rp. 655.667,- per petani
atau Rp.588.163,- per hektar untuk petani sampel strata III dan rata-rata biaya bibit secara keseluruhan per 30 sampel yaitu sebesar Rp. 292.150,- per petani
atau Rp.519.564,- per Hektar. .
Pupuk
Pupuk adalah bahan kimia maupun bahan organik yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, dalam penelitian ini ada beberapa jenis pupuk yang
digunakan yaitu Urea, Ponska, SP36, TSP, KCl, kompos, SS, sofluna dan lain- lain. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa dalam hal pemupukan
petani di daerah penelitian ada yang memupuk tanaman mereka dan ada juga petani yang tidak memupuk tanaman mereka dan bagi mereka yang memupuk
tanamannya tidak semua jenis tanaman dipupuk ada beberapa tanaman yang sering dipupuk yaitu kakao, kopi, karet, jagung dan cengkeh. Besarnya biaya
pupuk yang dikeluarkan dalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Rata –Rata Biaya Pupuk Pada Usahatani Polikultur per Petani per Tahun dan per Hektar per Tahun
Biaya Pupuk Rata – Rata Per Petani per
Tahun Rp Rata – Rata Per hektar per
tahun Rp
Strata I
660.000 1.997.746
II 671.429
1.036.292 III
4.051.667 3.580.022
Total Rataan 1.341.000
2.089.862 Sumber : Data Primer Diolah, Sambungan 2 Lampiran 2 dan lampiran 2b.
Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa rata- rata biaya pupuk yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani pola polikultur yaitu Rp. 660.000,- per
petani per tahun atau Rp.1.997.746,- per hektar per tahun untuk petani sampel strata I, Rp. 671.429,- per petani per tahun atau Rp.1.036.292,- per hektar per
tahun untuk petani sampel strata II, Rp. 4.051.667,- per petani per tahun atau Rp.3.580.022,- per hektar per tahun untuk petani sampel strata III dan rata-rata
biaya pupuk yang harus dikeluarkan secara keseluruhan per 30 sampel yaitu Rp. 1.341.000,- per petani per tahun atau Rp. 2.089.862,- per hektar per tahun.
Pestisida
Pestisida adalah obat-obatan yang biasa digunakan petani untuk membunuh hama dan penyakit pada tanaman. Biaya pestisida merupakan biaya
keseluruhan dari penggunaan obat- obatan pertanian untuk semua komoditi yang
ada dalam lahan milik petani. jenis pestisida yang digunakan adalah gromoxone,
basmilang, matador, pelita dan durban. Besarnya biaya pestisida yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Rata –Rata biaya Pestisida Pada Usahatani Polikultur per Petani per Tahun dan per Hektar per Tahun.
Biaya Pestisida Rata – Rata Per Petani per
Tahun Rp Rata – Rata per Hektar per
Tahun Rp
Strata I
166.471 476.095
II 225.000
323.567
III
524.833 465.325
Total Rataan 251.800
438.351 Sumber : Data Primer Diolah, Sambungan Lampiran 3a dan lampiran 3b.
Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata- rata biaya pestisida yang harus dikeluarkan oleh petani dalam usahatani pola polikultur adalah Rp. 166.471,- per
petani per tahun atau Rp. 476.095,- per hektar per tahun untuk petani sampel strata I, Rp. 225.000,- per petani per tahun atau Rp.323.567,- per hektar per tahun
untuk petani sampel strata II, Rp. 524.833,- per petani per tahun atau Rp.465.325,- per hektar per tahun untuk petani sampel strata III dan rata- rata biaya pestisida
secara keseluruhan per 30 sampel yaitu Rp. 251.800,- per petani per tahun atau Rp.438.351,- per hektar per tahun.
b. Komponen Biaya Tenaga Kerja