Pertambangan dan Penggalian PERANAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008 - 2011 4 5 berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian selain tersebut di atas. Termasuk dalam sub sektor penggalian adalah komoditi garam kasar. Output garam kasar 2000 atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan menggeser output tahun 1990 menjadi output tahun 2000 menggunakan indeks pertumbuhan penduduk 2000 1990 = 100. NTB atas dasar konstan 2000 diperoleh dengan mengalikan output tersebut dengan rasio NTB output tahun 2000. Output harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara ouput atas dasar harga konstan 2000 dengan indeks HPB garam 2000 =100. Dengan mengalikan output atas dasar harga berlaku tersebut dengan rasio NTB terhadap output pada masing-masing tahun, diperoleh NTB atas dasar harga berlaku. Output komoditi penggalian lainnya atas dasar harga konstan 2000 diestimasi melalui pergeseran output tahun 1993 menjadi output tahun 2000, dengan menggunakan perubahan output sektor bangunan atas dasar harga konstan 1993 = 100. Lalu output ini dikalikan dengan rasio NTB terhadap output tahun 2000 sehingga diperoleh NTB atas dasar harga konstan 2000. Output harga berlaku diperoleh setelah output atas dasar harga konstan 2000 dikalikan dengan indeks HPB penggalian 2000 = 100. Selanjutnya untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku, output ini dikalikan dengan rasio NTB terhadap output pada masing-masing tahun.

1.3. Industri Pengolahan

Industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yatu kelompok industri pengolahan minyak dan gas bumi dan kelompok industri pengolahan tanpa migas. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008 - 2011 4 6 Penghitungan output untuk kelompok industri pengolahan minyak dan gas menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga untuk masing -masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan digunakan cara revaluasi, yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar 2000. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari output atas dasar harga berlaku dikalikan dengan rasio nilai tambah bruto untuk masing- masing tahun, sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio nilai tambah bruto pada tahun dasar. Sejak tahun 1993 industri pengolahan tanpa migas dihitung menurut dua digit kode Klasifikasi Lapangan Usaha Industri KLUI yaitu industri makanan, minuman dan tembakau 31; industri tekstil, pakaian jadi dan kulit 32; Industri kayu, bambu dan rotan 33; industri kertas dan barang dari kertas 34; industri kimia dan barang -barang dari kimia dan karet 35; industri barang galian bukan logam 36; industri logam dasar 37; industri barang dari logam, mesin peralatannya 38; dan industri pengolahan lainnya 39. Pada Industri Besar Sedang, metode penghitungannya menggunakan pendekatan produksi, dimana pertama kali output dihitung lebih dahulu, kemudian setelah dikurangi dengan biaya antara diperoleh nilai tambah bruto. Pada prinsipnya metode estimasi yang digunakan baik pada seri lama maupun pada seri baru tidak berbeda, yaitu menggunakan cara inflasi untuk menghitung atas dasar harga berlaku dan cara ekstrapolasi untuk menghitung atas dasar harga konstannya. Baik output maupun nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang. Sedangkan pada Industri Kecil dan Rumah tangga pada prinsipnya cakupan dan definisi kegiatannya sama dengan cakupan dan defi nisi kegiatan Industri Besar Sedang. Perbedaannya terletak pada jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industri tersebut. Suatu perusahaan dikatakan sebagai