MENAKSIR NILAI PERSEDIAAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

2 Metode rata-rata Tgl Ket Dibeli Dipakai Persediaan Unit Cost Jumla h Uni t Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Jan 1 Persediaan 200 10 2.000 12 Pembelian 400 12 4.800 600 11,33 6800 17 Dijual 300 11,33 3.399 300 11,33 3.401 26 Pembelian 300 11 3.300 600 11,17 6.701 27 Dijual 200 11,17 2.234 400 11,17 4.467 28 Dijual 300 11,17 3.351 100 11,17 1.116 30 Pembelian 100 13 1.300 200 12,08 2.416

B. MENAKSIR NILAI PERSEDIAAN

Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis. Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.

1. Metode Harga Eceran

Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh: Harga Pokok Cost Harga Eceran Persediaan 1 Januari 2005 Rp 60.000 Rp 100.000 Pembelian Januari 2005 Rp 540.000 Rp 900.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 600.000 Rp 1.000.000 Cost thd Harga Eceran= 600.000 : 1.000.000 x 100 = 60 Penjualan Rp 700.000 Persediaan akhir Rp 300.000 Nilai cost persediaan akhir = 60 x Rp 300.000 = Rp 180.000

2. Metode Laba Kotor

Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui -nya. Jika belum diketahui, laba kotornya digunakan laba kotor tahun-tahun sebelumnya. Misalkan persediaan awal tahun 2005 Rp 100.000 pembelian selama bulan Januari Rp 1.200.000 dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar Rp 90.000 dan laba kotor 20 dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut: Persediaan 1 Januari 2005 Rp 100.000 Pembelian Januari 2005 Rp 1.200.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 1.300.000 Penjualan Rp 900.000 Laba Kotor 20 x Rp 900.000 Rp 180.000 Harga pokok barang yang dijual Rp 720.000 Persediaan akhir Rp 580.000

C. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA