15
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Wilayah
4.1.1 Kondisi Kemiskinan
Menurut Mudrajad Kuncoro 1997, Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: Pertama, kemiskinan absolut, yaitu sejumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing – masing golongan pendapatan.
Dalam penelitian ini kondisi kemiskinan dapat dilihat dari banyaknya jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk yang hidup berada di bawah garis kemiskinan, yang ada di Provinsi
Jawa Tengah Periode 2000 – 2007. Gambar 4.1 memperlihatkan kondisi kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah
Gambar 4.1 JUMLAH PENDUDUK MISKIN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2000 – 2007 000 jiwa
Sumber : BPS, Jawa Tengah Dalam Angka, berbagai tahun
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2000 hingga tahun 2007, jumlah penduduk miskin tertinggi terjadi di tahun 2002, lalu yang relatif tinggi juga
terjadi di tahun 2006. Lalu jumlah penduduk terendah terjadi di tahun 2000 Perubahan tinggi rendahnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah bisa
disebabkan oleh banyak hal diantaranya adanya perubahan baik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, adanya bencana alam, dan sebagainya.
6,000,000 6,500,000
7,000,000 7,500,000
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin
16
4.1.2 Kependudukan
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Indonesia Susenas tahun 2007, jumlah penduduk Jawa tengah tercatat sebesar 32,38 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah penduduk
Indonesia. Ini menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah penduduk
perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki – laki. Ini ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin rasio jumlah penduduk laki – laki terhadap perempuan sebesar 98,53.
Penduduk Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Umumnya penduduk banyak menumpuk di daerah kota dibandingkan kabupaten.
Secara rata – rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 1002 jiwa setiap kilometer persegi, dan wilayah terpadat adalah Kota Surakarta dengan tingkat kepadatan
sekitar 12 ribu orang setiap kilometer persegi. Jumlah rumah tangga mengalami penurunan dari 8,48 juta pada tahun 2006 menjadi
8,45 juta pada tahun 2007 atau berkurang sebesar 0,29 persen. Namun demikian rata – rata penduduk per rumahtangga sedikit mengalami peningkatan. Tahun 2007 rata – rata penduduk
per rumahtangga di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,9 jiwa.
4.2 Analisis Ketimpangan