2.6 Peralatan Pemancangan Driving Equipment
Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah digunakan alat pancang. Pada dasarnya alat pancang terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Drop hammer
2. Single - acting hammer
3. Double - acting hammer
Bagian - bagian yang paling penting pada alat pancang adalah pemukul hammer, leader, tali atau kabel dan mesin uap.
2.7 Hidrolik Sistem
Hidrolik Sistem adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hydraulic jacking foundation system, dimana sistem ini
telah mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom, China dan New Zealand.
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan
sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang grip tiang, kemudian tiang ditekan ke
dalam tanah. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
Penempatan sistem penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang yang cukup presisi dan
akurat. Ukuran diameter piston mesin hydraulic jack tergantung dengan besar kapasitas daya dukung mesin tersebut. Sebagai pembebanan, ditempatkan balok
–
Universitas Sumatera Utara
balok beton atau plat – plat besi pada dua sisi bantalan alat yang pembebanannya
disesuaikan dengan muatan yang dibutuhkan tiang. Keunggulan teknologi hidrolik sistem ini yang ditinjau dari beberapa segi,
antara lain adalah : 1.
Bebas getaran Bila suatu proyek yang akan dikerjakan berdampingan dengan bangunan,
pabrik atau instansi yang sarat akan peralatan instrumentasi yang sedang bekerja, maka teknologi hydraulic jacking system ini akan menyelesaikan
masalah wajib bebas getaran terhadap instalasi yang ada tersebut. 2.
Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan Teknologi pemancangannya bersih dari asap dan partikel debu jika
menggunakan drop hammer serta bebas dari unsur berlumpur jika menggunakan bore piles. Karena sistem ini juga tidak bising akibat suara
pukulan pancang seperti pada drop hammer, maka untuk lokasi yang membutuhkan ketenangan seperti rumah sakit, sekolah dan bangunan di
tengah kota, teknologi ini tidak akan membuat lingkungan sekitarnya terganggu. hydraulic jacking system ini juga disebut dengan teknologi
berwawasan lingkungan environment friendly. 3.
Daya dukung aktual pertiang diketahui Seperti kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah pondasi yang akan
dibangun umumnya terdiri dari lapisan – lapisan yang berbeda ketebalannya,
jenis tanah maupun daya dukungnya. Dengan hydraulic jacking system, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan dimonitor langsung dari manometer
Universitas Sumatera Utara
yang dipasang pada peralatan hydraulic jacking system sepanjang proses pemancangan berlangsung.
4. Harga yang ekonomis
Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan ekstra penahan impack pada kepala tiang seperti pada tiang pancang
umumnya. Disamping itu, dengan sistem pemancangan yang simpel dan cepat menyebabkan biaya operasional yang lebih hemat.
5. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat
hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen
sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.
Kekurangan dari teknologi, hydraulic jacking system antara lain adalah : 1.
Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat
pemancangan. 2.
Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur biasanya pada areal tanah timbunan.
3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 360 ton dan saat
permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang.
Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja.
Universitas Sumatera Utara
4. Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit lambat, proses pemindahannya
relatif lama untuk pemancangan titik yang berjauhan.
Metode Kerja Pondasi Tiang Pancang Sistem Tekan Hydraulic Static Pile Driver 1.
Koordinasikan dengan pemberi tugas kontraktor mengenai urutan-urutan kerjaprioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian
pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapai produktivitas yang terbaik.
2. Tentukantetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan Uitzet agar tidak terjadi kerancuan dalam membedakan titik-titik pemancangan dengan as
bangunan atau titik-titik bantu lainnya. 3.
Untuk menghindarkan terjadi pergeseran as tiang dari koordinat yang telah ditentukan maka gunakan titik bantu reference point selama proses
penekanan tiang kedalam tanah. Lakukan pengukuran as tiang terhadap titik bantu pada kedalaman 2 meter dengan menggunakan waterpass, apabila
terjadi penyimpangan jarak antara as tiang dan as titik bantu, apabila posisi tiang yang tertanam masih dapat dilakukan pengangkatanpencabutan dan
posisikan kembali as tiang tepat pada koordinat yang telah ditentukan. 4.
Check verticality tiang setiap kedalaman 50 cm sd kedalaman 2 meter. verticality tiang, posisi vertikal tiang.
5. Proses awal dari pemasangan tiang dengan sistem tekan, posisikan alat HSPD
unit pada koordinat yang ditentukan, cek keadaan HSPD unit dalam keadaan rata dengan bantuan “alat nivo” yang terdapat dalam ruangan operator
Universitas Sumatera Utara
dibantu dengan alat waterpass yang diletakkan diposisi chasis panjang Long- Boat
. 6.
Selanjutnya setelah kondisi HSPD unit tepat pada posisinya, tiang yang telah diberi marking skala panjang tiap tiang 500 mm dimasukkan kedalam alat
penjepit Clamping-Box, kemudian posisikan tiang tepat pada koordinat yang telah ditentukan, kontrol posisi tiang pada arah tegak dengan bantuan
waterpass . Setelah semuanya terpenuhi selanjutnya dilakukan penjepitan
tiang dengan tekanan maksimum ± 20 Mpa dibaca pada manometer di kabin operator.
7. Setelah penjepitan pada uraian nomor 5 dilakukan, kemudian lakukan
penekanan tiang dengan menggunakan 2 Cylinder Jack, selanjutnya dilakukan penekanan dengan menggunakan 4 Cylinder Jack, sampai
mencapai daya dukung yang diinginkan. Dalam proses pemancangan tiang tersebut harus dicatat Pilling Record tekanan yang timbul vs kedalaman
tiang tertanam. Selama proses pemancangan tersebut lakukan pengukuran kembali posisi as tiang terhadap titik bantu. tiap 2 meter kedalaman tiang
tertanam 8.
Apabila dalam proses pemancangan tiang ternyata tiang tersebut tidak dapat ditekan lagi, sehingga mengakibatkan tiang terdapat sisa diatas permukaan
tanah, maka tiang tersebut harus dipotong rata tanah untuk memberikan jalan kerja bagi HSPD unit untuk berpindah ketitik yang lain.
9. Setelah proses tersebut dilakukan secara benar, kemudian lakukan
pengukuran ulang posisi tiang, sehingga apabila terjadi pergeseran as tiang
Universitas Sumatera Utara
terpasang dan rencana dapat segera diketahui, yang selanjutnya akan di buatkan keputusan cara-cara perbaikan dari pergeseran.
2.8 Kapasitas Daya Dukung 2.8.1 Kapasitas daya dukung tiang dari data sondir