2.3. Perpindahan Kalor Didalam Evaporator
a. Koefisien Perpindahan Kalor
Faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan kalor adalah kecepatan aliran fluida atau benda yang akan didinginkan, disamping itu makin
besar luas bidang benda yang hendak diinginkan atau dekat dengan bidang pendingin juga mempengaruhi koefisien perpindahan kalor. Untuk temperatur
penguapan refrigeran, temperatur benda atau fluida yang akan didinginkan akan dipengaruhi oleh kecepatan aliran dari zat yang hendak didinginkan. Di dalam
evaporator, banyaknya perpindahan kalor dihitung berdasarkan perbedaan rata- rata temperatur, makin besar perbedaan temperatur, makin kecil ukuran penukar
kalor luas bidang perpindahan kalor yang bersangkutan, namun dalam hal tersebut diatas, temperatur penguapannya menjadi rendah.
b. Kapasitas Q Pendingin di dalam Evaporator
Kapasitas suatu mesin pendingin ialah kemampuan mesin tersebut untuk menyerap panas dari benda yang didinginkan, umumnya dinyatakan dalam
Kkaljam atau Btujam. Satuan lain yang sering dipakai ialah Ton Of Refrigeration TR atau Refrigeration Ton RT. Satuan ini dihitung berdasarkan panas
pencairan 1 ton es selama 24 jam.[3]. Dimana tiap 1 lb es yang mencair membutuhkan panas 144 btu, maka :
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas mesin pendingin pada umumnya ditentukan tiga hal, yaitu; jumlah refrigeran yang diuapkan tiap jam, temperatur penguapan refrigeran
didalam evaporator, jenis refrigeran yang digunakan.
2.4. Jenis Evaporator
Berdasarkan bentuk dan permukaan koilnya, evaporator dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Evaporator Pipa Telanjang Bare Tube Evaporator
2. Evaporator Pelat Plate Surface Evaporator
3. Evaporator Bersirip Finned Evaporator
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, evaporator dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Evaporator jenis expansi kering
Cairan refrigeran yang diexpansikan melalui katup expansi pada waktu masuk ke evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap,
sehingga keluar dari evaporator dalam kering. Karena sebagian besar evaporator terisi oleh uap refrigeran , maka
perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan keadaan dimana refrigeran dimana evaporator terisi oleh refrigeran cairan.
Evaporator jenis ini tidak memerlukan cairan refrigeran dalam jumlah yang besar, disamping itu jumlah minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat
kecil. Jumlah refrigeran yang masuk kedalam evaporator dapat diatur oleh
katup expansi sehingga semua refrigeran meningggalkan evaporator dalam bentuk uap jenuh, dan bahkan dalam keadaan superpanas.
Universitas Sumatera Utara
2. Evaprator jenis super basah
Evaporator jenis setengah basah adalah evaporator dengan kondisi refrigeran diantara diantara evaporator jenis expansi kering dan evaporator jenis
basah. Dalam evaporator jenis ini, selalu terdapat refrigeran cair dalam pipa penguapnya. Oleh karena itu, laju perpindahan kalor dalam evaporator jenis
setengah basah lebih tinggi dari pada yang dapat diperoleh pada jenis expansi kering, tetapi lebih rendah dari pada yang diperoleh pada jenis basah.
Pada jenis basah expansi kering, refrigeran masuk dari bagian atas dari koil sedangkan pada evaporator jenis setengah basah, refrigeran dimasukkan
dari bagian bawah koil evaporator. 3.
Evaporator jenis basah Dalam evaporator jenis basah, sebagian dari jenis evaporator terisi
oleh cairan refrigeran. Proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap. Gelelmbung refrigeran yang terjadi karena pemanasan akan naik, pecah pada
permukaan cair atau terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam akumulator yang memisahkan uap dari cairan maka refrigeran
yang ada dalam bentuk uap sajalah yang masuk ke dalam kompresor. Bagian refrigeran cair yang dipisahkan di dalam akumulator akan masuk kembali ke
dalam evaporator bersama – sama dengan refrigeran cair yang berasal dari kondensor.
Tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran. Cairan refrigeran menyerap kalor dari fluida yang hendak didinginkan air larutan garam, yang
mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian atas dari evaporator sebelum masuk ke kompresor. Tinggi permukaan cairan refrigeran
Universitas Sumatera Utara
yang ada di dalam evaporator diatur oleh pelampung. Jumlah refrigeran yang dimasukkan ke dalam tabung evaporator di sesuaikan dengan beban pendingin.
2.5. Adsorpsi