Hipotesis Sapi Bali RESPON KECEPATAN TIMBULNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI BALI SETELAH DUA KALI PEMBERIAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α

8 sangat penting. Oleh karena itu, sapi pada paritas yang berbeda pasti akan memiliki daya reproduksi yang berbeda. Daya reproduksi dapat dilihat melalui respon fisioligis ternak. Respon fisiologis yang dapat dilihat antaranya melalui kecepatan timbulnya estrus dan lama estrus. Menurut penelitian Belli 1990, kecepatan timbulnya estrus setelah penyuntikan PGF2α secara intramuskuler pada sapi Bali bervariasi antara 21,6--67,84 jam. Menurut AKK 1995 dan Partodihardjo 1980, sapi dara umumnya mengalami masa estrus lebih singkat daripada sapi yang lebih dewasa. Pernyataan ini didukung oleh Salibury dan Van Demark 1984, yang menyatakan bahwa rata- rata lama estrus sapi dewasa adalah 19,3 jam sedangkan pada sapi dara adalah 16,1 jam. Hasil penelitian Maliawan 2002 juga menunjukkan bahwa rata-rata lama estrus sapi Bali paritas 1 adalah 16,87 jam, paritas 2 adalah 17,33 jam, dan pada paritas 3 adalah 17,42 jam.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah paritas dapat memengaruhi kecepatan timbulnya estrus dan lama estrus sapi Bali setelah dua kali pemberian prostaglandin F2α PGF2α. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Bali

Sapi Bali Bibos sondaicus yang ada saat ini diduga berasal dari hasil domestikasi banteng liar Bibos banteng. Proses domestikasi sapi Bali itu terjadi sebelum 3.500 SM di Indonesia. Payne dan Rollinson 1973 menyatakan bahwa asal mula sapi Bali adalah dari Pulau Bali mengingat tempat ini merupakan pusat distribusi sapi Bali di Indonesia. Menurut Williamson dan Payne 1993, bangsa sapi Bali memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut Phylum : Chordata Subphylum :Vertebrata Class : Mamalia Sub class : Theria Infra class : Eutheria Ordo : Artiodactyla Sub ordo : Ruminantia Infra ordo : Pecora Family : Bovidae Genus : Bos cattle 10 Group : Taurinae Spesies : Bos sondaicus bantengsapi Bali Menurut Hardjosubroto 1994, sapi Bali mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 1. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12--18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha pantat, bagian bawah perut, keempat kaki bawah white stocking sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. 2. Kaki di bawah persendian telapak kaki depan articulatio carpo metacarpeae dan persendian telapak kaki belakang articulatio tarco metatarseae berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval white mirror. Bulu sapi Bali dapat dikatakan bagus halus pendek-pendek dan mengkilap. 3. Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang. 4. Badan padat dengan dada yang dalam. 5. Tidak berpunuk dan seolah-olah tidak bergelambir. 6. Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau. 7. Pada tengah-tengah punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor. 8. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. 9. Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam. 11

B. Reproduksi Sapi Bali

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN PADA SAPI BALI YANG DISINKRONISASI ESTRUS DENGAN DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F 2 α (PGF 2 α )

2 48 34

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN SAPI PERANAKAN ONGOLE YANG DISINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α)

1 17 32

RESPON KECEPATAN TIMBULNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI BALI SETELAH DUA KALI PEMBERIAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α

0 36 32

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA PENGENCER SKIM KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BALI

2 25 50

PENGARUH CARA PEMBERIAN KONSENTRAT-HIJAUAN TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN PERFORMA SAPI PERANAKAN SIMENTAL

0 4 52

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SUPER ACI

0 0 6

RESPONS ESTRUS SAPI RESIPIEN FH YANG DISINKRONISASI DENGAN HORMONE GnRH, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN ESTRUS RESPONSE OF FH COWS RECIPIENT AFTER SYNCHRONIZED WITH GnRH HORMONE, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN

0 0 10

PENGGUNAAN PREPARAT PROGESTERON DAN HORMON GnRH DALAM PENENTUAN ESTRUS PADA PROGRAM SUPEROVULASI SAPI LIMOSIN USING PREPARATE PROGESTERONE AND HORMONE PROGESTERONE GnRH IN THE DETERMINATION OF ESTRUS IN CATTLE LIMOUSINE SUPEROVULATION PROGRAM

0 1 10

23 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN FERMENTASI URIN SAPI

0 1 7

RESPON ESTRUS DOMBA GARUT BETINA PADA PERLAKUAN LASERPUNTUR DENGAN FASE REPRODUKSI YANG BERBEDA

0 0 6