Transaksi Ekspor Impor Berdasarkan Sales Contract

perjanjiankontrak dagang antara eksportir dengan importir atas dasar kesepakatan untuk membuat dan menandatangani sales contract kontrak penjualan. Berdasarkan hal diatas, dalam bab 4 hasil penelitian ini akan diuraikan bagaimana terjadinya transaksi ekspor impor berdasarkan sales contract, pelaksanaan pembayaran, wanprestasi dan tanggung jawab pihak bank dalam pembayaran dengan menggunakan standby LC sebagai alat pembayaran transaksi ekspor impor.

1. Transaksi Ekspor Impor Berdasarkan Sales Contract

Persiapan yang harus ada untuk diterbitkannya LC adalah kesepakatan antara seller dan buyer untuk membuat dan menandatangani kontrak penjualan sales contract. Sales contract yang sudah disepakati bersama, kemudian disahkan dengan penandatangan oleh masing-masing pihak antara penjual dan pembeli. Pelaksanaan transaksi bisnis didasarkan pada ketentuan-ketentuan atau syarat- syarat yang ada di dalam sales contract dibuat secara rinci, di dalamnya ditulis mengenai syarat perjanjian, cara pembayaran, dokumen-dokumen yang harus disertakan dan cara pelaksanaan penyerahan barang. Perjanjian perdagangan internasional, eksportir dan importir menyepakati jenis dari kredit berdokumen yang akan digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari transaksi yang dilakukan. Salah satu bentuk khusus dari kredit berdokumen adalah dengan standby LC. Sehingga dalam sales contract dinyatakan bahwa cara pembayaran yang akan digunakan adalah dengan standby LC. Berdasarkan Pasal 3 UCP 600, LC berlaku bukan hanya terhadap barang tetapi juga terhadap jasa services andor other performance. Hal ini karena umumnya LC bermuara pada transaksi perdagangan barang secara internasional, namun khusus standby LC bermuara pada tidak terwujudnya transaksi jasa internasional. LC merupakan dokumen kontrak, namun kedudukan LC sebagai kontrak dan kontrak jual beli bersifat terpisah atau independen. Hal ini dapat diketahui berdasarkan aplikasi permohonan pembukaan LC dan pelaksanaan pembayarannya. Berdasarkan aplikasi permohonan pembukaan LC, opening bank tidak meminta atau mensyaratkan diperlihatkannya sales contract dari pemohon. Namun, dalam pelaksanaan pembayarannya, opening bank hanya memeriksa apakah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam LC telah terpenuhi. Hal ini diatur dalam Pasal 4 UCP 600 sebagai berikut. “ A credit by its nature is a separate transaction from the sale or other contract on which it may be based and banks are in no way concerned with or bound by such contract, even if any reference whatsoever to it is included in the credit. Consequently, the undertaking of a bank to honour, to negotiate or to fulfil any otherobligation under the credit is not subject to claims or defences by the applicant resulting from its relationships with the issuing bank or the beneficiary. A beneficiary can in no case avail itself of the contractual relationships existing between banks or between the applicant and the issuing bank. An issuing bank should discourage any attempt by the applicant to include, as an integral part of thecredit, copies of the underlying contract, proforma invoice and the like”. Berdasarkan ketentuan tersebut, tidak adanya hubungan antara sales contract atau jual beli LC, maka eksportir tidak dapat meminta opening bank untuk tidak melakukan pembayaran dengan alasan barang yang dikirim kepada eksportir oleh importir tidak sesuai dengan kontrak. Hal ini karena bank lebih berkepentingan terhadap dokumen-dokumen yang tercantum didalamnya dan bukan dengan barang-barang.

2. Pelaksanaan Pembayaran Standby LC