Transaksi Letter Of Credit Ekspor dan Pe

SKRIPSI PERANAN BANK DALAM PENANGANAN, PENYELESAIAN TRANSAKSI LETTER OF CREDIT EKSPOR, DAN PENERAPAN PERATURAN UNIFORM CUSTOMS AND PRACTICE FOR DOCUMENTARY CREDIT DI INDONESIA

  PADA PT. BANK “X” (Persero), Tbk.

  Laporan Penelitian Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana Terapan Politeknik Negeri Jakarta

  Oleh

NADIA LAVENSKA NIM : 4413060020 PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2014

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

  Nama Penyusun

  : Nadia Lavenska

  Nomor Induk Mahasiswa

  Jurusan Program Studi

  : Akuntansi Keuangan dan Perbankan

  Judul Skripsi

  : Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter Of Credit Ekspor, dan Penerapan Peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.

  Telah disetujui oleh :

  Depok, 21 Agustus 2014

  Depok, 21 Agustus 2014

  Pembimbing I

  Pembimbing II

  Frianto Pandia, S.E., M.M.

  Elisabeth Yansye Metekohy, S.E., M.Si.

  NIP: 196006241991031002

  NIP: 196002221990032001

  Mengetahui: Depok, 21 Agustus 2014

  Ketua Jurusan Akuntansi

  R. Elly Mirati, S.E.,M.M. NIP : 119611222199102001

  ii

LEMBAR PENGESAHAN

  Skripsi ini diajukan oleh: Nama

  : Nadia Lavenska

  NIM

  Program Studi : Sarjana Terapan Keuangan dan Perbankan Judul Skripsi : Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter

  Of Credit Ekspor, dan Penerapan Peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.

  Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta

DEWAN PENGUJI

  Ketua penguji : .............................................. (..................................) Penguji 1

  Ditetapkan di : Depok Tanggal

  iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Nadia Lavenska, menyatakan bahwa skripsi dengan judul Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi

  Letter Of Credit Ekspor, dan Penerapan Peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero),

  Tbk. adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, danatau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

  Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah- olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Politeknik batal saya terima.

  Depok, Agustus 2014 Penulis,

  Nadia Lavenska NIM 4413060020

  iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

  Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

  Nama

  : Nadia Lavenska

  NIM

  Program Studi : Sarjana Terapan Keuangan dan Perbankan Jurusan

  : Akuntansi

  Jenis Karya : Skripsi

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas karya ilmiah sayan yang berjudul Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi

  Letter Of Credit Ekspor, dan Penerapan Peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero),

  Tbk. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).

  Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak menyimpan, mengalihmediamemformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulispencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Depok, Agustus 2014 Penulis

  Nadia Lavenska NIM 4413060020

  v

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini dengan judul “Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter Of Credit Ekspor, dan Penerapan Peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan dan memenuhi persyaratan dalam kelulusan Program Pendidikan Sarjana Terapan Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Keuangan dan Perbankan pada Jurusan Akuntansi.

  Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam prosesnya tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

  1. Ibu R. Elly Mirati, S.E, M.M. selaku ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta.

  2. Bapak Frianto Pandia, S.E, M.M. selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Sarjana Terapan dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan mengenai isi materi penulisan dan telah memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat.

  3. Ibu Elisabeth Yansye Metekohy, S.E., M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan secara teknis dalam penulisan sehingga nantinya masih dapat bermanfaat.

  4. Segenap staf Pengajar Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Jakarta.

  5. Bapak Rori Achir selaku Trade Processing Export Departement Head yang telah memberikan kesempatan hingga penulis dapat melakukan pelatihan kerja lapangan serta Bapak Yusuf Wibisono dan Kak Jusep selaku pembimbing selama penulis riset di PT. Bank “X” - Central Operations Group - Trade Processing Export Departement, Jakarta Pusat.

  vi

  6. Orang tuaku Elly Miriati Tanjung, S.E (ibu) yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang, semangat serta dukungan, dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi.

  7. Seluruh keluarga besar tersayang Paman, Bibi, Kakak, dan Adik yang sudah sangat mendukung penulis dan memberikan doa.

  8. Seluruh teman-teman dan seluruh teman-teman di Jurusan Akuntansi yang selama ini saling mendukung dalam menjalani kegiatan perkuliahan hingga proses pembuatan Skripsi.

  9. Getar Jabbar, someone special – 20 darlooo yang telah memberikan kasih sayang, pengertiannya dan semangat serta dukungan selama penyusunan Skripsi ini.

  Penulis menyadari sungguh banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

  Depok, Agustus 2014

  Penulis

  vii

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan bank dalam menangani dan menyelesaikan transaksi LC Ekspor di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero),

  Tbk yang mana ada umumnya letter of credit (LC) digunakan untuk membiayai kontrak penjualan barang jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik dalam melakukan transaksinya. Dengan kata lain LC merupakan fasilitas yang digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional, tetapi LC bukan merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan. Dalam proses pelaksanaan transaksi LC hampir semua bank mengharuskan agar penggunaan LC tunduk pada UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary Credit) yang merupakan seperangkat ketentuan yang berlaku universal terhadap setiap LC.

  Penelitian ini bersifat normatif yang dilakukan dengan berdasarkan pada penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Data yang diperoleh dari penelitian lapangan adalah data primer dan data yang dikumpulkan melalui kuesioner sedangkan dalam penelitian kepustakaan adalah data sekunder yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai responden yaitu kepala divisi Trade Processing Export pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk serta staf pelaku kegiatan Ekspor pada bank tersebut. Laporan hasil penelitian ini bersifat desktiptif analitif, hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu lalu kemudian dideskripsikan.

  Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui peranan bank dalam menangani transaksi LC Ekspor di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk. Untuk mengetahui peranan bank dalam penyelesaian transaksi LC Ekspor di Indonesia dan penyelesaian bila ada masalah yang akan timbul dikemudian hari pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk. Untuk mengetahui penerapan peraturan Uniform Custims and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) dalam pembayaran transaksi dengan menggunakan LC.

  viii

ABSTRACT

  This study aims to determine the role of banks in handling and completing the transaction LC Exports in Indonesia at PT. Bank "X" (Persero), Tbk which there is generally a letter of credit (LC) is used to finance the sale of goods contract distance between buyers and sellers who do not know each other very well in doing transactions. In other words, the LC is a facility used to finance international trade transactions, but the LC is not a guarantee or securities that are transferable. In the implementation process of LC almost all banks require that the use of LC subject to UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary Credit) which is a set of provisions that apply universally to any LC.

  This study was conducted with the normative is based on library research and field research. Data obtained from field research is primary data and data collected through the questionnaire while in the research literature is secondary data carried out by studying these materials. The research was conducted by interviewing the head of the Export Processing Trade division at PT. Bank "X" (Persero), Tbk and staff at the bank's export activities. Report the results of this study are desktiptif analitif, the research analyzed first and then described.

  The results of this study are as follows: To determine the role of banks in transactions dealing with the L C Exports in Indonesia at PT. Bank "X" (Persero), Tbk. To determine the role of banks in the settlement of L C exports in Indonesia and resolution when there is a problem that will arise in the future in PT. Bank "X" (Persero), Tbk. To determine the application of the Uniform regulations Custims and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) in the payment transaction by using the L C.

  ix

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Riset PT. Bank “X” (Persero), Tbk. Lampiran 2 Struktur Organisasi PT. Bank “X” (Persero), Tbk. Lampiran 3 Data Primer Kuesioner (Responden) Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Primer dengan Menggunakan SPSS version

  20 Lampiran 5 Tabel r (r table) Lampiran 6 Tabel t (t table) Lampiran 7 Tabel f (f table) Lampiran 8 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

  xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Suatu negara yang tidak mampu untuk memproduksi sendiri barang yang dibutuhkannya, maka negara tersebut harus mendatangkan barang itu dari negara lain. Ketidak mampuan itu mungkin timbul karena negara yang bersangkutan tidak mempunyai sumber alam yang dibutuhkannya atau terlalu mahal kalau memproduksi barang itu sendiri. Perdagangan antar negara, yaitu perdagangan antara suatu negara dengan negara lainnya, biasanya disebut sebagai perdagangan internasional (international trade).

  Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Dalam era perdagangan bebas dan keterbukaan pasar dunia yang semakin berkembang pada saat ini, maka kegiatan perdagangan luar negeri khususnya di bidang ekspor-impor menjadi bagian terpenting bagi pertumbuhan perekonomian suatu Negara. Untuk meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan internasional ini, maka di dalam negeri sendiri pun harus meningkatkan koordinasi dan keterpaduan gerak langkah antar pemerintah dan dunia usaha, agar dapat tercipta kondisi yang lebih baik, mendorong peningkatan produksi, investasi, dan perdagangan yang saling terpadu dan terkait secara lebih efisien dan produktif sehingga dapat memanfaatkan terbukanya perekonomian dunia secara optimal dan dapat menambah devisa Negara.

  Dalam rangka mengantisipasi dan memanfaatkan peluang dan tantangan globalisasi perdagangan internasional tersebut, maka hal utama dalam pembangunan perdagangan luar negeri adalah meningkatkan daya saing komoditas ekspor, meningkatkan struktur informasi usaha, mengembangkan sarana dan prasarana perdagangan, meningkatkan fasilitas kredit ekspor, meningkatkan

  Pada era ini pemerintah telah memberikan kelonggaran dalam dunia perbankan guna mengatur bunga bank untuk merangsang minat masyarakat dalam mengelola perusahaannya dan memberi peluang-peluang bagi para eksportir, barang apa saja yang dapat diperdagangkan dipasar internasional, dan upaya menghimpun dana dana lebih besar dari masyarakat didalam negeri yang terus dilakukan. Hal ini yang menyebabkan pemerintah terus memperbaiki, mewaspadai dan mengamati perkembangan moneter internasional dengan teliti dan sesegera mungkin mengadakan penyesuaian yang cepat. Kita juga mengetahui bahwa Indonesia saat ini belum bisa melepaskan diri dari kemelut pertentangan dalam menangani perdagangan internasional yang berpengaruh besar pada perkembangan moneter internasional seperti penyesuaian nilai mata uang diantara negara-negara maju. Karena itu pemerintah akan tetap cermat mengikuti perkembangan moneter internasional tersebut agar Indonesia tidak dirugikan. Dalam rangka itu, peranan pengawasan adalah instrumen penting yang perlu diketahui guna untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur ekspor yang tidak dilaksanakan secara sempurna akan mengakibatkan kerugian bagi negara atas devisa yang tertunda penerimaannya atau tidak dapat diterima sama sekali.

  Hubungan-hubungan dagang yang semakin beraneka ragam tersebut akan mendorong pula perkembangan cara-cara pembayarannya dalam penyelesaian kegiatan transaksi perdagangan internasional. Namun harus diakui bahwa cara pembayaran dengan uang tunai kurang begitu aman serta tidak efektif untuk pembiayaan transaksi besar seperti transaksi perdagangan internasional, Sebagai pengganti uang tunai dipergunakan sistem pembayaran dengan menggunakan wesel dalam transaksi-transaksi perdagangan internasional tersebut. Karena dengan menggunakan wesel maka akan menghemat waktu dan biaya yang dibebankan kepada pengusaha yang berdomisili negara yang berbeda. Untuk lalu lintas perdagangan didalam negeri, maka cara pembayarannya cukup dilakukan dengan pembayaran giro ataupun wesel.

1.2 Identifikasi Masalah

  Agar lalu lintas perdagangan internasional lebih efisien dan efektif maka diperlukannya peranan dari pihak Bank sebagai perantara untuk melakukan penyelesaian pembayaran atas perjanjian jual beli yang telah disepakati. Sehingga pada saat ini, Bank tidak lagi hanya dianggap sebagai tempat untuk menyimpan atau meminjam uang saja tetapi juga memegang peranan penting dalam pelaksanaan perdagangan internasional, Bank sudah menyediakan pelayanan jasa berupa pembukaan Letter of Credit (LC) atau yang dikenal sebagai dokumen kredit yang dapat digunakan dalam hal penyelesaian pembayaran yang berdasarkan kredit dokumenter. Yang mana di dalam hubungan perdagangan yang bersifat internasional tersebut menggunakan valuta asing sesuai dengan masing-masing negara terkait, oleh sebab itu untuk mempermudah pembayaran atas barang-barang yang diperjual belikan. Letter of Credit (LC) sebagai suatu instrumen dalam perdagangan internasional diatur secara internasional oleh Kamar Dagang Internasional (International Chambers of Commerce). Peraturan ini dituangkan dalam Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (dalam penelitian ini akan disingkat menjadi UCPDC 600).

  Peranan bank yang pertama sekali dalam transaksi perdagangan internasional adalah memproses pembukaan Letter of Credit (LC) untuk importir. Pembukaan Letter of Credit (LC) dilakukan melalui issuing bank atau opening bank atas amanat dari applicant. Apabila issuing bank telah menyetujui pembukaan LC, maka bank tersebut dapat membuka LC yang ditujukan kepada bank di tempat eksportir (advising bank) sesuai dengan yang disyaratkan dalam formulir pembukaan LC atau umumnya bank korespondennya. Advising bank inilah yang kemudian akan melakukan pembayaran atau akseptasi atau negosiasi atas dokumen-dokumen LC tersebut. Bank koresponden merupakan sebuah bank lain yang apabila antar kedua bank yang bersangkutan telah memiliki perjanjian kerjasama atau kesepakatan untuk saling mengamankan transaksi-transaksi yang disalurkan, hubungan kerjasama tersebut dapat sampai hubungan biasa saja antara lain tukar menukar tanda tangan dan test-key tanpa ada ikatan hubungan rekening (non depository correspondent) dan dapat juga sampai pada pemeliharaan hubungan rekening (depository correspondent). Demikianlah maka sebuah bank

  Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian ilmu mengenai ekspor-impor dalam hal penanganan dan penyelesaian transaksi LC ekspor, dengan mengerjakan Laporan Penelitian yang berjudul “Peranan Bank dalam

  Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter Of Credit Ekspor di Indonesia, dan Penerapan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.”

1.3 Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, penulis menetapkan batasan-batasan agar penelitian tidak menyimpang dan tetap fokus dari tujuan yang telah direncanakan semula sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Batasan-batasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Dalam penelitian ini, menjelaskan alur pembayaran perdagangan internasional khususnya kegiatan perdagangan dengan menggunakan Letter of Credit (LC).

  2. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pembayaran perdagangan internasional yang mengacu pada Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600).

  3. Dalam penelitian ini, kuisioner ditujukan kepada eksportir PT. Bank “X.

1.4 Rumusan Masalah

  Dari uraian diatas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang dapat diteliti sebagai berikut :

  1. Bagaimana peranan bank dalam menangani transaksi LC Ekspor di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk ?

  2. Bagaimana peranan bank dalam menyelesaikan transaksi LC Ekspor di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk ?

  3. Bagaimana penerapan peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) dalam pembayaran transaksi dengan menggunakan LC ?

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

  Adapun maksud dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui peranan bank dalam menangani transaksi LC Ekspor di Indonesia pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.

  2. Untuk mengetahui peranan bank dalam penyelesaian transaksi LC Ekspor di Indonesia dan penyelesaian bila ada masalah yang akan timbul dikemudian hari pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.

  3. Untuk mengetahui penerapan peraturan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) dalam pembayaran transaksi dengan menggunakan LC.

1.6 Manfaat Penelitian

  Berikut merupakan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini :

  1. Bagi Penulis : sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang didapat dalam pendidikan akademis yang bersifat teoritis dengan hal-hal yang bersifat praktek di lapangan.

  2. Bagi PT. Bank “X” : sebagai bahan masukan yang dapat dikembangkan untuk pembaharuan atau untuk perbandingan dengan proses yang pernah dilaksanakan.

  3. Bagi Politeknik : sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan kegiatan ekspor impor dalam perdagangan internasional yang mengacu pada Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) serta prosedur pembayaran dengan menggunakan LC.

  4. Bagi Pembaca : sebagai referensi tambahan untuk memperkaya pengetahuan mengenai ekspor impor.

1.7 Hipotesis Penelitian

  i. H1 : Bank memiliki peranan dalam menangani transaksi perdagangan

  internasional dengan menggunakan fasilitas LC.

  ii. H2 : Bank mampu menyelesaikan transaksi perdagangan internasional

  dengan menggunakan fasilitas LC.

  for Documentary Credit (UCPDC 600) dalam pembayaran transaksi dengan menggunakan LC.

  iv. H4 : Bank tidak memiliki peranan dalam menangani transaksi perdagangan

  internasional dengan menggunakan fasilitas LC. v. H5: Bank mampu menyelesaikan transaksi perdagangan internasional

  dengan menggunakan fasilitas LC. vi. H6 : Bank tidak harus patuh terhadap peraturan Uniform Custims and

  Practice for Documentary Credit (UCPDC 600) dalam pembayaran transaksi dengan menggunakan LC.

1.8 Kerangka Penelitian

  Berikut merupakan kerangka penelitian yang akan dilakukan :

  X1 Penanganan

  transaksi LC

  Peranan

  Penyelesaian transaksi LC

  Bank

  Ekspor

  X3

  Penerapan Peraturan Uniform Customs and

  Practice for Documentary Credit

  (UCPDC 600)

1.9 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi Laporan Penelitian yang disusun oleh penulis. Laporan Penelitian ini terdiri dari lima bagian dimana masing-masing bagian terdiri atas subbab yang berhubungan satu sama lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

  Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang pemilihan judul “Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter Of Credit Ekspor di Indonesia, dan Penerapan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk.” sebagai judul Laporan Penelitian, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan Laporan Penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  Dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori dan konsep yang berisikan gambaran umum tentang ekspor dan tinjauan umum tentang letter of credit (LC) yakni diantaranya pengertian, tujuan serta manfaat ekspor, ketentuan yang mengatur transaksi ekspor, sistematis pembayaran transaksi ekspor dengan menggunakan LC, pengertian LC, jenis-jenis LC dan prosedur pelaksanaan transaksi perdagangan internasional dengan menggunakan LC. BAB III METODE PENELITIAN

  Pada bab ini merupakan sajian yang memuat tentang langkah- langkah metode penelitian untuk mecapai tujuan penelitian. Bab ini secara menyeluruh memuat tentang metode pendekatan, spesifikasi penelitian, populasi dan metode sampling, metode pengumpulan data, metode penyajian data dan metode analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Dalam bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interprestasi hasil dan argumentasi terhadap hasil penelitian yang mengenai Peranan Bank dalam Penanganan, Penyelesaian Transaksi Letter Of Credit Ekspor di Indonesia, dan Penerapan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit pada PT. Bank “X” (Persero), Tbk. BAB V PENUTUP

  Merupakan bab akhir dalam penulisan Laporan Skripsi ini. Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang menjadi intisari dan hasil laporan terhadap pokok pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran berdasarkan hasil pengamatan penulis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Gambaran Umum Ekspor

2.1.1.1 Pengertian, Tujuan serta Manfaat Ekspor

  Pengertian ekspor berdasarkan Kebijakan Umum Dibidang Ekspor yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, dalam kegiatan ekspor ada beberapa pengertian yang perlu dipahami, antara lain :

  1. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean

  2. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah daratan, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zone Ekonomi Eksklusif dan Landasan Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

  3. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pelabuhan di Indonesia saat ini terdiri atas sekitar 333 pelabuhan dan 5 dari pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan pengendalian ekspor khusus di Indonesia yaitu pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Mas (Semarang), Makassar (Makassar) Belawan (Medan) yg telah ditetapkan oleh Direktorat Perhubungan Laut - Departemen Perhubungan yakni berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun 2007 sebagai perubahan atas

  Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus.

  4. Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan 4. Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

  5. Eksportir Terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  6. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang.

  7. Surveyor adalah lembaga yang melakukan barang ekspor di dalam daerah pabean yang ditunjuk oleh menteri keuangan.

  8. Konsilidator barang ekspor adalah badan usaha yang mengumpulkan barang ekspor sebelum dimasukkan ke kawasan pabean untuk dimuat ke atas sarana pengangkutan.

  9. Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang diekspornya hanya dapat dilakukan oleh Eksportir Terdaftar.

  10. Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perdagangan atau Pejabat yang ditunjuk setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

  11. Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak dapat diekspor.

  12. Barang yang bebas eskpornya adlaah barang yang tidak termasuk dalam kategori (9), (10), (11).

  Sedangkan pengertian ekspor menurut Michael P. Todaro (Professor of Economics at New York University) tahun 2007, yaitu :

  “ Ekspor adalah perdagangan yang memberikan rangsangan guna menimbulkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan timbulnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga yang efisien. Hasil yang diperoleh dari kegiatan

  mengekspor adalah berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau yang kita kenal sebagai devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pendapatan bagi suatu negara.”

  Pengertian ekspor menurut UU Republik Indonesia No.10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan menyebutkan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.

  Dengan adanya hubungan dagang antara negara satu dengan lainnya tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tujuan serta manfaat dari kegiatan ekspor, yaitu :

  1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih baik. Kegiatan tukar menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya memiliki tujuan memperoleh keuntungan, suatu negara berharap memperoleh harga yang lebih tinggi dibandingkan didalam negeri ketika menjual ke luar negeri dan sebaliknya suatu negara mengharapkan memperoleh harga yang lebih murah di luar negeri dibandingan membeli didalam negeri ketika membeli dari luar negeri. Selisih harga tersebut yang merupakan sumber pendapatan atau keuntungan bagi pelaku perdagangan internasional. Sehingga dapat meningkatkan devisa negara serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

  2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar yang telah ada di dalam negeri. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya perbedaan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara dan perbedaan kepemilikan faktor produksi, karena suatu negara mungkin dapat memproduksi barang- barang dengan jumlah dan mutu yang lebih unggul dari negara-negara lainnya. Hal ini disebabkan mungkin karena adanya barang yang hanya dapat diproduksi daerah dinegara tertentu saja, sehingga pengusaha-pengusaha dalam negeri bisa memperluas pasar diluar negeri. Hal tersebut juga dapat mempromosikan hasil produksi suatu negara, yang sebelumnya kurang dikenal negara luas menjadi produk yang cukup dipertimbangkan dalam persaingan perdagangan internasional.

  3. Memperluas lapangan pekerjaan sehingga meminimalisir pengangguran. Setelah diadakannya perluasan pasar yang telah ada, hal tersebut dapat menimbulkan lapangan kerja baru atas didirikannya pasar baru tersebut sehingga membantu masyarakat luas untuk mendapatkan kesempatan bekerja.

  4. Memanfaatkan kelebihan komoditas yang telah dimiliki atau yang dihasilkan dari dalam negeri. Dengan mengekspor komoditas yang dihasilkan atau yang dimiliki dalam negeri serta perkembangan teknologi yang dapat diikuti oleh suatu negara maka hal tersebut dapat menghasilkan devisa bagi suatu negara dari 4. Memanfaatkan kelebihan komoditas yang telah dimiliki atau yang dihasilkan dari dalam negeri. Dengan mengekspor komoditas yang dihasilkan atau yang dimiliki dalam negeri serta perkembangan teknologi yang dapat diikuti oleh suatu negara maka hal tersebut dapat menghasilkan devisa bagi suatu negara dari

  5. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Dengan dilakukannya kegiatan ekspor, maka akan merangsang pengusaha-pengusaha dari dalam negeri untuk berani bersaing di pasar internasional dengan harga jual yang lebih tinggi daripada didalam negeri, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang ingin dicapai.

2.1.1.2 Teori yang Menjelaskan Penyebab Timbulnya Perdagangan Internasional

  Adapun teori-teori yang menjelaskan penyebab timbulnya perdagangan internasional (Frianto Pandia : 2012), teori tersebut terbagi dalam 2 kelompok, yaitu :

  a. Teori Klasik

  1. Teori Keunggulan Mutlak (theory of Absolute Advantage) yang dikemukakan oleh Adam Smith.

  Dalam perdagangan bebas, setiap negara dapat menspesialisasikan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak dan mengimpor komoditi yang memperoleh kerugian mutlak. Dengan adanya spesialisasi tersebut, masing-masing negara dapat meningkatkan pertambahan produksi dunia yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama. Jadi melalui perdagangan internsional yang berdasarkan keunggulan mutlak, masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh keuntungan yang serentak melalui spesialisasi, bukan dari pengorbanan negara lain. Menurut teori ini suatu negara disebut memiliki keunggulan mutlak dibandingkan dengan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang atau jasa yang efisien tetapi tidak dapat diproduksi di negara lain, dengan mengeluarkan biaya yang lebih murah dibandingkan negara lain.

  2. Teori Biaya Relatif (theory of Comparative Cost) yang dikemukakan oleh David Ricardo.

  Menurut David Ricardo perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Keunggulan komparatif akan tercapai apabila suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu negara dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan negaranya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang dan jasa yang memiliki produktifitas dan efisiensi tinggi.

  3. Teori Kemanfaatan Relatif (theory of Comparative Advantage) yang dikemukakan oleh John Stuart Mill.

  Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan mengasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Faktor pendorong lainnya yang menimbulkan perdagangan internasional yaitu penguasaan ilmu pegetahuan dan penguasaan teknologi (IPTEK) serta perbedaan selera masyarakat disuatu negara-negara yang berbeda.

  b. Teori Modern

  Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah :

  a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.

  b. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.

  1. The Proportional Factors Theory

  Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.

  Analisis teori H-O :

  a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah

  atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

  b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-

  masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.

  c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi

  dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.

  d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang

  tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.

  Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

  2. Paradoks Leontief

  Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri

  (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief. Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :

  a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan

  b. Tarif and Non tarif barrier

  c. Pebedaan dalam skill dan human capital

  d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam

  Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.

  3. Teori Opportunity Cost

  Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve (PPC) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC Increasing cost.

  4. Offer CurveReciprocal Demand (OCRD)

  Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara untuk menawarkanmenukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.

  Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia

2.1.1.3 Pihak-pihak yang Terkait dalam Kegiatan Ekspor (Langsung dan Tidak Langsung) dan Macam-macam Eksportir

  Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor (Frianto Pandia dan Efriyanto : 2008), pihak tersebut terbagi dalam 2 kelompok, yakni :

  a. Kelompok Eksportir (Langsung)

  1. Produsen – Eksportir

  Para produsen yang sebagian hasil produksinya memang diperuntukkan untuk pasar luar negeri, yang ekspornya diurus sendiri oleh produsen bersangkutan.

  2. Confirming House

  Perusahaan lokal (setempat) yang didirikan sesuai dengan perundang- undangan dan hukum setempat tetapi bekerja untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada di luar negeri.

  3. Pedagang Ekspor (Ekspor – Merchant )

  Badan usaha yang diberi ijin pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan itu sendiri.

  4. Agen Ekspor (Eksport – Agent )

  Dalam hal ini eksport merchant bisa disebut sebagai export – agent, jika hubungan antara export – merchant dengan produsen sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan.

  5. Wisma Dagang (Trading House)

  Suatu perusahaan import export besar yang dapat menyimpan dan mengekspor aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor perwakilan di pusat – pusat perdagangan dunia dan memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik dalam fasilitas perbankan maupun dalam bidang perpajakan.

  b. Kelompok pendukung (Tidak Langsung)

  1. Bank – Bank Devisa

  Kelompok pendukung yang memberikan jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan LC impor.

  2. Badan – Usaha Transportasi

  Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adanya perombakan dalam bidang angkutan, maka muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang dikenal dengan freight forwarder forwarding agent. Tugasnya meliputi mulai dari pengumpulan muatan, penyelenggaraan pengepakan sampai membukukan muatan, angka wahana yang biasa diperdagangkan.

  3. Maskapai – Pelayaran

  Perusahaan pelayaran masih memegang peranan penting dalam bidang angkutan internasional. Hambatan dalam bidang angkutan ini akan sangat mempengaruhi perdaganag internasional.

  4. Maskapai Asuransi

  Risiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin di pikul sendiri untuk para ekportir maupun importir. Dalam hal ini maskapai asuransi memegang peranan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin risiko yang terkecil dalam tiap transaksi itu.

  5. Kantor Perwakilan Kedutaan

  Kantor kadutaan di luar negeri dapat mengeluarkan dokumen legalitas seperti consuler – invoice yang berfungsi mengecek dan mengesahkan pengapalan suatu barang dari Negara bersangkutan.

  6. Surveyor

  Badan usaha atau juru periksa, juru timbang yang disumpah dalam perdagangan internasional untuk mengecek bonafiditas eksportir importir dan untuk mengamankan bea masuk impor maupun sertifikat ekspor.

  7. Pabean

  Sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga lalu lintas komoditi internasional, disamping mengamankan pemasukan keuangan Negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir – importir dalam mempelancar arus barang dan penumpang.

  Adapun macam-macam eksportir yang terdapat dalam kegiatan ekspor,

  yaitu :

  1. Eksportir (Eksportir Umum)

  Adalah seseorang yang dapat melakukan ekspor yang telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

  2. Eksportir Terdaftar (Eksportir Khusus yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan)

  Adalah perusahaan yang mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan menurut persyaratan yang ditetapkan untuk mengekspor barang-barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.1.1.4 Jenis-jenis Barang yang Diperkenankan Untuk Di Ekspor

  Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang yang bukan berupa minyak bumi dan gas, seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.

  Barang-barang dan hasil bumi dari Indonesia dibedakan atas barang-barang yang boleh diekspor dan yang dilarang untuk di ekspor. Barang-barang yang boleh diekspor dikelompokkan lagi lebih lanjut, berdasarkan Kebijakan Umum Dibidang Ekspor hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :

  a. Barang-barang yang diatur ekspornya

  Pengaturan ekspor dilakukan sejalan dengan ketentuan perjanjian intemasional, bilateral, regional maupun multilateral dalam rangka menjamin tersedianya bahan baku bagi industri dalam negeri, melindungi lingkungan dan kelestarian alam, dan meningkatkan nilai tambah, memelihara prinsip-prinsip Kesehatan, Keamanan, Keselamatan, Lingkungan dan Moral Bangsa (K3LM), yaitu ; Kebijakan ekspor disusun dalam rangka peningkatan daya saing, menjamin kepastian usaha dan kesinambungan bahan baku industri di dalam negeri, mendukung tetap terpeliharanya kelestarian lingkungan sumber daya alam dan yang menyangkut K3LM serta adanya perjanjian internasional. Adapun komoditi yang diatur tata niaga ekspornya, yaitu :

  1. Produk Perkebunan : Kopi. Kopi yang termasuk diatur ekspornya adalah pos Tarif Nomor HS (Harmonized System Code) 09.01 dan 21.01 yang hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah diakui sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

  2. Produk Kehutanan : Rotan. Rotan Asalan jenis TamanSega (Calamus caesius) dan lrit (Calamus trachycoleus) dalam bentuk asalan, dirunti atau tidak, dicuci atau tidak, diasapdibelerang atau tidak, dengan diameter 4 sId 16 mm, yang termasuk dalam Pos TarifHS 1401.20.00.00 dan rotan asalan selain dari jenis tersebut dilarang untuk diekspor. Rotan Setengah Jadi dalam bentuk kulit dan hati rotan yang diolah dari jenis TamanSega dan lrit serta dalam bentuk rotan poles, hati dan kulit rotan yang diolah bukan dari jenis TamanSega dan Irit Produk, yang termasuk dalam Pos TarifHS 1401.20.00.00.

  3. Produk Industri : Prekursor. Untuk pengawasan dimana Prekursor selain bermanfaat dibidang farmasi dan non farmasi juga dapat disalahgunakan sebagai bahan bakupenolong pembuatan Narkotika dan Psikotropika secara gelap.

  4. Produk Pertambangan : Intan dan Timah batangan. Intan yang diatur tata niaga ekspornya adalah intan kasar yang termasuk dalam klasifikasi Pos TarifHS 7102.10.00.00, 7102.21.00.00, 7102.29.00.00, 7102.31.00.00 dan 7102.39.00.00. Ekspor Timah Batangan yang termasuk dalam klasifikasi Pos TarifHS 8001.10.00.00 dan 8001.20.00.00.

  b. Barang-barang yang diawasi ekspornya

  Penetapan terhadap barang yang diawasi ekspornya lebih disebabkan karena barang-barang tersebut sangat dibutuhkan di dalam negeri, hal ini dilakukan guna untuk menjaga stabilitas pengadaan, dan konsumsi dalam negeri, menjaga kelestarian alam, memenuhi kebutuhan dan mendorong pengembangan industri di dalam negeri. Adapun komoditi yang diawasi ekspornya, yaitu :

  1. Produk Peternakan : Sapi dan Kerbau, Kulit Buaya Dalam Bentuk Wet Blue, Binatang Liar dan Tumbuhan Alam. Sapi dan Kerbau, Kulit Buaya Dalam Bentuk Wet Blue, Binatang Liar dan Tumbuhan Alam harus terlebih dahulu mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan.

  2. Produk Perikanan : Anak Ikan Napoleon, Ikan Napoleon dan Benih Ikan Bandeng. Anak Ikan Napoleon, Ikan Napoleon dan Benih Ikan Bandeng harus terlebih dahulu mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan.

  3. Produk Perkebunan : Inti Kelapa Sawit. Ekspor Inti Kelapa Sawit harus terlebih dahulu mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan.

  4. Produk Pertambangan : Minyak dan Gas Bumi, dan Emas murni atau Perak. Minyak dan Gas Bumi, Emas murni atau Perak harus terlebih dahulu mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan.

  5. Produk Industri : Pupuk Urea, Skrap Besi atau Baja (khusus yang berasal dari wilayah pulau Batam), Skrap dari Stainless, Tembaga, Kuningan dan Aluminium. Pupuk Urea, Skrap Besi atau Baja (khusus yang berasal dari wilayah pulau Batam), Skrap dari Stainless, Tembaga, Kuningan dan Aluminium harus terlebih dahulu mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan

  c. Barang-barang yang dilarang ekspornya

  Penetapan ketentuan terhadap barang yang dilarang ekspornya dikarenakan untuk menjaga kelestarian alam, barang tidak memenuhi standar mutu, untuk menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau pengarajin, Penetapan ketentuan terhadap barang yang dilarang ekspornya dikarenakan untuk menjaga kelestarian alam, barang tidak memenuhi standar mutu, untuk menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau pengarajin,

  1. Produk Perikanan : Anak Ikan dan Ikan Arowana, Benih Ikan Sidat, Ikan Hias jenis Botia, Udang Galah dan Udang Penaedae.

  2. Produk Kehutanan : Kayu bulat, Bahan baku serpih, Bantalan kereta api atau trem dari kayu dan kayu gergajian, Rotan asalan dari hutan alam (manau, rotan batang, rotan lambang, rotan pulut, rotan tohiti, rotan semambu dan jenis lainnya sudah dirunti, belum dicuci, diasap atau di belerang) dan rotan setengah jadi yang bahan bakunya dari rotan asalan dari hutan alam (hati dan kulit rotan)

  3. Produk Pertambangan : Pasir alam (pasir silika dan pasir kwarsa), Tanah liat, Tanah Diatomea dan Top Soil (termasuk tanah pucuk atau humus), Bijih Timah dan konsentratnya, Abu dan residu yang mengandung arsenik, logam atau senyawanya dan lain-lain terutama mengandung timah dan Batu Mulia

  4. Produk Perkebunan : Karet bongkah, Bahan Remailing dan Rumah asap

  5. Produk Peternakan : Kulit mentah, Pickled dan Wet blue dari binatang melata atau reptil, Binatang liar tumbuhan alam yang dilindungi