Keamanan Pangan Segar dan Olahan

7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman. 8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan. 9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir. 10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa diperlukan adanya pedoman gizi seimbang yang dikemukakan oleh Soekirman 2000, yaitu : 1. Manusia memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, bergerak dan memelihara kesehatan. Kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi semua orang, tetapi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseimbangan jumlah dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan oleh kelompok pakar dalam suatu daftar yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi AKG, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Recommended Dietary Allowances RDA. 2. Manusia makan makanan, tidak makan zat gizi. 3. Dalam menyusun pedoman gizi seimbang tidak semata-matamemperhatikan zat gizi untuk memenuhi AKG tetapi juga mempertimbangkan fungsi makanan yang lebih luas. 4. Gizi seimbang memerlukan keanekaragaman makanan oleh karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan manusia, kecuali air susu ibu. 5. Terjadinya transisi epidemiologi masalah gizi dari hanya masalah gizi kurang ke masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. 6. Kemajuan ilmu dan teknologi pangan. 7. Kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap pola hidup. 8. Makan dan pola makan yang mengandung aspek budaya , etnik, agama, sosial dan ekonomi. 9. Kemajuan teknologi komunikasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan ide-ide dalam pengolahan makanan. Sebagian besar diantaranya agar bahan makanan menjadi lebih awet, meningkatkan flavor atau cita rasa, dan memeperbaiki penampilan. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan tepat, maka akan merusak makanan, sehingga perlu dipelajari tentang keamanan pangan segar dan pangan olahan.

B. Keamanan Pangan Segar dan Olahan

Keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja kedalam bahan makanan atau makanan jadi Moehyi, 2000. Pengertian keamanan pangan adalah segala upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah adanya indikasi yang membahayakan pada bahan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan akan 4 keadaan bebas dari resiko kesehatan yang disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan faktor terpenting baik untuk dikonsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Keamanan pangan merupakan masalah kompleks sebagai hasil interaksi antara toksisitas mikrobiologik, toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada akhirnya menimbulkan masalah terhadap status gizi Seto, 2001. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman setara bermutu dan bergizi tinggi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat Saparinto, 2006. Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya FAOWHO 1997. Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Pada dasarnya keamanan pangan food safety merupakan hal yang komplek dan berkaitan erat dengan aspek toksisitas mikrobiologik, kimia, status gizi dan ketentraman batin. Masalah keamanan pangan ini kondisinya terus berkembang, bersifat dinamis seiring dengan berkembangnya peradaban manusia yang meliputi aspek sosial budaya, kesehatan, kemajuan Iptek dan segala yang terkait dengan kehidupan manusia.

C. Permasalahan Gizi dan Kesehatan