Upaya Penyelenggaraan Bela Negara dalam Kerangka Sistem

14 Pola operasi Hankamrata, yaitu operasi pertahanan, operasi keamanan dalam negeri, operasi intelijen strategis dan pola operasi kerja sama pertahanan dan keamanan Asia Tenggara. Pola operasi pertahanan bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri bertujuan untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintahnegara RI pada salah satu atau beberapa daerah bagian wilayah negara yang terganggu keamanannya. Pola operasi intelijen strategis Intelstrat bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi nasional dan operasi-operasi Hankam, menghancurkan sumber-sumber infiltrasi, subversi, dan spionase yang terdapat di wilayah musuh, dan mengadakan perang urat syaraf dan kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan kondisi-kondisi strategis yang menguntungkan. Pola operasi kerja sama, yaitu usaha bersama kemungkinan gangguan keamanan stabilitas nasional dan perdamaian khususnya di Asia Tenggara.

5. Upaya Penyelenggaraan Bela Negara dalam Kerangka Sistem

Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta Kelangsungan hidup bangsa dan negara national survival merupakan tanggung jawab hak, kewajiban, dan kehormatan setiap warga negara dan bangsa. Untuk itu, diperlukan pembinaan kesadaran, dan partisipasi setiap warga negara dalam upaya bela negara. Persepsi tentang bela negara dihadapkan kepada tantanganancaman yang dihadapi secara kontekstual dalam periode waktu tertentu. Pada periode 1949 bela negara dipersepsikan identik dengan perang  tahun 1945 kemerdekaan. Hal ini berarti bahwa wujud partisipasi warga negara dalam pembelaan negara adalah keikutsertaan dalam perang kemerdekaan baik secara bersenjata maupun tidak bersenjata. 15 1965, bela negara dipersepsikan identik dengan upaya  Pada periode 1950 pertahanan dan keamanan yang dilaksanakan melalui komponen- komponen hankam, seperti ABRI, HANSIP, PERLA SUKWAN SUKWATI. Hal ini sejalan dengan kondisi tantangan dan ancaman yang kita hadapi pada periode itu, yaitu menghadapi pemberontakan di dalam negeri, peperangan Trikora, membebaskan Irian Barat sekarang Irian Jaya dan Dwikora. Pada periode Orde Baru ATHG yang dihadapi lebih kompleks dan lebih luas daripada periode sebelumnya. ATHG tersebut dapat muncul dari segenap aspek kehidupan bangsa ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Oleh karena itu, dalam konteks ini bela negara dapat dilakukan dalam bidang-bidang kehidupan nasional tersebut dalam upaya mencapai tujuan nasional. Untuk itu, dikembangkan konsepsi tannas. Dalam hal ini, bela negara dapat dikatakan pula sebagai partisipasi warga negara dalam menciptakan dan membangun tannas di segenap aspek kehidupan bangsa. Upaya bela negara sebagaimana dipersepsikan merupakan pengertian atau penafsiran yang cukup luas segala aspek kehidupan bangsa. Dalam pengertian yang lebih sempit diartikan sebagai upaya pertahanan dan keamanan yang dilandasi oleh dasar negara Pancasila, UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 dan 2 dan UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2000 tentang Pertahanan Negara Wujud upaya bela negara dilakukan melalui pemberian kesadaran bela negara yang dilakukan sejak dini di sekolah dasar dan berlanjut sampai perguruan tinggi dan di luar sekolah melalui kegiatan pramuka dan organisasi sosial kemasyarakatan. Di sekolah dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara PPBN, yang diintegrasikan ke dalam kurikulum; Pendidikan dasar dan menengah, sedangkan di pendidikan tinggi diwujudkan dalam mata kuliah Kewiraan sekarang Kewarganegaraan. Di luar Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wujud 16 bela negara dibakukan dalam bentuk Rakyat Terlatih, ABRI, Cadangan ABRI, dan Perlindungan Masyarakat Linmas yang merupakan komponen khusus dalam Pertahanan dan Keamanan Negara.

6. Politik serta Strategi Pertahanan dan Keamanan