Hubungan Tingkat Pendidikan X Hubungan Umur Karyawan X

Tabel 18. Korelasi peringkat Spearman faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja karyawan subbagian bagian produksi pada PT. Andatu Lestari Plywood No Variabel Bebas r s hitung t-hitung t-tabel ά = 0,05 ά = 0,01 1 Tingkat Pendidikan 0,339 2,52 a 2,01 2,68 2 Umur 0,101 0,714 2,01 2,68 3 Pergantian Shift kerja 0,078 0,55 2,01 2,68

4 Sistem Penggajian

0,494 3,99 a 2,01 2,68 5 Penghasilan lain -0,248 -1,808 2,01 2,68 6 Jenis kelamin 0,25 1,823 2,01 2,68 Keterangan: a = nyata pada tingkat kepercayaan 95 Berdsarkan hasil uji korelasi Spearman pada Tabel 15 menunjukkan bahwa hanya terdapat dua variabel yang berhubungan nyata dengan tingkat kinerja karyawan yaitu tingkat pendidikan dan sistem penggajian, sedangkan variabel bebas yang lainnya tidak berhubungan nyata dengan tingkat kinerja. Hubungan yang terjadi antar variabel dijelaskan sebagai berikut.

1. Hubungan Tingkat Pendidikan X

1 dengan Kinerja Berdasarkan hasil analisi korelasi Spearman pada Tabel 16 terlihat bahwa nilai r s - hitung 0,339 dan nilai t-hitung 2,52 t-tabel ά 0,05 = 2,01 dan ά 0,01 = 2,68 artinya faktor tingkat pendidikan karyawan berhubungan nyata dengan kinerja karyawan. Hal ini menandakan bahwa kemampuan responden untuk menerapkan metode kerja perusahaan, untuk memiliki kedisiplinan, serta memiliki kreativitas dan prestasi dalam bekerja dipengaruhi oleh ilmu yang mereka dapatkan dalam pendidikan yang menyebabkan mereka memiliki pola pikir dan sikap mental kerja yang baik. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Semikin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk berkomunikasi dengan luar, cepat tanggap terhadap inovasi serta memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemandirian. Nilai koefisien yang positif berarti dengan adanya peningkatan tingkat pendidikan karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Hubungan Umur Karyawan X

2 dengan Kinerja Hasil analis memperlihatkan bahwa nilai r s -hitung 0,101 dan nilai t-hitung 0,714 t-tabel pada ά 0,05 = 2,01 dan ά 0,01 = 2,68 yang berarti bahwa faktor umur karyawan tidak berhubungan nyata terhadap kinerja karyawan. Hal ini menandakan bahwa teori yang ada tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi pada lapangan. Hal ini karena jenis pekerjaan yang dilakukan responden tidak terlalu sulit, sehingga umur yang dimiliki oleh responden tidak mempengaruhi kondisi fisik dan mental responden dalam melakukan pekerjaan. 3 . Hubungan Pergantian Shift Kerja X 3 dengan Kinerja Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai r s -hitung 0,078 dan nilai t-hitung 0,55 t-tabel pada ά 0,05 = 2,01 dan ά 0,01 = 2,68 yang berarti faktor pergantian shift kerja tidak berhubungan nyata dengan kinerja karyawan. Hal ini berarti pergantian shift kerja tidak terlalu mempengaruhi kemampuan kerja mereka. Kondisi ini disebabkan oleh karena karyawan bekerja berdasarkan standar dan ketentuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

4. Hubungan Sistem Penggajian Karyawan X