Hukum Newton II Materi Pembelajaran

Fisika Dasar I 38 T 1x = T 1 cos 30 ; T 2x = T 2 cos 45 sehingga -T 1 cos 30 + T 2 cos 45 = 0, diperoleh : 2 30 cos 45 cos 1 T T  Proyeksi ke sumbu-y T 1y + T 2y – w = 0 T 1y = T 1 sin 30 ; T 2y = T 2 sin 45 sehingga T 1 sn 30 + T 2 sin 45 – w = 0, dengan mensubtitusi nilai T 1 dan menyelesaikannya maka diperoleh : N w T 66 , 89 45 sin 30 tan 45 cos 2    2 30 cos 45 cos 1 T T  = 73,2 N

2. Hukum Newton II

Kata inersia atau lembam pada hukum Newton I adalah sifat benda yang menyatakan keengganan benda tersebut terhadap perubahan gerak. Pada hukum Newton II, sifat inersia diberi definisi secara kuantitatif sebagai “massa”. Jadi massa sebuah benda tidak lain merupakan pengertian kuantitatif dan operasional dari sifat inersia benda. Untuk melawan atau mengganggu sifat inersia benda dibutuhkan gaya. Gaya inilah yang membuat kecepatan suatu benda berubah. Jika gaya dikenakan searah dengan kecepatan benda maka kecepatan benda bertambah, dikatakan benda mengalami percepatan. Jika gaya yang dikenakan berlawanan dengan arah kecepatan benda, maka kecepatan benda berkurang, dikatakan benda mengalami perlambatan atau percepatan ke arah negatif. Dari suatu percobaan tentang garak lurus, diperoleh kesimpulan bahwa : pecepatan sebuah benda adalah berbanding lurus dengan resultan gaya-gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah resultan gaya. Kesimpulan ini tidak lain adalah ungkapan hukum Newton II yang secara matematis dapat dituliskan sebagai : Fisika Dasar I 39   m F a ......................................................................................................................................... 1 Jika kita ambil konstanta proporsional sama dengan 1 maka pernyataan hukum Newton II ditulis :   m i F i a atau   i ma i F .................................................................................................................................. 2 Gaya F i dapat diuraikan atas komponen-komponen yang dapat dituliskan sebagai berikut :   x ma x F   y ma y F   z ma z F Jika   0 i F maka resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Dengan demkian, percepatan a = 0, dan berarti bahwa benda dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan. Ternyata hukum Newton I adalah hal khusus dari hukum Newton II.

3. Hukum Newton III