Pendekatan Masalah Jenis dan Sumber Data

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara umum pelaksanaan kegiatan tindakan kepolisian Polda Lampung melalui operasi mandiri kepolisian di Provinsi Lampung yang di beri nama “Sikat Krakatau” cukup efektif dalam arti selama pelaksanaan operasi, jumlah tindak pidana curat dan curas dari tahun 2010 – 2012 menurun cukup signifikan dan hasil penyelesaian perkara waktunya lebih singkat khususnya untuk curat dan curas dari 20 sampai dengan 120 hari dalam kegiatan rutin kepolisian menjadi 15 sampai dengan 60 hari dalam pelaksanaan operasi dan meningkatnya kesadaran hukum masyarakat sehingga masyarakat melaporkan peristiwa pidana curat dan curas kepada polisi untuk ditindak lanjuti. 2. Pelaksanaan tugas operasi kewilayahan kepolisian di Wilayah Polda Lampung telah dilaksanakan secara optimal sesuai dengan capaian hasil yang ditargetkan. Namun dalam pelaksanaan tindakan kepolisian masih mengalami faktor-faktor penghambat sebagai berikut: a. Faktor Hukumnya, yaitu peraturan perundang-undangan sendiri dengan perlu diganti atau direvisi seperti kebijakan atau keputusan Kepala Kepolisian Daerah Lampung terkait dengan lama waktu pelaksanaan 91 operasi sikat krakatau. Sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat 2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa: “Penetapan lama waktu operasi kepolisian disesuaikan dengan bentuk, sasaran TO dan anggaran yang tersedia”. Apabila dikaitkan dengan pelaksanaan operasi sikat Krakatau, maka waktu yang ditetapkan oleh Kepolisian Daerah Lampung terlalu singkat, sehingga berdampak dengan pemenuhan terhadap target operasi kurang maksimal. b. Aparat Penegak Hukumnya yang kurang professional dengan membocorkan target operasi kepada pelaku sehingga pelaku dapat dengan mudah mengetahui informasi dan segera melarikan diri. c. Faktor Sarana atau Fasilitas yang minim sehingga menyebabkan kurang cepat dalam mendeteksi, mengejad pelaku dan menemukan barang buktinya. d. Faktor Masyarakat yang kurang kooperatif dan sangat sulit untuk mau dijadikan saksi dengan alasan takut dan sebagainya. e. Budaya di Masyarakat yang masih tertutup sehingga membuat polisi kesulitan untuk menangkap pelaku.

B. Saran

1. Kepada Pimpinan Kepolisian Kapolda Lampung perlu ditambahkan alokasi waktu pelaksanaan operasi sikat dari 20 hari menjadi 30 hari dan dilaksanakan untuk semua jajaran dalam waktu yang serentak serta pelaksanaan operasi yang selama ini sejak tahun 2011 dan 2012 hanya 2 kali dalam setahun ditingkatkan menjadi 3 kali dalam setahun. 92 2. Dalam rangka peningkatan pancapaian target operasi kepolisian kewilayahan hendaknya kesempatan untuk mengikuti pendidikan kejuruanpelatihan lebih diprioritaskan kepada anggota kepolisian sebagai pendukung jalannya operasi kepolisian serta tambahan dukungan sarana dan prasarana seperti dana, kendaraan, sarana komunikasi dan komputerisasi sebagai pendukung kinerja kepolisian khusus terkait dengan tindakan kepolisian melalui operasi kepolisian kewilayahan. DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur Chazawi, Adami, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Cetakan Ketiga, Bayumedia,

Malang, 2004. Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Cet ke-8, Balai Pustaka, Jakarta, 1989. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. Muladi. Menjamin Kepastian Ketertiban Penegakan dan Pelindungan Hukum dalam era Globalisasi, Jurnal Keadilan, 2001. P. Siagian, Sondang, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Prodjodikoro, Wirjono, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Refika Aditama, Jakarta, 1967. Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. S. Radjab, Untung, Kedudukan dan Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam Sistem Ketata Negaraan Berdasarkan UUD 1945, Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Pajajaran, Bandung, 2002. Simons, Leerboek van het Nederlandse Strafrecht II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Soekanto, Soerjono, Sosiologi: Suatu Pengantar, Rajawali Pres, Bandung, 1996. Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1988. Tabah, Anton, Polisi Budaya dan Politik Renungan Diri, Usia Setengah Abad, C.V. Sahabat, Jawa Tengah, 1996. M. Solly Lubis, “Serba-serbi Politik dan Hukum”, Mandar Maju, Bandung, 1989. Wignjosoebroto, Soetandyo “Hukum, Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya ”, Cetakan Pertama, ELSAM dan HUMA, Jakarta, 2002.

Dokumen yang terkait

Peranan Kepolisian Resor Labuhan Batu Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan (Studi Pada Wilayah Hukum Polres Kabupaten Labuhan Batu)

2 113 145

Analisis Normatif Terhadap Tindak Pidana Pencurian Arca Di Museum.

2 53 72

Peranan Polisi Dalam Menanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit (Studi Pada Polsek Sosa Kabupaten Padang Lawas)

14 116 89

ANALISIS YURIDIS PEMBUKTIAN DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN

0 5 15

KEBIJAKAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI WILAYAH HUKUM POLRES TULANG BAWANG

1 30 81

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi di polresta Bandar Lampung)

0 12 70

PERAN TIM PENANGGULANGAN KEJAHATAN DENGAN KEKERASAN KEPOLISIAN DAERAH LAMPUNG DALAM MENGATASI TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEKERASAN (Studi pada Kepolisian Daerah Lampung)

0 15 50

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA (STUDI PADA POLDA LAMPUNG)

2 35 67

LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN Langkah-Langkah Penanganan Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Kasus Di Polres Karanganyar).

0 4 17

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Pencurian Dengan Kekerasan Sebagai Bagian dari Kejahatan Kekerasan - Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Di Polsek Bagan Sinembah Riau

1 1 29