Sisipan Imbuhan Terpisah konfiks

43 c. Kata-kata MelayuIndonesia konsonan ‘h’ setelah diserap ke dalam bahasa ogan, sebagian menjadi hilang, contoh: hujan menjadi ujan pahit menjadi pait, dst 2. imbuhan awalan a. imbuhan ‘ber’ dan ‘ter’, maka huruf ‘r’ pada imbuhan tersebut menjadi hilang, contoh: ber+tenage menjadi betenage ber+decoh menjadi bedecoh ter+jehumus menjadi tejehumus ter+kacai menjadi tekacai, dst b. imbuhan ‘me’ yang mendapat sisipan ‘m’, ‘n’, ‘ng’, atau ‘ny’, maka imbuhan ‘me’ menjadi hilang, dan dibaca atau berbunyi huruf sisipan saja contoh: me+m+bancoh menjadi mbancoh men+n+tanak menjadi nanak me+ng+anyam menjadi nganyam me+ny+sembulung menjadi nyembulung, dst. c. imbuhan ‘ke’ bertemu kata dengan diawali huruf vocal ‘a’, atau ‘u’ maka huruf ‘e’ pada kata depan ke menjadi hilang, contoh: ke+ayahk menjadi kayahk ke+ume menjadi kume ke+hutan menjadi ke utan d. imbuhan ‘se’ yang berarti satu bertemu kata dengan diawali huruf vocal ‘a’, ‘i’, ‘o’ atau ‘u’ maka huruf ‘e’ pada kata depan ‘se’ menjadi hilang, contoh: se+ijat menjadi sijat se+ikok menjadi sikok se+uhang menjadi suhang se+hahi menjadi sahi se+helai menjadi selai 3. kata penunjuk arah mata-angin dalam bahasa Ogan tidak menggunakan patokan alam berupa kutub utara dan kutub selatan, namun yang menggunakan arah aliran sungai pada tempat atau lokasi tersebut, sehingga petunjuk arah sangat situasi sekali, sebagai berikut. a. arah asal datang aliran sungai disebut arah ‘ulu’ =hulu b. arah tujuan aliran sungai disebut arah ‘ileh’ =ilir c. arah yang lebih dekat dengan aliran sungai disebut ‘lembak’ =lembah, dan 44 d. arah yang lebih jauh dengan aliran sungai disebut ‘dahat’ =darat. Berdasarkan uraian tersebut secara garis besar dapat diambil suatu kesimpulan bahwa struktur bahasa Ogan meliputi serapan dari bahasa MelayuIndonesia, imbuhan ‘ber’ dan ‘ter’, imbuhan ‘me’, imbuhan ‘ke’, imbuhan ‘se’ dan kata petunjuk arah mata angin. III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk interferensi morfologi bahasa ogan dalam pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi di sekolah. Penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip analisis struktural bahasa dalam kerangka teori linguistik struktural. Metode analisis struktural yaitu analisis sinkronis yang berusaha memberikan gambaran objektif tentang morfologi bahasa Ogan sesuai dengan pemakaian otentik oleh penutur bahasa dalam hal ini siswa Kelas VI SD Sribandung. Sesuai dengan tujuan penelitian data yang hendak dianalisis pada dasarnya adalah ujaran-ujaran yang di pakai dalam percakapan di kalangan siswa. Penelitian tentang interferensi bahasa ini berkaitan dengan hal-hal, khususnya fenomena kebahasaan yang bersifat natural. Artinya, data yang dikumpulkan berasal dari lingkungan yang nyata dan apa adanya, yaitu tentang bentuk dan jenis interferensi bahasa. Di samping itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini disebabkan data yang terkumpul, dianalisis, serta dipaparkan secara deskriptif. 46 Penelitian ini memfokuskan pada interferensi morfologi bahasa Ogan dalam pemakian bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi di sekolah. Bentuk interferensi morfologi berupa prefiks, sufiks dan konfiks. Penelitian ini melibatkan siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.

3.2 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah ujaran dalam suatu kalimat bahasa Indonesia yang terinterferensi oleh bahasa Ogan yang mengandung aspek prefiks, sufiks, konfiks dan bentuk interferensi lain dalam bahasa Ogan. Sumber data penelitian ini adalah bersumber dari percakapan siswa SD kelas VI SD Sribandung Kabupaten Lampung Utara. Di samping itu, sumber data penelitian tentang interferensi bahasa ini berasal dari buku, dan karya ilmiah. Buku-buku tersebut antara lain: 1 Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2 Morfologi bahasa Ogan. Instrumen penelitian merupakan alat pelengkap yang digunakan untuk menunjang proses penelitian dengan menggunakan data sebagai bahannya. Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama Moleong, 1989: 5. Dalam penelitian ini yang dijadikan instrumen adalah peneliti atau penulis sendiri sebagai alat atau instrumennya. Penulis melakukan serangkaian kegiatan dari perencanaan, pengumpulan data, dan analisis data sampai pada tahap hasil penelitian.

Dokumen yang terkait

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR KELAS VI SD NEGERI SRIBANDUNG KABUPATEN LAMPUNG UTARA

3 30 76

INTERFERENSI MORFOLOGI DAN SINTAKSIS BAHASA JAWA DIALEK SOLO DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA TULIS MURID KELAS V SEKOLAH DASAR SURAKARTA

3 42 85

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 4 16

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 2 14

INTERFERENSI MORFOLOGI DAN SINTAKSIS BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA Interferensi Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Jawa Dalam Bahasa Indonesia Pada Rubrik “Kolom” Dalam Solopos.Com.

0 1 12

INTERFERENSI MORFOLOGI DAN SINTAKSIS Interferensi Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Jawa Dalam Bahasa Indonesia Pada Rubrik “Kolom” Dalam Solopos.Com.

0 1 11

INTERFERENSI MORFOLOGI DAN SINTAKSIS BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM Interferensi Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Jawa Dalam Bahasa Indonesia Pada Kolom “Ah... Tenane” Harian Solopos.

0 3 11

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA INDONESIA p1

0 0 4

Interferensi Gramatikal Bahasa Minangkabau Dalam Bahasa Indonesia Tulis Murid Kelas VI Sekolah Dasar Sumatera Barat - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 1 95

Interferensi Gramatikal Bahasa Bali dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar di Bali - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1 2 142