Analisis Finansial Budidaya Sengon dan Salak Pada Sistem Pengelolaan Agroforestri di Desa Kalimendong Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA SENGON DAN
SALAK PADA SISTEM PENGELOLAAN AGROFORESTRI DI
DESA KALIMENDONG KECAMATAN LEKSONO,
KABUPATEN WONOSOBO

RURI DIAH ARIANI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Finansial
Budidaya Sengon dan Salak pada Sistem Pengelolaan Agroforestri di Desa
Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Ruri Diah Ariani

ABSTRAK
RURI DIAH ARIANI. Analisis Finansial Budidaya Sengon dan Salak pada
Sistem Pengelolaan Agroforestri di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono,
Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh LETI SUNDAWATI dan DODIK RIDHO
NURROCHMAT.
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan hutan rakyat yang mampu
memaksimalkan fungsi lahan. Agroforestri telah banyak diterapkan di Kabupaten
Wonosobo, khususnya di Desa Kalimendong dengan tanaman utama sengon dan
tanaman sela salak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan finansial
dari agroforestri sengon dan salak, serta mengetahui persepsi petani tentang
keuntungan budidaya salak dibanding sengon. Pengelolaan hutan rakyat dengan

sistem agroforestri di Desa Kalimendong layak untuk dikembangkan karena
memiliki nilai NPV sebesar Rp 233.261.645, nilai BCR 4,61 dan nilai IRR
sebesar 74,83%. Monokultur salak dinilai lebih menguntungkan dari jenis
pengelolaan lainnya, tetapi penerapan sistem pengelolaan agroforestri diharapkan
tetap jadi prioritas utama petani karena mampu memberikan keuntungan secara
ekonomi, sosial dan ekologi.
Kata kunci: Sistem pengelolaan, Analisis finansial, dan persepsi
ABSTRACT
RURI DIAH ARIANI. Financial Analysis of Cultivation Sengon and Salak in
Agroforestry Management System in Kalimendong Village, Leksono Sub-district,
Wonosobo Regency. Supervised by LETI SUNDAWATI and DODIK RIDHO
NURROCHMAT.
Agroforestry is a community forest management system that is able to
maximize the utilization of land. Agroforestry has been widely applied in
Wonosobo especially Kalimendong Village, with primary plant is sengon and
secondary plant is salak. The purpose of this research are determine the financial
feasibility of sengon and salak agroforestry system, and measure the perception
level of farmer regarding to the benefits of cultivation between sengon and salak.
Community forest management with agroforestry systems in KalimendongVillage
is worth to develope because its NPV that reached of Rp 233.261.645, BCR of

4,61 and an IRR of 74,83%. Monoculture of salak plantation system considered to
be more profitable than other types of management, but the agroforestry
management system application still expected to be the main priority of its
benefits economy, social and ecology.
Keywords: Management of agroforestry, financial analysis, and perception.

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA SENGON DAN SALAK
PADA SISTEM PENGELOLAAN AGROFORESTRI DI DESA
KALIMENDONG KECAMATAN LEKSONO, KABUPATEN
WONOSOBO

RURI DIAH ARIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Finansial Budidaya Sengon dan Salak Pada Sistem
Pengelolaan Agroforestri di Desa Kalimendong Kecamatan
Leksono, Kabupaten Wonosobo
Nama
: Ruri Diah Ariani
NIM
: E14090073

Disetujui oleh

DrIr Leti Sundawati, MSc.F.Trop
Pembimbing I

Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc.F.Trop
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc.F.Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya dan segala kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Finansial Budidaya Sengon dan
Salak pada Sistem Pengelolaan Agroforestri di Desa Kalimendong
Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo” dengan baik. Skripsi ini
merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan, di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir.Leti Sundawati,M.Sc.F dan
Dr.Ir.Dodik Ridho Nurrochmat,M.Sc.F selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar mendidik hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Kakak dan adik
tersayang atas segala bentuk motivasi dan ketulusan doanya untuk penulis.

Penghargaan sebesar-besarnya tak lupa penulis sampaikan kepada Camat Leksono
dan Kepala Desa Kalimendong beserta staf yang telah memberikan ijin dan
dukungan kepada penulis untuk melaksanakan tugas akhir. Ucapan terima kasih
juga terlimpahkan kepada Bapak dan Ibu Mulyadi, teman-teman MNH 46, temanteman IPMRT, para penghuni Wisma Balio Bawah, Listya Nuriyana, Syifa Alfiati,
Finitya Arlini, yang telah memberikan semangat pada penulis serta seluruh pihak
yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
ataupun penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan permohonan maaf
apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian di dalamnya. Penulis juga
menerima apabila ada saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini dapat
lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
terutama dalam bidang pendidikan.

Bogor, November 2013

Ruri Diah Ariani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


i

DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

ii

PENDAHULUAN

2

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Sasaran Penelitian


2

Jenis dan Sumber Data

2

Metode Pengambilan Contoh

Error! Bookmark not defined.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

3

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

6

Letak Desa Kalimendong


6

Pembagian Tata Guna Lahan

6

Kependudukan

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Karakteristik Responden

7

Sistem Pengelolaan Agroforestri


8

Analisis Finansial Tanpa Investasi Lahan

10

Analisis Sensitivitas

12

Analisis Finansial dengan Investasi Lahan

13

Persepsi Petani

14

KESIMPULAN DAN SARAN

16

Kesimpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

18

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Jenis dan sumber data penelitian
Kategori tingkat persespi
Luas wilayah dan tata guna lahan
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Karakteristik umur, pendidikan dan jumlah anggota keluarga
responden petani hutan rakyat di Desa Kalimendong
6 Rekapitulasi cash flow pada jenis pengelolaan agroforestri,
monokultur salak dan monokultur sengon tanpa variable biaya
investasi lahan
7 Analisis sesitivitas jenis pengelolaan agroforestri(Agr),
monokultur salak (Msa) dan monokultur sengon (Mse)
8 Rekapitulasi cash flow pada jenis pengelolaan agroforestri
monokultur salak dan monokultur sengon dengan variable biaya
investasi lahan
9 Tingkat persepsi masyarakat terhadap budidaya salak
dibandingkan dengan sengon

3
6
6
7
8

12
14

15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1

Produksi dan harga produk pada sistem pengelolaan
agroforestri sengon dan salak berdasarkan tahun tanam
2 Produksi dan harga produk pada sistem pengelolaan
monokultur salak berdasarkan tahun tanam
3 Produksi dan harga produk pada sistem pengelolaan monokultur
sengon berdasarkan tahun tanam
4 Biaya pengelolaan hutan rakyat dengan sistem agroforestri
5 Biaya pengelolaan hutan rakyat dengan sistem monokultur salak
6 Biaya pengelolaan hutan rakyat dengan sistem monokultur
Sengon
7 Rincian upah pekerja per HOK (Hari Orang Kerja) pada sistem
pengelolaan agroforestri
8 Rincian upah pekerja per HOK (Hari Orang Kerja) pada sistem
pengelolaan monokultur salak
9 Rincian upah pekerja per HOK (Hari Orang Kerja) pada sistem
pengelolaan monokultur sengon
10 Cashflow monokultur salak tanpa variabel biaya investasi
lahan (Rp/Ha/Tahun)

18
18
18
19
19
20
20
21
21
22

11 Lanjutan cashflow monokultur salak tanpa variabel biaya
Investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
12 Cashflow monokultur sengon tanpa variabel biaya investasi
lahan (Rp/Ha/Tahun)
13 Lanjutan cashflow monokultur sengon tanpa variabel biaya
investasilahan (Rp/Ha/Tahun)
14 Cash flow agroforestri sengon dan salak tanpa variabel biaya
investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
15 Lanjutan cash flow agroforestri sengon dan salak tanpa
variabelbiaya investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
16 Cash flow monokultur salak dengan variabel biaya investasi
lahan (Rp/Ha/Tahun)
17 Lanjutan cash flow monokultur salak dengan variabel biaya
Investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
18 Cash flow monokultur sengon dengan variabel biaya investasi
lahan (Rp/Ha/Tahun)
19 Lanjutan Cash flow monokultur sengon dengan variabel biaya
investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
20 Cash flow agroforestri sengon dan salak dengan variabel biaya
investasilahan (Rp/Ha/Tahun)
21 Lanjutan Cash flow agroforestri sengon dan salak dengan
variabel biaya investasi lahan (Rp/Ha/Tahun)
22 Gambar hutan rakyat Desa Kalimendong

23
24
24
25
26
27
28
29
29
30
31
32

2

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri terus meningkat begitu pesat
seiring dengan semakin berkurangnya fungsi hutan alam dalam menyediakan
bahan baku kayu. Banyak upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pasar terhadap kayu yang terus meningkat. Salah satu solusi atas permasalahan
tersebut adalah dengan pembangunan hutan rakyat. Hingga saat ini hutan rakyat
dipercaya sebagai usaha yang cukup menjanjikan. Selain itu manfaat langsung
yang diperoleh dari pembangunan hutan rakyat diantaranya adalah meningkatkan
produktivitas lahan, pendapatan para pelaku pemasarannya dan kesejahteraan
masyarakat. Manfaat tidak langsung berupa kelestarian fungsi ekologi seperti
pengaturan tata air tanah, menghasilkan udara yang bersih, mengendalikan erosi di
sekitar, menciptakan iklim mikro yang sejuk dan lain-lain, dengan berbagai
manfaat inilah hutan rakyat saat ini berkembang begitu pesat (Hindra 2006).
Salah satu bentuk dari tipe pola tanam hutan rakyat adalah hutan campuran,
wanatani atau agroforestri. Sistem pengelolaan hutan dengan agroforestri saat ini
semakin banyak diminati salah satunya di Desa Kalimendong, Desa Kalimendong
merupakan salah satu desa percontohan yang memiliki metode pengelolaan hutan
rakyat yang baik di Kabupaten Wonosobo. Pada mulanya komoditas utama dari
hutan rakyat di Desa Kalimendong adalah kayu sengon, namun sejak tahun enam
puluhan mulai masuk tanaman pertanian yang kemudian dikombinasikan pada
hutan rakyat yang diterapkan hingga saat ini. Atas dasar berbagai pertimbangan
terpilihlah tanaman salak yang menurut petani paling layak untuk dikembangkan
mendampingi tanaman sengon pada lahan hutan rakyat di Desa Kalimendong.
Pengelolaan salak yang relatif mudah dan keuntungan yang menjanjikan
dibanding sengon, secara tidak langsung dapat mempengaruhi minat budidaya
sengon dan tidak menutup kemungkinan suatu saat lahan hutan rakyat milik petani
berubah menjadi monokultur sengon. Perlunya memberikan gambaran keuntungan
finansial dari pengelolaan hutan rakyat dengan sistem agroforestri agar petani
tertarik untuk terus mempertahankan sistem tersebut, serta pentingnya untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap budidaya
sengon dibanding salak agar dapat meminimalisir penyebab berkurangnya luasan
hutan rakyat dengan tanaman utama sengon.
Perumusan Masalah
Masuknya tanaman salak sebagai tanaman pendamping pohon sengon
pada hutan rakyat dengan sistem agroforestridi Desa Kalimendong dimungkinkan
dapat menurunkan produksi sengon sebagai tanaman utama sehingga perlu adanya
penelitian lebih lanjut tentang pengaruh tanaman salak terhadap sengon dan
persepsi petani tentang keuntungan membudidayakan salak dibanding sengon
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis keuntungan finansial dari budidaya salak dan sengon pada
hutan rakyat sistem agroforestri di Desa Kalimendong

2

2. Mengidentifikasi persepsi petani tentang keuntungan memproduksi salak
dibanding sengon
3. Mengidentifikasi pengaruh tanaman salak terhadap produksi sengon.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keuntungan
secara finansial dari pengelolaan agroforestri agar petani tetap mempertahankan
sistem tersebut. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi kepada
pihak-pihak terkait pengelolaan hutan rakyat agar dapat memberikan terobosanterobosan baru untuk melestarikan hutan rakyat.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian analisis finansial budidaya sengon dan salak pada sistem
pengelolaan agroforestri dilaksanakan di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono,
Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah pada bulan Juni 2013.
Sasaran Penelitian
Sasaran dari penelitian ini yaitu petani di Desa Klimendong, Kecamatan
Leksono, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah yang menerapkan sistem
agroforestri dalam pengelolaan lahannya, dengan tanaman utama sengon dan
tanaman sela salak.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan selama penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data baik data primer ataupun data sekunder dilakukan
dengan beberapa teknik, yaitu teknik observasi, teknik wawancara dan studi
pustaka (Tabel 1).

3

Tabel 1 Jenis dan sumber data penelitian
No

Jenis data

1

Primer
 Karakteristik
responden
 Sistem pengelolaan
agroforestri
 Biaya dan
pendapatan petani
dari agroforestri

2

Teknik
Observasi

Wawancara
Petani dan
Kepala Desa

-

Petani

Lahan
agroforestri

Petani

-

Lahan
agroforestri

Daftar
pustaka
Daftar
pustaka

-

Profil desa



Upah tenaga kerja

Petani



Persepsi

Petani

Sekunder
 Kondisi umum
lokasi penelitian

Studi Pustaka

-

Daftar
pustaka
Daftar
pustaka
Daftar
pustaka

Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan sampel untuk responden dilakukan secara acak sedangkan
lokasi penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling, kriteria petani
yang menjadi responden adalah petani di Desa Kalimendong yang menanam jenis
kayu rakyat sengon dan tanaman salak pada hutan rakyatnya. Jumlah responden
yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 88 orang dari total 688 petani yang
memiliki usaha hutan rakyat dengan sistem agroforestri, teknik yang digunakan
untuk menentukan jumlah responden adalah rumus Slovin (Umar 2005), sebagai
berikut:
n=
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Standar error = 10 %
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis finansial
Indikator yang digunakan untuk mengetahui manfaat secara finansial
adalah sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan bila memiliki nilai NPV
yang positif atau NPV > 0. Formula dari NPV sebagai berikut (Gittinger
1986):
NPV =∑

4

Keterangan:
NPV = Net Present Value
Bt
= Keuntungan pada tahun ke-t
Ct
= Biaya pada tahun ke-t
n
= Umur ekonomis dalam suatu pengusahaan
i
= Suku bunga yang berlaku
2. Benefit Cost Ratio(BCR)
Suatu usaha dikatakan menguntungkan apabila nilai BCR > 1, BCR < 1
usaha tidak layak dan jika BCR = 1 maka usaha tersebut tidak mengalami
kerugian dan tidak pula menguntungkan. Formula dari Benefit Cost Ratio
adalah sebagai berikut (Gittinger 1986):
BCR =





Keterangan:
BCR = Benefit Cost Ratio
Bt
= Keuntungan pada tahun ke-t
Ct
= Biaya pada tahun ke-t
n
= Umur ekonomis dalam suatu pengusahaan
i
= Suku bunga yang berlaku
3. Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR)
Suatu usaha dikatakan layak apabila IRR ≥ suku bunga. Formula untuk
menentukan Internal Rate of Return adalah sebagai berikut:
NPV(+)
[ i(-) – i(+) ]

IRR = i(+) +
NPV (+) – NPV (-)

Keterangan:
IRR
= Internal Rate of Return
NPV(+) = NPV bernilai positif
NPV(-) = NPV bernilai negatif
i(+)
= Suku bunga yang membuat NPV positif
i(-)
= Suku bunga yang membuat NPV negatif
Asumsi dasar penelitian
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat suku bunga atau diskonto yang digunakan adalah suku bunga kredit
yang berlaku di Bank Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 14%, dengan
asumsi dana yang digunakan berdasarkan dari pinjaman.
2. Sumber modal seluruhnya adalah modal sendiri.
3. Satuan yang digunakan adalah Rupiah/Ha/tahun.
4. Umur yang digunakan dalam penghitungan finansial masing-masing produk
menggunakan daur tanaman sengon yaitu selama 10 tahun.
5. Pendapatan dari salak dihitung sesuai periode panen.
6. Upah tenaga kerja dihitung per HOK.

5

7. Semua harga input dan output yang digunakan dalam analisis ini berdasarkan
harga yang berlaku selama tahun penelitian, dengan asumsi harga konstan
selama usaha.
8. Analisis dilakukan sesuai dengan praktek dan kebiasaan yang dilakukan oleh
petani.
9. Pendapatan mulai dihitung ketika lahan yang ditanami sudah menghasilkan.
Analisis sensitivitas
Skenario yang digunakan dalam analisis sensitivitas kegiatan agroforestri
salak dan sengon adalah sebagai berikut:
1. Apabila terjadi kenaikan biaya total produksi salak ataupun sengon sebesar
10%
2. Apabila terjadi penurunan harga dari produk salak ataupun sengon sebesar 10%.
Simulasi
1. Simulasi monokultur sengon, besarnya biaya disesuaikan dengan biaya
perawatan sengon pada sistem pengelolaan agroforestri, sedangkan pendapatan
disesuaikan dengan persentase jumlah kayu yang dipanen setiap umur tanam.
2. Simulasi monokultur salak, besarnya biaya disesuaikan dengan biaya
perawatan salak pada sistem pengelolaan agroforestri, sedangkan pendapatan
disesuaikan dengan rata-rata panen setiap tanaman pertahun (Kg/tahun).
3. Simulasi penggunaan variabel investasi tanah, nilai investasi tanah sesuai
NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Kabupaten Wonosobo yaitu sebesar Rp
10.000/m2.
Persepsi petani
Persepsi petani terhadap keuntungan memproduksi salak dibanding sengon
dapat diukur dengan melakukan penghitungan hasil skor dari kegiatan wawancara.
Metode yang digunakan adalah metode rating yang dijumlahkan atau yang biasa
disebut Skala Likert.Rumus yang digunakan berdasarkan Slamet (1993) sebagai
berikut:
n=



Keterangan :
n
=Batas selang
Max = Nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor
Min = Nilai minimum yang diperoleh dari jumlah skor
∑k
= Jumlah kategori
Kategori jawaban dan skor dari tiap jawaban disajikan pada Tabel 2:
Tabel 2 kategori tingkat persepsi
No
1
2
3
4
5

Kategori
Sangat baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat kurang

Skor
18,2≤x