BAB IV APLIKASI PRESSURE TRANSMITTER
4.1. Pengontrollan Tinggi Permukaan Tangki
Pada kebanyakan kegiatan industri, efesiensi kerja dan kemurnian atas hasil produksi, dijaga oleh kontrol sistem yang antara lain merupakan pengaturan dari aliran, level, tekanan
dan suhu. Pengaturan atau pengontrollan dari besaran ini pada umumnya menggunakan regulating valve. Pengaturan dengan menggunakan regulating valve dapat dilakukan
dengan cara manual dengan bantuan operator maupun secara automatik dengan menggunakan controller dan aktuator. Pengaturan dengan cara automatik harus menetapkan
suatu harga set point sebagai referensi dimana besaran output akan bekerja menuju mendekati harga set point tersebut.
Besaran output harus diukur sehingga pada saat proses bekerja suatu perbedaan antara besaran output dan besaran referensi akan menyebabkan kontrol sistem bekerja untuk
memperbaiki besaran output agar kembali sama besarnya dengan besaran referensi set point.Untuk mengadakan perbaikan besaran output ini control valve diatur dibuka dan
ditutup. Pengukuran output dan membandingkannya dengan besaran referensi berlangsung
terus selama proses sedang bekerja sehingga efek perubahan dapat dideteksi oleh controller. Adapun cara yang dibutuhkan untuk mengatur besaran dari suatu proses adalah :
- Besaran dari proses tersebut harus diukur.
- Jalur umpan balik memberikan informasi tentang hal yang telah berlangsung pada
proses.
Universitas Sumatera Utara
- Besaran hasil pengukuran output harus dibandingkan dengan besaran set point.
- Jika terjadi perbedaan antara besaran output dengan besaran set point, maka terdapat
suatu alat dan aksi yang akan bekerja bagi regulating valve. Untuk lebih lanjut tentang proses pengontrollan dengan menggunakan pressure
transmitter harus mengetahui tentang blok diagram dari proses pengontrollan dengan menggunakan pressure transmitter.
4.2. Blok Diagram Pengendalian Pressure Transmitter
Control Unit Control Valve
Proses
Transmitter Sensing element
Load
Error Error
Contoller Measuring variable
Manipulation variable
Controlled variable
Gbr.4.1 Diagram Blok Sistem Pengontrollan
Hampir semua sistem pengendalian selalu dimulai dengan menampilkan dengan diagram kotak sistem pengontroollan otomatis. Secara umum dapat dilihat dalam gambar
dibawah ini : 1.
Feedback sistem pengendalian otomatis mempunyai dua nama lain, yaitu sistem closed loop dan sistem negative feedback.
2. Proses Process adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu.
Contohnya heat exchanger yang ada di dalam input proses dapat bermacam – macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dimanipulasi oleh final control element atau
Universitas Sumatera Utara
control valve agar measurement variable sama dengan set point. Input proses ini juga disebut manipulated variable.
3. Controlled variable adalah besaran atau variable yang di kendalikan. Besaran ini pada
diagram kotak juga disebut output proses atau proses variable. 4.
Manipulated variable adalah input dari suatu proses yang dapat di manipulasi atau diubah – ubah besarnya agar process variable atau controlled variable besarnya sama
dengan set point. 5.
Disturbance adalah besaran lain, selain manipulated variable, yang dapat menyebabkan berubahnya controlled variable. Besaran ini juga lazim disebut juga load.
6. Sensing element adalah bagian paling ujung suatu sistem pengukuran measuring
system . Contoh sensing element yang banyak dipakai misalnya thermocoupe atau orifice plate. Bagian ini juga biasa disebut sensor atau primary element.
7. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element, dan
mengubahnya menjadi sinyal yang dapat yang di mengerti oleh controller. Jangan samakan istilah transmitter pemancar yang ada di bidang telekomunikasi.
8. Transducer adalah unit pengalih sinyal, kata transmitter seringkali dirancukan dengnn
kata tranducer. Keduanya memang mempunyai fungsi yang serupa, walaupun tidak sama benar. Tranduser lebih bersifat umum, sedangkan transmitter lebih khusus pada
pemakaiannya dalam sistem pengukuran. 9.
Measurement variable atau measured variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.
10. Set point adalah besaran process variable yang dikehendaki . sebuah controller akan
selalu berusaha menyamakan controlled variable sengan set point.
Universitas Sumatera Utara
11. Error adalah selisih antara set point di kurangi measured variable. Error bisa negatif
dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari measured variable, error akan menjadi positif. Sebaliknya bila set pointnya lebih kecil dari measured variable, error
menjadi negatif. 12.
Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement variable,
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controller sepenuhnya menggantikan
peran manusia dalam mengendalikan sebuah proses. Dalam bahasa indonesia kata controller acapkali di terjemahkan sebagai alat pengendali.
13. Control unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya koreksi yang
diperlukan. Input control unit adalah error, dan outputnya adalah sinyal yang keluar dari controller manipulated variable . Control unit memiliki transfer function yang
tergantung pada jenis controller. 14.
Final control element adalah tercemin dari namanya adalah bagian akhir dari insrumentasi system pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement
variable dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable. Berdasarkan
perintah controller.
4.3. Aplikasi Pengukuran Tinggi Permukaan dengan Pressure Tranmitter